Gay Erotic Stories

Sore itu aku iseng iseng mampir ke salah satu alamat panti pijat pria, di jalan Tebet Utara I no 36 C. Sesampainya di dalam beberap pria tegap menyambutku dengan ramah. "Silahkan masuk mas. Mau pijat ya ?" tanya salah seorang dari mereka. "Iya nih, badan saya capek capek" sahutku. "Wah kalo capek-capek itu spesialisnya si Adi" kata salah seorang dari mereka. Kemudian seorang cowok tegap berambut keriting maju memperkenalkan dirinya, "Kenalkan, saya Adi.." katanya sambil tersenyum. "Wow ganteng banget nih cowok, mana badannya atletis lagi" batinku, "Boleh deh sama Adi aja" Kami pun menuju salah satu kamar, dan langsung mengunci pintu dari dalam. Tanpa basa basi lagi, aku lucuti seluruh pakaian yang kukenakan, termasuk celana dalamku. Adi kaget melihat aku tanpa basa basi begitu. Tapi dia segera tanggap dengan mengikuti caraku. Dan, wow.... alamak ! Kontolnya yang hitam dan panjang itu sudah setengah tegak ... Panjangnya kira kira 17 cm (persis kontol kuda) dengan dihiasi urat urat bertonjolan di batang pelirnya. Tak ayal lagi nafsuku yang sudah membara langsung mendikte mulutku untuk menyerang kontol itu. Kami bergumul dengn posisi 69. Mulutku menjilati, menghisap, merasakan setiap senti dari batang kontolnya, sementara mulut Adi tak kalah dahsyatnya menelusuri setiap jengkal kontolku. Terkadang permainan kami diselingi dengan ciuman ciuman mesra di bibir, berpagut lidah, ohhh indahnya.... Percumbuan ini berlangsung kira kira 15 menit, sebelum aku memutuskan untuk merasakan lobang anus Adi. Setelah kupasangkan kondom di kontolku, Adi berbaring di bawah dengan kedua kakinya diangkat keatas ke arah bahunya. Aku menindihnya dari atas, kontolku mencari jalan menuju lubang sorgawi itu. Setelah masuk, aku langsung tancapkan sedikit demi sedikit. Adi mengernyit ketika merasakan betapa besarnya batang kontolku di anusnya. Tapi sudah terlambat. Aku sudah dirasuk nafsu setan untuk menggenjotnya, dan aku dengan kegirangan menaikturunkan pantatku. Rintihan Adi yang meminta supaya aku perlahan lahan sama sekali tak kuhiraukan. Tusukan demi tusukan membawaku seolah berpacu menuju surga. Adi yang semula kesakitan kini malah dengan nikmatnya menikmati goyangan kontolku, dan memainkan jurus andalannya, yaitu ciuman maut dengan lidahnya yang menari-nari di bibirku. Sepuluh menit kemudian, air maniku memuncak, dan aku cabut batang kontolku, kulepas kondomku (walaupun Adi sempat protes karena kehilangan kenikmatan tusukanku) dan kukocok kontolku di mulut Adi. Dan.... AAAaarrhhh... pancaran air maniku menyembur tak tertahankan lagi menyemprot mulut Adi. Setelah orgasmeku selesai, kuciumi mulut Adi sambil merasakan nikmatnya air maniku sendiri. Setelah itu aku pergi dari situ setalah sebelumnya kubayar Adi Rp 80.000. Sekian (jika ada info tempat pijat pria seperti diatas, silahkan hubungi b_gayner@hotmail.com Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet