Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

by Lelaki63


Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu.

Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel. Fitri, Arman dan Dodi makan bersama Bobby di sana. Aku sebenarnya maunya Alvin ikut bersama. Entahlah, kebersamaan kami tadi siang, ingin aku lanjutkan ...

"Nggak enak. Aku kan bukan tim kerja. Aku cuma ikut mas Bobby," alasannya.

Benar juga sih. Paket makan di hotel memang sudah dibatasi jumlah orangnya. Nggak masalah bila ada kelebihan orang, tinggal bayar aja sih.

Aku satu meja dengan Yudi dan Arifin. Entahlah. Aku sebenarnya kurang senang saja. Perasaanku hari ini masih tak nyaman. Apa kerana Bagus yang telah beberapa kali aku call, tak ada jawaban. Bisa saja aku pake nomor orang lain, untuk mencoba apakah akan dijawab juga. Tapi itu tak aku lakukan. Mungkin besok akan aku coba ...

Kembali aku melirik ke pojok sana. Lama otakku untuk mengolah data, akhirnya aku sadar, dia cowok yang aku lihat di meja resepsionis tadi siang. Saat aku keburu mau ke kamar Bobby untuk bab. Apakah dia Bagus?batinku menebak. Jantungku jadi berdetak cepat. Kalau begitu, kenapa tidak dipastikan saja?

Segera aku selesaikan makan malamku. Sebentar lagi kami akan balik ke Kuta. Dan besok pagi kembali ke sini lagi. Kuhiraukan pandangan cowok di pojok sana ...Aku tak cukup berani untuk mendekat dan berkenalan. Emang aku cowok apaan? Sampai aku mselesai makan, dia masih saja memperhatikanku sambil menikmati minumannya. Matanya seperti mengajak. Satu sisi aku ingin untuk mengikuti saja keinginannya, disisi lain ada penolakan karena berkesan 'bahaya'. Akhirnya, setelah makan malam, kami yang mau balik ke Kuta segera bersiap-siap.

Ketika aku naik sedang menuju mobil akan membawa kami ke Kuta, aku ketemu Alvin. Ada sorot mata aneh di sana. Dan aku melihat kecemburuan Bobby dengan sikap Alvin itu. Bisa saja aku mengajak Alvin kut aku ke Kuta. Tapi tidak. Aku hanya melambai padanya. Dia memberi isyarat dengan tangannya agar aku call dia. Aku mengangguk.

Di mobil, kembali aku coba menghubungi Bagus. Tetap tidak diangkat.

"Tak apa kalo tak mau menerima call aku. Sekarang sedang ke Kuta. Besok balik lagi ke Nusa Dua tuk pemotretan. Banyak model keren bakal datang. Datang ya, pasti ada yang dapat kukenalkan."Tulisku tuk Bagus. Segera terkirim. Seperti biasa aku tak begitu beraharp dia segera membelas. Aku tertidur dalam perjalanan.

Sesampai di kawasan Kuta, Fitri dan Arman minta aku tuk ikut gabung tuk makan restoran Pizza Hut sebelum ke hotel. Jadinya aku menikmati malam dengan minum cappucino. Memang nikmat kalo kerja begini, makan terus. Kerja tidak tak terasa begitu dominan.

Beberapa gadis Jepang dgn cowok lokal melewati meja kami. Beginikah pariwisata Bali? Malam sudah menjelang tengah malam, Tubuh terasa bergetah, lengjket. Ingin segera mandi saja. Kusapu ke sekeliling. Masih saja ada orang berlalu lalang. Disana dua cowok remaja bertelanjang dada dan bersarung yang dililit di bawah pinggang kelihatan keren banget: tubuh ramping mereka yang berwarna gelap, perut yang tipis berkotak-kotak dan rambut yang awut-awutan. Sebentar kemudian mereka sudah berada di sampingku, asyik mereka ngobrol dan ketika mereka melirik ke arahku, mata kamipun beradu. Deg! Ingin aku mengikuti langkah mereka yang berjalan pelan, ngobrol dan ...

Kembali kuminum cappucinoku. Sudah tak hangat lagi. Tapi masih enak aja. Segera kuhabiskan. Fitri dan Arman sudah bediri tuk pergi ke hotel. Segera aku ikuti. Bali di malam hari terasa hangat. Suara debur ombak memberi irama kehidupan malam. Sekilas aku melihat bayangan hitam di pantai: pasangan manusia yang asik memadu kasih.

Setelah mandi dan sholat aku segera hubungi Elga. Sudah tengah malam memang. Semoga aku tidak mengganggu dia. Sambil tiduran, kami ngobrol banyak hal. Tentang pekerjaannya yang makin sibuk. Dan keluarganya yang sudah minta dia untuk menkah. Sedang aku balik cerita soal sakit perutku. Sambil bicara, aku mainkan remote tv dengan mengganti-ganti channel. Entahlah, otakku menginginkan ada siaran yang sedikit erotis atau porno sekalian. Tapi aku tidak menemukan apa yang aku inginkan. Tuhan masih memelihara diriku untuk hal-hal yang tidak dinginkan-Nya. Alhamdulillah.

