Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

SANG PEMERKOSA

by HENDY


SANG PEMERKOSA (sumbangan cerita dari “VALDO” (budi.gino@.....com) Pagi-pagi seperti biasa, aktfitas yang aku lakukan adalah membaca koran ,salah satu berita yang mengusikku adalah berita tentang pemerkosaan terhadap anak SMA yang dilakukan oleh pacarnya dikotaku. Dalam berita itu si pemerkosa yang ternyata masih berusia 21 tahun dan seorang cleaning service dijatuhi hukuman 4,5 tahun. Dalam benakku timbul rasa benci sekali pada anak itu,bagaimana kalau ini terjadi pada saudara saya. Dalam hati timbul niatan untuk mengerjai pemuda itu. Sampai ditempat kerja aku cerita sama temanku RENDRA tentang rencanaku.Tak kusangka Rendra menyetujui rencanaku. Akhirnya aku berunding sama Rendra untuk menyusun rencana. Hari Sabtu, jam 10 siang saya, RENDRA dan JOVIE teman Rendra yang ikut gabung sampai di Rutan dikota kami. Setelah melalui pintu gerbang, kami diperiksa oleh petugas. Setelah melalui banyak kendala dan aturan yang rumit, saya bisa ketemu dengan Fandi pemuda yang memperkosa pacarnya. Pertama ketemu saya agak kaget juga.Ternyata pemuda itu berbadan kecil tinnginya sebatas telinga saya.Saya duduk berhadapan dipisahkan bangku panjang. “Kenalkan saya VALDO, saya kenalan orang tua kamu. Mereka ingin ketemu kamu,bisa kan kamu menemui orangtuamu sekarang.” “Gimana caranya mas?” “Gampang bilang saja saya saudara kamu, nanti soal penjaga saya yang atur.” “Baik mas saya mau” jawab Fandi dengan mata berbinar. Walau banyak kendala yang kami hadapi dan negosiasi yang alot, akhirnya saya dan teman saya bisa membawa FANDI keluar dari Rutan dengan syarat selama 24 jam dan segala jaminan. Sampai juga akhirnya kami berempat disebuah apartemen milik saudara Rendra. Sepertinya Fandi takjub akan apartemen ini. Mungkin dia baru pertama masuk apartemen. Tak begitu lama Jovie membentak Fandi. “Buka bajumu…” Fandi kaget, dia melihat Jovi… “aku bilang buka bajumu….” Bentak Jovi lagi “Untuk apa mas..???” Jawab Fandi sedikit serak “Udah jangan banyak tanya …buka bajumu…” Fandi belum buka banjunya… Jovi mendekati Fandi, ditariknya baju Fandi. Karena badan Jovi lebih besar dan tarikannya sangat kuat membuat Fandi jatuh. Melihat Fandi jatuh Jovi langsung mendekat dan baju Fandi yang kami beri saat di rutan ditariknya hingga kancingnya lepas semua. “Tau gak, kenapa saya bawa kamu kesini… Saya mau kamu kerasakan gimana rasanya diperkosa seperti yang kamu lakukan.” Tanpa menunggu lama Jovi langsung menarik celana Fandi. Awalnya Fandi mempertahankan.. dengan bantuan Rendra akhirnya saya melihat Fandi sudah telanjang bulat. Ehmmm lumayan juga badan Fandi, selain bersih,alat vitalnya lumayan gede juga untuk ukuran badan dia yang kecil. “Siapa nih yang duluan…?” Tanya Jovi saat dia dan Rendra membanting badan Fandi di spring bed. “Valdo aja duluan, dia kan yang puny ide“ kata Rendra. “Saya duluan nih…???” tanyaku minta persetujuan. “Okey..!!!!” jawab Jovi dan Rendra barengan Setelah aku buka baju dan celana panjangku dan hanya tinggal celana boxing, aku tarik tangan Fandi untuk berdiri, aku dorong dia ditembok. Tangan kiriku menjambak rambut belakang Fandi hingga kepalanya menghadap keatas, sementara tangan kananku merocoh dan mengocok kontol fandi. Aku lumat juga bibir Fandi yang terbuka karena menahan nafsu. Dia tampak gelagapan dan tidak mengira serangan dari bibir saya. Secara bersamaan aku rasakan kontol Fandi kian menegang. Aku percepat kocokkanku. “auugghhhh….ooohhhttttttt….” erang Fandi. Semakin aku cepat kocok kontol Fandi tanpa melepas lumatan dibibirnya. Aku merasakan kontol Fandi semakin keras. ”auugghhhhh…ooohhhttttttttt…aaaauuhhhhh” Kali ini aku hentikan aksiku, aku tarik tangan Fandi ke spring bed. Aku telentangkan dia. Tanpa menunggu lama aku buka paha dia, ”Jangan mas… jangan….saya belum pernah mass…. Jangan massss…” Fandi meronta, sepertinya dia tau apa yang akan aku lakukan. Diguling-gulingan badannya kekiri dan kekanan. Melihat Fandi seperti itu, tanpa dikomando Jovi dan Rendra menghampiri. “Plaaaakkkk….” Jovi menampar pipi Fandi.”Diam……” kata Jovi sambil memegangi kedua tangan Fandi… Kembali aku buka kedua selangkangan Fandi. Tampak lubang bergaris yang masih sempit. Sambil sedikit mengocok kontolku yang juga mulai tegang, aku olesi juga dengan ludah. Pelan-pelan aku arahkan kontolku ke lubang Fandi, terus mengocok dengan ludah. Awalnya susah sekali masuknya. Sebagian kepala kontolku masuk tapi seperti