Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Yanto - Versi Arif lanjutan

by Rian


Entoti aku To! Ohhh ... Kontolnya mulai digerakkan! Sungguh enak terasa di lubangku saat perlahan kontolnya mengesek lubangku perlahan ... Hahhh... Yanto mulai mengenjoti lubangku ...

Terus To ... Entoti aku ... Yanto semakin mengebu-gebu mengentoti aku hingga tak peduli saya sedang bangun atau tidak, tetapi saya kira dia sadar bahwa saya sudah bangun, karena saya bisa mendengar desahan dan lenguhannya memanggil namaku, meracau keenakan merasakan lubangku...

“Haahhhhh ... Masss ...” Kini Yanto telah berganti posisi dan menekan tubuhku. Dia mengentotiku dari belakang dan gerakannya semakin cepat. Dia sangat menikmati lubangku yang sempit, saya yakin lubangku lebih sempit dari memek Nuri atau gadis itu... Arghh ... Terus To ... Selang berapa saat, saya merasakan kontol Yanto membesar dan gerakkannya semakin cepat – tanda dia sudah mau muncrat!

“Muncrat dalam lubangku To!” Harapku dalam hati

“Saya ingin merasakan pejuhmu To!” Racauku kembali

“Arghhhh!!” Pekik tertahan Yanto, muncrat juga!

“Ohhh” Desahku merasakan lubangku penuh dengan pejuhnya yang menembak berkali-kali

“Hah ... Hah ... Hah ...” Terengah-engah Yanto saat pejuhnya muncrat semua dan terkulai lemas diatasku

“Terima kasih mas ...” Bisiknya di telingaku disela-sela nafasnya yang mengebu Hah?! Berarti dia tahu bahwa saya sudah bangun?! Dan semakin kaget serta senang saat dia memberiku ciuman manis di pipiku sebelum dia meninggalkanku. Saya bangkit dan merasakan ceceran pejuhnya dari lubangku saat dia keluar dari kamar – mungkin untuk membersihkan dirinya. Wow – sungguh senang saya karena dia menikmatinya dan dia masih mengucapkan terima kasih juga! Tanda dia puas hahaha. Ku lihat kontolku yang masih ngaceng, tersenyum senang saya mulai mengocok ‘adik’ manisku. Karena sudah terpuaskan oleh entotan Yanto, tanpa waktu yang lama kontolku muncrat dan memenuhi badanku. Sungguh sangat puas aku oleh entotan Yanto, lemas tapi enak, sungguh saya ingin lagi. Samar-samar saya mendengar siramin air dibelakang, mungkin Yanto mandi besar karena sudah mengentoti saya hehehe. Akhirnya saya tertidur karena lemas diperkosa Yanto ...

Ahhhh ... Saya ingin lagi besok ... Saya menyukainya ... Hingga aku terlelap dalam tidur ...

Ketika saya bangun, Yanto sudah tidak berada disisiku. Dugaanku dia pasti malu sehingga memilih untuk menghindari saya. Semoga tidak membuat dia trauma atau marah, saya sangat berharap dia tidak kecewa dengan apa yang telah kami lakukan semalam. Tugas kami hari ini adalah membantu pembangunan jembatan sementara, sehingga saya tidak bisa menyusulnya. Saya hanya bisa menunggunya di rumah dan berharap bisa berbicara sepatah dua patah kata dengannya, yang ada dia pamitan untuk bertamu ke rumah temannya. Sungguh saya merasa sangat bersalah, dia pasti tidak akan pulang hari ini, karena dia marah dan kecewa pada ku. Saya hanya dapat terdiam melihat kepergiannya. Saya tidak bisa tidur karena memikirkannya, berharap dia pulang hingga saya dapat menjelaskannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.45 saat kudengar pintu depan terbuka, saya mengira-gira kiranya siapa yang pulang. Apakah Yanto? Buru-buru saya kembali kembali ketempat tidur saat mendengar suara Yanto yang menjawab panggilan ibunya. Tak berapa lama Yanto sudah masuk dan menukar bajunya dengan sarung dan merebahkan dirinya di sampingku. Tiada gerakan darinya, apakah saya harus bangun dan menjelaskannya? Apa yang harus saya lakukan?

Saya tidak tenang dan tidak bisa tidur dalam keadaan seperti ini. Saya mulai mengintipnya dari sudut mataku, melihatnya, mengagumi wajah dan badannya yang membuat birahiku terpacu kembali hingga kontolku mengeras ... Dan saya sangat terkejut saat melihat kontolnya yang tertutup oleh sarung, kini kontolnya sudah mengacung keras hingga sarungnya membentuk tenda. Kini saya boleh lega karena ke khawatiranku sangat berlebihan, ternyata Yanto juga menginginkannya. Perlahan saya menurunkan sarungku hingga terlihat kontolku yang menyembul dan sekarang tinggal menunggu reaksi dari Yanto.

