Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Blitzkrieg !

by Safenias@yahoo.com


Blitzkrieg !

Halo-halo pencinta cerita homo ! Ini laporan pandangan mata, fresh report dari Dili, “kota sejuta kontol” Sore tadi bersama teman-teman saya pergi ngopi ke Area Branca, atau Pasir Putih, daerah tepi pantai dengan pasir yang warnanya putih. Areanya tidak besar, paling-paling hanya sepanjang 1 km, tapi di sore hari kota Dili tampak cantik dari sana, bukit-bukitnya terlihat biru dan kelabu seperti lukisan. Kami datang berdelapan, ada teman yang olahraga lari ada yang berenang, yang malas bergerak macam saya duduk-duduk ngopi di sebuah café ; Timor Top namanya. Sambil ngobrol dengan teman-teman mata saya memandang kejauhan, seorang anak lelaki sedang berlari memakai stelan celana dan kaos warna biru pekat. Makin dekat makin jelas, anak itu ganteng sekali !! Wajah Mestizo ! campuran Portuguese dan Timor Leste, kulitnya tidak terlalu hitam, rambutnya ikal, badannya tinggi dan padat. Dadanya bidang, pokoknya serba baguslah ! Siapa sangka anak itu berhenti terengah-engah di Timor Top, ia duduk sebentar di salah satu kursi dan lari ke belakang. Lamaaaa anak itu tidak kelihatan, mata saya mencari-cari kemana gerangan anak itu berada, tapi anak itu sudah hilang, ya sudahlah kalau jodoh pasti ketemu lagi ! Kira-kira 15 menit kemudian seorang teman perempuan kebelet pipis, dia minta saya mengantarnya ke toilet, kami berdua lantas pergi ke sebuah bangunan baru, kamar mandi umum agak jauh di samping café. Teman saya masuk bagian perempuan dan saya masuk bagian lelaki untuk cuci tangan. Beberapa pintu berderet di dalamnya, di atas salah sebuah pintu tergantung celana pendek dan kaos warna biru, milik siapa lagi tentunya kalau bukan milik si pemuda yang tadi berlari. “Maaan….” Terdengar teman saya memanggil, saya buru-buru keluar menemui teman saya, rupanya ia sudah selesai. Hati ini bimbang ! bagaimana caranya supaya saya tetap berada di situ, akhirnya saya dapat akal bulus “Lan, aku pengen buang air besar, tapi kamar mandinya lagi di pakai orang, kamu duluan deh, nanti aku nyusul !” kata saya agak berbisik. Lanny segera berjalan pergi, saya masuk lagi ke dalam hati-hati. Dari kamar mandi yang dimaksud tidak ada suara, sunyi saja. Pelan-pelan saya masuk kamar mandi sebelahnya dan naik ke atas tangki closet, saya intip, ternyata anak itu sedang duduk di closet sambil masturbasi pakai sabun. Saya sudah nekad, saya ketok kamar mandinya keras-keras, terdengar suara air di siram dan pintu lantas di buka sedikit. Pintu kamar mandi langsung saya dorong, saya masuk ke dalam dan menguncinya dengan cepat. Tanpa bicara saya membuka baju dan celana, pura-pura ikut mandi :”Mana sabun…cepat” kata saya pendek, anak itu mungkin heran atau ketakutan, ia mengulurkan sabun. Air digayung saya siram dan juga badan anak laki-laki itu, saya bersabun dan saya sabuni badan anak itu. Ia diam saja melongo heran. Lantas saya mengusap alat vital saya dengan sabun dan mulai mengocoknya, anak itu seperti keheran-heranan “Ayo terusin ngocoknya, tenang aja” kata saya sambil mengusap kontolnya dengan sabun, kontolnya sekejab saja berdiri, tidak terlalu panjang tapi diameternya membuat hati deg-degan. Anak itu bengong saja kontolnya dikocok-kocok, kontolnya semakin keras, urat-uratnya semakin menonjol seperti varises. Saya sudah semakin tidak tahan, alat vital anak itu saya siram dengan air supaya bersih, saya buru-buru jongkok dan langsung saya jilat-jilat kepala kontolnya, batangnya saya masukkan mulut. Paha dan pantatnya saya rangkul dan saya dorong maju mundur, terasa kontol anak itu semakin keras. Semenit dua menit mulut dan tangan saya bergerak aktif kemudian anak itu mulai bergerak, tangannya memegang kepala saya dan pantatnya ikut maju mundur. Tak lama kemudian kaki anak itu bergetar hebat, pantatnya di dorong kuat-kuat menekan mulut saya…………srooooooooooooot…sroooooooooot !! semprotan hangat dan kental menyerbu mulut hingga kerongkongan saya. Glek….glek….glek ! semua langsung saya telan habis. Tanpa bicara kami berdua langsung mandi bersih-bersih, saya mengenakan pakaian dan meninggalkan anak lelaki itu sendirian, saya keluar dengan tenang. Kembali berkumpul dengan teman-teman meneruskan acara ngopi sambil ngobrol, tidak ada yang tahu saya habis berhomo ria. Sex kilat di kamar mandi barusan selesai dalam waktu tidak lebih dari 8 menit.

