Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Yanto - Syaiful

by Rian


Tak terasa tiga bulan sudah saya bekerja kepada pak Awan, sudah 2 kali juga saya ditegur oleh pak Awan karena kesalahanku. Tapi saya bisa menerimanya – menerimanya karena terlanjur menyukainya atau apa, saya tidak tahu hahaha, lagipula teguran yang membangun dan bukan kemarahan yang besar. O ya kadang-kadang beliau suka menjewer saya kalau beliau merasa saya tidak nyambung jika saya membuat kesalahan sepele, manis kan? Saya sudah mulai mengenal pak Awan lebih dekat dan beliau juga mulai akrab denganku, begitupun dengan mbok Rini yang kadang-kadang ingin mengenalkan diriku dengan keponakannya yang lain hehehe. Belum tahu mbok Rini kalau Yanto ini tidaklah sesempurna seperti apa yang dipikirkannya. Kadang saya tidak enak ketika mereka menyayangi dan mengharapkan saya terlalu tinggi – karena saya tidaklah sempurna. Pak Awan selalu mengajariku bahkan tidak sungkan untuk makan semeja denganku atau berbagai piring makanan. Kadang kalau saking gemasnya, dia bisa mencubit pipiku – anehkan? Tapi mbok Rini juga suka mencubit pipiku, gemas katanya juga. Jadi saya tidak bisa berharap apakah beliau gay atau bukan, hanya dapat menduga-duga. Saya juga tidak merubah kebiasaanku bertelanjang dada di depannya saat mbok Rini tidak ada, berharap dia akan menerkamku segera hehehe. Saya semakin mengenal kebiasaannya, kebiasaannya yang berbeda dengan orang kaya umumnya. Sebaliknya beliau sangat ringan tangan dan tidak suka melihat orang yang kerja atau jalannya lamban. Beliau sangat cepat kalau berjalan, bahkan kadang kala saya tertinggal dibelakangnya.

Saat ini, pak Awan sedang berada di Singapore untuk menemui rekan kerjanya di sana, tinggal saya sendiri yang kadang kala berada di rumah atau di kantor untuk membantu karyawan kantor yang membutuhkan supir atau bantuan tenaga lainnya. Kalau sedang di rumah, saya menghabiskan waktuku dengan membersihkan rumah atau sekedar merapikan taman serta membantu mbok Rini belanja. Setelah itu saya habiskan waktu untuk berbincang-bincang dengan Syaiful, Tante Sonia dan Minah yang binal hahaha.

Syaiful biasanya meminta air minum untuk posnya melalui Minah, sejak adanya keberadaanku di komplek itu, syaiful lebih suka untuk meminta air minum kepadaku. Walau itu dilakukan tanpa sepengetahuan mbok Rini, karena mbok Rini tidak suka sikap Syaiful yang suka bercanda ria dengan Minah atau tante Sonia – soalnya Syaiful sudah menikah dengan anak satu hahaha. Menurut mbok Rini, Syaiful tidak bisa dipercaya karenanya, untung mbok Rini tidak pernah melihat saya bercanda atau bahkan menggoda tante Sonia maupun Minah. Saya berusaha agar para penghuni sekitar tidak pernah mengetahui kebejatan saya sehingga saya selalu bersikap seperti seorang pemuda baik-baik walau dibelakangnya saya hanyalah manusia yang penuh dengan pikiran jahat atau nafsu kotor yang meledak-ledak dan siap menerjang apapun yang ada didepan saya. Mbok Rini sendiri tidak menyukai tante Sonia maupun Minah yang sangat binal dan dia yakin bahwa mereka sudah dipakai oleh Syaiful, saya hanya bisa tertawa mendengar ocehannya sekaligus malu sendiri (? Ada deh... ) Syaiful sendiri bagi saya hanya sekedar kawan, saya tidak berharap atau memikirkan untuk mengentotinya walau bagi saya, Syaiful cukup tampan dan badannya cukup padat dimana pantatnya sangat membulat dengan press baju satpamnya yang ketat. Syaiful sendiri saya lihat sangat suka menggoda Minah maupun tante Sonia dengan hanya menggunakan baju kutang atau membiarkan dua kancing bajunya terbuka begitu saja sehingga memperlihatkan tangannya yang kekar bahkan dadanya. Beberapa kali Syaiful juga melakukan hal yang sama kepadaku sembari menggodaku dengan mencolekku yang kubalas dengan remasan spontan pada pantatnya.

Kulihat Syaiful sedang memandang kedatanganku dari pos, karena saya disuruh pak Awan untuk mengambil data-data dari kantor.

“To, kapan-kapan main ketempatku lah” Mintanya sambil membuka portal komplek ku

“Hm ... ? Ajak aja Minah ...” Jawabku sekenanya

“Dia mah ga usah diajak, datang sendiri hahaha”

“Hati-hati hamil ntar dia”

“Dia jadwal datangnya pas nga isi kok, jadi tenang aja deh ... kamu cobain gih”

“Edan kau ya .... hahaha” Balas ku

“Serius gw ... lumayan masih sempit tuh, lumayan buat gw yang jauh dari bini”

“Kena balasannya ntar kau, dientoti yang lain hahaha” Candaku membalas pembenaran dirinya

“Kalau ada yang berani yah silahkan ... paling kaget liat kontolku, jadi minta dientot hahaha, kalau dia lebih gede, gw kasih deh silit gw dientoti dia”

Terdiam saya mendengarnya, nih anak kalu bercanda tidak berpikir akibatnya hahaha...

“Lu mang belum pernah ngentot yah To, kok nga berani gitu?”

“Mau tau aja de lu hahaha”

“Kecil ya To? Makanya ga berani ma Minah”

“Hahaha – sok tau aja kau ni, ga kalah ma punya lu lah”

“17 cm nih” Sahutnya sambil meremas dan mengarahkan selangkangannya kearahku

“Hahahaha – ntar ya saya entoti kau ya” Jawabku sambil menjalankan mobil meninggalkan pos nya

“Silahkannn ...” Sahutnya samar terdengar oleh saya saat mobilku menjauh, mengira-ngira kemungkinan Syaiful juga sama seperti saya yang menyukai laki- laki. Saya tidak yakin jawaban ‘silahkan’nya untuk mempersilahkan saya lewat atau mempersilahkan saya mengentotinya.

Saya memilih untuk tidak memikirkannya daripada membebani pikiran saya, lebih baik saya memikirkan pak Awan, saat beliau tidak berada di rumah, saya dapat dengan mudahnya memasuki kamarnya dan melihat jenis celana dalam atau barang pribadinya. Saya bisa menciumi bau badannya yang tertinggal di baju yang dia gantung, jadi saya bisa mengocok diatas ranjangnya membayangkan bagaimana caranya untuk menciumi, mengentoti atau bahkan memperkosa aku sepuasnya. Kadang kala saat mbok Rini sudah pulang, saya tidur di kamar pak Awan hanya sekedar untuk melepaskan nafsu birahiku, tentunya dengan badan yang bersih dan membersihkan ceceran pejuhku agar tidak dicurigai pak Awan. Sebenarnya mengenai hubungan Syaiful dengan Minah sudah ku ketahui sejak bulan kedua saya berada disana. Karena saya pernah memergoki Syaiful sedang mengentoti Minah di taman belakang rumah tante Sonia dari atap rumah pak Awan saat saya sedang memperbaiki genteng. Saya sangat menikmati live show entotan mereka, sayang entotan itu berlangsung cepat karena Syaiful sedang kerja sehingga mereka bermain quickie. Untungnya mereka tidak melihat saya yang sangat menikmatinya hahaha.

“Masuk To” Saiful menerima kedatangan saya hanya dengan menggunakan sarung

“Sakit apa kau ‘Pul?”

“Panas dalamlah ... Yang penting belum mati”

“Auww!” Teriaknya saat saya menjewer telinganya

“Gilak nih kamar panas benar ya?”

“Hehehe ... Kipas anginnya rusak To”

“Nih buat lu” Sambil menyodorkan buah-buahan atau cemilan sehat untuknya

“Makasih sayang ... Muachhh” Jawabnya cengegesan sambil memonyongkan mulutnya

“Hahaha” Ketawanya saat saya membalas ciumannya dengan meremas pantatnya, ternyata dia tidak memakai celana dalam. Pikiran kotor saya berontak sejenak untuk melepaskan diri, berharap-harap ada kejadian yang tidak terduga saat ini.

“Da ke dokter?”

“Udah, sudah baikkan lah, kok lu bisa tahu gw sedang sakit”

“Si Minah kasih tahu pas habis jenguk lu ... Sakit-sakit begini sempat-sempatnya lu ngentoti dia” Kataku memancing obrolan sexku untuk membuatnya birahi

“Hehehe Tau aja lu ...” Jawabnya sekenanya, tetapi saya melihat reaksi dari gundukan kontolnya yang membesar

“Nampaklah itu kalau dia abis dientoti lu!”

“Habis ga tahan dikelonin die, To tolong pijati saya yah, sakit semua badanku” Segera dia mengalihkan pembicaraannya dengan merebahkan dirinya

Saya melihat sekeliling kamarnya mencari lotion untuk memijatinya, kebetulan disisi ranjangnya ada body lotion vaseline. Segera ku sambar dan menduduki pantatnya, sebelum kuberi tepokan keras karena gemas melihat bongkahan pantatnya yang membulat.

“Duh tepos de pantat gw lu pukul gitu terus”

“Hahaha”

Saya mulai memijatinya perlahan, karena panasnya ruangan kontrakannya membuat bajuku basah dan keringatku menetes dari daguku.

“Panas ya To? Lepas aja bajunya ...”

“Iya nih” Kataku sambil melepas bajuku dan melemparnya sekenanya

“Udah” Kataku sambil merebahkan diriku disampingnya saat selesai memijat bagian punggungnya

“Hah?! Masa pijatnya segitu aja?! Pantat ma kaki belum!” Katanya sambil menolehku yang cukup dekat, karena ranjangnya hanya untuk satu orang ...

“Lu kira saya Minah? Abis mijati lu langsung lu entoti!” Jawabku langsung memukul pantatnya kembali.

“Wkwkwk ... Ayolah” Rengeknya

“Malas ah, cape – lagian kalu di daerah pantat ntar kepleset jadi ngentoti kau lagi”

“Hah? Kok bisa?!”

“Kan kontol gw lebih besar dari kontol lu Hahaha” Jawabku

“Hayuk taruhan! Kalu punya gw lebih besar lu emut dan siap dientoti gw yah!” Tantangnya

“Hahaha, yakin kau?”

Syaiful membalikkan badannya dan membuka sarungnya, terlihatlah kontolnya yang sudah membesar dan keras dengan ukuran 17 cm dengan diameter 3 cm, sengaja saya memijatnya sedikit erotis pada bagian pinggangnya sehingga terasa hentakan dan gesekan yang membuat kontolnya teransang. Dia merasa bangga sekali dengan kontolnya, matanya berbinar-binar sombong memperlihatkan ketelanjangannya, badannya yang kekar dengan kontolnya yang mengacung, tidak heran jika Minah bersedia dientoti olehnya. Hanya saja Minah dan Syaiful belum menemukan kontol yang lebih besar, coba kalau Minah melihat kontol dan badan saya, pasti dia akan merengek minta dientoti kontolku. Saya pun bangkit dan berdiri di depannya dan membuka resleting celana ku ...

“Wow ... gede amat To ... Glek”

“Emut nih kontol!”

Perlahan tapi ragu, Syaiful mulai maju dan memegang kontolku yang mengacung keras didepan mukanya dan dia mulai mengemut perlahan kontolku. Lainkali jangan sembarang mengucap janji atau tantangan yah ...

“Ahhh...”

“Slurrppp ... Hmmphhh ... Huupppp” Terdengar desahan dan hisapan Syaiful yang kelabakan menghisap kontolku. Enak juga dihisap Syaiful ... Saya mulai menjambak rambut Syaiful dan membuatnya menghisap sampai habis kontolku dalam mulutnya tanpa membuatnya terselak. Perlahan dia mulai mahir untuk menghisapi kontolku, nikmat sangat terasa diseluruh sendi tubuhku hingga lututku serasa mau lepas hingga saya menganti posisiku menjadi tidur sehingga saya bisa menikmati seluruh hisapannya.

Puas sudah dihisap olehnya, saya mendorong Syaiful hingga dia kini pasrah bersiap untuk dientoti, tak bersuara hanya diam tertutup matanya mendesah saat saya mengangkangkan kedua kakinya hingga kontolku menyentuh lubangnya. Saya tidak peduli apakah Syaiful sebelumnya sudah pernah ngentot dengan laki- laki atau belum, tapi sekarang dia sudah menyerahkan dirinya pasrah untuk dientoti oleh saya. Dan saya butuh pelampiasan untuk ‘adik’ saya.

“Hhhh...” Desahnya saat kuoleskan lotion yang terasa dingin dilubangnya, tak lupa ku oleskan lotion dikontolku dan kontolnya hingga mudah buatku untuk menggesek lubangnya. Perlahan kepala kontolku mulai menyentuh lubangnya dan menekan untuk memasuki liang yang penuh dengan kenikmatan itu.

