Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertama Kali Bag 5

by Gtsbt18


Didiet: ‘Jadi, besok gue ganti flight gue dulu nyamain ama loe lagi.’

Ary : ‘Extend yuk Diet’

Keesokan paginya Didiet terbangun dalam keadaan masih telanjang dan ditutupi selimut. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh di kontolnya. Ditariknya selimutnya dan terlihat secarik kertas yang tercoblos kontolnya. Di kertas itu tertulis : ‘Gue mau ini lagi ntar malem. Gue cabut duluan ya. I felt in love with this’. Ada tanda panah mengarah ke lobang bekas coblosan kontol Didiet.

Didiet: ‘Gila nih orang’.

Didiet pun terbenam dalam pikiran yang mumet. ‘Kayaknya gue suka hasil percobaan ini. Gue ga nyesel ketemu nih orang. Dan kayaknya gue suka ama Ary.... Hmmm… ga ga. Masa gue jadi jatuh cinta ama Ary? Mungkin hanya suka dengan seks ama Ary. Tapi, gue suka ngeliatin badannya. Baunya juga enak tuh anak, menggairahkan… Mmmmh. Kok gue jadi bingung begini ya’.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, Ary berjalan pelan sambil melamun dan berkonsentrasi dengan pavement block yang padat karena peak hours. ‘Ga nyangka tuh bapak beranak punya naluri seks liar juga. Udah menghasilkan anak gitu masih sexy juga dan menarik ternyata ya? Aaah, mungkin karena dia bisa mengimbangi naluri seks gue, tapi asli gue kok keleper-keleper hanya sanggup 2 kali gitu semaleman. Balik Jakarta juga udah sibuk sendiri-sendiri kali ya. Udah ah, kok jadi dipikirin’…

Langkahnya semakin cepat, tapi perlahan kembali melambat. ‘Cewe baunya wangi dan sensual. Didiet baunya standar, maskulin dan napsuin. Masa baru sekali aja gue langsung suka ama cowo?. Jangan-jangan gue salah langkah nih. Mendingan udahin aja deh, berpisah dan selesai’.

Seharian dalam kesibukan masing-masing, pikiran mereka berdua selalu kembali ke kejadian semalam, dan selalu kembali berhadapan dengan visualisasi wajah lawan seks mereka semalam. Setiap kali berusaha menangkis pikiran mereka, setiap saat semakin membuat mereka ingin cepat bertemu sore harinya.

Didiet: ‘Kenapa Hpnya Ary ga bisa dihubungi ya? Jangan-jangan ketinggalan lagi’.

Didiet bergegas kembali ke hotel. Dibatalkannya acara dinner malam itu dengan mitranya dengan alasan kurang sehat. Sementara itu, di kamar hotel, Ary hanya mondar-mandir disamping tempat tidur sambil melihat kopernya yang sudah tertata rapih untuk check out. Dalam pikirannya dia ragu untuk beranjak ke hotel Didiet, bersamaan dengan keinginan yang sangat tinggi untuk segera bertemu Didiet.

Didiet dengan penuh kekhawatiran duduk di kamarnya menunggu kabar dari Ary. Channel TV terus dipindah-pindahkan tanpa konsentrasi pada salah satu tayangannya. Hampir 2 jam duduk melamun menunggu tanpa ada tanda-tanda kedatangan Ary. Akhirnya Ia bergegas keluar kamar hotel untuk menuju ke hotel Ary. Dengan tergesa-gesa Didiet berjalan cepat keluar hotel, sampai disudut tikungan, Didiet pun tidak dapat mengelakan tabrakan dengan orang yang berjalan tergesa-gesa. Tabrakan tak terhindari dan ternyata Ary yang sedang berjalan cepat menarik kopor, membawa tas laptop dan backpacknya. Mereka berdua terjatuh ditengah keramaian malam kota New York. Setelah kesadaran mereka kembali normal, mereka pun tertawa dan saling membantu untuk berpijak kembali di bumi.

