Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

by VERSUS


PESAN:

Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan baca tentang puncak hubunganku dengan Raka (lanjutan dari A VERSUS Story 05 & 06).

KISAH:

Pengorbanan Raka sungguh membuat aku makin menyayanginya. Walau tidak "semanis" cinta pertama dengan Franky (baca A VERSUS Story 04 & 05), tapi Raka mendapatkan tempat yang istimewa di lembaran hidupku karena pengorbanannya itu. Mungkin akibat pengaruh pubertas, saat itu aku jadi sangat posesif. Sebagai seorang siswa yang ganteng tapi ramah, tentunya Raka sering dikerumuni banyak siswi di sekolahku. Hal itu membuatku cemburu dan sering marah-marah kepadanya (memang jika aku mengenang lagi masa itu, aku sadar sikapku ternyata sangat menyebalkan, but it's yesterday!).

"Ver, mengertilah... aku hanya diajak nonton oleh Dewi dan Tina. Masa sih begitu aja ngak boleh? Kan setelah itu aku bisa langsung ke rumahmu dan nginap di sana", bujuk Raka ketika melihat sikapku yang kesal dan agak ngambek.

"Ya udah, pergi aja! Siapa juga yang larang kamu? Setelah itu ngentot aja sama mereka, ngak usah ke rumahku!", jawabku kasar, sambil berbalik badan menuju ke luar gerbang sekolah. Raka ingin mengejar, tapi di kejauhan tampak Dewi dan Tina melambai-lambaikan tangan memanggilnya. Supaya mereka tidak curiga, Raka urung mengejarku, hanya diam di tempat menunggu gadis-gadis yang sedang mendekat itu. Entah kenapa sikapku begitu konyol, sampai bisa menangis segala. Namun kayaknya hal itu wajar saja bagi seorang remaja yang sedang kasmaran. Satu-satunya hal yang aneh ialah aku lelaki, dia juga lelaki.

Aku sedang nonton video di kamar (ketika itu belum ada LD, VCD atau DVD) saat pembantuku mengatakan bahwa ibu memanggilku di ruang tamu. Dengan perasaan enggan aku "pause" videonya dan menemui ibu. Aku terkejut ketika memasuki ruang tamu, sebab di sana ibu sedang duduk dengan Raka. Sebenarnya aku masih kesal dan ingin langsung putar haluan ke kamar, tapi aku tak ingin ibuku curiga, maka aku bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Eh, Raka... gimana filmnya? Seru ngak?", ku atur nada suaraku seramah mungkin.

"Biasa aja. Malah agak bikin ngantuk, soalnya itu film drama. Kamu tahu kan kalo aku lebih suka film action.", jawabnya yang terkesan berbasa basi.

"Hmm... mungkin lebih baik kalian ngomongnya di dalam saja. Sekalian makan malam aja kalau belum, tadi saya lihat bibi menggoreng udang tempura", interupsi ibuku, sebab beliau melihat sikap Raka agak canggung.

"Terima kasih tante...", tanggap Raka sambil berdiri dan menarik tanganku. Ketika kami menghilang di balik pintu, segera kutepis tangan Raka yang masih menggenggam tanganku.

"Udah, jangan sok mesra ah, pergi aja sana ke ruang makan. Aku lagi nonton video di kamar!", ujarku ketus sambil bergegas meninggalkannya. Segera aku berjalan kembali ke kamar tidurku. Perasaanku bercampur aduk. Ku tutup pintu kamar, tapi tidak dikunci. Mungkin Raka kehilangan selera makannya. Disusulnya aku ke kamar. Ketika dia masuk, aku ngak mau menegur, ku tonton terus video dan dia hanya berdiri saja di sana selama beberapa menit. Selanjutnya ku lihat dia mengunci pintu kamar dan mendekatiku. Duduk di samping, aku tetap diam. Dipegangnya tanganku...

"Ver, jangan gitu dong. Aku ngak mau melihatmu sedih. Maafkan aku ya?!", ucapnya sambil berusaha merangkulku. Wauapun masih kesal, tapi aku tak tega juga ketika dia memelas begitu. Ku balas rangkulannya tanpa berkata apa-apa.

"Bicaralah Ver, jangan diam begitu. Kalo emang aku salah, aku udah minta maaf", Raka menatapku dalam-dalam.

"Mhh... ngak apa-apa kok. Justru aku yang harus minta maaf. Terkadang aku emang seperti anak kecil, aku terlalu manja terhadapmu. Tapi aku cemburu karena aku betul-betul sayang kamu, Raka!", ujarku lirih, lalu menciumnya mesra.