“Tooo ... pelan To”

“Hmmm ...” Desahku merasakannya

“Hhhh H HHH”

“Udahhhh Pulll .... Masuk kepalanyyyaaa HHhhh” Masuk juga kepala kontolku, ku pandang wajahnya yang masih menahan rasa sakit dan nikmat. Saya ingin menciuminya, hanya saja saya bingung apakah dia menginginkannya atau tidak karena saya tidak ingin memulai sesuatu yang tidak disukai oleh orang lain. Sambil menahan kepala kontolku, saya mulai mengocok dan memelintir pentil dadanya yang bidang.

“Arghhh Tooo ... Enakkkk”

Perlahan saya mulai memasukkan kontolku lagi dalam lubangnya dan mencicipi keseluruhan lubangnya hingga habis kontolku dimakannya. Dinding lubang Syaiful terasa basah menghangatkan, menekan dan memijat kontolku. Kaget atau keenakan dientoti habis oleh kontolku, Syaiful bangkit melenguh dipundakku tertahan oleh tekanan tanganku.

“Urghhhh”

Nikmat sangat terasa pas dengan tetesan keringat kami yang melumasi gesekan kami, saya mulai mengesek lubangnya dan mengenjotinya.

“Terusss Too entoti aku...”

“Enakkk Pull??.. HHmmm”

“Yaa aaa aahhh”

“Lebihhh enakakkk hhhh h ... manaaaa maa ngentotiii Minahhhh ... hahhhhh”

“Hhhhh .... hhhhhhh ahhhh enakkkk diiintotiiii kamu uu uuu ...”

“Beennnn aaa ... aaarrr hrghhh hahhhh ...”

“Iyaaa ... a aa aaaa terussss ahhh ...”

“Hhhhh ... hhh makannn niiihhhh koonnnntooolllllll hahhhh”

Terus ke genjoti lubang Syaiful sambil mengocok kontolnya, saya menarik Syaiful berdiri hingga kini posisinya menduduki kontol ku. Saya ingin melihat wajahnya yang merasakan kenikmatan kontolku dan merasakan enaknya diduduki lubangnya. Kucocokkan irama naik turun kontolnya dengan dorongan pantatku hingga terdengar suara hentakan antara pantatnya yang bulat dengan perut bawahku yang rata.

Berapa saat kemudian kurasakan cengkaraman lubangnya mulai mengetat pertanda dia sudah mau keluar, segera saya bangkit dan mencicipi pentil dadanya yang sudah mengeras sekali, kuhisap dan gigit kecil hingga dia semakin keenakan dan ..

“Urgghhhhh hhhh Toooo ... Arghhhh!”

Muncrat sudah pejuh hangatnya membasahi dadaku dan perutku, cengkraman lubangnya pada kontolku pun semakin mengencang dan membuatku memuntahkan pejuhku dalam lubangnya juga.

“Hahhh h h hhh hhhhhh Hahhhhhh”

Penuh sudah lubangnya oleh lelehan pejuhku, terkulai lemas dia dalam pelukanku dan saya memeluknya erat hingga hanya terdengar nafas kami berdua yang saling menderu. Kontolku masih menancap dalam lubangnya, sesekali saya bisa merasakan kedutan dan cengkraman dari lubangnya. Walau tidak senikmat mengentoti mas Arif, cukuplah untuk mengisi kekosongan nafsu ku. Kami sama- sama menyukai dan menikmatinya bukan?

“Ploppp ...” Lepas sudah kontolku dari lubangnya, walau Syaiful masih dalam terkulai dalam pangkuanku

“Makasih yah Pul”

“Makasih juga, enak sekali ... Ga sia-sia dientot lu”

“Hahaha ... Masa sih?”

“Dari pertama kali gw da penasaran ma kontol lu, gw memang bisek, suka ngentot dan dientoti”

“Pantesan kau suka sekali menggoda saya”

“Hahaha habis cakep sih lu ... Boleh nih kapan-kapan dientoti lu lagi, pas banget ma lubang gw”

“Jangan ah, ntar jatah Minah habis, ntar dia cemburu ma saya lagi”

“Kagak ... Malah penasaran die ma kontol lu, pengen juga katanya hahaha, kasih aja dia”

“Dijamin nagih ntar dia kayak lu nagih sekarang”

“Ga pa pa, asal bagian gw tetap lu isi hahaha”

Dapat lagi satu buat pengisi hari kosongku, tapi kami sudah berjanji satu sama lain untuk saling menjaga sikap agar tidak ketahuan oleh penghuni komplek rumah sekitar. Kami juga membuat rencana seandainya kami menggilir Minah atau tante Sonia berdua dengan 2 kontol 1 lubang memek, kira-kira sensasinya bagaimana yah? Hahaha ...

