Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Benci tapi butuh

by Jakdude


Lega sudah. Ya, Toni merasa lega karena sudah bisa mengusir Dewo dari rumah dan bahkan dari kehidupannya. Padahal sejanak sebelumnya, mereka masih terlibat pergumulan syahwat yang panas.

Sore itu, setelah menenggak minuman keras dan obat perangsang, Toni dan Dewo sibuk saling mengentoti. Mereka berciuman dan saling berpagutan. Suasana yang begitu erotis hingga birahi mereka berdua bertambah tinggi.

Dengan kontol kerasnya, Toni lebih dulu menanduk lobang Dewo.

"Ahhhh... ahhh ahhh," jerit Dewo perlahan saat lubang duburnya diterobos masuk oleh titit Toni yang ikut menjerit tertahan karena menahan rasa nikmat dan rangsangan yang begitu erotis. dan lalu mulai memomp maju mundur.

"Ahh.. enak... enak enak sayang." Plak... plak... plak.. terdengar benturan paha paha mereka di antara hembusan nafas yang sangat bernafsu.

Toni terus mengocok pantat Dewo yang mengambil posisi menungging. "Ohhh... ohh... aduh gila enak banget... Aku mau muncrat nih," kata Toni saat ejakulasinya sudah dekat. "Crett.. cret... crooooot." Wah ejakulasi Toni begitu kuat menyemprot masuk ke dalam anus Dewo.

Setelah itu gantian Dewo mengentoti Toni. Gerakan dan goyangan Dewo sangat cepat, dan kontolnya yang keras itu berirama keluar masuk di lobang Toni.

Dewo terus menghentak keras memasukkan kontolnya di lubang Toni, dan bagian sensitif di dalam pantatnya sempat tersentuh. Tubuhnya mengejang dan dia menjerit pelan, "Dewo.. aku nggak tahan... aku mau keluar lagi... arrghhhh... gila kamu hebat banget sih."

"Tahan Ton... kita keluar bareng."

Dewo pun tak sanggup lagi menahan gelombang ejakulasinya, tubuhnya meregang dan tititnya berdenyut keras. saat itu Dewo merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat.

"Cret... cret... crrrrooot crooot."

Muncratlah sudah sperma kedua cowok itu. Mereka terhempas keenakan. Sungguh rasa itu begitu nikmat. Mereka lalu berpelukan. Ah sungguh asyik dan mesra sekali.

Tapi rupanya malam itu merupakan pengalaman mesum terakhir bagi Dewo bersama Toni.

Selesai bersetubuh dan mengucurkan lendir kenikmatan, Toni tidak buang-buang waktu lagi. Begitu Dewo selesai mandi dan berpakaian, Toni mengajaknya bicara. Dengan tenang namun dingin, Toni mengatakan bahwa dia tidak ingin lagi ada hubungan apa-apa di antara mereka.

Toni dan Dewo memang baru bersama sekitar dua bulan. Waktu yang belum cukup untuk disebut pacaran bagi kedua cowok itu. Selama masa itu pun, keduanya juga tidak mengatakan komitmen apa-apa.

"Dewo, kamu tau kan, aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuan ku sudah menikah dan adik cowok ku baru selesai kuliah. Jadi orang tuaku mulai sering mendesakku cepat menikah. Bahkan minggu lalu aku sudah dipertemukan dengan seorang cewek saudara jauh yang dijodohkan denganku. Jadi aku rasa, aku harus meninggalkan dunia gay ini dan belajar menyukai perempuan itu agar aku bisa cepat menikah."

Dewo hanya bisa termangu. Tidak ada artinya jika ia ingin mempertahankan hubungan dengan Toni. Apalagi mereka juga belum mana kenalan dan selama ini napsu lebih berperan dibanding rasa sayang atau cinta di antara mereka.

"Yah tidak apa-apa kalau memang itu mau kamu, Toni. Tapi aku harap kamu konsekuen dan konsisten dengan omongan mu itu. Jangan lagi kamu terlibat sex dengan cowok kalau memang kamu berniat menikah dengan perempuan."

"Iya Dewo, aku sudah memikirkan itu. Memang mungkin sulit tapi aku akan usaha tidak terlibat gay sex lagi. Satu lagi, kamu jangan benci saya ya."