Tak ada lagi kata-kata lain yang keluar setelah itu. Kami berdua langsung berbaring di ranjang. Kini Raka yang kelihatannya lebih aktif. Dia mencumbuku bertubi-tubi. Kancing bajuku dibukanya dengan giginya. Ia terus menggerayangi tubuhku sampai kami berdua bugil. Mungkin ia berusaha menutupi rasa bersalah, aku tahu pasti bahwa Raka bukan gay, tapi ia mau melakukannya. Aku hanya terlentang pasif. Raka meneruskan pengembaraannya. Dia mainkan putingku dengan lembut, hangat nafasnya yang memburu terasa menggelitik pori-poriku.

Aku mau berdiri untuk pidah posisi, tapi Raka menahanku dengan tangannya, seolah memberi kode kalo aku diam saja. Ku turuti kemauannya. Ia kembali menyerang bibirku dengan kecupan dahsyat. Kami bergelut lidah entah berapa lama, sementara kaki-kaki kami telah saling bergesekan. Perlu ku akui, bibirnya memang seksi, dan mungkin itu hal yang paling ku suka darinya. Matanya merem... aku tak tahu, apakah dia sebenarnya sedang mengkhayalkan seorang wanita atau emang bisa betul-betul menikmati diriku walaupun aku juga seorang lelaki. Permainan lidahnya sudah makin binal. Aku tak bisa menyalahkannya, sebab aku tahu persis bahwa aku juga yang "mengajarkan" semuanya.

Adegan selanjutnya, Raka mulai mengarah ke selangkanganku. Dijilatnya lipatan pahaku, memberi sensasi yang tak terlukiskan. Setelah itu, seperti orang kelaparan (emang mungkin juga dia lagi lapar), dimasukkannya kontolku ke mulutnya. Lidahnya berputar-putar seperti sedang makan lolipop. Tubuhku bergetar hebat menahan kenikmatan. Oh, sungguh menggairahkan... apalagi ku tahu kontolku sedang dalam rongga mulut seorang lelaki sejati nan jantan! Aku tahu sampai detik ini pun Raka ngak mau berhubungan seks dengan lelaki lain, hanya denganku saja. Jadi aku merasa pelayanannya sangat istimewa.

"Aaaahhh.... ahhhh, aku tak tahan lagi!", jeritku sambil berusaha mencopot batangku dari rongga mulutnya. Tapi Raka makin mengeratkan dekapan tangannya di bokongku, sehingga kontolku benar-benar tertancap ke mulutnya. Dan... aku ngak kuat lagi, segera tersembur peju hangat dari ujung kontolku dalam beberapa kali semprotan kuat. Raka menelan semuanya! Aku telah terkulai lemas, posisiku menghadap ke samping, dan kontolku tetap bersarang di mulutnya. Mau ku copot lagi, tapi dia tetap menahanku. Karena lelah aku pun ketiduran. Subuh hari aku terbangun, aku terkejut melihat Raka sedang tertidur dengan posisi masih seperti semalam. Kontolku yang sudah lemas masih tetap bersarang di mulutnya yang sedikit menganga. Ku cabut, dan tampak ada sedikit noda maniku yang mengering di tepian bibirnya.

Pagi harinya suasana sudah kembali normal, seperti tidak terjadi masalah apapun kemarin. Hari-hari selanjutnya juga Raka tetap berusaha menjaga perasaanku. Dia tidak mau dekat-dekat dengan para gadis di sekolah. Aku kasihan juga melihatnya seperti itu, tentunya sangat menyiksa perasaannya sebagai lelaki sejati. Aku merasa bersalah, dan ku bilang kepada Raka bahwa dia boleh bergaul tanpa harus kuatir aku marah. Ya, kalo Raka mau mengerti keadaanku, kenapa aku harus jadi egois dan ngak mau peduli apa keinginannya yang sebenarnya?

Beberapa bulan kemudian, Raka telah mempunyai pacar (tentunya wanita), teman sekelas. Kami tetap akrab, tapi demi menyurutkan kecemburuanku, aku berusaha bergaul dekat dengan teman-teman lelaki lainnya di sekolah. Bahkan ada beberapa juga yang akhirnya menjadi teman kencanku setelah itu. Ternyata hal itu mujarab, perasaanku terhadap Raka tidak terlalu membludak lagi, dengan demikian aku juga tidak terlalu cemburu.

Kami masih sering berhubungan begituan (diselingi beberapa teman lain yang akan ku ceritakan di kisah lainnya lagi), sampai naik kelas 2. Memasuki semester 4, aku kehilangan Raka. Rupanya ada SMA yang baru buka di pusat kecamatan hanya beberapa km dari kampungnya, dan orangtua Raka memintanya untuk pindah ke situ supaya bisa pergi pulang dari kampungnya. Sebagai petani mungkin mereka merasa berat dengan biaya hidup Raka yang terlalu besar jika bersekolah di kota. Memang aku merasa kehilangan juga, tapi kini sudah ada beberapa teman sekolahku yang juga "making love" denganku. Ada yang gay, ada pula yang lelaki tulen. Jahatkah aku? Mungkin, tapi aku juga korban orang lain!

SELESAI

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story