Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Terminal Bekasi

by Justindra


DI TERMINAL BEKASI by : 0819-7978375

Aku baru saja sampai di daerah Bekasi naik bis dari pelabuhan merak. Aku tinggal di Palembang dan tujuanku mau ikut tes sebuah departemen di Jakarta, jadi aku bermaksud main ke rumah temanku waktu masih kuliah yang ada di bekasi ini. Ternyata mau masuk ke terminal bekasi bener-bener macet dan sama sekali nggak beraturan, jadi kernek bis menyuruh penumpang yang tersisa untuk turun dan lewat jalan belakang agar lebih cepat sampai.

Aku senang banget mendengarnya, karena sejak di terminal serang aku harus menahan kencing, mana AC mobilnya dingin banget, jadi aku benar-benar tersiksa selama perjalanan terutama sejak mulai masuk daerah Jakarta. Jadi aku berjalan cepat-cepat, melewati gedung yang tak terpakai dan lewat di bagian belakang gubuk-gubuk di pinggiran terminal. Lalu aku melihat sebuah WC umum dan dengan segera aku masuk kesana.

Aku lupa tempatnya di sebelah mana, tapi yang kuingat WC umum itu agak masuk kalau dari luar. Aku cepat-cepat masuk ke bagian laki-laki, dan aku kaget saat melihat 2 bilik sama sekali tidak berpintu. Satu kosong dan satu lagi ada yang sedang mandi sehingga bisa kulihat kontolnya. Meski mulai terangsang aku cepat-cepat ke tempat buang air kecil yang seperti tempat mengambil air wudhu di masjid. Jadi siapapun yang buang air kecil akan bisa melihat dengan jelas kontol orang lain.

Saat aku mulai kencing ada seorang bapak yang masuk kencing juga, saat akan mengambil kontolnya ia sempat melirik kontolku, tapi aku cuek aja karena aku memang sangat kebelet. Lalu ia selesai dan masuk lagi seorang yang masih muda, umurnya sekitar 25 tahunan, kulit agak gelap dan tingginya sekitar 160-165cm, rambutnya agak ikal dan ia memakai seragam seperti yang dipakai bis-bis kota.

AKu masih belum selesai juga saat ia membuka tali pinggang lalu menurunkan resleting dan membuka kancing celana panjangnya yang berwarna hitam lusuh. Ia sama sekali tidak memakai celana dalam, karena saat kancingnya dibuka langsung terlihat kontolnya dan jembutnya secara penuh. Aku kemudian selesai dan kulirik kontolnya sekali lagi, saat itu ia juga menatapku. Aku kaget tidak menyangka akan bertemu mata seperti itu. Dia tersenyum, tak terlalu manis memang, aku membalasnya dengan sedikit senyum. Ia kemudian mengarahkan kontolnya sedikit menyamping ke arahku dan dia sudah selesai kencing, tapi ia tak memasukkan kontolnya malahan ia sedikit memainkannya ke arahku.

Kaget dan takut serta senang, perasaan itu campur aduk. Aku melirik ke arah dia sekali lagi dan kali ini dia membuat gerakan mengocok di kontolnya. Aku sekarang melirik ke arah orang yang sedang mandi, ternyata dia sedang handukan dan memperhatikan kami berdua. Lalu laki-laki yang tadi kencing berkata, "ke belakang yuk?" "Belakang mana bang?" tanyaku "Yah kalau kamu mau ikut aja," jawabnya "Ngapain bang," "Biasalah, sudah lama kontolku ini nganggur," ujarnya sambil tersenyum. Aku juga tersenyum dan sekali lagi melirik ke arah lelaki yang tadi masih handukan, ia masih handukan dan kulihat kontolnya sedikit menegang, aku rasa ia pasti mendengar apa yang kami bicarakan karena ruangan itu tidak terlalu luas. "Kenapa, takut?" tanya laki-laki itu. "tenang saja aku nggak bakal berbuat jahat, aku cuma mau ngelepasin pejuh di kontolku, liat biji pelerku sedikit membesar, kayaknya kepenuhan," katanya lagi. Akhirnya aku mengangguk dan kami berjalan keluar setelah ia membereskan celananya.

"Hei, tak usah bayarlah," katanya saat aku akan mengeluarkan uang untuk membayar jasa WC. "Mau kemana rip?" tanya penjaga WC yang ku taksir umurnya sekitar 23-an pada laki-laki yang bersamaku. "Ke belakang warung dodi," jawabnya "Ngapain?" tanya penjaga itu lagi. "Kalau kau mau datang sajalah, barang baru," ujar laki-laki yang ternyata bernama arip sambil menyenggolkan bahunya di tanganku. Aku kontan saja malu bukan kepalang. Penjaga WC itu menatapku dan ia tersenyum, lalu ia membuat gerakan oral ke arip yang kembali tertawa. Kami berdua segera meninggalkan tempat itu.

"Rame orang nggak bang disana?" tanyaku "Yah kosong, tapi kalo mau bisa juga jadi rame," jawabnya. "Maksud abang apa?" "Yah, pesta seks. Kalo malem sih di tempat itu banyak yang ngeseks, ada yang bawa lonte, ada yang lagi diisep, yah gitulah" "Apa nggak risih bang rame-rame gitu," "Malah enak," "Abang pernah ya?" "Sering malah," "Sama lonte juga?" "Kebanyakan sih sama laki-laki, lebih enak sih," "Lah yang laen?" "YAh biasa aja lagi, yang penasaran kadang malah ngedeketin trus nyoba ikutan," "Trus yang jaga WC tadi?" "Si Asep?, dia mah biasa isep-isepan sama saya," lalu dia berhenti dan menunjuk sebuah bangunan yang sepertinya tidak terurus. "Di situ tempatnya, yuk masuk kita di atas aja," Lalu kami kembali jalan dan sesampainya di atas ada bagian lantai yang sudah beralaskan tikar.

"Disini saya biasa maen. Liat nih ke tikernya, banyak sisa-sisa pejuh yang meleleh kesini, malah ada yang sengaja disemprotin disini biar jadi kenang-kenangan gitu, tuh liat banyak sisa-sisa pejuh yang kering kan?" Aku mendekati tiker itu dan baunya sangat khas sekali, yah bau sperma kering. Tanpa basa-basi Arip segera membuka celananya yang memang sudah menggembung di bagian kontolnya.

Kontolnya Arip sangat unik, panjangnya sekitar 12-13 cm tapi gemuk sekali. Saya mendekat dan segera memegang batang kontolnya dan terasa begitu besar dalam genggaman entah berapa diameternya. "Gila bang, gede banget kontolnya?" "Iya, gimana situ suka?" "Suka banget," ujarku sambil mulai ngocokin kontolnya. Dia langsung merebahkan dirinya di tikar, dan aku menarik celana panjangnya biar aku puas eksplorasi. Aku mulai mengusap-usap jembutnya yang lebat sambil tangan kananku tak berhenti mengocok batang kontolnya. Lalu aku remat-remat biji pelernya yang juga terasa kasar karena penuh sekali dengan bulu jembut.

Aku lalu mulai menjilat pangkal kontolnya di bagian bawah. Terasa sekali aroma khas bagian itu yang jarak terjamah. Dia tampak mengerang-erang, lalu ujung lidahku mulai ke bagian pelernya kemudian perlahan bergerak naek hingga ke ke pangkal kontol bawah lalu meneruskannya ke kepala kontol masih dibagian bawah. Sesampainya di kepala kontol, aku jilat-jilat lobang kencingnya pelan-pelan sekali, lalu mengelilingi kepala kontolnya yang terus bertambah besar.

Kemudian aku kulum-kulum sedikit bagian kepala kontol itu. Aku beberapa kali mencoba memasukkan kepala kontol itu tapi selalu gagal malahan mulutku agak sedikit tegang karena kepala kontolnya memang luar biasa besar. Akhirnya aku mengalihkan lidahku ke sisi kiri dan kanan batang kontolnya. Lidahku terasa melompat-lompat saat melewati urat-urat kontolnya dan saat aku ada ditengah-tengah batang kontolnya aku mensesep-sesepi batang itu. Aku menjadi semakin gemes, tanganku kembali meremes-remes batangnya dan akhirnya aku nekat untuk mencoba sekali lagi mengulumnya dan berhasil!!