###

8 Gay Erotic Stories from Rian

Yanto - Eka

Menurutmu apakah saya seorang petualang sex sejati yang tidak bisa bertahan dalam sebuah hubungan khusus? Dengan mas Arif, tapi sekarang saya tidak tahu mas Arif dimana lagi. Dengan Nuri atau gadis tetangga sebelah? Yah, memang saat itu kami sedang liar-liarnya dan tanpa didasari oleh cinta, hanya suka sama suka alias penasaran alis hanya pingin coba-coba. Dengan Minah? Yahhh khilaf.

Yanto - Supir

Hari itu saya diterima sebagai supir pribadi di daerah intercon setelah pencarian sekian lama. Tak mengapa jadi seorang supir pribadi ini, yang penting kerjaan halal. Toh saya hanya lulusan smu sederajat yang tidak sebanding dengan mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di Universitas. Saya harus mensyukuri bahwa saya akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan ini, dibandingkan dengan

Yanto - Supir 1 Mas Arif

Saya hanya bisa diam terpaku, melihat sekeliling ruang tidurku. Seprei kasur yang berantakan, pintu kamar yang tertutup, panas, ceceran pejuh di perut dan dadaku yang setengah mengering ... tidak ada yang salah, tidak ada yang aneh, hanya saja pak Awan tidak berada di sebelah saya – dalam keadaan terikat! Duh, mimpi. Sungguh mimpi yang sangat menyenangkan, saya hanya bisa tertawa

Yanto - Supir 1 Mas Arif - Lanjutan

Karena malu, saya berusaha bangun lebih awal dan langsung berangkat ke ladang dan menghabiskan waktu ku di saung ladang orang tuaku. Sungguh saya tidak tahu bagaimana harus bagaimana jika kami bertemu nanti. Kejadian ini berbeda dengan saat saya mengentoti Nuri atau kembang desa sebelah. Dengan Nuri atau kembang desa sebelah yang bernama Ayu, kami melakukannya suka sama suka tanpa ada

Yanto - Syaiful

Tak terasa tiga bulan sudah saya bekerja kepada pak Awan, sudah 2 kali juga saya ditegur oleh pak Awan karena kesalahanku. Tapi saya bisa menerimanya – menerimanya karena terlanjur menyukainya atau apa, saya tidak tahu hahaha, lagipula teguran yang membangun dan bukan kemarahan yang besar. O ya kadang-kadang beliau suka menjewer saya kalau beliau merasa saya tidak nyambung jika saya

Yanto - Syaiful lanjutan

“ ... ““Pak ...”“ ... ““ ... Jangan marah lagi yah pak ... Saya tahu saya salah” Rengekku pada pak Awan yang sedang membaca koran“ ... Sudah, tak ‘pa lah”“ ... Pasti masih marah yah pak ...” “ ...”Perlahan saya mendekat dan kemudian duduk dekat kaki pak Awan, berharap beliau menghentikan kegiatannya membaca koran dan berpaling kepadaku. Tetapi beliau bergeming

Yanto - Versi Arif

Sebagai anggota ABRI, saya tidak dapat menolak ketika ditempatkan dalam program ABRI masuk desa yang dicanangkan oleh pemerintah. Penempatan ini pun baru saya ketahui ketika hari terakhir keberangkatan kelompok kami, seakan-akan saya ini hanya kambing hitam terakhir yang dipilih. Sejujurnya saya tidak ingin ditempatkan dalam program ini, karena pekerjaan ini sangat menguras tenaga. Kami

Yanto - Versi Arif lanjutan

Entoti aku To! Ohhh ... Kontolnya mulai digerakkan! Sungguh enak terasa di lubangku saat perlahan kontolnya mengesek lubangku perlahan ... Hahhh... Yanto mulai mengenjoti lubangku ...Terus To ... Entoti aku ... Yanto semakin mengebu-gebu mengentoti aku hingga tak peduli saya sedang bangun atau tidak, tetapi saya kira dia sadar bahwa saya sudah bangun, karena saya bisa mendengar

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story