Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Malam yang Indah di Bali

by VERSUS


Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim liburan, sehingga semua penerbangan ke Bali penuh.

Setelah mengantri sekitar 15 menit, akhirnya aku bisa mendapatkan taxi yang mengantarku ke Hotel Kutas Paradiso, tempat biasanya aku menginap kalau ke Bali. Badanku terasa penat semuanya setelah dua hari berturut-turut disibukkan dengan banyak kegiatan di Jakarta. Dalam perjalanan ke hotel, aku sudah membayangkan akan membenamkan kepalaku di bantal yang empuk di kamar hotel. Namun khayalanku tidak terwujud ketika aku telah berhadapan dengan resepsionis hotel beberapa menit kemudian.

"Maaf pak, semua kamar dari yang standard sampai suite sudah full", kata sang resepsionis.

"Waduh! Gimana nih?", pikirku. Memang aku tidak reservasi sebelumnya, sebab selama ini juga kalau aku ke Bali dan check in di hotel itu pasti ada kamar buatku. Aku lupa kalau di musim liburan begini kemungkinan hotelnya bisa penuh.

Baru saja aku hendak keluar dari gerbang hotel sambil menarik koperku, tiba-tiba ada seorang pegawai hotel di situ yang sudah mengenalku datang menghampiriku.

"Pak, maaf, kayaknya sulit temukan hotel lain malam ini. Ada juga paling-paling yang kelas melati. Saya bisa kasih info, itupun kalau Bapak mau.", ia berkata kepadaku dengan sikap sungkan. Sepertinya ada rasa khawatir kalau aku malah bereaksi marah.

Namun saat itu di anganku hanya ada satu keinginan: membaringkan diri di atas kasur! Segera ku respons tawarannya tanpa pikir panjang lagi. Setelah menerima tip dariku, pegawai itu membantu memasukkan koperku ke bagasi taksi yang barusan dihentikannya. Ia juga memberi petunjuk kepada sopir taksi tentang alamat motel yang hendak dituju. Ia juga berjanji akan langsung menelpon temannya yang bekerja di motel itu agar segera disiapkan kamar untukku.

Meskipun tergolong motel, kamarnya ternyata sangat nyaman dengan spring bed dan ac window yang cukup dingin. Motel di Jalan raya kuta itu juga menyediakan air minum kemasan di dalam kamar itu. Tubuhku terlalu penat untuk melangkah ke kamar mandi dan sekedar membasuh tubuh. Jadi, aku hanya membuka pakaianku sampai tertinggal celana dalam, lalu merebahkan diri di ranjang.

Walau aku lelah sekali, tapi sangat sulit memejamkan mata ini. Sudah hampir 10 menit berbaring, mataku masih saja 100 Watt. Mungkin aku perlu relaksasi. Selintas aku teringat sebuah nomor telepon yang diberikan oleh temanku ketika di Jakarta. Itu nomor panti pijat pria di Denpasar yang bisa juga panggilan 24 jam. Mungkin setelah dipijat, aku bisa ngantuk.

"Halo, selamat malam, ada yang bisa saya bantu?", terdengar suara di seberang yang tampak berat karena ngantuk tapi tetap ramah. Rupanya sang koordinator panti tengah tertidur ketika teleponku masuk.

Percakapan kami pun berlanjut. Aku meminta sang koordinator mengirimkan seorang pemijat ke motel tempat aku bermalam. Setelah menyampaikan ciri-ciri orang yang aku harapkan dan menyepakati jumlah pembayarannya, aku menutup telepon dan langsung ke kamar mandi. Walau seharian aku di ruang ac dan kurang berkeringat, tapi aku tidak mau ada bau-bau yang tidak enak di tubuhku saat dipijat. Jadi, meskipun agak enggan, aku tetap harus berbilas badan sebelum pemijat itu datang.

Tok tok tok. Terdengar suara ketukan pelan di pintu kamarku kurang lebih 30 menit kemudian. Aku bergegas membuka pintu, dan di depan berdiri sesosok pemuda berusia 20-an. Wajahnya cukup ganteng, postur tubuh ok, dan kulitnya sawo matang. Sangat mendekati deskripsi yang aku minta ke koordinator saat di telepon tadi.

"Nama saya Agha... bisa saya masuk?", ucapan pemuda itu menyentak ketertegunanku sejenak di depan pintu.

"Oh, iya, tentu saja, mari masuk!", ajakku.

"Maaf mas, bisa saya ke kamar mandi dulu?", tanya Agha.

"Ya... silahkan. pakai saja handuk yang masih terlipat di samping wastafel." Agha segera masuk ke kamar mandi lalu terdengar bunyi air dari dalam. 5 menit kemudian ia keluar lagi hanya mengenakan celana boxer. Perutnya yang six-pack kelihatan sempurna sekali. Ada sedikit bulu halus di belahan dadanya. Aku segera berbaring telungkup di atas ranjang, lalu dengan gesit tapi lembut Agha memoles kakiku dengan cream dan memijatnya.

Pijatan Agha dari kaki ke kepalaku terasa sangat nikmat. Seakan aku lupa dengan segala kepenatanku. Saking nikmatnya, aku nyaris terlelap.

"Mas, bisa balikkan badannya sekarang?", pintanya.

Dengan agak malu aku balikkan badanku. Maklum, aku sempat terangsang ketika ia menyentuh titik-titik tertentu di belakangku. Tanpa sadar kontolku sudah mulai mengeras dan kelihatan menonjol di balik celana dalam HOM-ku yang tipis.

Dengan gaya yang sangat profesional, Agha mendekati kupingku dan menciumnya. Aku semakin terangsang! Bibirnya yang lembut menari-nari dari samping leherku sampai ke arah jakun. Aku menggeliat nikmat. Apalagi setelah perjalanan bibirnya tiba di salah satu putingku... jilatan lidahnya yang nakal membuat putingku mengeras. Sambil tetap berkreasi di dadaku, salah satu tangannya dengan lembut meraba celana dalamku. Mataku ku pejam dalam-dalam menahan kenikmatan. Sungguh sebuah foreplay yang bagus!

Pelayanan Agha tidak terkesan terburu-buru seperti pada umumnya pemijat pria lainnya yang pernah melayaniku. Ia cukup lama bermain-main dari dada hingga ke pusarku, divariasi dengan sentuhan-sentuhan lembut jarinya di atas celana dalamku. Sejauh ini, celana dalamku belum dibukanya sama sekali.

Semenit kemudian, lidahnya mulai menyapu ke bawah pusar. Ia menatap mataku dengan nakal lalu perlahan menggigit celana dalamku lalu mendorongnya ke bawah sampai kontolku tersentak menyembul. Sembari tangannya menarik perlahan bagian celana dalam di kedua sisi pinggangku, mulutnya mulai menyerang ujung kontolku. Ujung lidahnya menari-nari di lobang kecing pas di ujung "helm"-ku yang sudah mekar memerah. Disusul dengan kecupan mesra di bagian atas helm itu, lalu perlahan dia menariknya dengan jepitan bibirnya. Tubuhku berguncang menahan sensasi kenikmat ketika rongga mulutnya melakukan gerakan meremas-remas batang kontolku.

"Ohhhhh.....", hanya lirih itu yang keluar dari mulutku saat Agha membenamkan kontolku sampai mendekati pangkalnya ke dalam kerongkongannya. Lidahnya memijat-mijat ddari dalam, menambah kenikmatan yang tak terhingga. Beberapa detik kemudian, kepalanya mulai melakukan gerakan maju mundur, membuat tulang pinggangku mengejang.

Aku tak ingin permainan ini cepat selesai, jadi ku tarik tubuhnya ke atas saat ku tahu bahwa aku tak bisa menahan orgasme lagi jika permainan mulutnya di kontolku tidak segera diinterupsi. Ku baringkan Agha di atas ranjang, lalu ku dekatkan mulut ku ke mulutnya. Diawali dengan sentuhan bibir, lalu bibir-bibir kami saling menjepit. Setelah itu Agha mengulum lidahku dan bergulat dengan lidahnya. Sementara itu Agha mengocok sendiri kontolnya yang juga sudah ereksi penuh.