Meski terasa sangat penuh aku terus mencoba menurunkan mulutku dan berusaha mengulum habis batangnya, tapi tetap tak muat, malah aku merasa mau muntah karena mulutku yang terbuka lebar untuk beberapa lama membuat sakit. "Sialan, barusan ada ngecret disini," katanya tiba-tiba. Aku melepaskan kulumanku dan menatap ke arah tangannya. "NIh liat, pejuhnya masih basah banyak lagi," ujarnya lagi. Memang kulihat banyak pejuh yang berceceran di lantai, dan itu membuatku semakin ngaceng. "Bang, entotlah aku. Sudah nggak tahan," ujarku sambil berdiri lalu menurunkan celana panjang dan celana dalamku hingga sebatas mata kaki. "Nggak diisep dulu kontol kamu?" "Nggak usah dah bang, aku sudah nggak tahan," ujarku tersengal-sengal karena sangat bernafsu. "Ya sudah," ujarnya. Dia memakai kondom lalu memoles lobangku dengan minyak baby oil.

Kepala kontolnya sudah ditempelkan tepat dipinggir lobangku dan dia berusaha menekannya. Tapi kepala kontolnya memang terlalu besar sehingga susah sekali masuk. Kalau dia nekat neken sekuat tenaga aku sedikit menjerit karena susah, akhirnya kita ganti posisi. Dia tiduran di bawah dan aku melepas seluruh celanaku lalu naik ke badannya. Ku arahkan kepala kontolnya ke lobangku, dan aku memejamkan mata, lalu dengan agak kuat aku menekan turun dan Blessss....!! kepala kontol itu masuk sempurna, aku masih memejamkan mataku, aku merasa lobangku robek karena diameter kepala kontol yang begitu besar. Lalu aku terus menurunkan tubuhku dan akhirnya perlahan-lahan seluruh batang kontolnya amblas. Syukurlah batang kontolnya tidak begitu panjang, kalau sudah begitu besar dan panjang apa nggak mati aku?

Lalu aku mulai naek turun perlahan. Rasa enak mulai datang pelan-pelan, apalagi karena diameternya yang besar membuat lobangku terasa sangat geli dan enak saat harus bergesekan dengan kulit kontolnya yang tidak rata oleh urat. Dia terlihat bernapsu dan ikutan menaik-naikkan pantatnya untuk menghajar lobangku. Sakit yang tadi kurasakan kini sudah berganti dengan kenikmatan yang tiada tara. Aku menggeol-geol putar lobangku dan aku melihat dia nampak tersengal-sengal. "Ayo ganti posis," ujarnya. Tanpa melepas kontolnya kami bertukar posisi aku menghadapnya dan dia menghajar lobangku yang ditopang dengan tas yang aku bawa.

Dia bener-bener perkasa. Aku sangat suka tusukan-tusukan yang kasar dan keras serta cepat. Keringat membanjiri tubuh kami berdua, dan aku mengeluarkan airmata karena rasa nikmat yang kurasakan, apalagi dia suka sekali membenamkan seluruh kontolnya agak lama lalu memutar-mutar sehingga jembutnya menggesek-gesekkulit pantatku dan sangat geli sekaligus nikmat. Kontolku mulai mengeluarkan air, dan lumayan banyak. Baru sekali ini aku merasakan yang seperti ini.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah suara yang datang dari arah tangga. "Woi elu rip," kata seseorang yang muncul dari tangga. Aku menjadi panik, dan aku melihat orang itu. Penampilannya biasa aja, seperti kebanyakan anak muda yang suka ada diterminal. Rambutnya dipotong cepak memakai kaos putih dan jeans biru. "Elu wan?, nggak narik," tanya Arip. Luar biasa .....!!!! tanpa sungkan Arip tetap menghajar lobangku sementara temannya datang mendekat, bahkan dia sekarang sudah duduk disamping kami. "Baru pulang, capek gue," katanya sambil menatapku lalu menatap kontol Arip yang keluar masuk lobangku. "Arggghhh... arghh..." erang Arip tetap mempertahankan kecepatannya. Sekarang aku sudah tidak perduli lagi dengan temannya itu malahan terasa sangat merangsang ada orang laen disitu, aku kembali menikmati sodokan demi sodokan Arip selanjutnya.