Padahal seharian tadi aku menemukan banyak kesempatan. Alvin, cowok keren aku lihat dia sedang mandi. Cowok yang di lobby hotel yang tidak sempat aku dekati. Entahlah, langkahku untuk bermaksiat, terasa berat dan terhalangi banyak pertimbangan.

Elga mengingatkan aku untuk hati-hati.

"Kapan balik ke Jakarta?" tanyanya.

"Kenapa? kangen ya?" godaku. Kudengar dia dia tertawa kecil di sana. Tidak menjawab.

Kulihat jam sudah hampir jam setengah dua keteika kami menghentikan pembicaraan. Mataku terasa berat. Aku ngantuk berat. Berarti kami bicara hampir dua jam. Aku bangkit dari tempat tidur, minum air putih. Hpku menyala lagi. Alvin!

"Lagi telpon ya tadi?" tanyanya. Nadanya sedkit marah.

"Ya."

"Kok lama? Pacarnya ya?"

Kok gitu amat nanyanya? Aku mesti jawab apa? Aku tak menjawabnya.

Aku menguap dan tak sempat menjauhkan hpku dari mulutku. Mataku sampai berair. Dia pasti mendengarnya. Dari suara beratku mestinya dia tahu aku ngantuk sekali. Dia masih mau ngobrol. Mau nggak mau aku layani juga. Aku alihkan pembicaraan dengan bertanya tentang dirinya. Tentang keluarganya, pekerjaannya dan teman-temannya. Dia menceritakan pengalaman ml-nya yang membuat aku terangsang. Mungkin dia tahu aku sangat ngantuk dengan hanya merespon ceritanya dengan sekedarnya. Akhirnya menghentikan pembicaraan,

Kutaruh hpku di meja kecil di samping tempat tidurku. Sekalian mematikan lampu ruangan dan tv. Segera aku tidur. Aku ngantuk sekali ...

Tak lama hpku bunyi lagi. Belum sempat aku angkat, seperti ada tangan yang merangkulku. Alvin! sekali lagi aku kaget. Ada dia disampingku, dan ketika kakinya merangkul, kurasakan aku juga telanjang. Pahanya menekan batangku yang menengang sedang kontolnya menyodok pinggulku. Hangat. Posisi miring dengan tangan merangkul dadaku dan leherku. Dia asik menikmati tubuhku, ketiakku, leherku, Tanganku mengangkat ke sisi kepala. Dengus nafasnya di bahuku membuat aku nafsu. Pahanya di atas kontolku membuat gerakan menggesek-gesek.

Entahlah, siapa yang memulai. Yang jelas aku tak sepenuhnya menikmati. Ada satu sisi, aku menolak dan satu sisi lagi menikmati. Dia berusaha tuk mencium bibirku. Tapi aku menghindar, aku menoleh trus ke samping. lama-lama aku juga tak tahan. Akhirnya aku layani serangannya. Aku balas ciumannya, aku ikut mengelus barangnya yang mengeras itu dan menikmati pergumulan kami.

Kami lakukan dalam kamar yang gelap dan di balik selimut. Apun itu, fantasiku lebih bebas. Aku bebas menikmati apa yang dilakukan dan aku juga bebas melakukan apapun. Aku tak peduli dengan siapa aku melakukannya sekarang, cuma bayanganku berganti-ganti antara orang-orang yang pernah aku sukai. Ketika aku membayangkan main dengan Bagus, entah kenapa bayangan itu terasa aneh. Kelihatan dia lebih wanita, atau agak sissy gitu.

Barang kami saling menekan dan akhirnya denyut kencang itu memuncratkan spermaku. Banyak sekali. Hangat. Hpku kembali berdering. Tak kuhiraukan, karena aku ingin terus menikmati denyut nafsuku. Ah .... kontolku berdenyut lagi dan memuncratkan lebih kencang. Aku sudah tidak peduli dengan basah dari lendir ini. Kembali Hpku berdering, dan kali ini terasa nyaring.

Aku tersadar. Aku mimpi. Jantungku masih berdetak, dan ketika tanganku menyentuh bagian depan barangku, dapat aku raskan cairan yang banyak sekali di sana. Yah... aku mimpi basah. Kuhembuskan nafas kencang. Alhamdulillah, nikmat sekali. Semua nikmat ini pasti dari Allah walau aneh saja, kejadiannya sangat tidak normal. Huhhhh, kembali aku hembuskan nafasku. Kupejamkan mataku tuk mengingat apa yang aku lakukan dalam mimpiku.

Kulihat di monitor hpku, panggilan tak terjawab dari Elga. Ada apa dia telpon? Dia menelpon jam 3 pagi. Belum sempat aku menekan tombol untuk menelpon Elga, ada sms masuk dari dia.

"Yadi, bisa kembali ke Jakarta akhir minggu ini? Aku dilamar orang. Tapi aku ingin kamu yang melamarku. Tolonglah aku ..." tulisnya. Jantungku berdetak. Syaraf di otakku terasa kencang.

Ada apa ini? Dalam situasi begini masalah yang terasa aneh ini menerpa aku. Bagaimana mingkin aku melamar Elga. Tak taukan dia kalau aku ...Astagfirullah! segera aku sadar. Apapun itu, diri kita memang sesuai prasangka. Bukan! Aku bukan gay! Batinku teriak. Walau ada rasa itu, tapi itu hanyalah proses yang diberikan Tuhan untuk aku makin dewasa, untuk jadi manusia sesuai fitrah-Nya. Ya Allah ...aku tak tau , sungguh tak tahu bagaimana membangkitkan rasku ke Elga. Aku terasa sudah mati rasa dengan lawan jenis.

" Yadi, hanya kamu yang dapat membantuku. Keluargaku menunggu kamu ..." kembali Elga sms.

Apa yang harus aku lakukan? Batin dan otakku saling berdialog. Kupejamkan mataku. Kutraik nafas dalam. Aku ingin, apapun keputusan yang aku ambil, aku mengambilnya bukan karena terpaksa. Tapi aku ingin memaksa diri agar bisa membantu Elga. Sanggupkah aku? Gimana sih ...

Aku terjaga. Wuah! Kamarku masih gelap, tapi sinar dari luar terasa sudah menandakan kalau sudah siang. Aku mimpi! Aku mimpi bertumpuk-tumpuk. Mimpi tidur bersama Alvin, mimpi menerima sms dari Elga. Kuambil hpku. Kuperiksa, tak ada file baru selain yang semalam sebelum aku tertidur. Mimpi yang aneh. Celanaku basah. Aroma sperma membuat aku segera merapikan tempat tidur dan segera mandi. nanti pasti Fitri dan Arman menyusul ke kamarku. Bagaimana kalau mereka masuk, dan mendapati kamarku beraroma aneh begini. Sebelum masuk kamar mandi, kusemprot tempat tidurku dengan pewangi ruangan. Spremaku yang tumah cukup banyak. Mungki ini efek dari makan malam seafood selama di Bali ini.

###

24 Gay Erotic Stories from Lelaki63

Akhir Cinta Andri

Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ... Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada

Aku adalah Yadi

Jadilah diri sendiri. Jangan mau jadi orang lain atau makhluk lain. Berlakulah sebagai kodrat yang diciptakan oleh Tuhan. Itu terus yang terngiang di telingaku, di pikiranku. Selagi aku menghindar dari semua godaan yang aku senangi tapi tidak disenangi Tuhan, bisikan-bisikan itu terus bersuara. Kadang pelan, kadang sampai menghentak jantungku. Sore ini aku pulang tidak terlalu malam.

Aku dan Elang

Aku sedang menikmati foto-foto model dari majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor. Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali berdenyut. Keren

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu. Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi

Aku Di BALI : Bayangan Kerinduan

Gerimis kecil menyambut kami di Ngurah Rai. Bali belum begitu ramai sejak dua kali kena bom. Tapi beginilah, untuk pertama kali aku ke Bali, kesan pertama ada rasa senang. Aku banyak tau Bali hanya lewat internet dan cerita teman-teman saja. Perasaanku kadang masih terasa sepi dan sedih. Baru sekarang ini aku merasakan ini. Apalagi kalau melihat sesuatu yang memperlihatkan keakraban

Aku Di Bali : Kebersamaan Misterius

Tak biasanya aku mandi tanpa mempermainkan batangku. Apa karena doaku ketika masuk kamar mandi, atau karena aku udah kecapaian atau karena memang aku sudah sadar kalau masturbasi tak baik untuk diriku? Segera aku keluar kamar mandi dan berpakaian. Cermin kamar mandi berembun karena udara panas air hangat dan aku tak bisa menikmati keindahan tubuhku sambil melap diri dengan handuk.

AKU DI BALI : MENAHAN DIRI DARI GODAAN

Perjalanan ke Nusa Dua aku lewati sambil tidur. Aku tertidur di mobil, di tempat duduk belakang. "Dah sampe! Yadi bangun!" Gelagapan aku bangun. Sejenak aku tak menyadari sedang di mana. Fitri, Arman dan Dodi menunggu di luar mobil. Sebagian barang-barang yang kami bawa sudah diturunkan dari mobil. Rupanya sudah di pelataran parkir di depan sebuah hotel. Lingkungannya sangat indah.