ada yang menahan. Aku tarik lagi keluar kontolku, aku olesi ludah lagi. Kali ini seluruh kepala kontolku sudah masuk. Gilaaa…… rasanya kontolku berdenyut cepat… seperti ada yang menyedot dari dalam lubang Fandi. Blessssszzzz…..” masuk sudah kontolku dianandi “Sakit massss…… jangan…masssss……. Sakit….sakiitttttttttttt…” suara Fandi memelas saat aku masukkan kembali kontolku, kali ini hampir seluruh kontolku masuk, aku dorong kuat-kuat pantatku agar kontolku bisa masuk semua, setelah tinggal sepertiganya aku tarik mundur dan majukan pantatku lagi. Enak rasanya, sungguh ini adalah pengalaman pertama kontolku ngentot laki2. “Ampuuuunnnnn…massss….. sakitttttt…..” teriak fandi, Tak kuhiraukan teriakkannya, aku makin mempercepat dorongkan pantat maju mundur. Fandi mencoba berontak, tapi apa daya, dia tak bisa melawan kami bertiga. Mata fandi terbelalak dengan mulut terbuka, saat pantatku kudorong maju…. “Sakit…masss….. sakitttttt…. Ampuuunnnnn massss….. aauuhhhhgggghhhh…” rintihan Fandi semakin membuatku bergairah… Terus aku pompa lubang Fandi hingga keringatku bercucuran dibadan Fandi. Setelah sekian lama sepertinya kontolku berdenyut, pertanda mau crrooootttt. “Mau keluar ya….???” Tanya Jovi, “Iya…?? “Muntahkan saja dimulutnya…” Aku cabut kontolku dari lubang Fandi, lalu aku berlutut diatas dada Fandi. Tanpa aku perintah sepertinya Fandi sudah tau maksudku, dibuka mulutnya… Sambil trus aku kocok keras2 kontolku untuk menuntaskan birahi yang udah sampai ubun2. “Crrrooooottttt…..crrrrooooottttt…… Spermaku berlomba keluar dari kontolku dan langsung ditampung dimulut Fandi..Tak ada maniku yang tercecer keluar mulut Fandi, karena sepertiga kontolku masuk dimulut Fandi. Lega rasanya…. Seperti badanku tiada tulang…. Kali ini RENDRA berdiri dipinggir spring bed, aku lihat kontol Rendra sudah ngaceng dan besar. Baru kali ini aku lihat kontol Rendra, walau kami berteman sejak SMP tak pernah aku melihat kontolnya. Karena kami berdua mungkin juga Jovi adalah sama2 pria normal, jadi gak ada niatan lihat kontol teman. Rendra mengangkat kedua kaki Fandi tinggi2, sambil membuka paha fandi, Rendra mencoba menusukkan kontolnya yang sudah ngaceng ke lubang Fandi, sesekali Rendra mengolesi kontolnya dengan ludahnya, dan dia juga meludahi lubang Fandi, lalu dicoba masukkan lagi kontolnya. Tampak sekali Fandi merasakan kesakitan. Dipejamkan matanya sambil bersuara yang tak jelas….. dari matanya yang terpejam tampak butiran air mata menetes dikedua sisi matanya “Aggguuhhhhttttt……. Sakittttt….!!!!!” erang fandi saat Rendra mendorong pantatnya kuat2. Karena kuatnya dorongan yang dilakukan oleh Rendra, badan Fandi yang kecil ikut terguncang, sekilas aku lihat kontol Fandi, ikut goyang juga, walau belum tegang penuh kontol fandi bergerak tak tentu arah. Melihat seperti itu, timbul pikiranku untuk memainkan kontolnya… Kupegang kontol Fandi,kukocok kontol Fandi perlahan2, semakin lama kontol Fandi semakin membesar, dan astaga….ternyata kontol pemuda ini lumayan juga,dengan urat2 yang terlihat…. Nafsuku kembali datang, tanpa menghiraukan Rendra yang trus memompa lobang Fandi, aku jilati kepala kontol Fandi, aku tusuk2 dengan lidahku lubang kontol fandi sesekali aku kulum kepalanya….. “Aku ikut juga ahhhhhhh….” Saya menghentikan oral kontol Fandi, dan melihat Jovi yg sudah mengangkangi dada Fandi, rupanya Jovi sudah gak tahan menunggu, dia pengen dioral.Jovi memasukkan kontolnya ke mulut Fandi sambil tangannya mengangkat kepala Fandi, aku teruskan lagi mengoral kontol Fandi yang warnanya merah keunguan… Aku lirik Rendra, sepertinya dia semangat sekali menikmati lubang Fandi.. dengan irama yang teratur maju mundur, membuat badan Fandi yang tergoncang makin menambah gairah saja. Kali ini Rendra minta Fandi menungging, dia pengen menyodok lubang Fandi dari belakang. Dengan sedikit kasar Rendra membalikkan badan Fandi, dan menyuruhnya nungging, tak begitu lama kontol Rendra masuk kedalam anus Fandi….. Tak ada suara dari mulut Fandi, hanya tarikan nafas yang tidak teratur. “AAuuggggghhhh…..” tampak badan Rendra mengejang, tapi dia masih saja memompa anus Fandi…. Aku kembali ke kontol Fandi, kali ini aku dibawah selangkangan Fandi, aku emottt dan kenyotttt… kontol Fandi dalam2… gayaku mengenyot kontol Fandi seperti anak kambing yang menyusu ke induknya.. “AAuugghhhhh…… ooohhhhh……” aku dengar rintihan nikmat Fandi, entah dari kontol Rendra yang menyodoknya atau dari kenyotan mulutku. Sementara kontol Jovi diklamuti