Kurasakan Yanto mulai bangkit dan menindihku serta menciumku dengan penuh cinta, ciuman yang sangat menyenangkan karena kini bisa kudapatkan dirinya seutuhnya. Segera kubalas semua ciumannya dengan lembut, ku peluk erat dirinya seakan tidak ingin melepaskannya lagi. Mungkin masih baru, ku ajari Yanto bagaimana cara untuk mencium dan menyedot bibir lawannya ... Kini Yanto pun membalas semua ciumanku padanya, permainan lidahku dan sedotan kecil bibirnya, secepat itu pula dia belajar dan mengimbangi ciuman ganasku. Tiba-tiba dia melepaskan ciumanku dan memandangku dalam menembus hatiku, ku pandang balik dirinya dan ku kagumi kesederhanaan dan ketampanannya. Saya ingin memilikinya! Selama-lamanya! Kini kami pun mulai melepaskan sarung kami dan saling berpelukan erat sehingga kami bisa saling mengesek-gesekkan kontol kami sepenuhnya dan merasakan kehangatan satu sama lain. Nikmat sekali merasakan hangatnya kulitnya, dadanya, nafasnya dan kontolnya ... Sungguh membuatku menggila dan menginginkannya untuk mengentoti ku lagi.

Saya ingin memberikannya lebih, saya ingin mengajarinya juga, bagaimana cara untuk memuaskannya. Kini saya mulai menciumi telinga dan perlahan menjilati lehernya hingga bahu terus menuju dadanya yang kekar. Ku kecup lembut pentil dadanya yang sudah mengeras dan meruncing, kujilati, kumainkan dengan lidahku dan menghisap atau mengigit kecil pentil dadanya yang bidang.

“Urghhhh”

“Enak mass ... Mmrrggghhh”

Saya bisa merasakan badannya bergetar hebat saat aku memainkan pentil dadanya, sembari tetap mengigiti dan menghisapi pentil dadanya, aku menidurkan Yanto dan menekan kontolnya. Kumainkan kontolnya dengan tanganku, kukocok kontolnya naik turun dengan irama yang berbeda, sambil menggangkangkan kakinya dengan kedua kakiku. Yanto mengikuti semua kemauanku dengan pasrah saat aku mengarahkan kontolku ke lubangnya.

Kontolku sudah mengucurkan maniku hingga membasahi lubang Yanto sambil mulai menekan ke lubangnya seakan-akan ingin memberitahunya bahwa aku menginginkan lubangnya, ingin mengentotinya dan mengeluarkan pejuhku dilubangnya. Tapi sebelum kuambil keperawanan lubang Yanto, saya ingin memberikannya kenikmatan yang lain, yang tidak akan dilupakannya. Kulumati dan kuhisap pelan kontol Yanto dengan lembut dan penuh gairah hingga membuatnya kaget dan kelojotan menikmati hisapanku.

“Arghhh ... Masss ... Urfph ...”

Kumainkan lubang kontolnya dengan lidahku, kujilati naik turun dan cium ujung kontol Yanto, bisa kulihat bagaimana Yanto merem melek keenakan sekaligus menahan desahannya agar tidak terdengar oleh kedua orang tuanya. Selanjutnya mulai kujilati lubang perawannya yang masih sempit, kulumasi dengan ludahku, kujilati dan kutekan dengan lidahku. Saya mulai melemaskan lubangnya dengan satu jariku, masih sangat sempit, masih perawan sekali, kedutan dan jepitan lubang Yanto masih mencengkram jariku, terbayang sudah nikmatnya kontolku dicengkram olehnya. Semakin liar pula gerakan jariku mencari gspotnya, ketika gspotnya tersentuh olehku, Yanto pun mendesah keenakan dan bergetar hebat.

“Urgh ... Ahhhh Stoopppp”

“Janngannn yaang ituuu u masss ..” Racau Yanto menahan enaknya

“Enak ya To ...” Tetap ku jilati dan kumainkan lubang Yanto

“Haahhhh hh h”

Puas sudah merasakan lubang Yanto, saya bangkit menindih dan mengarahkan kontolku ke lubang Yanto. Kuciumi Yanto untuk mengalihkan rasa sakit pertama kali dientot, ku tekankan kepala kontolku dalam lubang Yanto perlahan hingga ... Bless ... Kepala kontolku mulai membuka perlahan lubang perawan Yanto dan kutahan sebentar sebelum meneruskan untuk mengentoti Yanto agar tidak menyakitinya. Sambil kukocoki kontol dan memelintir dadanya, saya coba untuk mengalihkan rasa sakitnya dan upaya ku cukup berhasil membuatnya keenakan.