Dewo hanya diam. Dia tidak paham kenapa Toni harus berkata jangan membenci dirinya. Dia pun pulang malam itu dengan perasaan aneh. Tidak ada rasa cinta dan sayang, tapi bagaimanapun dia akan merasa kehilangan Toni yang selama dua bulan ini begitu dekat karena banyak kecocokan di antara mereka,

Di kamarnya, Toni merasa lega. Ini untuk kesekian kalinya dia mendepak cowok yang juga sudah mulai dirasakan membosankan. Dan alasan ingin menikah tadi adalah senjata andalan yang paling ampuh bagi Toni.

Meskipun gay, tapi orang biasanya masih punya hati dan hampir selalu dapat menerima alasan putus hubungan, begitulah pikir Toni. Dia pun berkata ia ingin hidup 'normal' dan menikah dengan perempuan.

Toni selalu bersiasat untuk menjaga hubungan tidak lebih dari dua atau tiga bulan dengan setiap lelaki. Tiap kali suatu hubungan sudah masuk minggu ke delapan, dia mulai menunjukkan gelagat enggan bertemu dengan cowok pasangan seksnya, dengan alasan harus bertemu dengan cewek yang dijodohkan kepadanya oleh orang tuanya,

Lalu pada minggu berikutnya, Toni akan menyampaikan kepada cowok pasangannya bahwa dia harus segera menikah karena didesak orangtuanya, sehingga dia tidak dapat melanjutkan hubungan gay nya.

Mungkin sudah hampir dua puluh cowok yang diakalinya dengan cara itu sejak Toni terjun ke dunia homoseksual sembilan tahun terakhir ini. Toni yang berusia 33 tahun itu memang orang yang lumayan menarik secara fisik, Dia dapat dengan mudah menggaet lelaki yang menjadi incarannya. Beberapa cowok bahkan sempat dikuras uahgnya untuk membelikannya barang-barang mahal. Tapi itulah Toni. Dia tidak berpikir panjang bahwa dalam suatu kesempatan, cepat atau lambat, taktiknya mencari cowok dan lalu mengusirnya pergi dari hidupnya dengan alasan ingin menikah itu, akan diketahui orang.

Dunia tidak selebar daun kelor, tapi ada yang bilang it's a small world. Suatu hari Dewo bertemu dan berkenalan dengan Ardi dan Jacky yang juga pernah dekat dan lalu "diusir" oleh Toni.

Ketiga cowok ini tidak sengaja menyebut nama Toni, dan dari situlah mereka saling mencocokkan, apakah Toni itu orang yang sama. Rupanya pengalaman ketiganya sama, "dienyahkan" oleh Toni dengan alasan yang sama. Namun hingga kini, Toni tetap belum menikah! Ketiganya hanya tertawa saja.

Memang Toni tidak terlalu dapat disalahkan. Ada semacam tekanan masyarakat terhadap orang-orang gay/lesbian sehingga mereka jadi terlalu takut untuk mengakui bahwa mereka itu gay/lesbian. Akibatnya, mereka menikah untuk menutupi kondisi mereka. Padahal, di hati nuraninya, mereka tetap gay atau lesbian.

Yang mungkin agak parah bagi Toni, dia menjadi satu-satu tumpuan orang tuanya untuk menikah karena adik lelakinya juga seorang homoseksual dan sudah mengakui dengan terbuka tentang kondisinya itu. Terlebih usia Toni sudah 33, umur yang dianggap telah matang untuk membina rumah tangga.

Toni memiliki pilihan yang sulit. Menikah buat status tapi akibatnya bathin akan tersiksa. Jika dia tetap membujang, maka itu pasti akan mengecewakan orang tuanya dan juga menjadi bahan gunjingan orang lain. pilih yang mana?!

Di dalam hatinya, Toni menjadi orang yang tertindas. Di malam yang sepi, kadang dia menangis karena tidak dapat menerima keadaan seperti itu.

"Dosa apa yang diperbuat leluhur ku hingga aku dan adikku menjadi gay? Orang tuaku berharap aku dan adikku menikah dan memberikan mereka cucu-cucu. Tapi bagaimana mungkin..." kata Toni lirih dalam hatinya.

Kadang Toni melamun sampai pagi memikirkan nasibnya. Dia sadar dia tidak dapat menyukai wanita, dan tidak akan bisa berhubungan seks dengan wanita. Adiknya malah sudah terbuka sebagai gay dan tegas-tegas sekarang hidup bersama dengan pria di luar negeri. Padahal dia juga ingin berbakti kepada orangtua.

