Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertama Kali Bag 4

by Gtsbt18


Didiet: ‘After what we did? Ntar lagi ya? hehehe’.

Ary menghampiri Didiet dan memeluknya. Pelukan yang berbeda. Sekilas terlihat keterikatan yang mereka alami sore ini dan ada desiran yang berbeda setelah percobaan yang mereka lakukan. Keduanya tertidur dalam keadaan telanjang, berpelukan.

Didiet menggeliat dan serta merta Ary kaget terbangun.

Ary: ‘Kenapa Diet?’.

Didiet: ‘Hmmmm…’.

Didiet mengatur posisi tidurnya agak miring menghadap ke Ary, dan Ary pun mengatur posisi tidurnya sehingga posisi mereka terbentuk bagaikan pasangan hetero sedang berpelukan.

Didiet: ‘Gue kok merasa nyaman begini ya?’.

Ary: ‘Inget… ini hanya sebatas coba-coba. Jangan macem-macem loe’.

Didiet: ‘Buset dah, loe dah nyobain gue masukin ke elo kan? Dan loe suka kan?’ Ary: ‘Gue belon sukses bro, jangan egois’

Didiet: ‘Bukan masalah egois, masalah alami neh’.

Ary : ‘Shit... itu karena loe dah lama ga ngewe’.

Didiet: ‘Emang gue butuh lobang, dan lobang loe emang keren abis deh’.

Ary: ‘Sialan loe, loe coba gue dulu, baru loe bilang nyaman apa ngga’.

Didiet : ‘Jangan sewot sayang... kamu akan mendapatkan kenikmatan berikutnya’.

Tangan Didiet pun mulai menggerayangi daerah sensitif Ary, daerah bagian bawah perut Ary yang merupakan daerah penuh dengan otot-otot kejantanan yang menahan posisi batang kenikmatannya. Tangan Didiet cukup lihai membuat Ary merasakan sentuhan birahi. Otomatis mereka berciuman kembali. Kali ini ciuman mereka berbeda, penuh perasaan, kenikmatan dan keintiman yang belum pernah mereka rasakan selama ini. Bagaikan pengalaman pertama berhubungan seks, dan memang benar, karena hubungan seks sejenis. Ary mulai mendominasikan suasana, Ary mulai menciumi sekujur tubuh Didiet, terus kesetiap lekukan tubuh merasakan sensasi bau tubuh cowo yang baru pertama kali dia rasakan. Birahi tinggi membuat mereka berdua ‘high flyer’, sampai Ary memberanikan diri menjilati biji kontol Didiet sambil menaikan kaki Didiet perlahan-lahan.

Ary menarik handuk kecil yang masih diposisikan sebagai kompresan lobang kenikmatan Didiet, ternyata pendarahan sudah berhenti, dan antara ragu dan maju terus, perlahan Ary mulai menjilati paha bagian dalam Didiet dan perlahan mengarahkan lidahnya ke bagian lobang kenikmatan Didiet.

Didiet: ‘uggggh… Ry, kamu yakin?’

Ary ga menggubris pertanyaan Didiet, malah lidahnya terus bermain dipermukaan lobang lembab hasil kompresan.

Didiet: ‘Aaaaaaah… enak banget Ry. Tapi jangan dipaksa Ry….’

Pelan-pelan malah Ari mulai menusukan lidahnya ke dalam lobang Didiet. Didiet : ‘Ry, gila loe, gue ga maksain loe jilat ya Ry, tapi suer, enak banget’

Ary : ‘Lemesin aja ya Diet, jangan kejang’.

Didiet: ‘Terusin Ry, masukin lagi’.

Dengan tetep tenang, Ary bekerja dengan giat berusaha memainkan lidahnya seperti kalau dia memainkan vagina teman seks cewe-cewenya. Perlahan jari telunjuknya juga mengorek lobang Didiet dengan lembut dan penuh perasaan, sehingga lobang itupun terasa releks. Didiet berusaha berputar untuk menangkap kontol Ary yang sangat tegang. Pada saat posisi mendapatkan posisi untuk menangkap kontol Ary dengan mulutnya, Didiet terkesima melihat batang kenikmatan yang ia juga miliki. Dipegangnya kontol Ary, ditatapinya dengan seksama, sesekali diciumi, dijilat dan diisap, sehingga timbul perasaan yang sangat beda bagi Didiet. Disaat yang bersamaan, Ary udah berhasil memasukan 2 jarinya ke lobang kenikmatan Didiet, tanpa disadari oleh Didiet.