"Tadi siapa kesini wan? tuh ada yang ngecret," tanya Arip saat seluruh kontolnya terbenam di lobangku dan tangannya menunjuk ke arah ceceran pejuh yang ada di lantai, sambil terus memutar-mutarkan batangnya di dalam. "Si Eko, tadi dia ngebawa neneng kesini," ujar temannya Arip itu. LAlu Arip kembali mengganjar lobangku, sambil menatap mataku dia berkata, "Tenang aja, ini temen gue wawan. Dia mah nggak doyan kontol, tapi demen ngeliatin orang ngentot," "Wawan," ujarnya mengulurkan tangannya kepadaku. Bisa dibayangin nggak sih, aku lagi dientot orang sementara temen orang itu kenalan sama aku saat aku merasa sangat enak, wuihh bener-bener membuatku nggak tahan.

AKu mengerang, dan CROT..CROTTT....CROTTTT berkali-kali pejuhku terlontar dari lobang kontol, mengenai mukaku, daguku sebagian ada yang kelantai dan ada juga yang kena kelingking si Wawan karena ketika pejuhku nyemprot aku kelojotan nggak keruan, dia cuma tersenyum lalu mengelap kelingkingnya yang kena pejuhku di tikar yang kami pakai. Melihat aku ngecrot abis-abisan membuat Arip nggak tahan lagi. Dia menggeram keras dan kembali ... CROOOOTTTT...CROTTTT...CROTTTT, pejuhnya menyemprot ke kontolku dan juga jembutku. Begitu banyak sampai-sampainya banyak yang meleleh dari pelerku yang kena semprot dan akhirnya jatuh ke tikar. "Banyak banget lo keluar rip," kata si wawan. Arip tidak menjawab, dia masih tersengal-sengal dan terus berusaha mengatur nafasnya. Sementara kontolnya yang masih mengeluarkan lelehan pejuh di usap-usapkan ke kontol dan jembutku.

Arip lalu menindih tubuhku setelah sebelumnya mengepaskan posisi kontolnya dan kontol aku dan kemudian mencium bibirku. "Gila nih anak, lobangnya enak banget," kata Arip ke wawan yang kemudian tertawa. Akhirnya setelah beres, Arip mengantarkan aku ke rumah temanku.

Bagaimana suka? Komentar kirim aja SMS ke 0819-7978375 atau telpon pasti lebih asik. Sampai jumpa di cerita berikutnya.

###

12 Gay Erotic Stories from Justindra

! A a Mandi Bareng Mas Yon

MANDI BARENG MAS YON. Waktu SMP Gue punya kebiasaan ngintip tetangga-tetangga gue mandi kalo sore. Kamar gue ada di lantai dua dan disebelah rumah ada rumah-rumah bedeng dan kamar mandi tetangga gue atapnya terbuka itu ada persis dekat jendela kamar gue. Gue suka ngintip samsul yang waktu itu masih SMA, dia tidak tinggi, kulitnya putih dan punya wajah lumayan. Kontolnya lumayan

! aku dan abang di Taman Cibodas

TAMAN CIBODAS By: Yudi Hari rabu itu aku baru keluar dari kantor jam 10.30 malam. Aku kos di daerah Taman Cibodas Tangerang, jadi mobil kantor yang nganter aku pulang sampai di depan gerbang perumahan saja, selanjutnya aku jalan kaki. Aku biasa pulang malam seperti ini jadi nggak ada yang istimewa. Aku melewati beberapa tukang becak yang masih mangkal, lalu masuk ke gang di sekitar

! Aku dan supir-supir truk

!0 aku dan supir truk by: 08197978375 Sering sekali aku berkhayal kontol-kontol supir truk yang terkenal suka "jajan" itu nancep di lobangku, terkadang kalau aku sedang berada di jalan dan melihat mereka suka kencing di pinggir jalan dengan kontol terlihat kemana-mana rasanya pengen aku samperin dan aku emut, sayangnya aku nggak punya keberanian itu. Aku sama sekali nggak nyangka bahwa

Aku Dan Pak Pardi

AKU DAN PAK PARDI By: 08197978375 Waktu itu aku berumur 16 tahun dan aku adalah anak seorang pejabat daerah. Aku tinggal di tempat yang pelosok, kebetulan daerah itu sedang dalam tahap pengembangan, letaknya di dekat laut dan rumahku dekat kaki gunung yang juga tak jauh dari laut. Ayah dan ibuku setiap hari selalu pergi, entah itu rapat, penyuluhan atau apapun itu. Hari itu ayah bilang