“Akh” Desis Yanto tertahan oleh ciumanku

Yakin ketika dia sudah tenang dan cengkraman kontolku sudah mulai berkurang, perlahan saya mulai mendorong masuk kembali kontolku centi demi centi kedalam untuk mengambil keperawanan Yanto dan memilikinya seutuhnya. Bless ... Habis sudah kontolku dalam lubang Yanto, kedutan serta cengkramannya yang basah, kuat dan hangat membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kupandang Yanto sejenak – menikmati ketampanannya – kuberikan semua ciuman terbaikku dan dibalas olehnya dengan pelukan eratnya yang kokoh sehingga dapat kurasakan dada serta degup jantungnya. Nikmat bukan? Kini saya dapat memulai kewajibanku kembali untuk mengentoti Yanto dengan mulai mengenjoti lubang perawannya ...

“Mas entoti yah To ...” Bisikku

“ ... “ Yanto pasrah tidak menjawabku

“Mmmmh ...” Desahnya saat kutarik kontolku perlahan hingga menyisakan kepalaku dalam lubangnya dan segera ku masukkan kembali kontolku, perlahan sekali dua kali tiga kali hingga Yanto merasakan kenikmatan yang tiada dia duga saat kulit lubangnya yang perawan bergesekkan dengan kontolku. Saya harus bertahan untuk tidak muncrat terlebih dahulu sampai Yanto merasakan kenikmatan ini. Kuangkat kedua kaki Yanto dan ku tumpukan pada bahuku hingga gerakanku jadi lebih leluasa untuk mengentotinya. Kucuran keringatku semakin memudahkan ku untuk mengesekkan kontolku, tak lupa tetap ku kocok kontol Yanto yang besar itu ... Genjotanku semakin liar dan cepat karena dorongan nafsuku yang tiada henti melihat keberhasilanku mendapatkan Yanto ...

“To ... Mmn ... as mau keluarrr” Tak tahan kontolku oleh cengkraman lubang Yanto

“Terus mass ... Seperti kemarin masss ...” Jawabnya ingin merasakan muncratan pejuhku juga seperti kemarin pejuhnya memenuhi lubangku!

“Argh! Hhhhh ...” Muncrat pejuhku dalam lubangnya

“Ouchhh masss.... ss!” Yanto pun menghabiskan pejuhnya disekujur tubuhnya yang kekar atletis itu, cengkraman lubangnya makin mantap saat dia melepaskan pejuhnya, saya bisa merasakan nikmatnya jepitan lubangnya berbeda dengan memek Nuri atau gadis itu. Tak menyesal saya memilih Yanto ketimbang mereka ...

Habis sudah persediaan pejuhku selama seminggu memenuhi lubang Yanto yang sempit dan terjatuh aku dalam pelukannya dengan kontolku yang masih dijepit oleh lubangnya.

“Terima kasih Mas ...”

“Mas juga To ...”

“Enak ngentoti kamu To, seenak dientoti kamu kemarin malam ...” Bisikku sembari menciuminya

“Hehehe ... Enak juga dientoti mas, pertama kali saya dientoti” Dia membalas kecupanku dengan lembut

“Belum pernah mas merasakan seenak itu ...”

“Jadi mau dientoti Yanto setiap hari?”

“Iya To ...”

“Hahaha...” Saya memeluk mas Arif dan menciuminya hingga kami terlelap dalam tidur karena kecapaian.

Hari-hari kami lewati dengan seks yang liar dimana kami saling mengentoti satu sama lain, kami mencoba berbagai posisi dan saya dapat melupakan sulitnya program ABRI masuk desa ini, juga Nuri ataupun gadis tak dikenal itu. Setiap malam kami bisa menghabiskan waktu dalam kamar kami lebih dari sekedar berbicara satu sama lain, saya bisa merasakan entotan Yanto yang bertenaga, tidak kalah dengan kawan-kawan ABRIku. Kini mereka hanya bisa gigit jari karena Yanto sudah menjadi milikku dan mereka hanya bisa menelan ludah saat saya menceritakan nikmatnya dientoti dan mengentoti Yanto. Kadangkala beberapa temanku mengajakku bercinta untuk threesome bersama Yanto, tapi saya khawatir Yanto akan kaget dengan kelakuan kami ini sehingga saya menolaknya, tetapi saya juga tidak menolak untuk mengentoti kawan-kawanku itu. Stamina ku cukup kuat untuk mengentoti kawanku pada pagi hari dan Yanto malam harinya hehehe.

