Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

PERTARUNGAN : FIGHT CLUB

by Donna


PERTARUNGAN, Part 2: Fight Club Ada sebuah klub di kotaku dimana anggotanya adalah petarung-petarung bebas. Maksudnya pada waktu tertentu, yaitu setiap hari Sabtu malam minggu pertama dan Sabtu malam minggu ketiga, anggotanya berkumpul untuk bertarung/bergulat. Boleh dibilang seperti film Fight Club yang dibintangi Brad Pitt. Tapi cerita ini tidak untuk bercerita Fight Club-nya Brad Pitt, tapi akan menceritakan fight club yang ada di kotaku. Klub kami bukan seperti Dojo atau Boxing Camp di mana di sana memang ada pertarungan, tapi itu hanya untuk latihan/sparing saja, atau jika untuk bertarung maka sifatnya untuk menguji prestasi kemampuan saja. Klub Petarung kami bersifat pertarungan bebas, dan yang membedakan yaitu pertarungan kami sifatnya hot dan erotic. Sebenarnya klub seperti ini tidak hanya terdapat dalam film, atau di luar negeri saja. Di kota-kota besar, seperti kota tempat aku tinggal juga ada klub semacam itu. Yang aku tahu ada dua klub petarung di kotaku, dimana salah satunya adalah klub kami. Selain kedua klub itu mungkin juga ada yang lain, tapi aku tidak tahu. Klub-klub ini memang merupakan klub yang rahasia, dimana anggotanya hanya orang-orang tertentu yang menyukai pertarungan, baik yang ikut bertarung atau cuma sebagai penonton. Tapi tentu saja sebelum diijinkan untuk masuk, dia sudah diperiksa dahulu, apakah dia memang benar-benar tertarik atau cuma untuk sekedar ingin tahu. Kami memang menjaga kerahasiaan klub kami ini supaya tidak dibubarkan, atau yang lebih jelek lagi, kami ditangkap polisi. Anggota klub kami tidak banyak, hanya 23 orang, tapi tidak semuanya petarung. Yang biasa bertarung dalam klub kami cuma 9 orang, dan yang lain cuma sebagai penonton. Walaupun tidak ikut bertarung, tapi mereka juga ikut menjaga kelangsungan klub kami. Mereka juga membayar iuran anggota, memsponsori pertarungan, mengumpulkan uang untuk asuransi dan biaya pengobatan bagi petarung yang membutuhkan. Bahkan beberapa diantara mereka yang cukup kaya mensponsori satu atau dua petarung menjadi jagonya. Mereka akan menyiapkan keperluan jagonya, memberikan hadiah jika jagonya menang, dll. Aku juga disponsori oleh seorang anggota klub yang cukup kaya, namanya Max. Dia mendukungku dan berusaha memenuhi kebutuhanku sebagai jagonya. Dia membiayai keperluan fitnessku dengan membelikan perlengkapan fitness khusus untuk aku pakai, membiayai aku sebagai anggota klub-klub yang cukup terkenal, bahkan dia meminjamkan salah satu rumahnya untuk aku tinggali tanpa bayar. Tapi aku tetap diriku sebagai pribadi yang utuh. Siapa saja yang menjadi petarung? Para petarung di klub kami berasal dari berbagai background. Ada yang pernah belajar karate, petinju bebas, kickboxer, atau pegulat. Ada juga yang tidak punya keahlian bela diri, tapi cukup tangguh untuk bertarung. Aku memang pernah belajar karate waktu masih kuliah, itupun hanya dasar saja. Dan sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa karena pertarungan yang diadakan bersifat bebas. Kadang-kadang ada yang memulai bertarung dengan gaya boxing, tapi akhirnya juga akan bertarung bebas dan bergumul di lantai hingga salah satu kalah. Supaya tidak terlalu fatal/bahaya akibat yang ditimbulkan, dan supaya tidak menarik perhatian orang lain, maka pertarungan kami memang