Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Teman

by Valentino


Agus adalah seorang karyawan di perusahaan konstruksi yang berkantor di lantai 7 Gedung BRI II di bilangan Jalan Sudirman. Sebagai seorang manager bagian pembelian, Agus dikenal cukup sibuk dan selalu pulang larut malam tiap harinya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun dia memiliki posisi manager, tetapi Agus dikenal sangat ramah dan santun kepada semua bawahannya. Karyawannya semua menyukainya, bukan hanya dia baik hati, tapi karena Agus juga memiliki seraut wajah yang tampan. Banyak koleganya yang menyuruhnya jadi bintang film, tetapi hanya dibalas dengan senyum. Agus meskipun sibuk, tetapi selalu menyempatkan diri untuk memanjakan badannya dengan olahraga teratur. Sehingga tak heran bila dia memiliki bentuk tubuh bagai seorang perenang, dengan dada bidang dan perut rata. Rahang yang keras, lesung pipit yang manis, mata tajam dan alis yang tebal, selalu menarik perhatian cewek-cewek yang bertatap muka dengannya.....tapi sayang Agus tak menghiraukannya, karena Agus adalah gay. Kesibukan kantor hampir menyita semua waktu untuk mengenal lebih jauh apa arti cinta itu. Agus bahkan hampir tak pernah pergi ke cafe maupun klab malam seperti layaknya para manager sehabis balik kantor. Tapi Agus menyukai kehidupannya sendiri. Pagi itu seperti biasanya Agus selalu masuk kantor jam 8 pagi. Karena hari itu hari Sabtu, lebih sedikit karyawan yang masuk kerja, karena hampir semua kantor di gedung tersebut libur. Agus yang membawa banyak berkas-berkas, hampir saja bertubrukan dengan seorang cowok, yang tampan, seumur dengan Agus, di depan receptionist. Kertas yang jatuh, membuat cowok itu ikut memungutnya. Mereka sempat bertatapan mata dan saling senyum satu sama lain. "Maaf....saya tidak melihat anda", kata si pemuda memulai percakapan. "Ah..saya yang salah, karena saya yang menabrak anda", balas Agus. Pandangan mata keduanya telah menunjukkan sesuatu...entah apa. Tapi yang pasti keduanya saling tertarik pada saat pandangan pertama itu."Maaf....saya mesti buru-buru," ujar pemuda itu sambil segera berlari menuju lift yang terbuka. Agus hanya menganggukkan kepalanya, meski dia sebenarnya ingin berlama-lama memandang wajah tampan itu."Pak Agus ?" sang receptionist mengagetkan Agus. "Ehh..ohhh...." bingung Agus bersikap, takut ketahuan kalau dirinya terpana melihat sang pemuda itu. "Pak Agus marah ya ?" ujar sang receptionist lagi. "Ah...nggak Susi, cuman kaget aja kog..he he he", balas Agus sambil pergi keluar gedung. Malam itu Agus nggak bisa tidur, membayangkan sang pemuda sedang berada di sampingnya dan bermesraan dengannya. "Aku mesti mencari tahu siapa dia besok", pikir Agus sebelum memejamkan matanya. Keeseokan harinya, Agus sengaja berangkat ke kantor pagi-pagi. Jam 7 lewat 40 menit Agus sudah sampai di gedung parkir BRI II dan langsung bergegas ke receptionist. Tapi pagi itu receptionist yang bertugas lain dengan yang kemarin. Agus hanya bisa berpura-pura menunggu sesuatu. Jam 8 lewat 15, sang pemuda belum nampak. "Bapak menunggu sesuatu ?" tanya sang receptionist. "Ehh..iya...menunggu teman" kilah Agus. Saat Agus berniat untuk naik lift, tiba-tiba sang pemuda yang ditunggu-tunggu ikut masuk ke dalam lift. Hanya ada mereka berdua dalam lift itu. Agus tiba2 jadi kelu lidahnya, tidak bisa mengungkapkan isi hatinya.Sang pemuda yang tidak begitu memperhatikan penumpang lift sebelahnya, akhirnya menyadari bahwa Agus adalah pemudah yang ditabraknya kemarin. Secara reflek, sang pemuda menyapanya."Hi..selamat pagi.....kog pagi sekali ?" Ehh..iya..ada kerjaan nih" ujar Agus. "Kerja dimana Mas ? tanya sang Pemuda. "Di Anta Travel, anda ?" tanya Agus balik. "Ahhh Anta Travel di lantai 12 ya, saya juga di lantai 12" balas sang pemuda yang kemudian memperkenalkan dirinya Victor." Saya kerja di PT. Samudera Alam di lantai 16 tetapi saya ditempatkan pada sub kantornya di lantai 12." Tiba-tiba lift sudah berhenti di lantai 12. Keduanya lantas berhenti dan melangkah keluar lift untuk emnuju ke kantornya masing masing. "Vic...makan siang dimana ? tanya Agus. "Kita makan siang sama-sama yuk" ajak Agus lagi. "Boleh..saya tunggu jam 12 ya, di sini" teriak Victor sambil masuk ke kantornya."Ok...." ujar Agus kegirangan." Yes....langkah yang baik" Pada jam 12 kurang 15 menit, Agus telah menunggu Victor. Victor datang tepat jam 12 kurang 5 menit. Keduanya lalu keluar gedung menuju basement. Dalam perjalanan ke basement, tanpa sengaja tangan Agus menyentuh