Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Johan Terkitat Pertama Kalinya

by Sub_Jakarta


Kalo diingat rasanya begitu nikmat (nagih) akan perlakuan Randi kepada Ku dan begitu indah kenangan bersamanya. Memang sudah sifat manusia merasakan penyesalan yang selalu datang terlambat. Ini adalah kisahku ketika pertama kali seorang Johan memasuki dunia kenikmatan yang terlarang, dimana orang lain melihat ini sebagai kekejaman dibandingkan sebagai kenikmatan seksual.

Berawal ketika salah satu temanKu merekomendasikan diriku pada temannya yang bernama Randi yang memiliki badan tegap, muscular, dengan proporsi badan 173 cm dan berat sekitar 69 kg (cukup ideal), dengan wajah yang tampan, bak seorang artis Hongkong yang akan menarik perhatian Co/Cewek. Belum lagi pesona pada perilakunya dan tutur katanya yang lembut membuat salah tingkah diriku dan terjerumus pada kebejatannya.

Dibandingkan dengan perawakan diriku yang berbadan muscular, dada yang bidang, paras Indo-pribumi yang terbiasa 5-7 kali dalam seminggu giat menempa tubuh di gym, dengan proporsi berat 75kg dan tinggi 174cm. Kalau dibayangkan mungkin akan seperti body builder tapi tidak tubuhku malah terlihat seperti model L-Men yang dikompetisikan setiap tahunnya.

Kami pertama kali bertemu di salah satu Mall di Jakarta selatan, dimana sebuah toko buku yang cukup ternamamenjadi tempat Ran de Vous kami. Ini terjadi setelah kami sepakat untuk bertemu melalui Telepon, yang notabene setelah saya kesal dengan upaya Pendekatan Randi yang minta kenal melalui SMS, hari gini koq masih sms-an telpon aja napa, masa tak punya duit sih! Males banget. Namun saya tergugah untuk menelponnya setelah ia menyebutkan Age Status and Locationnya, terutama bagian Muscularnya. Yang seakan wew tumben hari gini bisa ketemu yang sehaluan (maksud gw muscular gitu!).

Malam itu udara cukup dingin dan awan menutup bintang yang menandakan kelihatan akan turun hujan. Kami berdua menghabiskan waktu di mall itu sambil berbicara dan bersenda gurau, maklum Randy dan saya berusaha mencari tau kesukaan kami masing-masing. Malam begitu cepat berlalu dan kami memutuskan untuk menonton film yang cukup romantis dan sekaligus membuat saya enggan pulang dan ingin sekali merasakan menghabiskan malam berdua dengannya (well kapan lagi untuk menutup akhir tahun yang penuh kesendirian ini). Untungnya cuaca pun mendukung seakan Tuhan pun mendukung doa saya untuk bertemu pujaan hati. Deras hujan dan gemuruh guntur mewarnai malam itu. Dan Randi pun menyetujui saya menginap di rumahnya (dengan gayanya yang sedikit cuek dan jual mahal itu), akhirnya kamipun berlari menuju kendaraannya yang di parkir di lapangan. Kuyub seluruh tubuh dan baju kami sesampainya di mobil.

Tak lama perjalanannya kami pun sampai di rumahnya. Setelah berbilas Ia memberikan baju tidur warna putih-putih tipis. Luar biasa tempatnya yang berlantai dua bagai sebuah karya arsitektur minimalis. Bahkan malam itu menjadi sangat sempurna karna Randi memperlakukanku sangat baik dan menawarkan aku segelas minuman dan 2 buah afetamin yang katanya untuk mencegah penyakit flu. Tanpa curiga ku minum saja tablet itu dan Randi-pun meminum salah satunya. Lalu kami bersiap untuk tidur……

Akhhh.. Huh Hah Akhh.. Huh Hah setengah jam kurasakan, aku kesulitan sekali untuk tidur dan rasanya tubuhku begitu panas-dingin dan hasrat serta nafsuku memuncak habis. Kontolku rasanya ingin ngaceng, ku kocok supaya tegang tapi entah mengapa rasanya malam itu tak bisa bahkan lubang boolku terasa begitu sensitif dan seakan berdenyut kencang. Rasanya sekelingku seakan berguncang bak gempa bumi yang keras datang di malam yang dingin itu. Begitu gelisah ku coba tahan gejolak yang kurasakan. Berulang kali ku ganti posisi namun tak bisa tidur. Bahkan tambah parah (kontol), melihat Randi yang terbaring membelakangi ku di sisi yang berlawanan dengan tenangnya ditutupi selimut hangat. Nafsu birahi dan tubuhku bergejolak tinggi… tinggi membuat tanganku berusaha memeluk dan mendekapnya. Rupanya Randi pun belum tidur….