oleh Fandi… “ahhhhh….. aku mau keluar,…….” erang Rendra… dia semakin mempercepat gerakannya…. Beberapa saat kemudian dicabutnya kontolnya yang sudah mengkilat, kali ini dia ambil alih Jovi, dikocoknya kuat2 kontolnya, Jrooooooottttt….jrrooootttttt….. Tak berapa lama keluarlah mani Rendra, mengenai muka Fandi… ”Ohhhh…aagghhhh…..nikmat sekali…. “kata Rendra setengah merintih…. Hampir bersamaan aku merasakan kontol Fandi berdenyut, kali ini kembali aku telentangkan badan Fandi, sambil membungkuk aku kulum kontolnya…. “AAhhhhh…ohhhhh…..” Aku rasakan badan Fandi mengejang, tak berapa lama keluarlah mani Fandi, sayang aku tidak sempat menghindar, sehingga mani Fandi masuk ke mulutku, rasa asin gurih bercampur dimulutku, aku telan saja peju Fandi, setelah habis semua pejunya aku lihat badannya tampak lemas, aku merasakan sensasi yang luar biasa, tanpa sadar aku jatuhkan badanku dibadan Fandi, kepalaku tepat didadanya, sehingga aku dengarkan detak jantungnya yang tidak beraturan. ”Sekarang kamu Jov….” Kata Rendra pada Jovi setelah beberapa saat. “Gak sekarang aku besok saja, aku pake cara laen…” “Cara apa, jangan aneh-aneh ya kamu….!!!” kata Rendra setengah protes. “Udah lihat saja besok….” kata Jovi sambil memakai kembali celana boxingnya. Tak berapa lama kedua teman saya pamit keluar untuk malam mingguan dulu. Aku kebagian jaga Fandi di apartemen. Sebelum keluar, Jovi mengambil baju yang tadi dikenakan Fandi…. “sampai kamu kembali , kamu gak usah pake baju….” kata Jovi. Fandi hanya diam saja, tak tau apa yang ada dipikirannya. “Besok liat gayaku memperkosa ya…” bisik Jovi sambil terkekeh2 ditelingaku…. Aku tidak menjawab karena dia terus melangkah dan keluar . Aku liat jam dinding, menunjukkan pukul 5 sore, perutku rasanya minta diisi, aku lihat Fandi masih diatas spring bed, dia duduk sambil kedua tangannya merangkul lututnya dan meletakkan kepalanya ditutut.Tak tau apa yg dia pikirkan, yang jelas aku lihat dia menangis…. “Aku mau keluar cari makan, kamu disini dulu…..” kataku datar. Tidak ada jawaban dari Fandi, aku dekati dia, aku tepuk bahunya… ”aku mau keluar dulu” ..aku ulangi lagi… ”Iya massss…” jawabnya lemah. Aku keluar apartemen sambil menguncinya dikamar dan pintu apartemen. Setelah beberapa lama aku datang lagi sambil membawa 2 kotak makanan cepat saji dan soft drink.. aku masuk kekamar dan mendapati dia masih dalam posisi seperti tadi. “Nih makan dulu, kamu lapar kan ?????” “Iya mas…” Fandi mengambil makanan yang aku sodorkan. “Makan diruang tengah saja sambil lihat teve…” Tanpa menjawab Fandi mengikutiku… Akhirnya aku makan dengan Fandi sambil menonton teve, sesekali aku lihat kontol Fandi,kontol yang bagus, warna merah keunguan dengan dihiasi jembut hitam yang tidak begitu lebat sempurna bertengger dibadan yang kuning langsat. Tanpa aku sadari mata Fandi melihatku, kami beradu pandang, tentu saja saya jadi gelagapan dan salah tingkah….. Hampir 2 jam kami duduk berdekatan sambil nonton teve, tak ada kata apapun yang terucap dari mulut kami, hingga Fandi minta izin tidur. ”Mas, boleh saya tidur…” “ohh..ya silahkan…. Tidur dulu ajja… aku lihat film ini habis dulu.” kataku…. Film yang aku tonton selesai pukul setengah 1 malam, mataku mulai berat. Aku melangkah masuk kamar, betapa terkejutnya aku melihat Fandi tidur telentang dengan kontol yang tegak mengacung. Kembali birahiku naik, aku lepas bajuku dan tinggal celana dalam saja. aku rebahkan badanku didekat Fandi, aku lihat lagi kontol fandi yang ngaceng itu, tegak lurus tak bergerak sedikitpun walau nafas Fandi naik turun. Tak aku sia-siakan, aku pegang kontol Fandi, terserah dia mau bangun apa tidak, tohhh.. saat ini dia adalah budak kami bertiga… Aku jilati dua peler Fandi bergantian dan langsung menuju kontolnya yang tegak,aku jilati kepala kontolnya berkali2… aku lihat Fandi menghela nafas panjang, mungkin dia mimpi basah. Kali ini aku pindah sasaran… aku jilati leher Fandi… pindah ke dada.. aku berhenti diputing susunya, aku mainkan dengan lidahku..setelah puas aku jilati lagi bagian perutnya hingga bermuara kekontolnya… Aku pegang kontol Fandi, dengan lembut aku naik turunkan tanganku, aku kocok perlahan,terasa sekali kontol hangat itu. Sambil terus aku kocok kontol Fandi sesekali aku kulum kepala kontolnya. Selang beberapa lama badan Fandi mengejang walau matanya masih terpejam… aku teruskan kocokkanku dengan lembut… hingga aku rasakan kontol Fandi berdenyut-denyut.. “Ahhhhh……ahhhhhh…..” erang Fandi