Perlahan ku tarik salah satu pahanya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Ku mainkan jemariku di permukaan anusnya yang kembang kempis. Agha merasakan kenikmatan dan mempercepat laju kocokan kontolnya. Tiba-tiba, crot... crot... crot... Ternyata Agha tidak dapat menahan ejakulasinya lagi.

"Maaf mas, saya sudah keluar duluan", ucapnya rada malu, "mas maunya diapain agar bisa keluar juga?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya, tapi ku naikkan selangkanganku di atas lingkar dadanya. Kontolku mengarah ke mulutnya. Ku masukkan perlahan ke rongga mulut itu, lalu pinggangku melakukan gerakan maju mundur secara perlahan. Mulut dan lidah Agha tak kalah nakalnya menyedot dan menggelitik batang kontolku. Gerakan pinggangku pun mulai cepat. Tatkala ku sadar bahwa orgasmeku sudah dekat, aku menarik batang kontolku dari mulutnya, lalu mengocoknya dengan cepat.

"Aaaahhhh.....", teriakku saat pejuku muncrat dan tuang ke wajah Agha yang ganteng itu. Cipratannya menyebar dari mulut, hidung, mata hingga dahi. Agha memejamkan kedua matanya agar pejuku tidak masuk ke sana. Sungguh pemandangan yang fantastis, wajah ganteng sang brondong belepotan dengan cairan putih kentalku! Sejenak tubuhku pun jatuh menindihnya. Beberapa menit kami terdiam berdua sambil menikmati orgasme yang dahsyat itu.

Agha tetap terlentang di ranjang ketika aku mengambil tissue dan membersihkan wajahnya dari pejuku. Setelah bersih, ia membuka matanya dan tersenyum padaku. Ku ajak dia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Di kamar mandi, kami saling menggosok punggung dan menyabuni satu sama lain. Untungnya masih ada fasilitas air panas di motel itu, sehingga kami tidak kedinginan diguyur air.

Jam menunjukkan pukul 03.30 ketika aku dan Agha berbaring lagi di ranjang, tapi kami telah mengenakan baju masing-masing. Agha memelukku dan berbaring di dadaku, sambil tanganku membelai rambutnya yang tipis. Seharusnya dia sudah pulang saat itu, tapi dia memutuskan untuk menemaniku sampai pagi. Kami banyak bercerita tentang dir kami masing-masing. Biasanya aku tidak mau terlalu akrab dengan pemijat yang mengservisku. Tapi Agha berbeda, entah kenapa aku sepertinya punya "rasa' terhadap pemuda ini. Ku langgar kode etikku sendiri dan memberikan nomor hapeku kepadanya. Agha juga balas memberi nomornya.

Bunyi alarm dari hapeku membangunkan tidurku. Agha yang ternyata terlelap sampai pagi dalam rangkulanku juga turut terbangun.

"Sudah jam 7 pagi mas, boss-ku pasti mara. Dia pikir aku keluyuran setelah kerja. Maaf, bisa aku balik sekarang?", tanya Agha sambil tersenyum nakal dan mengecup bibiku setelahnya.

Ku ambil dompterku dari dalam lemari saat Agha mencuci mukanya di kamar mandi. Ku selipkan beberapa lembar uang ratusan ketika dia akan pamit pulang. Kami berpelukan mesra sekali. Sekali lagi kami berkecupan sebelum Agha bergegas keluar dan menghilang di balik pintu kamarku. Aku sudah biasa menerima pelayanan semacam ini, tapi baru kali ini sensasinya ku rasakan luar biasa. Padahal semalam kami tidak tempongan, seperti lazimnya ku lakukan dengan pemijat lain.

Sempat terpintas di benakku untuk meminta Agha berhenti bekerja dan ikut denganku. Tapi pikiran itu ku tepis. Terlalu pagi untuk menilai orang dari segi itu saja. Jika kami memang berjodoh, waktulah yang akan menentukan nantinya. Aku harus tahu tentang dirinya luar dalam sebelum aku mengambil keputusan. Aku tidak mau pengalaman burukku di masa lalu terjadi lagi.

Demikian pembaca yang budiman, semoga kisah ini dapat menghibur anda. Sampai ketemu lagi di kisah selanjutnya. Saran, kritik, atau sekedar ingin kenalan, layangkan saja via email: versusierra@gmail.com

###

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story