Ku peluk Randi dan ku cium mesra mulai dari belakang tengkuk, telinga hingga ke mulutnya, sambil merasakan detakan jantung yang semakin keras dan nafas yang terenga- engah karena rangsangan yang sangat tinggi dan luar biasa dasyatnya yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Pandanganngan dan kesadaranku tak jelas saat melihat jam yang terpasang di atas meja tidur menunjukkan hampir jam 1 malam.

Begitu agresif diriku yang berusaha mestimulasi tubuh Randi yang mulus, elok dan muscular itu. Tubuhnya yang bersih membuatku berani untuk memberikan mandi kucing tanpa merasa jijik. Tak satupun bagian dari tiap jengkal bagian tubuhnyaterlewatkan. PengalamanKu mengatakan bahwa orang muscular seperti kami sangat sensitive pada bagian-bagian tertentu. Mulai dari bibirnya yang merah kulakukan gerilya menuju dadanya yang bidang putih mulus itu. Ku sedot dan ku gigit ujung pentilnya dengan trik ala Jo(bukan Ussy loh), membuat beberapa kali Randy kelojotan merasakan kenikmatan bak berada di nirwana. Seluruh kemampuan Jo kukeluarkan, semua yang yang kupelajari untuk menaklukannya dan mestimulus Randi mulai dari jurus andalan ciuman ala French Kiss, silat lidah hingga ciuman menggelitik pada bagian G Spot di seluruh tubuhnya; sepeti ketiak, pusar, daerah pinggang hingga ku kulum kontolnya dan merimming boolnya yang memnbuat Randi kelojotan dan mengeraskan Kontolnya.

Wow begitu besar Kontol Randy ketika mengeras hingga sebesar ¼ ujung pemukul bola baseballyang terbuat dari besi, tak sanggup aku untuk melumatnya. Tak kusangka Randi memliki senjata yang begitu indah untuk Kontol yang di sirkumsisi (padahal umumnya etnis sperti Randy tak akan menyunat barangnya seperti ini). Bentuknya yang indah, mulus, besar, sedikit merah dengan jembut yang di trim katanya supaya bersih. Well Tak heran sih sesuai dengan apa yang ada di rumahnya yang minimalis itu. Akh.. Huh heh… akh..huh huh diriku merasa sangat tak dapat terkendali dan tinggi sekali dan berusaha menstimulasi kontolku yang biasanya sangat mudah konak, tapi entah mengapa malam itu tak bisa sama sekali. Melihat kondisiku yang berada dalam kenikmat, Randypun membalas seranganku dengan serangannya yang luar biasa. Seakan-akan Randi telah mempelajari smua jurusku mulai denagn ciuman yang luar biasa pada sekujur tubuhku, bahkan beberapa kali ia menampar keras pantatku. Kurasakan diriku melayang bagaikan dan tak terlukiskan perasaan Ku malam itu. Randy sangat ahli memainkan setiap bagian tubuhku yang sensitive. Seakan akan Randy telah mempelajari setiap jurusku denagn teliti dan mengembalikannya kepadaku, sentuhan dan stimulasi pada sekujur tubuh dan kontol ku membuat perasaan ku menjadi pasrah dan mau diapapun juga oleh dia. Beberapa kali aku melenguh merasakan kedua biji kontolku ditarik dan ditahannya dengan salah satu tangannya, membuat tubuhku menggelinjang. Ini Pertama kalinya setelah sekian lama aku merasakan ingin sekali di gagahi, walau ku tahu perasaan sakit akan yang tak kusuka akan kualami pada lubang duburku (yang pernah membuatku kapok untuk tidak mau menjadi Bottom lagi!!).