hampir bersamaan muncratnya mani dari kontolnya.. Edan bener… mani Fandi banyak sekali yang menyembur aku jilati mani fandi yang masih meleleh dibatang kontolnya… Tak berapa lama fandi menarik nafas dalam2 seperti dia melepas beban yang berat. Akhirnya aku tidur disebelah fandi dengan posisi telungkup sambil tangan kanan diatas dada Fandi…. Pukul 7 ada BBM masuk dari Rendra, ”Buka pintunya….” Tanpa membalas dengan mata yang masih ngantuk aku menuju pintu, dan membukanya, betapa terkejutnya aku saat pintu aku buka, kedua temanku tertawa terbahak2… tanpa aku sadari aku masih telanjang bulat didepan mereka. “Wah ada pesta season 2 nie…” aku tidak menjawab karena aku malu telanjang didepan mereka. “Sekarang giliranku yang pesta, kalian berdua liat aja ya…” kata Jovi sambil ngakak…. ”Mana anaknya?” “Tuh dikamar…” jawabku. Aku lihat Jovi menurunkan ranselnya, beberapa saat kemudian dia mengeluarkan isinya. Sebuah benda terbuat dari BESI, sepertinya itu adalah ALAT PRESS yang biasanya dipake MONTIR. “Jov…. Jangan main2 ah….” protesku “Tenang aja gak bakal mati kog dia…” “Iya…tapi dia manusia Jov, mau kau apakan pake alat itu..” “Udah lah liat aja nanti….”kata Jovi santai… “Suruh sini anaknya…” Aku panggil Fandi, tak berapa lama dia ada diantara kami bertiga, saat aku lihat dia, busyyeettttt… kontolnya masih tegak juga walau udah aku coli berkali2 semalam. “Wuuiihhhhh…. Bagus banget kontol kamu, pasti tambah seru nie..” kata Jovi, sambil menarik2 kontol Fandi. “Ayo..kebelakang saatnya atraksi…” ajak Jovi…, Kami bertiga mengikuti Jovi dari belakang, sampai didapur, aku lihat benda yang dibawa Jovi sudah terletak dimeja. Jovi berdiri didekat benda itu, ya.. benda itu memang alat untuk press atau meluruskan besi yang biasa dipakai dibengkel tergambar diraut wajahnya yang pasrah dan memelas. “Maju sini,masukkan kontolmu disini….”Jovi menunjuk alat itu. “Jovi, jangan keterlaluan kamu…” protesku. Sepertinya aku tidak dihiraukan, Fandi memasukkan kontolnya diantara 2 besi itu,sementara tangannya disilang kebelakang. Jovi memukar besi panjang seperti engkel, belum ada reaksi apa2 dari Fandi, krn jarak antara kedua besi itu masih belum menghimpit kontolnya. Semakin lama “Auhhhhh….sakit masssss……” rintih Fandi, Jovi menghentikan putarannya sesaat, melihat reaksi Fandi. Tak berapa lama Jovi memutar lagi engkol alat itu, “Ampunnnn…mass….sakit..masss….ampun…..” teriak Fandi, dia sudah tidak bisa mencabut lagi kontolnya, krn sudah terjepit alat itu, untuk mundur saja rasanya tak mungkin, itu akan membuat kontolnya semakin sakit. Jovi senyum sinis, san memegang engkol lagi, diputarnya beberapa inchi… tapi itu membuat Fandi menggelepar kesakitan. ”Sudah mas…..sakit mas…… ampun masssss…. Ampun….” “Jovi..stop Jovi…. Kasihan dia Jovi…”perintahku. “Valdo…kamu tau kan kita keluarkan anak ini habis beberapa juta.., kalau hanya sodomi aja buat apa… kita buat kontolnya mati sekalian biar gak ganggu anak orang” kata Jovi sambil memegang engkol. “Ampun massss…. Jangan siksa saya mas…. Ampun massssss…..” rintih Fandi, kali ini tangannya memegang pinggir meja, agar badannya tidak mundur atau jatuh, kalau sampai terjadi sakitnya pasti lebih parah lagi. Tak tega aku melihat Fandi , ingin aku menolongnya tapi itu tidak mungkin… aku lihat matanya yang menangis mengeluarkan air mata, Fandi menatap mataku dengan sayu. Terenyuh sekali melihat dia seperti itu. Sepertinya mata itu minta tolong padaku, “maafkan aku Fandi, aku gak bisa menolongmu”. bathinku dalam hati sambil menunduk lesu. “Oke…selesai….” tiba-tiba Jovi memutar engkol itu berlawanan arah, yang membuat renggang besi itu. Aku lihat batang kontol Fandi kemerahan, dan ada yang lecet2.Setelah terbebas kontolnya Fandi mundur dan langsung bersandar pada tembok… ”Kasihan sekali kamu Fandi…” bathinku, ingin aku merangkulnya dan memeluknya untuk member sedikit damai dihatinya. Belum selesai rasa lega dihatiku dan Fandi, tiba2 Jovi menyalakan 2 lilin. ”apalagi yang akan dilakukan Jovi ya…”pikirku. “Ren,ikat tangannya dilemari….”perintah Jovi, pada Rendra, Aku lihat Rendra mengeluarkan tali kain dari ransel Jovi tadi, lalu Rendra mengikat tangan kiri Fandi kuat-kuat… terlihat Fandi meringis kesakitan. Setelah tangan kiri Fandi terikat, Rendra melingkarkan tali kain itu belakang lemari hingga ke sisi lain lemari.Rendra memgang tangan kanan Fandi, lalu diikat dengan ujung tali tadi kuat-kuat. Kali ini Fandi tak bisa bergerak leluasa, karena kedua tangannya