mempunyai sedikit peraturan. Kami tidak boleh memukul kepala (dan wajah) atau leher secara sengaja. Juga tidak boleh menyerang di bawah perut, tempat kemaluan (penis) berada. Jadi sasaran serangan hanya tubuh, mulai dari dada, perut, tulang rusuk, bahu, atau punggung. Boleh menghajar lawan dengan apa saja, kecuali membanting atau menggunakan alat/benda lain. Kami boleh menggunakan tinju, tendangan lutut, tendangan kaki, dengan siku lengan, kepala, atau menginjak tubuh lawan, bahkan juga boleh meloncat dan menerjang tubuh lawan yang terlentang di lantai seperti dalam film gulat WWF di televisi. Petarung-petarung di klub kami berumur antara 26 tahun hingga 33 tahun. Yang termuda namanya Steven, merupakan kickboxer yang tangguh. Sedangkan yang tertua adalah Ronald seorang pegulat. Aku sendiri saat ini (tahun 2001) berumur 29 tahun. Dalam bertarung aku tidak selalu menang. Boleh dikatakan, pertarungan yang aku menangkan cuma setengah dari semua pertarungan yang pernah aku alami. Kadang dalam bertarung, kami mempunyai lawan sendiri dan akan bertarung dengannya berkali-kali, seperti Ronald dan Roy yang keduanya sama-sama pegulat. Bisa karena kurang puas dengan pertarungan terdahulu, maka dilanjutkan lagi untuk menebus kekalahannya atau mungkin masih penasaran karena belum mampu mengalahkan lawannya secara mutlak. Ada dua orang yang selalu menantangku untuk bertarung, nama panggilannya Tony (29 tahun) dan Steven (26 tahun). Tiap Sabtu malam minggu pertama dan minggu ketiga, waktu pertarungan diadakan, mereka selalu siap di sana menantangku bertarung. Bahkan sering juga mereka berdua menantangku lewat telepon untuk memastikan aku datang hari Sabtu malam. Ada juga Chandra (30 tahun) dan Samuel (28 tahun) yang juga sering menantangku, walaupun tidak selalu seperti Tony dan Steven. Jadi boleh dikatakan, hampir tiap dua minggu aku harus siap bertarung. Satunya-satunya cara untuk tidak bertarung, yaitu tidak datang ke klub. Tapi dorongan ‘kejantananku’ selalu memaksaku untuk datang dan bertarung. Tony merupakan lawanku sejak lama. Aku mengenalnya sejak kami masih sekolah. Dari dulu aku selalu bertarung dengannya jika ada kesempatan. Setelah lama kami berpisah karena kami kuliah di kota yang berbeda, akhirnya kami dapat bertemu kembali, dan sekali sebulan kami bertemu dan bertarung, hingga akhirnya aku dan dia bergabung dengan klub petarung. Sekarang tidak hanya sekali sebulan, tapi dia dapat menantangku tiap dua minggu, yaitu waktu pertarungan diadakan. Jika ingin menikmati salah satu cerita pertarunganku dengan Tony dapat dilihat di www.menonthenet dengan judul : PERTARUNGAN Yang Hot antara Joe dan Tony. Dengan Tony dan Chandra kadang kadang aku kalah dan kadang-kadang aku menang. Tapi dengan Samuel, tidak sekalipun aku pernah menang. Dia sebenarnya tidak mempunyai keahlian bela diri apapun. Memang dia pernah menjadi atlet gulat, tapi tidak lama dia dikeluarkan karena dia bermain kasar. Dia memang cenderung bertarung brutal. Sebab utama yang menyebabkan Samuel selalu mengalahkan aku karena tenaganya yang sangat besar. Tinggiku dan tinggi Samuel sama, yaitu sekitar 175 cm, tapi tubuhnya jauh lebih berat dari tubuhku. Tubuhku beratnya cuma 70 kg. Sementara Samuel beratnya tidak kurang dari 120 kg, seperti yang aku dengar dari sponsornya. Tubuhnya memang besar dan tebal. Dia mempunyai postur tubuh pegulat, dan