Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

by VERSUS


PESAN:

Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas.

KISAH:

Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100% alias sama sekali tidak bisa ereksi kalau sama wanita. Ketika aku masih TK, salah seorang sepupuku, yang umurnya jauh lebih tua dariku, pernah beberapa kali memerkosaku. Aku disuruh mengisap kontolnya. Kala itu aku masih seorang bocah polos yang belum mengerti apa-apa tentang seks. Aku belum cukup dewasa untuk bisa memilih dengan logika mana yang boleh dan mana yang tidak. Apalagi sepupuku mengancam agar jangan memberitahukan hal itu kepada siapa-siapa. Hal itu berlangsung selama beberapa tahun sampai suatu hari ayahku memergokinya, dan sepupuku langsung kabur entah kemana. Tapi nasi sudah menjadi bubur karena aku sudah terlanjur terbiasa mengisap kontol. Sejak peristiwa itu, aku cenderung mejadi seorang anak yang pendiam. Pergaulanku sangat kaku bahkan dengan teman-teman SD sekalipun. Pada masa SD pun aku harus harus mengalami lagi peristiwa seperti itu. Silahkan baca kisahku seri 01 dan 02 untuk mengetahui cerita selengkapnya.

Sebenarnya perlahan-lahan aku mulai melupakan semua yang pernah terjadi. Apalagi setelah itu ayahku mendidikku dengan sangat keras agar aku tidak menjadi seorang banci. Sudah menjadi kewajaran biogis bahwa pada akhirnya seseorang harus memasuki masa pubertas. Ketika aku memasuki tahun terakhir di SMP, aku telah berubah menjadi seorang remaja. Jambut dan kumis tipisku sudah tumbuh, suara sudah mulai berubah seiring dengan membesarnya jakun di leherku.

Seperti umumnya remaja sebaya, aku mulai berorientasi dengan dunia seks. Sayangnya, setiap kali melihat teman wanita, aku tidak punya perasaan apa-apa. Sebaliknya, hatiku sering deg-degan kalau melihat laki-laki yang ganteng. Aku mulai masturbasi dan menghayalkan tubuh dan kontol indah yang dimiliki teman-temanku. Tapi sampai saat itu tidak ada yang tahu karena aku bergaul dengan mereka secara wajar. Dari berbagai buku yang ku baca akhirnya aku mengetahui bahwa aku adalah seorang gay. Bayang-bayang masa lalu yang ku kira sudah lama hilang dari pikiranku, ternyata telah menjadi trauma yang tidak bisa terhapus dari alam bawah sadarku. Sehingga pada saat mulai puber, hal itu muncul kembali ke permukaan.

Saat aku kelas 3 SMP, yang namanya AIDS belum begitu terkenal karena waktu itu baru tahun 1986. Tapi karena aku rajin mengikuti perkembangan berita, aku telah mengenal bahaya HIV dan AIDS, yang kala itu masih dikenal sebagai penyakitnya kaum gay. Oleh sebab itu aku tidak mau berhubungan seks dengan orang lain sekalipun terkadang hasratku tidak mampu terbendung sukma. Mungkin aku agak berlebihan, karena yang pasti di daerahku (waktu itu aku belum tinggal di Jakarta) mungkin sama sekali belum ada penyebaran virus mematikan tersebut pada saat itu. Menjelang ujian Ebtanas SMP, akhirnya pertahananku bobol juga.

Cerita, ada seorang teman sekelasku yang rumahnya jauh di luar kota, meminta agar ia bisa tinggal di rumahku sementara waktu sampai akhir ujian. Aku tidak menolak karena di samping ia adalah seorang juara kelas sehingga akan sangat membantuku untuk belajar bersama, juga karena wajahnya mungkin yang paling tampan di sekolahku dan tubuhnya sangat atletis. Orangtuaku setuju saja karena mereka menganggap kehadiran Franky, demikian namanya, akan sangat membantuku dalam persiapan menghadapi Ebtanas nanti.

Di rumah, Franky tidur sekamar denganku. Mula-mula aku sangat gelisah karena aku kuatir tidak bisa menahan diri. Apalagi Franky punya kebiasaan tidur hanya memakai CD-nya yang rata-rata berukuran minim. Kalau ia sudah terlelap, aku sering pindah ke sofa dan tidur di situ. Kalau pagi tiba, orangtuaku membangunkanku di sofa tapi mereka hanya mengira bahwa aku tertidur di sofa karena belajar sampai tengah malam. Memang sengaja ku letakkan sebuah buku pelajaran dan keadaan terbuka di meja agar mereka mendapatkan kesan seperti itu dan tidak curiga.

Pada hari ketiga Franky di rumahku, aku baru saja bersiap-siap untuk pindah ke sofa setelah yakin bahwa dia sudah terlelap. Baru saja aku hendak turun dari ranjang, tiba-tiba saja tangan Franky menahan gerakanku.

"Eh... tungu dulu. Mau pindah ke sofa lagi, ya? Ada apa sih sebenarnya dengan kamu? Kalau kamu memang merasa terganggu dengan kehadiranku di sini, bilang saja terus terang dan aku akan pulang. Jangan begitu, dong... nanti aku malu sama orangtuamu!", kilah Franky, yang ternyata pura-pura terlelap karena mungkin sudah dua malam ia terjaga dan tidak menemukanku di sampingnya, malah melihat aku sedang bermimpi di atas sofa.