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu. Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel.

Aku Di Bali: Kesendirian Yang Sepi

Sejenak aku tidak menyadari, sedang berada di mana. Tapi beberapa saat kemudian aku dapat melihat sekeling: kamar hotel yang luas, rapi dan dingin. Ada suara gemuruh di luar. Suara deburan ombak pantai Kuta. Hanya lampu dekat pintu yang menyala, sedang di tengah ruangan mati. Temaram. Tubuhku terasa sudah nyaman. Sebelum tidur tadi aku sudah beberapa kali buang air. Dan sebelum tidur

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan. Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra

Ancol dan Misteri

Proyekku selesai dengan sukses. Bu Ayu mengirimkan SMSnya untuk menyampaikan terima kasihnya atas apa yang kukerjakan untuk perusahaannya. Bu Poppy memberiku bonus dengan mentransfer uang ke tabunganku. Aku belum mengecek berapa nilainya. Tapi penghargaan yang diberikan mereka sudah cukup menyenangkan. Saat sekarang sedang ada pendekatan untuk pekerjaan graphic design sebuah hotel baru di sekitar

ANDRI, SANG KEKASIH

Bete abis! Sungguh aku nggak bisa tenang lagi. Maunya teriak dengan kencang atau menghantam sesuatu sampai hancur. Disisi lain entah kenapa keinginan untuk introspeksi diri hanya timbul sebentar, tertutup oleh emosiku yang sedang memuncak. Mestinya aku sadari apa yang membuat aku galau gelisah, karena ibadahku yang yang tidak kukerjakan dengan baik. Sholatku tidak tepat waktu dan kadang ada

ANDRI, SANG KEKASIH 2

Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat. Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya

ANDRI, SANG KEKASIH 3

Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv. Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa

Antara Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Antra Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Arisan !

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 1

Perasaan galau itu makin menegang, membuat nafasku terasa sesak.Keringat dingin mulai mengucur. Inilah saat kematian itu. Pelan kutarik nafas. Uuuuffhh! Kuehembus pelan, sampai dadaku terasa sakit. Mungkinkah jasadku mulai melepasakan dirinya dariku? Kok disini? Kok sekarang? Masih mampukah aku menahan kehendak-Nya? Semua apa yang pernah aku lakukan terasa berkelebat kencang. Kupejamkan

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 2

Kami berhenti di salah satu rumah di kawasan Lippo Cikarang. Awalnya aku pikir ini rumah ibunya. "Ini rumah yang dibelikan Papa. Kalau dia pulang ke jakarta, pulangnya ke sini. Setelah itu baru ke keluarganya di Pondok Indah." Hah...? Sungguh aku tak mengerti. Tadi aja di mobil, dia cerita, biasanya kalo di mobil dia dengan papanya bebas melakukan aksi mesra-mesraan. Papanya yang aktif meraba

Malam Godaan

Malam sepi. Aku tetap berjalan masuk gang, jalan alternatifku, yang di kiri-kanan tergenang air got hitam yang kalau hujan sedikit aja pasti meluap. Kalau sudah begitu, aku tidak lewat sini. Tapi sekarang cuacanya sedang bagus, dan agak sedikit panas. Tubuhku yang tadi berkeringat waktu di kendaraan sudah agak kering. Gelap, hanya beberapa rumah yang menyalakan lampu terasnya,

Seorang Sahabat

Hari-hari kulalui dengan sedikit membosankan.Pekerjaan di kantorku sedang tidak begitu sibuk. Apalagi cuaca Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini semakin panas. Belum lagi isu bencana gempa dan stunami yang membuat aku rada was-was juga. Hari kerjaku hanya duduk di depan komputer main game atau internet. Semua yang kulakukan untuk mengisi kebosananku terasa sia-sia. Rasa bosan makin menggebu

Tantangan Godaan

Hari Sabtu siang yang sedikit melelahkan. Aku tidak masuk kerja hari ini. Bu Poppy mengizinkanku untuk tidak masuk, tapi aku dibekali VCD yang berisi beberapa contoh iklan. Ini ujian aku pertama setelah hampir tiga bulan bekerja di biro iklan. Aku diminta buat konsep iklan sebuah kosmetik wanita dan akan presentasi hari Senin. Sejak pagi aku bersih-bersih kamar sambil menyetel VCD

Terjerumus Godaan

Kalau ada usaha untuk berbuat baik, kenapa mesti dilecehkan? Kadang memang tidak bisa konsisten soal kepatuhan untuk tidak berbuat dosa, karena para syetan pengganggunya lebih canggih dalam hal menggoda. Begitulah, ada teman yang berkomentar mengejek terhadap apa yang kuceritakan. Tapi tidak begitu dengan Ran. Kemarin Ran cerita kalau koleksi barang pornonya sudah dihibahkan kepada teman-teman

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story