Anak dan Ayah Part 1 : Aku dan Dedi

ANAK dan AYAH Part 1 -- Aku dan Dedi -- By: Hayudian For More information 'bout the author, visit my website at: www.geocities.com/hayudian/ Call me at: 0819-7950805 Umurku 13 tahun saat ibuku yang bekerja sebagai perawat di sebuah RS Pemerintah menikah lagi dengan seorang tentara yang bekerja di KODIM dekat rumah. Awalnya aku tidak terlalu setuju, karena sejak ayah ibuku bercerai aku

Laut Ketang

Orang tak dikenal di laut ketang By: Adi 0819-7978375 Sore hari senin saat pemilu presiden, aku bosan di rumah dan memutuskan untuk pergi ke laut yang tidak jauh dari rumah. Tempatnya sepi apalagi kalau sudah sore dan yang ada hanya mereka yang suka memancing. Sebenarnya ini juga alasanku pergi ke laut ketang. BIasanya selesai memancing, para pemancing itu suka mandi di laut mereka

Mas Dodi

MAS DODI#Bukan Cerita nyata, murni fiksi fantasi liar saya saja#Namanya Dodi, dia ada di daerah tempat gue tinggal karena ada urusan pekerjaan selama 1 minggu. Umurnya udah nyaris 40, tapi badannya masih bagus biarpun perutnya agak sedikit gendut tapi masih proporsional. Aslinya dari semarang, kulitnya coklat tingginya kurang lebih 175an karena ga jauh beda sama gue.Dia tinggal di

Om Usman

OM USMAN By: 0819-7978375 CERITA INI BERDASARKAN KISAH NYATA YANG DIALAMI PENULIS. TENTU SAJA SEBAGAI SEBUAH CERITA, TETAP HARUS DIKEMAS AGAR MENARIK. Om usman itu adik tiri ibuku, dia tinggal di rumah sejak dia mulai SPG (Sekolah pendidikan guru). Waktu itu aku masih kecil, masih kelas 5 SD. Salah satu kebiasaan om usman yang tanpa sengaja aku ketahui adalah dia selalu tidur dengan

Proyek Jembatan Bagian 1

PROYEK JEMBATAN Bagian 1 By: Hayudian Untuk lebih jauh mengenai diri penulis, anda bisa membuka situsku di http://www.geocities.com/hayudian/ atau lewat email di hayudian@telkom.net. Atau Telpon Aku di 0856-7200831 Jembatan Way Arong di daerahku akan direnovasi dan itu berarti aku harus lewat memutar jika ingin berangkat kerja, itu berarti mulai hari ini. Setengah bersungut-sungut aku

Proyek Jembatan Bagian 2

PROYEK JEMBATAN Bagian 2 By : Hayudian Ini hanya cerita fiksi dan tidak benar-benar terjadi. Silahkan kontak saya di hayudian@telkom.net atau www.geocities.com/hayudian/ untuk informasi lebih lanjut. Atau Telpon aku di 0856-7200831 Hari itu tidak seperti biasa karena ada pekerjaan aku pulang sekitar jam 17.30. Masuk rumah dan hanya mengenakan kaus dalam serta celana panjang seragam

Satpam BRI

SATPAM BRI By: Yudi For more Information about and how to reach me, please visit my website at www.geocities.com/hayudian/. Thank you. Call me at: 0819-7950805 Namanya Jon Hutabarat, nama depannya kayak nama dari orang dari daerah barat. Tapi itu nama aslinya dan nempel di name tag seragam satpamnya yang ketat. Sebagai satpam bank, dia sedikit beda. Kalau satpam-satpam lain biasanya

Terminal Bekasi

DI TERMINAL BEKASI by : 0819-7978375 Aku baru saja sampai di daerah Bekasi naik bis dari pelabuhan merak. Aku tinggal di Palembang dan tujuanku mau ikut tes sebuah departemen di Jakarta, jadi aku bermaksud main ke rumah temanku waktu masih kuliah yang ada di bekasi ini. Ternyata mau masuk ke terminal bekasi bener-bener macet dan sama sekali nggak beraturan, jadi kernek bis menyuruh

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story