"Maaf Frank, bukan begitu maksudku. Aku biasanya tidur tidak tenang dan selalu menyikut atau menendang. Aku kuatir kalau kamu nanti bisa terjaga karenanya.", ujarku memberi alasan yang segera disanggah Franky.

"Ah jangan bohong. Kalau kamu memang tidurnya seperti itu, pasti kamu sudah jatuh dari sofa yang sempit itu. Atau... kamu tersinggung karena aku tidak sopan tiduran hanya dengan CD? Kalau begitu, biar aku pakai saja pakaianku agar ....."

"Oh, bukan begitu maksudku!", potongku dengan cepat sambil menahan tangannya. "Hanya saja aku ..."

"... tidak tahan melihatku hanya memakai CD, kan?!", kali ini Franky yang memotong ucapanku. Aku hanya tertunduk malu. Wajahku memerah seperti maling ketangkap basah. Aku tidak sanggup menatap wajahnya. Rasanya seperti mau mati saat itu.

"Ver, mendekatlah ke sini", Franky menarik aku mendekati tubuhnya. "Kamu tidak perlu pura-pura lagi. Aku tahu kok kalau kamu suka padaku. Kamu sendiri yang ceroboh. Buku diary hanya kamu lepas begitu saja di atas meja belajar itu. Aku sudah baca semuanya, terutama apa yang kamu tulis tentang aku".

Aku terperanjat seperti orang yang tersambar geledek. Ingin aku berlari dari kamarku karena malu yang tak tertahankan lagi. Tapi apa yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaanku. Franky yang hanya berbalut CD itu tiba-tiba merangkul tubuhku dan mencium keningku dengan mesra. Oh, my goodness... jantungku langsung berdebar-debar seperti mau copot saja. Aku baru saja mau mengucapkan sesuatu tapi Franky menaruh telunjuknya di bibirku, semacam kode kalau aku tidak perlu bicara apa-apa lagi. Kejadian selanjutnya sangat di luar dugaanku, karena aku tahu bahwa Franky bukan seorang gay, lagi pula ia punya pacar cewek yang sangat cantik di kelas 2 sekolah yang sama. Franky mempererat pelukannya dan menarik kepalaku mendekati wajahnya. Dengan lembut ia mencium bibirku. Mataku terpejam oleh kenikmatan, bukan hanya lahir, tapi juga bathin. Aku segera membalas kecupannya, kali ini lidahku mulai nakal bermain di mulutnya, tapi ternyata lidah Franky juga tidak hanya diam, maka terjadilah pergulatan lidah yang sangat alot.

Dengan gesit Franky mengenyahkan CD yang masih membalut selangkangannya sampai ia bertelanjang bulat. Batang penisnya nan besar dan panjang itu sudah mengeras. Kepala helm-nya sudah mengembang bagai jamur payung di tepi hutan belantara hitam jambutnya. Tanpa menunggu komando, kepalaku segera meluncur ke bawah. Mula-mula di bagian dadanya. Ku mainkan lidahku di putingnya satu per satu, seperti adegan di film blue yang sering ku tonton sendirian. Franky mengerang menahan kenikmatan. Tampak benar bahwa selama ini ia belum pernah berhubungan seks dengan siapa pun, bahkan dengan wanita sekalipun. Entah dari mana datangnya kesan itu, tapi aku begitu yakin.

Petualanganku diteruskan makin ke bawah. Ku jilati secara mendetail oto perutnya sampai ke arah pusar. Sementara tanganku mengelus pinggangnya dengan lembut yang membuat Franky menggeliat. Sekilas ku lihat ujung kontolnya mulai basah dengan precum dan aromanya mulai tercium oleh hidungku yang mancung, memancing kepalaku terus meluncur ke bawah. Akhirnya tibalah aku di bagian yang paling pribadi di tubuhnya. Aku ketemu lagi dengan sahabat lamaku, kontol, hanya saja kali ini bukan punya sepupuku yang edan itu, melainkan milik orang yang paling ganteng dan seksi di sekolahku. Pertama ku kecup ujung jamurnya, lalu perlahan-lahan kuputar-putarkan lidahku di sekeliling tepian jamur itu, membuat pemiliknya merintih lirih. Ketika ku mainkan ujung lidahku di lobangnya yang sempit, Franky tidak tahan lagi dan segera menarik kepalaku sehingga kontolnya bagai tertelan ke dalam kerongkonganku.

"Ohhh, Ver... teruskan, sayang!", ujarnya sampai menyodok-nyodok pangkal lidahku. Gerakan pinggulnya mulai menjadi cepat. Ku isap kontol itu dengan keras seperti sedang melepas rindu 1000 tahun. Nafas Franky mulai terengah-engah dan tubuhnya sudah bermandikan peluh. Tiba-tiba saja pinggulnya mengeras, gerakannya terhenti dengan posisi kontolnya menyusup dalam-dalam ke kerongkonganku dan....

"Aaaaaaahhhhhhhhhggggg.......", teriak kecil Franky ketika pada saat yang bersamaan ku rasa ada semacam semprotan cairan kental di kerongkonganku. Pejunya yang hangat itu segera mengalir ke dalam dan aku menghabiskannya sampai tetesan terakhir. Saking asyik dan lelahnya, kami berdua pun tertidur tetap dalam posisi seperti itu. Tubuhnya yang telanjang menghadap ke kanan dan batang kontolnya tetap terbenam dalam mulutku sampai aku terlelap.

BERSAMBUNG

###

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story