Tiba-tiba Ary beranjak dari tempat tidur mengambil body lotion yang tersedia di kamar mandi. Sambil berjalan, Ary mengoleskan body lotion itu disekujur kontolnya yang mengeras bagaikan besi. Sampai di sisi tempat tidur, Ary pun mengatur posisi Didiet untuk telentang, mengalaskan bantal dibawah pantat Didiet dan mengatur posisi untuk siap menghujamkan rudalnya ke lobang kenikmatan Didiet.

Didiet: ‘Ry, gue pengen banget ngerasain’.

Ary: ‘Jangan tegang ya Diet, nyantai aja’.

Didiet: ‘Ya Ry, pastiin gue rasain pertama kali dan menikmatinya’.

Ary pun perlahan-lahan menusukan kepala kontolnya yang besar, dan tanpa disangka kepala itu masuk dengan lancar cenderung keset. Didiet menutup matanya merasakan sensasi-sensasi baru sambil mencoba terus menahan sikap tenang dan releks.

Ary: ‘Sakit Diet?’

Didiet: ‘Udah masuk?’

Ary: ‘Kepalanya udah’

Didiet: ‘Hah, rasanya seperti jari loe yang masuk’.

Ary: ‘Anjing loe, barang segede gini’.

Didiet: ‘Maksud gue seperti tadi jari loe masuk. Tapi terusin aja Ry, gue masih nyantai’.

Ary mendorong badannya terus kedepan dan berusaha untuk membuat tusukan yang tegas namun penuh perasaan sambil terus mengucurkan body lotion dan memijit daerah selangkangan Didiet.

Didiet : ‘Aaaaaaaaaaaaaaaah...’

Ary : ‘Sakit Diet ?’

Didiet : ‘Rasanya beda, enak banget Ry, terus ngarahin kebawah Ry’

Ary : ‘Hah ? keluarin ?’

Didiet : ‘Bukan, tusuk kearah bawah, enak banget tadi’

Ary langsung teringat pengalaman sebelumnya waktu kontol Didiet menembus keperawanannya dan menabrak daerah G-spotnya. Sungguh pengalaman baru buatnya dan suatu kejadian yang ingin diulang kembali. Nampak Ary berkeringat, badannya mengkilap dan lekukan tubuhnya yang atletis semakin menunjukan tubuh seorang pria tulen. Didiet berusaha membuka mata, namun setiap matanya akan terbuka, bersamaan dengan ditabraknya daerah prostat, g-spot pria, oleh Ary. Sekonyong-konyong mereka berdua mendengus liar, mengeluh birahi seirama dengan dorong badan Ary.

Didiet: ‘Terus Ry, terus…. enak banget’

Ary: ‘Gila Diet, emang enak banget, cengkraman loe enak banget Diet’

Didiet: ‘Kontol loe dahsyat Ry’.

Ary: ‘Sakit ga Diet?’

Didiet: ‘Ga Ry, terus, kencengan dikit’

Ary mengatur posisinya sehingga dorongan badan birahinya menabrak badan Didiet yang udah mulai berkeringat juga. Didiet memeluk Ary dengan kuat, dan mereka berciuman liar disela-sela deru napas birahi dua cowo yang baru pertama kali merasakan nikmatnya seks sesama jenis.

Ary: ‘Gue ga tahan lama Diet, asli baru kali ini gue nyerah. Baru elo yang membuat gue ngecret cepet’

Didiet : ‘Tahan Ry, mumpung gue ga ngerasain sakit sedikitpun’.

Ary: ‘Tapi gue ga bisa tahan Diet, cengkraman loe sadis’.

Didiet: ‘Please Ry, tahan biar barengan lagi keluarnya’.

Ary: ‘Kocok kontol loe juga biar cepet. Asli gue ga bisa tahan’.

Deru napas mereka benar-benar liar, goncangan dan ritme persetubuhan mereka stabil, namun penuh nafsu yang membara.

Ary: ‘Aaaaaaaaaaaaaaaah, enak banget… enak banget….’

Pertahanan Ary jebol, dan Didiet bisa merasakan semburan cairan yang kental yang bertubi-tubi di lobang kenikmatannya. Ary pun jatuh tertidur di dada Didiet. Dada seorang duda berumur yang masih bisa menggoda gender sesamanya. Kontan, aroma kamar tidur itu penuh dengan aroma seks, panas bercampur semburan AC dan gerah karena dua pria tulen yang sedang beradu keringat.

Dibawah sadar, Didiet memeluk Ary yang tertidur diatasnya, mengusap punggung Ary dan menciumi kening Ary perlahan penuh denganaktifitas kasih sayang. Ary setengah tertidur.

Didiet: ‘Ry, bangun. Udah jam 11 malem’

Ary: ‘Hah? gue ga jadi check out’

Didiet: ‘Tidur sini aja ya, besok pagi balik ke hotel buat ganti baju en terusin kerjaan loe’.