Tak bisa kubuang rasa sedihku saat hari kepulanganku tiba, saya harus meninggalkannya. Saya hanya bisa memberikan secarik kertas alamat rumahku kepada Yanto, jika suatu saat nanti dia ingin menulis surat kepadaku atau setidaknya berkunjung ke rumahku. Saya berharap suatu saat nanti masih bisa bertemu dengannya ...

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

8 Gay Erotic Stories from Rian

Yanto - Eka

Menurutmu apakah saya seorang petualang sex sejati yang tidak bisa bertahan dalam sebuah hubungan khusus? Dengan mas Arif, tapi sekarang saya tidak tahu mas Arif dimana lagi. Dengan Nuri atau gadis tetangga sebelah? Yah, memang saat itu kami sedang liar-liarnya dan tanpa didasari oleh cinta, hanya suka sama suka alias penasaran alis hanya pingin coba-coba. Dengan Minah? Yahhh khilaf.

Yanto - Supir

Hari itu saya diterima sebagai supir pribadi di daerah intercon setelah pencarian sekian lama. Tak mengapa jadi seorang supir pribadi ini, yang penting kerjaan halal. Toh saya hanya lulusan smu sederajat yang tidak sebanding dengan mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di Universitas. Saya harus mensyukuri bahwa saya akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan ini, dibandingkan dengan

Yanto - Supir 1 Mas Arif

Saya hanya bisa diam terpaku, melihat sekeliling ruang tidurku. Seprei kasur yang berantakan, pintu kamar yang tertutup, panas, ceceran pejuh di perut dan dadaku yang setengah mengering ... tidak ada yang salah, tidak ada yang aneh, hanya saja pak Awan tidak berada di sebelah saya – dalam keadaan terikat! Duh, mimpi. Sungguh mimpi yang sangat menyenangkan, saya hanya bisa tertawa

Yanto - Supir 1 Mas Arif - Lanjutan

Karena malu, saya berusaha bangun lebih awal dan langsung berangkat ke ladang dan menghabiskan waktu ku di saung ladang orang tuaku. Sungguh saya tidak tahu bagaimana harus bagaimana jika kami bertemu nanti. Kejadian ini berbeda dengan saat saya mengentoti Nuri atau kembang desa sebelah. Dengan Nuri atau kembang desa sebelah yang bernama Ayu, kami melakukannya suka sama suka tanpa ada

Yanto - Syaiful

Tak terasa tiga bulan sudah saya bekerja kepada pak Awan, sudah 2 kali juga saya ditegur oleh pak Awan karena kesalahanku. Tapi saya bisa menerimanya – menerimanya karena terlanjur menyukainya atau apa, saya tidak tahu hahaha, lagipula teguran yang membangun dan bukan kemarahan yang besar. O ya kadang-kadang beliau suka menjewer saya kalau beliau merasa saya tidak nyambung jika saya

Yanto - Syaiful lanjutan

“ ... ““Pak ...”“ ... ““ ... Jangan marah lagi yah pak ... Saya tahu saya salah” Rengekku pada pak Awan yang sedang membaca koran“ ... Sudah, tak ‘pa lah”“ ... Pasti masih marah yah pak ...” “ ...”Perlahan saya mendekat dan kemudian duduk dekat kaki pak Awan, berharap beliau menghentikan kegiatannya membaca koran dan berpaling kepadaku. Tetapi beliau bergeming

Yanto - Versi Arif

Sebagai anggota ABRI, saya tidak dapat menolak ketika ditempatkan dalam program ABRI masuk desa yang dicanangkan oleh pemerintah. Penempatan ini pun baru saya ketahui ketika hari terakhir keberangkatan kelompok kami, seakan-akan saya ini hanya kambing hitam terakhir yang dipilih. Sejujurnya saya tidak ingin ditempatkan dalam program ini, karena pekerjaan ini sangat menguras tenaga. Kami

Yanto - Versi Arif lanjutan

Entoti aku To! Ohhh ... Kontolnya mulai digerakkan! Sungguh enak terasa di lubangku saat perlahan kontolnya mengesek lubangku perlahan ... Hahhh... Yanto mulai mengenjoti lubangku ...Terus To ... Entoti aku ... Yanto semakin mengebu-gebu mengentoti aku hingga tak peduli saya sedang bangun atau tidak, tetapi saya kira dia sadar bahwa saya sudah bangun, karena saya bisa mendengar

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story