Toni merasa dendam dengan dirinya sendiri karena dilahirkan sebagai gay. Tapi karena dorongan syahwat, dia tetap memerlukan seks dengan laki-laki. Itulah sebabnya, dia tidak suka memiliki hubungan khusus dengan cowok manapun karena pada dasarnya dia sebenarnya benci hidup sebagai gay. Toni pun selalu mencari pasangan seks baru. Entah sampai kapan dia akan berkelana dengan alasan konyolnya itu, karena sudah bertahun tahun ternyata dia tidak menikah dengan perempuan manapun.

###

9 Gay Erotic Stories from Jakdude

Benci tapi butuh

Lega sudah. Ya, Toni merasa lega karena sudah bisa mengusir Dewo dari rumah dan bahkan dari kehidupannya. Padahal sejanak sebelumnya, mereka masih terlibat pergumulan syahwat yang panas. Sore itu, setelah menenggak minuman keras dan obat perangsang, Toni dan Dewo sibuk saling mengentoti. Mereka berciuman dan saling berpagutan. Suasana yang begitu erotis hingga birahi mereka berdua

Di Gerbong Enam

Dari pengeras suara terdengar penguman agar penumpang segera naik ke gerbong karena kereta Mutiara ke Bandung segera diberangkatkan. Soni bergegas membereskan ranselnya dan menuju ke gerbong enam. Di dalam kereta Soni mendapati di kursi sebelahnya sudah duduk seorang pemuda sebayanya. “Wah cakep juga, lumayan buat teman ngobrol di perjalanan. Siapa tau bisa diraba-raba sekalian,” pikirnya

Drilling at the dentist

Dimas was uneasy that afternoon. He got a pretty bad ache on his gum. It’s been a week already a week. At first it only hurts when he had something cold or sweet in his mouth and he thought it was only a cavity on one of his teeth and it would need filled. But it was then a constant throb. He knew he needed to see a dentist soon or it would only get much more painful. He has tried pain killer

Ethernal memory

It’s already around 2 a.m. but Edgar could not close his eyes. There was nothing in his mind; and Edgar realized that he has nothing to worry about in his life, at least at that moment. Edgar is a great guy in his forty. Common people regard that he has the achievements as a man in his life except he remains single. Yes, Edgar is a gay and he has decided not to marry a woman or spending his

Kawanua Legit

Liburan baru semalam di Manado, belum cukup waktu untuk David menjelajahi banyak tempat wisata atau pun pelosok menarik di Manado. Tapi di hari pertama di kunjungan pendeknya di ibukota Sulawesi Utara ini, David sudah mendapat kenalan dan teman tidur yang menyenangkan. Kenikmatan di malam pertama sudah direngguhnya dengan puas.Sebagai seorang homoseksual yang tipikal ingin mencicipi banyak

Kelanggenan HTS

Kelanggengan HTS Hampir tengah malam ketika Bram sudah hampir memejamkan matanya, tapi dia agak tersentak ketika ponselnya berdering. Sebenarnya ia enggan menjawab di tengah malam seperti itu. “Pasti ini urusan kerjaan lagi,” pikir Bram. Sebagai produser di sebuah televisi swasta, ia memang kerap ditelepon setiap saat untuk urusan kerjaan. Ponselpun wajib selalu aktif, 24 jam sehari,

Leganya berbagi beban

Sejak beberapa hari lalu Indra tampak murung. Jordan sahabat Indra sudah memperhatikan hal ini. Namun sejak pagi setelah jam pertama kuliah selesai, Jordan melihat Indra lebih kuyu.Indra memang punya rahasia. Sudah seminggu ini Indra merasa terbebani dengan rahasianya itu. Dia dapat dengan mudah menyembunyikan selamanya. Tapi itu bukan kebiasaanya. Indra adalah seorang pemuda riang dan cukup

Nikmat Kawanua

Nikmat KawanuaPagi di akhir bulan Mei itu David dengan ceria berangkat ke bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Yah, kali ini dia akan liburan ke Manado, kota di pulau Sulawesi yang baru akan pertama kali dikunjunginya.Perjalanan selama di jalan tol Jakarta menuju bandara relatif lancar karena hari masih sekitar jam 7 pagi. Tiba di terminal domestik, David segera check in di counter Batavia

Ramai ramai

Surya baru selesai mencukur jembutnya. Rasanya ringan dan seksi. Surya memang lebih suka penisnya bersih dari bulu-bulu, dan dia selalu mencukur bersih jembutnya. Dengan kontol yang klimis tanpa bulu, dia juga merasa lebih nikmat kalau ngentot.Malam nanti Surya ada acara ngentot ramai-ramai, makanya dia sudah siap-siap merapikan diri termasuk ritual cukur jembut. Surya memang sudah tidak

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story