tubuhnya padat berisi otot, dan cukup keras. Dadanya walaupun tidak terlalu bidang, tapi sangat tebal dan berat berisi otot-otot dada yang padat. Perutnya pun sangat tebal oleh otot. Walaupun tubuhnya tebal dan padat berotot, kulitnya sangat mulus. Tidak terdapat urat-urat di tubuhnya yang besar itu. Dan walaupun besar, dia cukup gesit dan cepat gerakannya dalam bertarung. Sering aku frustasi jika berhadapan dengannya karena pukulanku ke tubuhnya tidak berarti apa-apa, karena tubuhnya yang besar berisi dilindungi oleh lapisan otot yang tebal. Aku biasanya kalah kehabisan tenaga bergulat dengan lawan sebesar dia dan tubuhku tertindih tubuhnya yang sangat berat itu. Selain di paha dan lengan, sebagian besar massa ototnya terkumpul di dada dan perutnya. Sehingga tubuhku benar-benar tidak berdaya jika ditindih oleh tubuhnya yang sangat berat itu. Apalagi jika aku sudah kelelahan, beban tubuhnya yang menindih tubuhku terasa seakan-akan dua kali lebih berat dari berat tubuhnya yang sebenarnya. Aku harus mengerahkan tenagaku hanya sekedar untuk dapat bernapas. Dan ini benar-benar menguras tenagaku. Dia tahu benar kelebihannya untuk mengalahkanku. Dengannya memang aku tidak pernah menang, tapi bukan berarti dia tak terkalahkan. Lawan yang cukup tangguh baginya yaitu Steven. Bobby yang adalah seorang boxer dengan tinju yang keras dan tajam kadang-kadang mampu mengalahkannya. Namaku Joe, dan bergelar JoeStud. Aku mempunyai dada yang bidang dan bahu yang lebar dan tebal, dengan perut yang langsing. Aku berusaha keras untuk menjaga bentuk tubuhku ini, supaya bagian atas tubuhku tetap bidang, lebar dan tebal, sementara bagian perutku tetap langsing. Juga bukan berarti aku kurus. Tubuhku tegap berisi walaupun perutku langsing. Sebenarnya poster tubuhku tampak seperti postur tubuh 80 kg. karena tonjolan-tonjolan ototku, terutama otot dadaku yang bulat dan lebar dan cukup menonjol. Kedua lenganku pun berotot. Pahaku cukup kekar dan berisi. Betisku bulat dan cukup besar. Tapi otot-otot tubuhku yang besar dan bulat itu tidak sekeras otot-otot Steven atau Bobby. Otot-ototku keras-kenyal. Pacarku senang meletakkan kepalanya di dadaku, katanya selain hangat juga kenyal ketika kami berpelukan. Tapi karena diet yang aku jalani, maka tubuhku beratnya stabil cuma 70 kg. (10 kg. lebih rendah dari yang tampak seharusnya) Untuk menjaga keadaan tubuhku, yang menurutku hot dan sexy ini, aku rela hanya makan dua kali atau cuma sekali sehari agar tidak banyak terdapat timbunan lemak di tubuhku. Tulang rusuk di kedua sisi tubuhku pun aku pertahankan supaya tetap nampak. Aku sangat senang jika pacarku mempermainkan tulang-tulang rusukku dengan jari-jarinya yang lentik. Tony dan Steven suka sekali menghajar tulang-tulang rusukku dengan tinjunya maupun dengan lututnya. Walaupun kesakitan, aku juga merasakan kenikmatan erotis ketika tulang-tulang rusukku mendapat hantaman. Juga Bobby (29 tahun) dengan background tinju. Dengan tinjunya yang tajam dan sangat menyakitkan, dia tidak hanya mengincar perutku yang langsing tapi juga tulang-tulang rusukku. Tidak seperti Steven, tubuhku mulus, tidak dipenuhi urat-urat/pembuluh darah. Dadaku sedikit berbulu di bagian tengahnya, yaitu di antara kedua otot dadaku, dan menipis ketika mencapai perut. Tidak tebal memang tapi cukup jelas, dan yang membuatku tampak jantan. Kecuali aku dan temanku