terikat. Jovi mendekat ke Fandi sambil membawa kedua lilin yang masih menyala, setelah dekat, Jovi menuangakan lelehan lilin kedada Fandi… “Aduh….panassss…massss….. panas…masssss….”teriak Fandi. Jovi tidak menghiraukannya,diteruskannya dia memelehkan 2 lilin yang dipegangnya. Kali ini bukan hanya dada yang disiram, perut Fandi juga, terus kebawah hingga kontol Fandi tak luput dari siraman lilin Jovi. “Panassss…massss…sakit…massss…. Ampun….ampun ..masssss…” rintih Fandi. Kali ini Jovi menghentikan gerakan tangannya, dia melelehkan terus di kontol Fandi, hingga Fandi tak kuat menahan panas. Fandi mencoba berontak tapi tidak bisa. Batang kontol Fandi penuh lelehan lilin, kontol Fandi masih tetap ngaceng… Lilin sudah hampir habis, Jovi meniup api lilin itu, dan meninggalkan kami, sambil jalan Jovi menampar kontol Fandi sehingga menjerit kesakitan. Aku buka ikatan tangan kanan Fandi sedang Rendra membuka ikatan tangan kiri, aku tatap wajah Fandi, terlihat jelas dia amat tersiksa dan tertekan, Fandi sesenggukan menahan tangis. Ingin aku merangkulnya, tapi tak mungkin aku lakukan didepan teman2ku yang sudah beringas. Jovi datang lagi didapur, mengajak kita kekamar. Aku lihat dia membawa bolpoint dan botol kosong the botol. Aku mengikuti lagi, ”Apalagi ya yang akan dilakukan Jovi, sepertinya anak itu belum puas…”bathinku. “Tidur telantang kamu dibawah…” perintah Jovi pada Fandi. Fandi menuruti perintah Jovi. Saya dan Rendra hanya melihat saja apalagi yang akan dilakukan Jovi. Jovi menekuk kaki Fandi dan membuka paha Fandi, terlihat lubang Fandi, tak berapa lama Jovi mengambil botol, dan menusukkannya dianus Fandi.Baru masuk sedikit Fandi sudah mengaduh kesakitan. “Aduhhhh…sakit massss… sakit….”teriak Fandi “Diam…” bentak Jovi, sambil terus memasukkan botol ke anus Fandi. Fandi menggelepar2 menahan sakit, ditutupinya wajahnya dengan kedua telapak tangannya menahan sakit, Jovi terus memasukkan botol itu hingga sisa sepertiganya. Jovi membiarkan botol itu dilubang Fandi, sekarang dia mengambil bolpoint. Dikocok2nya kontol Fandi, hingga tegang, setelah tegang Jovi menancapkan bolpoint ke lubang kontol Fandi, Fandi mengangkat punggungnya lalu membantingnya lagi, menahan sakit yang sangat., Hampir seperempat panjang bolpoint itu masuk, Jovi masih terus melakukan aksinya… tak berapa lama ada darah menetes dari kontol Fandi. “Jovi..dia berdarah…..” teriakku… Jovi tidak menghiraukan masih diteruskannya aksinya walau susah. Tangan Fandi memegang tangan Jovi, sambil memelas minta ampun… ”Sakit massss..sakit…..” “Oke kalau kamu minta berhenti…” kata Jovi… “aku akan cabut botol dan bolpoint ini.” Jovi kembali keselangkangan Fandi , diambilnya botol yang telah menancap dianus Fandi… Ada nafas lega yang dihempaskan Fandi begitu botol sudah tidak ada di anusnya… Kali Jovi mendekat kekontol Fandi… dipegang2nya kontol Fandi… sambil melihat wajah Fandi.. “Ini juga minta dicabut,,???” tanya Jovi dengan nada sinis. “Iya masss…. “ jawab Fandi pelan. Bersamaan dengan itu Jovi mencabut bolpoint yang menancap dikontol Fandi dengan kasarnya…. Fandi menjerit kesakitan. Bersamaan dengan keluarnya bolpoint itu dari lubang kontol Fandi keluar juga darah segar, Fandi memegangi kontolnya,… tangannya berlumuran darah, Aku panik tak tahu apa yang aku lakukan. Dengan Reflek aku buka kaosku dan aku usapkan di kontol dan tangan Fandi yang penuh darah. Rendra juga panik, dia lari kedapur ambil es batu, diberikannya padaku, langsung aku taruh dikontol Fandi, kali ini Fandi menghentikan erangannya. Aku raih tangan Fandi dan aku usap darah yang melumurinya. Setelah keadaan membaik, aku tuntun dia kekamar mandi, aku bersihkan sisa darah dikontol dan tangannya dengan air, setelah bersih aku keringkan dengan handuk,Fandi sepertinya sulit berjalan, dia seperti menahan sakit yg berat sekali. Aku papah Fandi masuk kamar, sekilas aku lihat jam dinding pukul 12 siang. “Waktunya kita antar dia ke rutan…” kataku pada Rendra dan Jovi… “Oke aku tunggu diparkiran….” jawab Jovi, dia mengemasi barang bawaannya dan memasukkannya ke ranselnya. Fandi masih menahan rasa sakit krn darah masih menetes dikontolnya. Aku ambil boxing dan celana, aku kenakan pada Fandi, dan juga baju. Keluar dari apartemen Fandi masih berjalan berjinjit, menahan sakit… didalam mobil Fandi duduk dibangku tengah dengan aku, sedang Jovi dan Rendra di depan. “Jovi…. Ada kotak obat gak …??..nih darah Fandi netes terus…” tanyaku “tuh dibelakang…repot amat sih