Ga berapa lama, secara otomatis mereka berpelukan dan berciuman di tengah keramaian itu. Terdengar tepukan tangan dan gemuruh orang-orang disekeliling mereka. Dengan muka merah padam, keduanya bergegas kembali ke hotel Didiet. Di dalam lift, mereka terdiam dan tiba-tiba secara bersamaan mereka mendobrak keheningan lift tersebut.

Didiet: ‘Ry’

Ary: ‘Diet’

Didiet: ‘Loe duluan’

Ary: ‘Loe duluan’

Ary: ‘Gue suka percobaan kita semalem’

Didiet: ‘Gue juga’

Ary: ‘Tapi gue suka karena percobaannya ama loe Diet’

Didiet: ‘Gue juga’

Ary: ‘Gue ga suka loe cuma sibuk menjawab gue juga terus-terusan’

Didiet: ‘Tapi emang gue susah ngomonginnya’

Ary: ‘Tapi loe bisa usaha ngomong yang lain kan?’

Didiet: ‘Hmmmm… gue… susah Ry’

Ary: ‘Usaha Diet, biar selesai suasana aneh ini’

Didiet: ‘Gue pengen lagi’

Ary: ‘Ya udah pasti gue juga, ngapain gue check out dan gabung dikamar loe?’

Didiet: ‘Tapi perasaan gue kok aneh ya’

Ary: ‘Kenapa? Antara mau dan tidak?’

Didiet: ‘Bukan. Ini soal loe’

Ary: ‘Hahaha… gue rasa gue harus narik kata-kata gue semalem. Ternyata perasaan gue tentang kenyamanan itu sama Diet’

Didiet berusaha membuka kunci kamarnya, tapi terlihat tangannya gemetar dan ga sukses memasukan kunci kamarnya.

Ary : ‘Kemaren loe memasukan sesuatu dengan sempurna, masa buka pintu aja gemeteran gitu ?’

Didiet: ‘Loe bikin gue gemeteran’

Ary: ‘Sini gue bukain, loe urus aja gemeteran loe itu’

Tanpa basa-basi, Ary membuka retsleting celana Didiet di gang kamar hotel tanpa peduli kalo sewaktu-waktu bisa saja orang lewat. Cara Ary membuka penuh dengan percaya diri dan dalam sekejap, Ary berjongkok di depan Didiet yang dalam kondisi tercengang. Diraihnya batang kontol Didiet dari dalam celana dan dimasukannya ke mulut Ary dengan sigap. Didiet sibuk memaksakan membuka pintu kamar karena takut kepergok orang lain bercampur dengan perasaan birahi yang naik dengan kencangnya. Pintu akhirnya terbuka setelah beberapa isapan Ary yang membuat Didiet kelojotan.

Begitu pintu terbuka, berhamburlah mereka berdua masuk ke kamar. Dengan sigap pintu dibanting, keduanya sibuk berusaha membuka baju, celana dan seluruh barang2 yang menempel di badan mereka, sambil sesekali saling membantu dan sesekali berusaha untuk berciuman. Dalam hitungan detik, keduanya sudah kembali bertelanjang bulat, berusaha memeluk, berciuman, saling mendorong ke tempat tidur.

Didiet berusaha menjilat dada Ary, putingnya yang mengeras, turun terus ke perut dan selangkangan. Disaat yang bersamaan Ary juga berusaha menciumi Didiet, menjilat putting Didiet, mencari kontol yang tegang sampai pada akhirnya mereka bisa membentuk posisi 69. Dua mulut beradu dengan 2 kontol yang tegang, berurat dengan aliran darah yang kencang, perlahan menghasilkan precum yang rasanya semakin mendongkrak nafsu birahi mereka berdua.

Geliatan-geliatan di tempat tidur mereka menjadikan suasana kamar yang membara, dua pria yang sudah bertahun-tahun menjalani kehidupan seks normal, namun mereka berubah sibuk merasakan tubuh seseorang yang memiliki anatomi yang sama. Disela-sela berciuman bibir, mereka pindah ke telinga, turun ke leher, balik ke bibir, ke bicep dan kadang ke daerah mendekati ketiak lawannya. Keduanya melakukan gerakan-gerakan yang bersautan dan membuat birahi mereka semakin menjadi-jadi.