tangan Victor, dan rupanya yang disentuh juga menunggu hal yang sama. Keduanya lalu makan siang bersama dan kembali ke kantor tepat jam 1 siangnya. Saat sore hari, Agus tidak sempat bertemu dengan Victor dikarenakan banyaknya berkas-berkas yang harus dia selesaikan. Jam 7 lebih 20 menit, pekerjaan Agus baru selesai. Capek sekali rasanya. Agus kepingin buru-buru pulang untuk istirahat dan telah melupakan kejadian makan siang bersama pujaan hatinya tadi siang. Saat Agus melewati kantor Victor, masih ada cahaya lampu...berarti masih ada orang di dalam. Iseng-iseng Agus mengintip, ternyata...........Victor masih ada di dalam dan sedang menelpon seseorang. Agus lalu menyelinap masuk kepengin memberi kejutan ke Victor. Tetapi saat dia mulai membuka pintu kaca tempat Victor kerja, agus tertegun karena Victor sedang marah-marah rupanya. Agus yang tahu diri, hanya terdiam ditempatnya menunggu Victor selesai berbicara. Saat selesai Vicotr kelihatan sangat depresi. Agus lalu masuk. "Hi Vic...masih lembur ?" sapa Agus. "Eh...Gus, gimana..kapan masuk ?" Victor terkejut mengetahui Agus sudah berada di ruangnya. "Kamu mendengar semua kata-kataku tadi ?" tanya Victor bertubi-tubi. "Ya....kenapa dengan pacarmu Vic ? tersendat Agus berusaha membela diri ..takut kalo Victor marah. "Hmmmm........Gus, aku malu mengatakan ini.....benar kamu tahu dan dengar semuanya ?" ujar Victor masih berusaha menyakinkan dirinya. "Iya..semuanya." jawab Agus. "Hmmmmmmm.....kamu pasti akan meninggalkan aku karena tahu kalau aku ini gay" desah Victor lirih. "Aku berusaha menutupinya dari siapapun, ternyata orang yang baru aku kenal malah tahu tanpa aku bisa menutupinya. Yahhhh..terserah kamu Gus....beginilah aku" pasrah Victor sambil terduduk. " Aku baru putus dengan cowokku...kita sudah nggak ada kesamaan lagi...selalu berbeda pendapat dan saling curiga terus" Agus mendekati Victor dan memeluknya."Vic..sudahlah..jangan dipikir lagi" bisik Agus di telinga Victor sambil mendekap dengan mesranya. Victor yang belum hilang terkejutnya, kini tambah terkejut lagi melihat Agus yang memeluknya. Victor yang barusan begitu depresi langsung saja hilang dan berganti dengan rasa yang tenang saat dipeluk oleh Agus. Agus yang memang tampan dan telah menggetarkan hatinya saat pertama kalinya Victor menubruknya, telah membuat perasaan hati begitu nyaman. Victor lalu membalas pelukan Agus dan merekapun berciuman dengan mesranya. Lidah mereka saling berkaitan dan menjelajah. Dengusan nafas yang mulai memburu makin terdengar di ruangan yang telah kosong penghuninya. Victor lalu berusaha meredupkan lampu di kamar kerjanya. Dan mengunci pintu dari dalam. Dalam keremangan suasana tenang ini, Agus dan Victor telah memulai babak baru dari jalinan hidup mereka. Benang-benang cinta diantara mereka telah mulai berkembang dengan cepatnya....secepat tangan mereka melepaskan penutup badan yang melekat seharian di tubuh atletis mereka. Sekilas kedua tubuh adam yang benar-benar sempurna itu telah benar2 bugil tanpa sehelai penutup tubuh. Agus dan Victor saling mengagumi tubuh masing-masing dan mulai membelainya. Pandangan mata mereka yang begitu bergelora..bagai api membara disertai nafas yang memburu. Dengan cepat Agus menyambar tubuh Victor dan mulai menciumi lehernya. Jilatan-jilatan lidah Agus ke leher Victor membuatnya menggeliat keenakan. Tangan Aguspun tak tinggal diam, berkelana ke dada Victor yang bidang yang ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus. Agus meremas puting susu Victor sehingga membuatnya bertambah keras. Tangan Victor juga tak tinggal diam, mulai meremas remas punggung Agus dan pantat Agus yang bulat kenyal. Keduanya merintih dan mendesis keenakan. Tak lagi memperdulikan dimana mereka bergulingan. Mereka terus memompa nafsu menuju ke puncak. Rintihan yang bersahutan bagai irama yang mengisi ruangan kerja tersebut. Remangnya lampu membuat suasana bertambah romantis dan mesra. Agus kemudian mengambil alih suasana dengan membalikkan tubuh Victor. Victor menurut saja. Agus terdiam sejenak memandangi punggung dan pantat Victor dengan nafas memburu...."Begitu sempurna" desis Agus. Victor cuma memejamkan matanya saja menunggu kenikmatan selanjutnya. Rupanya Agus mengerti keinginan Victor itu, lalu memulai membelai buah pantat dengan belaian halus. Ujung jemarinya dengan lembut mulai meraba pangkal paha Victor, dari bawah menuju ke atas......menimbulkan getaran rasa nikmat membuat yang diraba merintih. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar...?