kamu…anggap aja itu darah cewek yang diperkosa dia…” jawab Jovi. Tanpa menunggu terlalu lama aku meloncat kekursi belakang,aku ambil kotak obat, untung ada perban dan betadin didalamnya. “Buka celanamu….” kataku lirih pada Fandi.. aku lihat dicelananya sudah ada bercak darahnya. Sepertinya Fandi merasakan kesakitan saat celananya bergesekan dengan kontolnya…. Aku bantu buka retsleitingnya, dan celana dalamnya, aku lihat darah masih menetes dikontolnya.. Aku tuangkan kompres dikapas, aku bersihkan darah dikontol Fandi setelah bersih aku beri betadine… Fandi menjerit..”pedih massss….ahhh….” “Gak papa tahan aja…”..kataku.. aku ambil Koran disebelahku, aku kipas2 kontol Fandi.. sepertinya pedihnya sudah reda, hanya sesekali dia pejamkan mata menahan rasa sakit. “Jov…mampir ke apotik dulu” “Ngapain….??” “Aku mau beli obat…” Tak berapa lama ada apotik didepan, mobil berhenti, saya langsung masuk dan membeli obat. Tak berapa lama saya masuk kembali . “Nih minum obatnya dulu…”aku sodorkan kapsul dan air minum ke Fandi, “Obat apaan yang kau kasihkan” Tanya Rendra. “Binahong..” Tak berapa lama mobil berhenti didepan Rutan, Jovi membalikkan badan, sambil mengancam Fandi. “Ingat…jangan cerita pada siapapun kejadian ini, kalau sampai cerita aku buat mampus kamu” kata Jovi sambil tangannya diarahkan kelehernya. Fandi tidak menjawab, dia menutup celananya lagi. Aku keluar dulu disusul Fandi, sedang Rendra dan Jovi menunggu dimobil. “Maafkan saya ya Fan” “Gak papa mass..” Fandi masih kesulitan berjalan, terpaksa aku papah lengannya. Setelah sampai dipintu penjagaan aku lapor ke sipir, dan sebelum berpisah aku berikan obat pada Fandi “itu obat untuk mengeringkan luka,…Fandi..maafkan mas ya atas kejadian ini, saya menyesal sekali Fan…” “Gak papa mas..hati2 mas kalau pulang”Fandi masuk ke blok di rutan, Akhirnya aku keluar dan pulang kerumah. +++++ Sebulan setelah kejadian itu, hampir 2-3 minggu sekali aku mengunjungi Fandi, hanya untuk sekedar ngobrol dan makan berdua dibangku panjang rutan. Aku mendengar cerita Fandi didalam Rutan, berikut beberapa ceritanya. Didalam rutan Fandi tinggal bersama dengan 6 orang dalam kamar ukuran 3X3.. bisa dibayangkan betapa sumpeknya saat mereka tidur, Fandi dan 2 orang temannya malah sering tidur sambil duduk krn tidak mendapat tempat. Didalam rutan berlaku hukum siapa kuat dia berkuasa.Ini dirasakan oleh Fandi saat pertama masuk, didalam kamarnya ada seorang napi yg kena kasus preman. Namanya LUKMAN, badannya gempal, kulitnya coklat, untuk ukuran preman wajahnya tidak mendukung karena terlalu manis jadi preman heheheh… tapi diblok E dia salah satu yang disegani. Tak ada yang berani melawannya. Apa yang diminta dan diinginkan pasti akan dituruti oleh napi lain. Bersama bang Lukman dan yang lain, Fandi menghabiskan hari2nya dikamar sempit itu. Pertama kali masuk sel itu, Fandi takut bukan kepalang, karena saat melewati blok2 banyak yang panggil2 menggoda “Brondong… nanti malam ke selku ya servis aku ya…” Setelah sampai didepan sel, penjaga menunjukkan kalau fandi harus tinggal disitu, dilihatnya sel itu ada 2 orang, BANG LUKMAT dan ROZI yang seorang perampas motor. Saat masuk kedua orang itu melihat Fandi dengan datar,Fandi memperkenalkan diri, tapi sambutannya biasa2 aja. Saat malam ternyata sel itu dihuni oleh tujuh orang, bisa dibayangkan, bagaimana sesaknya bila tidur. Fandi duduk bersandar ditembok, disampingnya bang Lukman. “namamu saya, kasus apa ???” “Saya Fandi bang..kena kasus menghamili pacar..” jawab Fandi berbohong, kalau dia mengaku memperkosa pasti satu rutan akan mencincangnya, seperti apa yang dia dengar selama ini. “Kog menghamili???” “iya bang…krn ortu cewek saya gak izinin kami pacaran” “Ohhh… rasanya ngentot sama pacarmu gimana??” “Ya gitu bang…” Fandi mulai merasakan tangan bang Lukman mengelus2 pahanya.. semakin lama tangan bang Lukman naik hingga tepat digundukan kontol Fandi, diremas2nya kontol Fandi oleh bang Lukman.. “dipraktekin yukk… pengen tau rasanya ngentot kayak apa …” kali ini tangan bang Lukman memegang tangan Fandi…. Ditaruhnya tangan Fandi digundukan kontol Lukman, Fandi mencoba meremas remas kontol Lukman. Tampak Lukman menikmati remasan Fandi, tak begitu lama… Lukman membuka kaos dan celananya.. Walau remang2 mata Fandi melotot melihat kontol Lukman sudah tegang. Kontol yang hitam legam dengan jembut yang lebat,.. ukurannya lumayan besar.. hampir sama dengan pergelangan tangan Fandi, ditambah urat2nya yang menonjol. Belum