Ary: ‘Jadi pulang bareng?’

Didiet: ‘Jadi, besok gue ganti flight gue dulu nyamain ama loe lagi.’

Ary : ‘Extend yuk Diet’

Bersambung…

Antara harapan, khayalan belaka dan kenyataan. Komentar, sanggahan dan cacian, silakan drop email ke gtsbt18@yahoo.com. Terima kasih.

###

8 Gay Erotic Stories from Gtsbt18

Memulai Suatu Hal Yang Baru

Lanjutan cerita tentang kehidupan 3 pria dewasa…Malam itu hujan deras dan Iman tidur dengan nyenyak. Tak di duga, Iman bermimpi buruk, keadaan alam yang menimpa kota tempat tinggalnya, badai salju, angin badai, dan semua serba gelap. Tiba-tiba Iman kaget bangun dan bergegas ke kamar mandi karena kebelet kencing. Iman mengambil kesempatan melakukan terapi yang diberitahukan oleh bapak pijat

Pelampiasan Semata

Adri, lajang – 26/170/65, pegawai sebuah toko komputer bagian penyimpanan barang. Bewok, menikah – 34/177/78, pegawai perusahaan ekspedisi, pengantar peralatan komputer. Sehari-hari Adri membanting tulang untuk ibu dan adik2nya. Tuntutan kehidupan yang membuat Adri tetap lajang. Udah pasti sebagai lajang, kehidupan seksnya tidak normal. Toilet pertokoan tempatnya bekerja adalah teman

Pertama Kali Bag 1

Didiet Didiet seorang duda beranak 3. Hidupnya pas-pas-an tapi ga kenal lelah bekerja untuk kehidupan anak-anaknya yang masih sekolah. Udah pasti kehidupannya ga jauh dari kerja sepagian ampe malam. Sang Istri udah pasti ga pernah merasakan hubungan suami-istri yang sempurna dan… sering mencari ‘pemuas’ dahaga sampe akhirnya pernikahan mereka bubar... Sang istri dapet suami kaya yang bisa

Pertama Kali Bag 2

“Ry, kalo kita pikirin terus, ga bakalan ada hasilnya. Mendingan kita putuskan. Lanjut ato ga?” Sambil gemeteran, Ary maju dan mencium bibir Didiet. Didiet gemeteran merasakan bibir Ary yang perlahan mulai melumat bibirnya dan sesekali mengulumnya. Kaki Didiet lemas dan pelan-pelan bersujud didepan Ary tanpa melepaskan ciuman maut yang sudah lama tidak dirasakannya. Tangan Ary mulai

Pertama Kali Bag 3

Pertama Kali Bag. 3 Mereka pun berpindah ke bath tub yang airnya mulai penuh. Didiet memasang sistim whirl pada bathtub sambil menuntun Ary yang lemas. Pelukan Didiet ga pernah lepas sampai keduanya sedikit tertidur sambil berendam di air hangat. Selama berendam, Didiet memeluk Ary dengan mesra tapi tangan satunya sedang mengelus cincin lobang seksnya sendiri menyiapkan lobang yang cukup

Pertama Kali Bag 4

Didiet: ‘After what we did? Ntar lagi ya? hehehe’.Ary menghampiri Didiet dan memeluknya. Pelukan yang berbeda. Sekilas terlihat keterikatan yang mereka alami sore ini dan ada desiran yang berbeda setelah percobaan yang mereka lakukan. Keduanya tertidur dalam keadaan telanjang, berpelukan.Didiet menggeliat dan serta merta Ary kaget terbangun.Ary: ‘Kenapa Diet?’.Didiet: ‘Hmmmm…’.

Pertama Kali Bag 5

Didiet: ‘Jadi, besok gue ganti flight gue dulu nyamain ama loe lagi.’Ary : ‘Extend yuk Diet’Keesokan paginya Didiet terbangun dalam keadaan masih telanjang dan ditutupi selimut. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh di kontolnya. Ditariknya selimutnya dan terlihat secarik kertas yang tercoblos kontolnya. Di kertas itu tertulis : ‘Gue mau ini lagi ntar malem. Gue cabut duluan ya. I felt

Suatu Hal Yang Baru

Cerita ini merupakan cerita fiksi serial.Firman ArioSeorang pria sederhana dengan hidup yang monoton, dikelilingi seorang istri dan 3 anaknya. Berangkat setiap pagi ke gym terus ke kantor dan pulang kembali setelah jam 7 malam. Begitu setiap harinya. Sehari-hari tampil segar, walaupun kadang terlihat stress dalam waktu-waktu tertentu. Iman, biasa dipanggilnya, sedang mengalami

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story