###

6 Gay Erotic Stories from Valentino

Ali, Sang Pemijat

Sabtu sore itu hujan rintik-rintik membuat diriku malas keluar rumah. Mana di rumah aku sendirian lagi, orang tuaku pada keluar kota bersama dengan kakakku, sampai hari Minggu malam baru balik. Aku tak tahu mau berbuat apa sore ini. Aku lalu berusaha untuk menyibukkan diri dengan mencari-cari bacaan yang ada. Malam mulai menyelimuti dan diriku semakin sendiri rasanya. Tanpa

Ali, Sang Pemijat.

Sabtu sore itu hujan rintik-rintik membuat diriku malas keluar rumah. Mana di rumah aku sendirian lagi, orang tuaku pada keluar kota bersama dengan kakakku, sampai hari Minggu malam baru balik. Aku tak tahu mau berbuat apa sore ini. Aku lalu berusaha untuk menyibukkan diri dengan mencari-cari bacaan yang ada. Malam mulai menyelimuti dan diriku semakin sendiri rasanya. Tanpa

Pengantar Pizza

Pada malam hari yang panas itu Deni sedang nonton acara RCTI yang paling digemarinya yaitu Seputar Indonesia pada pukul 6.30 malam. Deni adalah seorang pemain bulutangkis di kota Bandung. Selain berwajah tampan, Deni juga memiliki bentuk tubuh yang atletis. Deni rajin melakukan olahraga untuk membentuk tubuhnya agar selalu tampak indah dan keras. Tiba2 saja terdengar bunyi bel

Pertemuan di Fitness Centre, Part 1

"Tidakkah kau lihat cowok model keren pada halaman 10 di majalah Fitness ini ? Yeah, yang sedang memakai celana renang bikini ketat itu. Aku mengenalnya SANGAT baik sampai sekarang........sebentar, aku punya fotonya di dompetku. Benar.....inilah dia sang model itu sedang bersamaku di bath tub di suatu hotel di Bandung, kurang lebih dua bulan yang lalu. Akan kuceritakan

Pertemuan di Fitness Centre, Part 2

Budi setelah memarkir sedannya di garasi lalu menarik lenganku ke ruangan tengah dan langsung menciumiku. Aku yang belum terbiasa melakukannya di tempat terbuka agak kaget juga." Bud..Bud, sabar...ntar ketauan orang lho....."ujarku. Budi cuma tersenyum dan bilang " Her..ini rumah gue sendiri, dan gue cuman tinggak sendiri di sini...nggak ada orang lain selain pembantu doang". Sambil

Teman

Agus adalah seorang karyawan di perusahaan konstruksi yang berkantor di lantai 7 Gedung BRI II di bilangan Jalan Sudirman. Sebagai seorang manager bagian pembelian, Agus dikenal cukup sibuk dan selalu pulang larut malam tiap harinya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun dia memiliki posisi manager, tetapi Agus dikenal sangat ramah dan santun kepada semua bawahannya.

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story