hilang terkejutnya Fandi melihat kontol Lukman, didekatkan kontol itu dimulut Fandi yang masih duduk, Fandi gelagapan menyambut kontol besar Lukman, apalagi sat pantat Lukman ditekan maju mundur .. Fandi bingung menghadapi serangan kontol bang Lukman… “Buka bajumu….” minta Lukman, Sambil berdiri Fandi membuka baju dan celananya, kini keduanya sama2 bugil diantara teman2 satu sel yang sudah tidur. “Aku pengen ngentot kamu…” kata Lukman, Fandi tidak menjawab… rasanya dia menolak tiada gunanya. “Minggir dulu kamu..aku mau ngentot anak baru nie…” kata Lukman pada Sandy yang tidur dipojokkan, Langsung saja Sandy menggeser badannya memberi tempat, dia melanjutkan tidurnya. Pemandangan seperti itu sudah biasa dilihatnya…. Kali ini Fandi tidur telentang, diangkatnya kedua lututnya dan dibuka pahanya, Fandi pasrah apa yang terjadi, toh ini semua adalah akibat dari kesalahannya memperkosa pacarnya. Lukman mendekatkan kontolnya dilubang Fandi,dengan kedua tangannya dibukanya selangkangan Fandi lebar2.. Diarahkannya kontolnya yang sudah mengacung kelubang Fandi. Baru kepala kontol Lukman yang masuk, Fandi sudah menjerit “Aduh bang…sakit….” “Tenang ganteng, pertama emang sakit, lama2 kamu akan merasa nikmat.” kali ini Lukman mendorong pantatnya kuat-kuat, membuat Fandi menggelepar menahan sakit dianusnya… semakin lama Lukman semakin cepat mendorong pantatnya. “Auuugggghhhhh…pelaaaannnn… pelannnnnnnn bbbaaaanngggg” gumam Fandi, Lukman sepertinya tak menghiraukan rintihan Fand, dia terus saja menggenjot pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk ke anus Fandi. Mungkin karena terlalu berisik, Sandy yang tidur disebelah Fandi bangun dan pindah agak menjauh. Bagi Sandy hal itu sudah lumrah terjadi disel napi ini bahkan manapun juga. Fandi merasakan denyut kontolnya sangat kuat. ”Aku…. mau keluar…… aaggghhhtttt…. Enaakkgggkkkk…” ricau Lukman hampir berbarengan dengan muncratnya mani dari kontolnya. Fandi merasakan sesuatu yang hangat diperutnya, mungkin mani Lukman yang banyak itu menyembur sampai ke perutnya. Lukman tergeletak disamping Fandi yang masih merasakan sakit anusnya dan hangat diperutnya. “Eh…kamu mau gak barang baru….tu masih siap tu..kalau mau..” kata Lukman sambil menggoyang badan orang disampingnya, ROZI orang disampingnya sambil mengucek mata, melihat Lukman dan Fandi bergantian.. “Abang sudah..” Tanya Rozi, sambil membuka baju dan celananya. “Udah… tuh masih hangat kena pejuku..” Tanpa banyak bicara Rozi mendekat ke Fandi, setelah telanjang bulat Rozi mengocok2 kontolnya hingga membesar, kontol Rozi lumayan besar juga tapi masih kalah disbanding kontol bang Lukman. ”Nungging aja…” kata Rozi tanpa basa basi, Fandi menuruti perintah Rozi, dia nungging sambil tangannya memegang tembok. Rozi langsung menembakkan kontolnya dari belakang kuat2 , membuat Fandi kejedot ditembok, terus saja Rozi memompa Fandi “Agghhttttt….. bang…..aahhhhh…” rintih Fandi “Ahhhh……. Aoohhhhaaaahhhhh…” suara Rozi juga tak kalah kerasnya… Keduanya berpacu dalam nafsu dan birahi. Rozi merangkul punggung Fandi, dan terus menekan2 pantatnya… Fandi tak kuat menahan tubuhnya dengan kedua tangannya sehingga dia turunkan tangannya, membuat Rozi semakin nikmat krn lubang Fandi menyempit…. “oohhh…… oohhhh..aawwhhhhh…” erang Rozi, sepertinya dia mau muncrat, tak berapa lama Rozi mengeluarkan kontolnya dan dia mengocok diatas punggung Fandi…. Crrooootttttt…….crrroootttttttttttttttttttt….. Peju kenikmatan Rozi ditumpahkan seluruhnya dipunggung Fandi, dengan nafas tersengal2 diperasnya semua peju dari kontolnya sampai habis, hingga dia lemas dan berbaring disebelah Fandi. Kini ada tiga orang yang telentang dalam keadaan bugil… suatu pemandangan yang lumrah di sel tahanan. Hampir tiap malam Fandi melayani Lukman, Rozi , kadang2 dia juga melayani ASEP yang tinggal disebelah selnya. Semua itu berjalan hampir 6 bulan, hingga datang seorang yang bernama ANTON. Dia baru masuk dan dijadikan satu dengan Fandi. Malam pertama disel, Anton menangis seperti anak kecil minta permen. Anton usianya sepantaran Fandi, hanya badannya lebih tinggi dan bersih. Tengah malam bang Rozi mendekatinya, membujuknya untuk diam, rupanya rayuan bang Rozi ampuh, Anton diam tidak menangis lagi. Tak berapa lama bang Lukman datang dan mendekati Anton, tanpa basa basi Lukman minta Anton buka baju, Awalnya Anton tidak mau, tapi dengan sekali bentakan bang Lukman Anton langsung menuruti Lukman, dia membuka baju dan celananya h