Hadi (32 tahun), petarung lain tidak punya bulu di tubuhnya. Tapi tubuhnya Hadi ini memang tipe tubuh berbulu. Selain sangat tebal juga panjang-panjang bulu tubuhnya, dan menutupi hampir semua dada dan perutnya. Sering aku merasa geli kalau harus bergumul dengannya karena bulu-bulunya yang lebat itu bergesekan dengan tubuhku. Nafsu laki-lakiku sangat besar dan menggebu-gebu. Hubungan dengan pacarku tidak mampu memenuhi nafsuku yang besar. Kadang aku memang kerepotan dengan nafsuku yang besar ini. Jika nafsuku sudah memuncak, aku bahkan tidak dapat berkonsentrasi bekerja, dan sering juga aku tidak bisa tidur. Tapi aku juga berusaha untuk sedapat mungkin tidak melakukan onani/masturbasi. Aku sudah mencoba dengan berolah raga yang mampu menguras tenaga, seperti fitness, tenis, renang, dan bulutangkis. Tapi semakin tubuhku berkeringat, nafsuku pun juga bangkit. Kadang aku kerepotan juga menyembunyikan tonjolan penisku yang tegang, yang nampak jelas dari celanaku. Sampai akhirnya aku menemukan teman-teman petarungku ini yang mempunyai kesenangan yang sama akan pertarungan yang hot dan erotis. Rupanya olah raga saja tidak cukup, aku membutuhkan olah raga yang keras. Aku tidak hanya membutuhkan olah raga yang mampu menguras keringat, tapi juga yang mampu meredam dan melampiaskan nafsuku yang menggebu-gebu. Rasa sakit yang dialami tubuhku karena dihajar lawan mampu mengalihkan nafsuku untuk sementara waktu. Lagipula, cukup sering aku sampai ejakuasi dalam bertarung, seperti halnya petarung-petarung yang lain. Semakin aku tertantang, semakin pula nafsuku meningkat tajam. Jadi memang aku senang dan membutuhkan pertarungan ini untuk melampiaskan nafsuku. Dengan lawan yang lebih besar dan kuat tidak membuatku takut, justru aku semakin bernafsu karena tertantang. Petarung klub kami yang paling tua namanya Ronald (33 tahun). Dia seorang pegulat. Walaupun postur tubuhnya mirip samuel, yaitu postur tubuh pegulat, tapi tubuhnya kalah jauh dari Samuel. Berat tubuhnya hanya sekitar 80 kg. Tapi dia juga tidak bisa dipandang remeh karena dia mempunyai teknik menjatuhkan lawan, menjepitnya, dan membuat lawannya kesakitan. Hingga kini aku baru dua kali bertarung dengannya, dan kedua-duanya aku kalah. Aku kalah bukan karena aku kehabisan tenaga atau kesakitan karena bertarung, tapi karena dia berhasil memaksaku ejakuasi, sehingga akhirnya aku lemas dan tidak dapat melanjutkan pertarungan. Dengan kemampuan gulatnya, dia berhasil mengunci kedua tanganku di bawah tubuhku, dan juga mengunci kedua kakiku dengan kakinya sehingga aku tidak dapat menggunakan kakiku. Kemudian dia mulai memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan mulai merangsang penisku yang memang sudah tegang sejak mulai bertarung. Tentu saja aku berusaha menghentikannya merangsang penisku, karena jika aku sampai ejakuasi, maka aku tidak akan tahan terus bertarung. Aku berusaha melepaskan tanganku yang dikuncinya dibawah tubuhku sendiri, tapi semakin aku berusaha untuk melepaskannya, semakin sakit tangan dan persendianku. Jadi aku akhirnya terpaksa membiarkan tangan dan kakiku tidak berdaya. Teknik menguncinya memang hebat sekali. Sementara aku tidak berdaya, dia mulai memukuli dada dan perutku dengan salah satu tangan dan siku tangannya, sementara tangannya yang lain merangsang penisku hingga akhirnya ejakuasi. Setelah aku ejakuasi dan kehilangan