###

20 Gay Erotic Stories from Safenias@yahoo.com

24/7/365

Tinggal di Arab merupakan sebuah kenikmatan, berbagai macam barang ada, harganya murah, bahan makanan dan minuman juga lengkap! dan hampir semua orang di sana yang kutemui baik-baik, terlebih para lelakinya selalu menawarkan kemaluannya dengan penuh keramahan.Setiap saat aku mau, selalu dapat kontol, pagi subuh nemu kontol, sarapan pagi….juga kontol ! jam sepuluh ada kontol, siang bolong

6 jam di jogja

Enam Jam Di JogjaIni bukan kisah sejarah perjuangan Pak Harto dalam masa Revolusi, meski judulnya sama tapi ini sejarah tidur dan bergulat dengan seorang Pakistan di atas kasur. Sama-sama seru ! Pak Harto berjuang mengandalkan pestol, cerita yang ini berjuang mengandalkan kontol.Begini ceritanya : Sebuah hotel baru akan diresmikan di daerah Losari, dekat Magelang, gerombolan kami turut di

A Tale From Arabia

A Tale From ArabiaSelama sebulan lebih aku harus bolak-balik Mecca-Medinah, tamu-tamuku bertebaran di kedua kota tersebut. Ada 36 orang di Mecca dan 54 orang di Medinah. Terus terang lebih banyak tamu-tamu menghabiskan waktu di Medinah, karena suasananya lebih damai dan sejuk. Begitu juga orang di sana jauh lebih ramah. Kotanyapun lebih rapih dan menyenangkan.Jarak Mecca -Medinah kutempuh

AKWANG

AKWANG Bulan September 2004 team kami harus mengunjungi tempat pengungsian minoritas Cina, mereka korban Gerakan Aceh Merdeka, letaknya di daerah perindustrian, kota di mana kami tinggal. Kami siap-siap dengan berbagai kebutuhan pendidikan dan obat-obatan. Hari yang ditentukan tiba, kami datang dan disambut ramah panitia pengungsi, kami langsung membagi diri sesuai tugas masing-masing.

arabian night

Sore itu aku baru saja mendarat di Ngurah Rai International Airport, segera check-in di Grand Bali Beach Hotel yang jauh dari hiruk pikuk, terlebih karena setumpuk pekerjaan yang harus kulakukan berada di daerah Renon, dekat dengan Sanur. Belum sempat beristirahat telponku berdering, rekan bisnisku mengajak makan malam di Jimbaran, segera kami meluncur ke sana. Waktu baru saja menunjukkan pukul 7

Bali The Heaven On Earth

Pagi-pagi Tante Ida menelpon dari Jakarta :”Man, anak lelaki sahabat Tante di Denver nanti mendarat jam 11 siang, mau liburan di Bali, maaf ya ! dadakan ! Tante sibuk, lupa kasih tau, nanti sekalian ke kantor, Tante transfer ke rekening BCA kamu buat uang pegangan…...” dan seterusnya…..ia memborong bicara, padahal aku masih ngantuk ! bayangkan aku baru tidur jam 2 dan jam 6 pagi Tante saya

Blitzkrieg !

Blitzkrieg !Halo-halo pencinta cerita homo ! Ini laporan pandangan mata, fresh report dari Dili, “kota sejuta kontol” Sore tadi bersama teman-teman saya pergi ngopi ke Area Branca, atau Pasir Putih, daerah tepi pantai dengan pasir yang warnanya putih. Areanya tidak besar, paling-paling hanya sepanjang 1 km, tapi di sore hari kota Dili tampak cantik dari sana, bukit-bukitnya terlihat biru dan

bread & butter

Pernah suatu kali Iwan Tirta mengatakan kepadaku “relations & sex” ibaratnya seperti bread & butter, tak terpisahkan seperti roti yang harus diolesi mentega. Hmmm….. coba pikirkan ! kata-katanya benar ! Pada pengalamanku, bila seks antara aku dan pasanganku cocok maka hubungan kami menjadi lancar, hal-hal kecil yang bisa menjadi biang keributan akan terselesaikan di atas ranjang. Atau

Dili 2008

Dili 2008Pertama kali aku melihatnya bulan Agustus 2008, di sebuah restoran bagi kalangan menengah di kota Dili, Timor Leste. Aku dan teman-teman sedang makan malam, tidak jauh dari tempat kami duduk rupanya ada perayaan ulang tahun. Sepotong kue taart besar di pasangi lilin digiring ke meja rombongan itu. Suasana penuh senda tawa dan bahagia, tiup lilin dan jepret-jepret mereka berfoto. Yang

Goyang Dombret

Goyang DombretAda sebuah kantor di sebelah ruko aku tinggal. Kalau hari Sabtu, kantor itu setengah hari, setiap Sabtu selewat jam 2 siang selalu kedengaran music dangdut di stel dengan sangat keras dari kantor tersebut, dan baru berhenti Senin pagi saat kantor buka lagi. Bayangkan dari Sabtu siang sampai Senin pagi semua tetangga harus menderita dengan music kampungan yang disetel dengan volume