Ary: ‘Diet, masukin ke gue lagi Diet. Cepetan, gue pengen lagi’

Sambil terus berciuman, Didiet mendorong Ary berjalan menuju kamar mandi. Diraihnya body lotion dan sambil terus mengeksplorasi wajah mereka berdua dengan ciuman, Didiet mengoleskan kontolnya yang sudah tegak menegang keras dengna lotion. Pelan-pelan Didiet membalikan badan Ary dan Ary berusaha menahan badannya di wastafel kamar mandi. Didiet terus menciumi punuk Ary sambil pelan-pelan menghunus pedang dagingnya ke dalam lobang kenikmatan Ary. Dengan tingkat kesulitan yang rendah, seluruh batang kenikmatan Didiet terbenam total di lobang Ary dan dengan segera digenjotnya kontol Didiet keluar masuk lobang Ary. Keduanya bergumam tanpa kejelasan, melenguh tanda nafsu birahi diiringi dengan irama tabrakan daging selangkangan Didiet dengan pantat Ary.

Ary: ‘Ah… ah… ah… terus Diet, enak banget… Ngentot terus Diet jangan brenti’

Didiet; ‘Ah…. ah…. ah…’

Didiet meraih paha kiri Ary dan pelan-pelan diangkat keatas sementara tangan kanannya memeluk Ary dari belakang. Posisi tersebut membuat gerakan Didiet semakin ganas dan bergairah karena dorongan kontolnya semakin menunjukan kemudahan keluar masuk lobang Ary yang licin akibat campuran lotion dan precum Didiet yang cukup membanjir. Ary berusaha berdiri tegak, tapi selalu kembali menuduk. Hampir setengah jam Didiet mengentot Ary dengan jantannya.

Ary: ‘Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah’.

Cairan kenikmatan Ary tersembur keluar dengan sendirinya tanpa ada stimulasi dari luar. Benar-benar murni ejakulasi dikarenakan sodokan-sodokan Didiet ke area g-spot didalam lobang kenikmatan Ary. Ary ternyata tidak sadar untuk menahan ejakulasi itu.

Didiet: ‘Aku mau keluar juga Ry’

Ary : ‘Keluarin di mulut aku ya Ry, jangan didalem sana. Aku pengen minum cairan kamu yang’

Didiet semakin terbakar mendengarkan kalimat Ary yang penuh makna, kalimat yang diartikan sebagai perasaan, nafsu sekaligus cinta’

Didiet : ‘Ry, mau keluar sekarang’

Ary langsung mendorong Didiet, berjongkok didepan Didiet dan meraih kontol Didiet yang mulai berdenyut ga karuan dengan mulutnya. Dalam hitungan detik bersamaan dengan seluruh kontol Didiet di dalam mulutnya, Ary merasakan semburan-semburan cairan Didiet yang langsung ditelan tuntas. Ary terus menghisap kontol Didiet sampai kering tanpa setetes air kenikmatan tersisa. Merekapun berpelukan untuk menenangkan ketegangan seksual yang baru terjadi dengan dahsyatnya.

Didiet: ‘Apa maksud yang tadi Ry?’

Ary: ‘Yang apa?’

Didiet: ‘Ada kata yang diakhir permintaan nafsu loe tadi’.

Ary: ‘Ga ada ah’, sambil belaga ga ada apa-apa dan terus memeluk Didiet.

Didiet: ‘Gue suka ama loe, dan mungkin gue akan jatuh cinta ama loe bentar lagi’.

Ary: ‘Mungkin atau pasti’.

Didiet: ‘Tergantung loe aja sekarang’.

Ary: ‘Ngaku aja Diet’.

Didiet: ‘Ok, gue pasti akan jatuh cinta ama loe’.

Ary: ‘Gue juga, dan gue kalah ama loe Diet’.