nafsu dan semangat untuk bertarung dia mulai menyiksa tangan dan kakiku dengan teknik gulatnya, memelintir, menekan, dll. sehingga aku sangat kesakitan dan akhirnya aku menyerah karena tidak tahan sakit. Seandainya tangan dan kakiku tidak dikuncinya dan aku dapat bertarung dengan bebas, aku rasa aku akan mampu mengalahkannya. Tapi sayangnya dia mulai mengunci kaki dan tanganku sejak pertarungan mulai sehingga aku tidak punya kesempatan untuk bertarung bebas. Tapi setelah dia bertemu dengan Roy, yang sama-sama pegulat, dia hampir selalu berpasangan dengan Roy, dan hampir tidak pernah bertarung dengan yang lainnya. Steven sebagai petarung paling muda (26 tahun) dari klub kami merupakan kickboxer yang hebat, dan tidak bisa dipandang remeh. Tubuhnya pun tidak kalah kuat dan kalah berototnya dibandingkan yang lain. Tubuhnya hampir sebesar Samuel, bedanya otot-otot tubuhnya tidak mulus, tapi dipenuhi urat-urat/pembuluh darah. Menurutku tampak menjijikkan punya tubuh yang penuh dengan urat-urat, tapi dia justru bangga dengan keadaan tubuhnya. Karena sebagai bukti kekuatan otot-otonya. Dia memang rajin sekali berlatih di fitness center dan senang dengan latihan beban. Seperti halnya Bobby, aku hanya bisa mengalahkannya jika dia ejakuasi duluan. Otot-otot pahanya yang menyerupai jalinan pipa-pipa yang keras menjadikan tendangan lututnya menjadi sangat menyakitkan. Perut dan tulang rusukku terluka parah setiap kali dihajar oleh lututnya. Sedangkan yang satunya lagi adalah Roy (31 tahun). Roy ini juga seorang pegulat dengan postur tubuh yang mirip dengan Ronald, dan besar tubuh mereka pun tidak jauh berbeda, beratnya sekitar 80 kg. Dia dan Ronald merupakan pasangan yang cocok karena mempuyai teknik bertarung yang sama. Mereka berdua hampir selalu berpasangan bertarung. Aku belum pernah bertarung dengannya, tapi menyaksikan dia bertarung dengan Ronald sungguh mengasyikkan, karena keduanya merupakan pegulat sejati dan sama-sama tangguh. Gulat murni mereka tidak sama dengan bertarung bebas yang brutal, karena dalam gulat murni mereka tidak ada pukulan tinju maupun tendangan lutut dan kaki. Mereka akan terus bergulat dan bergumul dengan gaya gulatnya yang khas hingga salah satu kelelahan dan menyerah kalah. Sebenarnya masih ada beberapa lagi petarung, seperti Ferry (31 tahun), Andre (29 tahun), Marcel (28 tahun) dan Peter (29 tahun), tapi mereka sudah tidak menjadi petarung klub kami lagi, karena mereka memang tidak mampu untuk bertarung bebas dan brutal dengan petarung-petarung lain yang perkasa. Tubuh mereka terlalu kecil, kurus dan lemah untuk menjadi petarung. Aku sendiri tidak pernah bertarung dengan mereka, karena mereka tidak lama bergabung dengan klub. Selain itu aku tidak bernafsu jika harus bertarung dengan lawan yang lebih kecil, lebih lemah, atau lebih kurus, karena kejantananku tidak tertantang. Setelah dihajar oleh petarung-petarung lain yang mempunyai tubuh yang kekar dan kuat, akhirnya mereka berhenti sebagai petarung. Ferry sekarang bergabung dengan klub petarung yang satunya, yang merupakan klub petarung kelas ringan, karena para petarungnya memang sangat kecil dan kurus dibandingkan petarung-petarung klub kami. Selain itu, sebenarnya klub mereka lebih banyak melakukan sex daripada pertarungan. Aku sama sekali tidak suka dengan klub seperti ini karena dengan laki-laki aku hanya mau menyalurkan