Jakarta-Bandung-Jakarta

Jakarta-Bandung-JakartaHari Jumat jam 15.15 KA Parahyangan melaju dari Stasiun Gambir menuju Bandung, di atas kereta aku berkenalan dengan seorang pemuda ganteng, alis matanya tebal, bibirnya sexy, kesannya seperti Brad Pitt, tapi Melayu punya. Kami saling memperkenalkan diri, namanya Bagyo, lulusan Universitas Parahyangan, Bandung. Ia sendiri tinggal di Jakarta, tapi karena ada keperluan

Jakarta-Bandung-Jakarta Jilid II

Bagyo menyumpah-nyumpah kegelian “gue udah nggak tahan lagi nikh…..” ia mulai mempercepat goyangannya, maju mundur dengan cepat, gerakannya membuat aku kelabakan, aku mulai mengimbangi dengan menggenggam kontol itu, setengah masuk mulut setengah kujilat sambil kukocok dengan tangan. Bagyo semakin buas, tangannya menjambak rambutku menekannya sekaligus ke selangkangannya “niiiiiiiiikh… rasain

kenangan di masa lalu

Kenangan Di Masa Lalu (I)Hingga aku SMA, aku tinggal bersama orangtuaku di jantung kota Jakarta. Di sebuah rumah lama, peninggalan jaman colonial, rumah itu bagiku sangat besar, luas tanahnya saja 2000 meter. Rumah induk tempat keluarga kami tinggal membuat pembantu ngos-ngosan, karena sehari ia harus menyapu dan mengepel 2 kali. Karena terlalu besar, pavilion di sayap kanan disewakan

kisah cinta nan jauh di rantau

Mungkin aku pacaran sudah lebih dari 19 kali, maksudku pacaran yang serius, bukan sekedar hubungan badan biasa. Kadang menjelang tidur aku membuka-buka buku catatanku dan mengenang pacar-pacarku dulu. Salah satu diantaranya bernama Gandhi, karena ia paling romantic dan paling berbakti. Gandhi adalah salah satu pacar yang paling tidak akan kulupakan.Aku berkenalan dengannya tahun 1996, ketika

Kontol di Museum

Kontol di MuseumKalau kita pergi ke Museum Pusaka Nias, di Gunung Sitoli, kita akan terpesona melihat patung-patung batu berserakan di halaman Museum, di depan, ditengah, di belakang. Rata-rata semua punya gaya yang sama, seorang lelaki dengan kostum traditional berdiri tegap dengan buah dada besar dan alat kelamin berdiri tegak, semua terbuat dari batu.Sudah dua kali aku kesana, hari Sabtu

magnum force jilid I

Magnum ForceDi ujung Jalan Kajeng sedang dibuat Bale Banjar yang baru, tukang-tukangnya sebagian besar dari Jawa. Agak lebih jauh sedikit di teras sawah, tinggal temanku Yoko, seorang perempuan Jepang yang sedang belajar menari di Peliatan. Pondok Yoko bergaya Jepang dikelilingi kolam Lotus…romantis sekali, kalau bulan purnama aku selalu ke sana, mendengarkan music, minum brem atau arak atau

MANDREHE

MandreheMandrehe adalah sebuah desa kecil, di tengah Pulau Nias. Saya menyukai desa tersebut, letaknya tinggi di perbukitan, cuacanya sejuk, dari sebuah tempat di sana kita bisa memandang Pulau Sirombu dan birunya Samudra Hindia yang seolah tak berbatas. Indah !Pertama kali ke sana, saya tercengang melihat tempat saya harus menginap, sebuah kamar di Seminari yang tidak terurus. Perlu 3 jam

Nias Pulau Seribu Kontol Jilid II

Nias - Pulau Seribu Kontol Jilid IIBetul saja, jam 8 lebih sedikit Fasi datang naik sepeda, wajahnya cerah sumringah, ia menyandarkan sepedanya di tiang rumahku. “Bang perutku sakit, habis makan aku langsung ngebut naik sepeda” katanya manja, ia langsung menghempaskan pantatnya ke kursi rotan. Celana pendeknya sudah robek sebelah depan dekat selangkangan, aku perhatikan kakinya panjang dan

singing in the rain

Singing In The RainPerumahan Taman Setiabudi Indah di Medan sedang banyak membangun rumah mewah, bangunan setengah jadi ataupun tahap finishing gentayangan sepanjang jalan. Beberapa bangunan hanya dipagari seng, atau terbuka sama sekali, pemiliknya belum punya cukup dana untuk menyelesaikan rumah tersebut. Di bangunan-bangunan seperti itulah tukang-tukang jualan makanan bergerobak beristirahat

wayan

WayanSebulan sudah aku menetap di daerah Petitenget, Seminyak. Duapuluh tahun lalu tempat ini begitu sepi dan mungkin sebagian besar orang tidak tertarik berkunjung kesini. Tapi Petitenget kini berubah menjadi surga kaum pelancong bule kelas atas. Coba saja lihat Potato Head, W Hotel, Metish, Sardin, Bali Bakery dan semua tempat yang terbilang mahal ada di lokasi ini.Banyak hotel dan

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story