“ Randy, aku suka permainanmu. Aku Jatuh cinta pada Mu”, memang rasanya konyol pertama kali 1st night bertemu sudah mengatakan kalimat itu. Tapi entah rasanya sekujur tubuhku begitu membara, bahkan dari ujung tangan hingga kaki rasanya panas dingin dan begitu enteng dan kedua putting susuku begitu sensitive seakan nyut-nyutan minta dikenyot dan minta dihangatkan oleh Tubuh Muscular dan bisep yang begitu menonjol, GILA Randi sungguh begitu menawan aku sanggup melayani nafsunya hingga subuh. “Ren, Malam ini aku Pasrah kepadamu”, ujarku setangah sadar. “Kamu suka permainan sex Ku, Jo? Ini belum seberapa. Tunggu sebentar yah!” lalu Randy pergi ke luar kamarnya menuju kamar yang terkunci di bagian hujung lantai dua. Denagn penglihatan yang samar-samar aku melihat Randi kembali dengan membawa seutas tali panjang berwarna merah, dildo hitam yang cukup besar (panjang 18cm berdiameeter 4,5cm), benda hitam berbentuk segitaga seperti But Plug, Lilin merah, dan sejenis pelumas bebahan dasar air yang tidak akan meninggalkan noda pada sprei minimalisnya itu entah merek apa itu. Aku bertanya sambil memainkan kontol dan putting susuku yang saat itu rasanya melenting membesar minta di mainkan pada Randy,” Apa yang kau ingin lakukan?dengan barang barang itu? Apa aku bermimpi?”.

Tiba tiba saja ia menampar tangan Ku yang sedang mengocok kontolku dan tanganku yang satu lagi yang memainkan putingku. Dan tiba-tiba ia membalikkan tubuhku dan mengikat kedua belah tanganku dengan tali merah itu. Entah apa yang diperbuatnya aku merasa terhipnotis dan menurut saja malam itu. Ia mengikat mulai dari kedua belah tanganku dan melilitnya dengan rapi dan beberapa silang dan rangkaian simpul dibuatnya pada sekujur tubuhku membuat diriku terkekang dan ketika tubuhku ku gerakkan sedikit saja seakan ikatan semakin kencang ndan menyiksa kontol dan buah pelerku yang diikankan pada penghujung tali. Oh huh hah hah huh ….. semakin keras suara lenguhanku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan, apakah ini yang disebut Bondage itu? Setengah tak sadar ku rasakan sakit nyeri pada kedua putingku merem melik mataku dibuat Randi ketika menghisap dan mengigit serta memainkan dengan mulutnya. Tiba-tiba Akhh… rupanya di jepitnya putingku dengan alat yang dapat memberikan rasangan getar dan listrik yang disebut Tits Clamp. Tak kuat kurasakan ingin melepaskan diri dari ikatan yang semakin keras itu. Sakit, nyeri, nikmat, pusing bersatu pada perasaan ku malam itu, rasanya dunia seakan terbalik rasa sakit menjadi kenikmatan yang luar biasa. Hampir saja aku berteriak keras dan langsung Randi membungkam mulutku dengan sebuah alat yang ada lubang di tengahnya untuk buka dan tutup yang terhunung dengan rantai kecil seperti tutup wastafel saja, untuk menggunakannyanya mulut ku seakan diganjal dan rahangku terbuka lebar malam itu.