nafsu jantanku melalui pertarungan dan pergumulan yang hot dan cenderung brutal dengan cara laki-laki. Andre dan Peter sekarang menjadi penonton di klub kami. Kadang-kadang mereka juga masih bertarung satu sama lain, atau bertarung dengan penonton lain yang sesuai dengan kemampuan mereka. Para penonton dan sponsor kadang-kadang juga saling ‘bertarung’, dan ‘pertarungan’ mereka biasanya merupakan pemanasan bagi pertarungan yang sebenarnya. Lagipula ‘pertarungan’ mereka sekedar untuk melampiaskan nafsu saja. Mereka tidak ‘bertarung’ lama, cuma sekitar 10 menit, dan tidak brutal. Karena jika sudah sedikit lelah, maka mereka akan berhenti, dan dari ‘pertarungan’ mereka itu, tidak ada yang sampai terluka, kesakitan, atau kehabisan tenaga . Biasanya paling sedikit ada dua pertarungan yang hot dan brutal antara petarung-petarung klub kami. Jika ada waktu yang tersisa, maka akan diisi oleh ‘pertarungan-pertarungan’ mereka. Aku tidak tahu kabarnya Marcel, apakah dia sudah berhenti menjadi anggota klub, atau bergabung dengan klub petarung yang lain, karena sudah lama aku tidak melihatnya. Aku, Tony, Chandra, Hadi, Ferry, Marcel, Peter, Andrew dan Ronald merupakan petarung-petarung lama. Sedangkan Roy, Steven, Bobby dan Samuel merupakan petarung generasi kedua yang bergabung. Kehadiran mereka tambah memanaskan arena kami. Samuel diperkenalkan oleh sponsorku, Max, dan semula juga disponsori oleh Max. Tapi kini ia disponsori oleh Charles, seorang anggota klub kami. Aku tidak menyangkal bahwa dalam klub kami dan pertarungan kami ada unsur-unsur gay. Aku sendiri punya pacar, tapi sungguh, aku juga suka pertarungan ini. Aku selalu ingin menunjukkan kejantananku dengan bertarung sebagai laki-laki. Dan aku termasuk petarung favorit, karena aku selalu mendapatkan tantangan untuk bertarung. Jika sampai tidak ada yang menantangku, maka aku ganti yang menantang. Tindakakanku yang sengaja bertelanjang dada di hadapan petarung-petarung lain ini merupakan cara yang sangat efektif untuk mencari penantang. Aku yakin mereka bernafsu terhadap tubuhku dan ingin menikmatinya dengan cara kami, yaitu bergumul dan bergulat. Dalam pergumulan itu kami dapat saling menelusuri tubuh lawan, merasakan panas tubuhnya, dan saling menguji kejantanannya. Kami senang jika tubuh kami berkilat-kilat karena keringat yang akan semakin menambah nafsu kami. Arena tempat kami bertarung sangat mendukung kebutuhan kami. Selain letaknya tersembunyi, juga ruangan itu selalu panas dan lembab, seperti di dalam sauna, yang akan membuat siapa pun pasti akan berkeringat, walaupun ia cuma duduk-duduk santai di dalamnya. Di Barat, pertarungan erotis seperti ini umumnya diikuti oleh kaum gay. Dalam bertarung, hampir selalu kami sampai ejakuasi. Pertarungan kami memang sensual, dan ini yang membedakannya dengan pertarungan-pertarungan di Dojo atau Boxing Camp atau yang lainnya. Aku tidak mengatakan bahwa anggota klub kami semuanya gay. Seperti aku yang punya pacar, banyak di antara petarung lain maupun para penonton pertarungan yang juga punya pacar. Aku juga tidak tahu apakah beberapa temanku mempunyai pacar karena dia memang membutuhkan sex dengan wanita seperti aku, selain juga akan mendapatkan kenikmatan dari bertarung, atau hanya sekedar untuk menutupi kecenderungan gaynya. Hanya dirinya sendiri yang tahu. Sponsorku, dengan nama panggilan Max, mempunyai