###

12 Gay Erotic Stories from HENDY

ANAK BUAYA

Namaku ANDRE umurku 27 tahun. Aku berasal dari sebuah kota di Jawa Tengah, dan sampai sekarang orang tuaku masih tinggal disana bersama adik-adikku (1 adik cewek sudah menikah, 1 cewek umur 21, serta adik bungsu cowok berumur 18 tahun, namanya TONY).Sudah 2 tahun ini aku sendiri tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai ‘supervisor’ di sebuah pabrik di daerah Jatinegara dan aku

ANAK BUAYA (bagian kedua)

Sebelum membaca, sebaiknya baca dulu BAGIAN PERTAMA dari cerita “Anak Buaya” (dibawah) atau klik LINK ini: http://www.menonthenet.com/EroticStories/index.cfm?m=article&ArticleRecId=308979 ---------------------------------------------- MENIRU ADEGAN VIDEOWalau ini pengalamanku yang pertama kali, tapi sebagai pria dewasa berumur 27 tahun, aku memang berada ‘DIATAS ANGIN dan lebih

BRONDONK AFGANISTHAN

Pada suatu malam aku habis kumpul dengan beberapa teman cewek dan cowok, makan di JALAN SABANG, Jakarta sehabis pulang kantor.. Setelah bubar, aku sengaja nongkrong dulu disana sendirian sambil merokok.Ehh, mendadak pandangan mataku melihat pada sosok seorang pemuda bule sedang makan disitu sendirian. Dia seorang lelaki muda, berkulit putih dengan tampang yang amat cakep, cute dan cowok

LAKI LAKI -versus- LAKI-LAKI

Saat cemas hinggap di pikiranmuKau terlelap di kasurkuSatu kamar - 3 manusiaDi Preanger, #4192 tempat tidur tersediaTapi kenapa kau justru hinggap di kasurku..?.Lelah menyelimutikuDingin memasungku yang bertelanjang dada tanpa selimutBadanku gagah dalam singgasanaku.Sedang singgasanamu sepi, tak ada sang pemimpi.Ini kasurku.Ini kuasaku.Mengapa tak kau perawani

Paman yang digagahi Keponakan

AKU DAN PAMANKUNamaku ALEXANDER, umur 23 TAHUN. Saat awal masuk kuliah di PTN di Surabaya sampai duduk di semester akhir, aku terpaksa hidup sendirian di kota besar ini, tapi beberapa bulan yang lalu kebetulan ada seorang Famili jauh Papa yang pindah ke Surabaya untuk bekerja disini, dia biasa kupangil OOM AWANG dan umurnya 35 TAHUN. Walau dia saudara-jauh tapi waktu di kampung dulu

PARJO - PEMBANTU COWOK.

Gue keturunan Sunda, dan awalnya kami sekeluarga tinggal di daerah Jawa Barat, tapi kemudian Ortu pindah ke Jawa Timur dan kami tinggal di pinggiran sebuah kota yang terletak sekian kilometer antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.Karena tinggal di kota kecil, otomatis kwalitas pendidikannya tertinggal dari sekolah-sekolah terkenal di kota besar jadi tingkat pengetahuan gue juga biasa

SANG PEMERKOSA

SANG PEMERKOSA(sumbangan cerita dari “VALDO” (budi.gino@.....com)Pagi-pagi seperti biasa, aktfitas yang aku lakukan adalah membaca koran ,salah satu berita yang mengusikku adalah berita tentang pemerkosaan terhadap anak SMA yang dilakukan oleh pacarnya dikotaku. Dalam berita itu si pemerkosa yang ternyata masih berusia 21 tahun dan seorang cleaning service dijatuhi hukuman 4,5 tahun.

SAPI BETINA

MORRINGTON COUNTRY FAIR - 2009Waktu itu aku baru saja 1 tahun kuliah di AUSTRALIA mengambil mata kuliah Agriculture jurusan Teknologi Rekayasa Genetk. Aku datang mengunjungi pameran pertanian & peternakan terbesar di dunia yang diadakan 2 tahun sekali selama 1 bulan penuh: “Morrington Country Fair”. Anyway, di pameran itu sejak puluhan tahun, ratusan peternak biasa memamerkan dengan

SOPIR TOHIR DAN KERNETNYA

TOHIR emang sudah terkenal di kampungnya, kontolnya paling GEDE. Kalau main bersama kami di lapangan, biasa ia dipanggil “LONTONG” (semacam ketupat yang berbentuk panjang lonjong).Bagaimana tidak. Kontolnya yang berkulup itu, bergantung oleng ke kiri kanan 15 cm panjangnya. Dan kepala kontolnya bulat lonjong segede biji nangka. Dasar badannya hitam legam, maka di-isu-kan di kampung sebagai

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story