###

8 Gay Erotic Stories from Gtsbt18

Memulai Suatu Hal Yang Baru

Lanjutan cerita tentang kehidupan 3 pria dewasa…Malam itu hujan deras dan Iman tidur dengan nyenyak. Tak di duga, Iman bermimpi buruk, keadaan alam yang menimpa kota tempat tinggalnya, badai salju, angin badai, dan semua serba gelap. Tiba-tiba Iman kaget bangun dan bergegas ke kamar mandi karena kebelet kencing. Iman mengambil kesempatan melakukan terapi yang diberitahukan oleh bapak pijat

Pelampiasan Semata

Adri, lajang – 26/170/65, pegawai sebuah toko komputer bagian penyimpanan barang. Bewok, menikah – 34/177/78, pegawai perusahaan ekspedisi, pengantar peralatan komputer. Sehari-hari Adri membanting tulang untuk ibu dan adik2nya. Tuntutan kehidupan yang membuat Adri tetap lajang. Udah pasti sebagai lajang, kehidupan seksnya tidak normal. Toilet pertokoan tempatnya bekerja adalah teman

Pertama Kali Bag 1

Didiet Didiet seorang duda beranak 3. Hidupnya pas-pas-an tapi ga kenal lelah bekerja untuk kehidupan anak-anaknya yang masih sekolah. Udah pasti kehidupannya ga jauh dari kerja sepagian ampe malam. Sang Istri udah pasti ga pernah merasakan hubungan suami-istri yang sempurna dan… sering mencari ‘pemuas’ dahaga sampe akhirnya pernikahan mereka bubar... Sang istri dapet suami kaya yang bisa

Pertama Kali Bag 2

“Ry, kalo kita pikirin terus, ga bakalan ada hasilnya. Mendingan kita putuskan. Lanjut ato ga?” Sambil gemeteran, Ary maju dan mencium bibir Didiet. Didiet gemeteran merasakan bibir Ary yang perlahan mulai melumat bibirnya dan sesekali mengulumnya. Kaki Didiet lemas dan pelan-pelan bersujud didepan Ary tanpa melepaskan ciuman maut yang sudah lama tidak dirasakannya. Tangan Ary mulai

Pertama Kali Bag 3

Pertama Kali Bag. 3 Mereka pun berpindah ke bath tub yang airnya mulai penuh. Didiet memasang sistim whirl pada bathtub sambil menuntun Ary yang lemas. Pelukan Didiet ga pernah lepas sampai keduanya sedikit tertidur sambil berendam di air hangat. Selama berendam, Didiet memeluk Ary dengan mesra tapi tangan satunya sedang mengelus cincin lobang seksnya sendiri menyiapkan lobang yang cukup

Pertama Kali Bag 4

Didiet: ‘After what we did? Ntar lagi ya? hehehe’.Ary menghampiri Didiet dan memeluknya. Pelukan yang berbeda. Sekilas terlihat keterikatan yang mereka alami sore ini dan ada desiran yang berbeda setelah percobaan yang mereka lakukan. Keduanya tertidur dalam keadaan telanjang, berpelukan.Didiet menggeliat dan serta merta Ary kaget terbangun.Ary: ‘Kenapa Diet?’.Didiet: ‘Hmmmm…’.

Pertama Kali Bag 5

Didiet: ‘Jadi, besok gue ganti flight gue dulu nyamain ama loe lagi.’Ary : ‘Extend yuk Diet’Keesokan paginya Didiet terbangun dalam keadaan masih telanjang dan ditutupi selimut. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh di kontolnya. Ditariknya selimutnya dan terlihat secarik kertas yang tercoblos kontolnya. Di kertas itu tertulis : ‘Gue mau ini lagi ntar malem. Gue cabut duluan ya. I felt

Suatu Hal Yang Baru

Cerita ini merupakan cerita fiksi serial.Firman ArioSeorang pria sederhana dengan hidup yang monoton, dikelilingi seorang istri dan 3 anaknya. Berangkat setiap pagi ke gym terus ke kantor dan pulang kembali setelah jam 7 malam. Begitu setiap harinya. Sehari-hari tampil segar, walaupun kadang terlihat stress dalam waktu-waktu tertentu. Iman, biasa dipanggilnya, sedang mengalami

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story