kecenderungan gay yang cukup jelas. Dia sampai mati-matian bersaing dengan sponsor lain hendak menjadikan dan mempertahankan aku sebagai jagonya. Aku tahu alasan dia mensponsoriku karena dia bernafsu terhadap diriku. Bahkan peralatan fitness yang khusus disediakan untukku pun diletakkan di kamarnya yang luas supaya dia bisa menyaksikan aku berlatih dan memandangi tubuhku yang berkeringat karena latihan. Kamarnya pun sudah didesign supaya bisa panas seperti dalam sauna saat aku sedang latihan. Dia memang benar-benar ingin melihatku tampil hot dengan tubuh penuh keringat ketika latihan. Sebagai terima kasih karena telah membantuku dalam banyak hal, aku ijinkan dia menikmati tubuhku yaitu untuk diraba-raba olehnya. Aku tidak menolak mengakui bahwa nikmat jika tubuh kita diraba-raba dan dirangsang oleh orang lain. Baik itu pacar kita atau teman kita. Aku tidak pernah bermain sex dengannya atau dengan lelaki manapun. Jika bermain sex, aku senang dengan pacarku. Dengan laki-laki, aku juga ‘bermain sex’ tapi dalam pertarungan yang hot dan erotis. Hal lain yang membuktikan bahwa dia menyukaiku yaitu, jika Max memang mau mencari petarung yang hebat, mengapa dia tidak memilih Samuel yang bertenaga sangat besar. Atau Bobby yang kekuatan tinjunya disegani lawan-lawannya. Atau Steven, kickboxer yang tangguh. Bahkan Max pun sering kalah bertaruh dengan menjagokannku, karena tidak selalu aku menang bertarung. Seperti dengan Samuel yang aku tidak pernah sekali pun menang darinya. Dengan Bobby yang jago tinju itu, aku hanya bisa menang jika dia tidak tahan menahan ejakuasinya. Dengan ejakuasi, tenaga dan nafsu akan terkuras habis. Jika bertarung tanpa didorong oleh nafsu, apalagi jika sudah ejakuasi dimana tenaga dan semangat terkuras, maka tidak akan kuat untuk terus bertarung. Tinju-tinjunya yang semula sangat dahsyat dan menyakitkan, berubah menjadi lemah dan tak bertenaga. Lain halnya dengan Samuel. Walaupun dia sudah ejakuasi, dia mampu mengalahkanku dengan menindihi tubuhku, dan tenagaku akan terkuras mempertahankan diri dari tekanan tubuh Samuel yang berat itu. Hanya Bobby dan Steve yang mampu membuat Samuel terengah-engah dalam bertarung. Tinju Bobby yang keras dan tajam nampaknya mampu menembus lapisan otot-otot tubuhnya yang tebal. Tinju dan tendangan otot lutut Steven yang kuat mampu menembus lapisan otot perutnya yang tebal. Bagi Max tidak masalah kehilangan sedikit uangnya untuk bertaruh karena dia memang cukup kaya. Tapi dengan menjadi sponsorku tentu saja dia punya kesempatan untuk dekat denganku. Tidak hanya waktu latihan fitness di rumahnya, tapi juga waktu aku bertarung. Kedua sponsor petarung boleh masuk dalam arena dan berdiri dekat dengan jagonya yang sedang bertarung, selain seorang wasit dan kedua petarung. Tujuan sebenarnya, yaitu sponsor akan mengawasi, kalau jago lawannya berbuat curang dengan menyerang daerah terlarang, seperti kepala dan bagian bawah. Sponsor petarung ini juga akan menyemangati jagonya. Dengan berada dalam arena dan dekat dengan pergumulan yang sedang berlangsung, dia tentu akan dapat ikut merasakan hotnya pertarungan. Dia bisa merasakan panas tubuh kedua petarung dan merasakan gerakan otot-otot kedua petarung ketika sedang bertarung. Dia juga bisa mendengar dengan lebih jelas nafas jagonya yang terengah-engah, bunyi ‘thud’ atau ‘bug’ ketika pukulan-pukulan mengenai