Eranganku Randi redam, walaupun berusahan berteriak seakan suaraku tak keluar dan tubuhku terus mengelinjang menikmati getaran dari Tits Clamp yang bergetar dan seakan akan mengalirkan sengatan listrik bervoltase kecil ke Putting susuku. Berkali kali aku merem melik dan menggoyangkan kepala dan semakin keras ku memberontak semakin keras ikatannya. Kontolku terasa gatal dan bijih pelirku rasanya berat sekali seperti ditarik dari pangkal kontolku. Tak tahan lagi untuk mengeluarkan Pre Cum (cairan bening) sebelum kenikmatan sesungguhnya datang . Namun tetap saja kontolku lemes dan Ku lihat senyuman manis dari Randi seakan-akan Ia mengatakan, “Syukurin sapa suruh lo nginap tempat gw! Gw kerjain lo abis-abisan!” Pikiran ku melayang apa ini pemerkosaan tapi kenapa aku menikmatinya bagaikan martabak manis kesukaanku. Randi pun mengambil Dildo berwarna hitam besar itu dan menyodorkannya ke muka ku sambil berujar, “Mau coba Dildo ini, Boi? Beg to me, Boi!”. Aku kaget sekali kenapa jadi seperti ini, apa aku tak salah dengar? pasti sakit sekali apa bila dildo dengan diameter 4,5 cm itu masuk ke boolku. Aku di Fuck saja tak kuat. Ingin kukatakan jangan tapi mulut ku di bungkam, yang keluar hanyalah suara … hmmp hmmp la hu la hmmp. “Baiklah kalo begitu!”, ujar Randy. Kusimpan ini untuk nanti. Dan langsung ia mengambil But Plug yang terbaring di sebelah peralatannya yang lain dan mengoleskannya dengan pelumas yang ia bawa. Dan membalikkan tubuhku yang lemas pasrah itu kembali dengan posisi nungging dengan kaki dan paha ku yang terikat terlipat menghimpit badanku. Bagai kepiting di pasar yang di ikat tak bisa berbuat apapun, kecuali pasrah. Rasanya aku begitu rileks, pusing, nikmat instead of sakit, nyeri kurasakan pada boolku yang ia mainkan entah dengan jari atau peralatannya yang lainnya. Tapi entah kenapa begitu enjoy dan nikmat kurasakan permainannya perasaan sakit tak sesakit ketika pertama kali aku coba untuk di Fucked oleh orang yang kusukai. Sungguh permainan yang oleh orang yang berpengalaman! Tiba-tiba terasa benda asing yang besar masuk ke boolku secara perlahan …. “blesh..” seakan sesuatu membuat lubang boolku tertutup rapat dengan But Plug hitam yang besar. Beberapa kali Randi Tarik dan memasukkan lagi seiring dengan suara ku yang melenguh merasakan kenikmatan yang aneh. Lalu ia membalikkan sekali lagi badanku kini telenteng lalu Randi membuka lubang yang ada pada alat yang membungkam mulutku dan menyodokkan kontol yang segede pukulan baseball itu ke mulutku yang dipaksa dibuka semalaman. Besarnya kontol dan panjangnya yang luar biasa membuatku beberapa kali merasakan kontolnya masuk memenuhi rongga mulutku dan beberapa kali menyentung ujung rongga mulutku, yang membuat beberapa kali aku tak bisa napasdan seakan-akan mau muntah. Tak terasa mataku berlinang dan kesadaranku masih saja belum pulih … Randi menggunakan tubuhku bagaikan ia memperlakukan seorang budak yang dipaksa melayani nafsu bejat majikannya. Bahkan Ia memasangkan Dog collar pada leherku seakan akan aku ini ajingnya yang sedang di latih. Tapi entah mengapa rasanya malam itu kurasakan kenikmatan pada tubuhku dan aku begitu pasrah oleh permainannya yang luar biasa bejat ini! Beberpa kali ia menyodokkan Kontolnya yang besar dan berdesis menandakan begitu bergairahnya dan nikmatnya ia memasukkan kontolnya ke mulutku melalui alat yang aneh ini. “akhh …AKHH. AAAKHH..”, suaranya mengeras dan kurasakan cairan hangat masuk ke rongga mulutku dalam jumlah yang banyak. Bak air bah menerjang rongga mulutku dan membuatku harus menelannya.. PAIT ! Kontol! Nafas ku terengah engah merasakan panasnya dan begitu sensitifnya tubuhku malam itu. “Kamu suka Boi? Apa kamu haus? ” tanyanya sambil tangannya memegabf kepalaku dan memaksaku menganguk. “Good! Minum ni pipisku!”. Sekali lagi ia mengarahkan kontolnya yang masih keras itu sambil mengeluarkan air seni ke lubang mulutku dan menahannya sesekali, memaksaku harus menghabiskan Air Seni yang masih fresh dan hangat itu sedikit demi sedikit. Apa ini sehat? Aku berusaha untuk menahan pipisnya tak masuk lebih jauh, tak dayaku dibuatnya meminum air seni Randi setelah ia menutup hidungku beberapa saat. Dengan sedikit pusing bercampur sakit dan nikmat oleh ikatan dan tits clamp yang masing menjepit kedua putingku, kuhabiskan seluruh air seni yang mengucur denagn berharap ini sudah berakhir. Setelah itu Randi terkapar di sisiku, menghela nafas panjang. Sambil mengelus sayang rambutku yang hitam cepak dan berbisik,” Boi, Badanmu membuatku bergairah sekali malam ini. Master istirahat sebentar ya! nanti kita lanjutkan.”

GILA apa tak salah dengar? Terangsangpun aku tak bisa, berusaha bergerak semakin sesak tubuhku rasanya, belum lagi posisi yang seakan aku pasrah diapakan juga karena ikatan, But plug dan tits clam yang masih menjempit dan bergetar pada dua putting susuku. Rasanya begitu aneh tapi NIKMAT!(bersambung)

###

1 Gay Erotic Stories from Sub_Jakarta

Johan Terkitat Pertama Kalinya

Kalo diingat rasanya begitu nikmat (nagih) akan perlakuan Randi kepada Ku dan begitu indah kenangan bersamanya. Memang sudah sifat manusia merasakan penyesalan yang selalu datang terlambat. Ini adalah kisahku ketika pertama kali seorang Johan memasuki dunia kenikmatan yang terlarang, dimana orang lain melihat ini sebagai kekejaman dibandingkan sebagai kenikmatan seksual. Berawal ketika salah

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story