Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

by VERSUS


PESAN:

Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com (email-ku yang baru). Terima kasih.

KISAH:

Aku terlahir sebagai anak tunggal di sebuah keluarga yang sangat aktif. Kedua orangtuaku super sibuk, sehingga jarang berada di rumah. Bahkan hanya dalam beberapa hari setelah kelahiranku, ibuku telah kembali bekerja walau kondisinya masih belum pulih sepenuhnya. Aku tidak pernah minum ASI, makanya orang-orang sering meledekku "anak sapi". Sejak lahir aku telah dijaga oleh seorang baby-sitter, wanita usia senja yang menyayangiku seperti anak kandungnya. Bahkan kemudian aku terbiasa menyapanya "Bunda". Ia wanita yang penuh dedikasi. Hal yang istimewa darinya ialah ia lancar berbahasa Spanyol, sehingga sejak kecil aku pun telah bisa berbahasa Spanyol, tentunya disamping Bahasa Indonesia dan Inggris.

Keluargaku tinggal di kota, dan sejak orangtuaku baru menikah telah banyak kerabat keluarga dari kampung yang tinggal di rumah, yakni mereka yang duduk di bangku SMP atau SMA, karena saat itu hanya ada SD di kampung. Hal itu memungkinkan sebab kami adalah keluarga kecil yang tinggal di rumah yang cukup besar. Keadaan ini cukup menguntungkan orangtuaku, mereka bisa pergi kerja dengan tenang tanpa perlu kuatir meninggalkan rumah karena sudah seperti asrama kecil. Meskipun setiap hari aku dijaga Bunda, tapi berhubung faktor usianya, secara fisik kemampuan Bunda sudah agak terbatas dan mudah capek. Itulah sebabnya aku sering juga ditemani oleh orang-orang yang tinggal di rumah, terutama mereka yang sekolah pagi hari.

Ketika aku berusia 3 tahun, orang dari kampung yang masih tinggal di rumahku hanya 3 orang, yakni Diana sepupu jauhku, adiknya laki-lakinya bernama Roni, dan Alan, anak tetangga nenekku di kampung yang tidak berhubungan saudara dengan kami. Diana sekolah di SMKK, dan Alan di STM. Keduanya sekolah siang. Sedangkan si Roni, adiknya Diana, adalah satu-satunya yang sekolah pagi di sebuah SMP yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari rumahku. Jadi yang menjagaku di siang hari hanya Bunda dan Roni secara bergantian. Tapi yang lebih sering justru si Roni sebab Bunda biasanya harus tidur siang mengingat penyakit hipertensinya yang sering kambuh.

Roni punya kebiasaan mengerjakan PR setelah makan siang. Supaya mudah menjagaku, aku dibiarkan main saja dalam kamarnya, soalnya di rumah sepi dan Bunda pasti sudah tidur siang. Selesai bikin PR, Roni juga mengajakku tidur siang di kamarnya. Memang kejadian itu sudah lama sekali, hampir 30 tahun lalu, tapi sampai detik ini masih terus menggaung di benakku...

Sejak bayi aku sudah terbiasa mengulum dot botol susu di mulutku jika hendak tidur, bahkan sekalipun botolnya sudah kosong. Kalaupun ada yang mencabutnya dari mulutku, aku pasti terbangun dan merengek, tidak bisa tidur lagi jika tidak diberikan dot. Entah setan apa yang merasukinya, suatu siang ketika aku sedang tidur dengannya, Roni melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Tega sekali ia pada seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa! Ditariknya dot botol susu dari mulutku, lalu digantinya dengan... kepala kontolnya! Jelas, bagi anak seusiaku hal itu tidak ada anehnya sama sekali. Bentuknya memang hampir sama dengan dot, tapi lebih besar. Karena mulutku masih kecil, hanya bagian helm-nya saja yang bisa masuk. Awalnya sih bikin capek bibir, tapi lama-kelamaan aku telah terbiasa. Sudah barang tentu saat itu aku belum menyadari apa yang terjadi. Belakangan, ketika aku sudah beranjak dewasa, baru aku tahu bahwa yang dulu keluar dari kontolnya dan tertelan olehku hampir setiap hari adalah sperma!

Sama seperti dot botol susu, semakin hari ketergantunganku untuk mengisap kontolnya dan menelan sperma semakin bertambah. Memang sama sekali aku belum bisa menafsirkan hal itu dalam konteks hubungan seksual, meski sekalipun misalnya aku anak usia 3 tahun yang paling jenius di dunia. Itu tak ada bedanya dengan kebiasaan anak-anak seusiaku yang suka mengisap jempol, bantal dan lain sebagainya. Bahkan aku belum punya kecakapan untuk menentukan sendiri barang apa yang pantas masuk ke mulutku. Peristiwa itu terjadi hampir setiap hari tanpa sepengetahuan orangtuaku, bahkan Bunda sekalipun.

Mungkin bagi Roni itu hanyalah kenakalan remaja biasa, mengingat dia sedang memasuki masa puber (Roni sama sekali bukan gay, dan menurut kabar saat ini ia sudah menikah 2 kali). Namun ternyata di kemudian hari peristiwa itu menjadi memori buruk yang traumatis dan membelokkan jalan hidupku secara total. Ia tidak sadar, telah menghancurkan masa depan seorang anak manusia tepat di masa psikomotor yang rentan terhadap segala macam pengaruh eksternal.

Setahun kemudian perbuatan Roni diketahui oleh ayahku. Hal itu membuat beliau sangat marah dan mengancam akan menghajar Roni habis-habisan. Roni yang ketakutan segera kabur dari rumahku tanpa sempat membawa apapun juga. Diana kakaknya yang turut malu atas perbuatan Roni, segera pulang ke rumah orangtuanya. Sepertinya persoalan telah selesai. Tetapi tidak bagiku. Kepergian Roni membuat aku sangat sedih. Betapa tidak, ketergantunganku terhadap kontolnya sudah sangat besar. Aku jadi sulit tidur dan sering merengek-rengek. Bujukan apapun yang dilakukan orangtuaku atau orang-orang lain yang tinggal dirumahku kemudian, tidak dapat menenangkan aku. Untungnya masih ada Bunda yang tetap setia dan mengasihi aku seperti anaknya sendiri.

Itulah awal mulanya semua mimpi buruk datang menghantui diriku. Sesuatu yang harus ku tanggung dengan berat sampai saat ini. Jadi, aku sendiri tak tahu persis, apakah aku ini memang homoseks sejati sejak lahir ataukah karena adanya "serangan" terhadap stabilitas jiwaku sebagai seorang lelaki, yang datang terlalu awal. Yang pasti, bagiku saat itu pengalaman tersebut bukan seks, tapi itulah cikal bakal perubahan orientasi seksualku di kemudian hari. Apalagi "serangan" semacam itu tetap terjadi juga di saat aku duduk di bangku SD, yang akan ku ceritakan dalam kisah bagian selanjutnya.

BERSAMBUNG

###

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story