tubuh. Atau erangan kesakitan petarung ketika mendapat pukulan. Dalam pertarungan ini tidak ada ‘break’, jadi sekali dimulai, maka pertarungan akan terus berlangsung sampai ada yang kalah. Seandainya ada ‘break’ karena suatu sebab, maka sponsor yang berhak mengurusi jagonya. Entah dengan memijati jagonya supaya otot-ototnya bisa istirahat sebentar atau merangsang jagonya seperti yang biasa dilakukan Max padaku jika ada break. Dia akan merangsang penisku, mengusap-usapkan telapak tanganya pada puting susuku (my nipples) dengan cepat dan kasar supaya aku terangsang. Meremas otot-otot dadaku, menekan otot-otot perutku, dan menggelitik tulang rusukku. Max tahu benar cara merangsangku, tentu saja tidak sampai berlebihan, supaya jangan sampai aku ejakuasi. Dengan dirangsang, nafsu kejantananku akan bangkit, dan rasa sakit dan lelah akan sedikit berkurang. Ini juga sebab lain mengapa aku senang Max menjadi sponsorku. Max bisa terus menjadi sponsorku karena memang aku juga menghendaki. Peraturan untuk menjadi sponsor yaitu jika petarungnya mau disponsori. Jika petarung tidak mau disponsori seorang calon sponsor, maka calon sponsor itu tidak akan bisa mensponsori petarung itu. Jadi memang dibutuhkan kemauan dari dua belah pihak. Demikianlah ceritaku dengan topik Fight Club yang merupakan pengenalan terhadap tokoh-tokoh yang akan dikembangkan menjadi cerita-cerita yang lain. ---------------------- Ide cerita ini aku dapatkan dari Joe yang diceritakannya padaku sewaktu pertama kali kami bertemu berupa keinginan Joe akan suatu Fight Club sehingga dia punya banyak kesempatan untuk bertarung membuktikan kejantanannya, kira-kira setahun lalu, bulan November 2000. Cerita ini kemudian aku susun kembali, aku kembangkan dengan beberapa tambahan imaginasiku, dan aku ceritakan kembali sehingga menjadikan cerita ini sangat hot. Silakan kalian memberiku saran tentang ceritaku ini atau ide cerita. Apakah aku perlu melanjutkan cerita pertarunganku dengan topik dasar Fight Club ini atau aku mengarang cerita pertarungan dengan topik yang lain. Jangan ragu-ragu menyampaikan ide cerita dan fantasi kalian. Aku senang menggunakan tokoh cerita Joe, karena selain memang Joe seorang petarung yang jantan, aku juga sangat mengaguminya sehingga merangsangku membuat cerita-cerita pertarungan ini. Hubungi aku di alamat ini : donna_kampfer@n2mail.com Jika tertarik menghubungi Joe bisa lewat alamat : JoeStud@fightlink.com

###

2 Gay Erotic Stories from Donna

PERTARUNGAN : FIGHT CLUB

PERTARUNGAN, Part 2: Fight Club Ada sebuah klub di kotaku dimana anggotanya adalah petarung-petarung bebas. Maksudnya pada waktu tertentu, yaitu setiap hari Sabtu malam minggu pertama dan Sabtu malam minggu ketiga, anggotanya berkumpul untuk bertarung/bergulat. Boleh dibilang seperti film Fight Club yang dibintangi Brad Pitt. Tapi cerita ini tidak untuk bercerita Fight Club-nya Brad

PERTARUNGAN, Part 1: TANTANGAN DARI DONNA

PERTARUNGAN: TANTANGAN DARI DONNA Perkenalkan namaku Donna. Aku seorang cewek, bukan cowok. Kaget? Memang aku seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Surabaya. Aku sangat senang dengan cerita Joe tentang PERTARUNGAN di internet. Aku bahkan telah bertemu dengannya, karena dia pun tinggal di Surabaya. Aku memang seorang cewek, tapi aku merasa ada sesuatu yang lain

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story