Gay Erotic Stories

Sudah sekitar enam bulan aku tinggal di apartemen baru. Seperti juga apartemen yang sebelumnya aku tinggali, apartemenku yang baru juga terletak di daerah yang disebut "Segitiga Emas". Aku sengaja memilih lokasi ini karena dekat dengan tempat kerjaku, sebuah hotel bintang lima yang terkenal.

Aku pindah untuk menghindari kemungkinan masalah yang akan muncul akibat perbuatan cabulku [sex sejenis] dengan seorang Pembantu Rumah Tangga [PRT] laki-laki di apartemen yang lama. PRT laki-laki itu bernama Rifat. Seorang pemuda desa umur 18 tahun yang berwajah tampan, bertubuh atletis, dan berkulit putih bersih dengan pendidikan: drop out kelas dua SMA/SMU.

Walaupun Rifat "hanya" seorang PRT, tetapi dia dandy, tubuhnya selalu harum oleh parfum,pilihan pakaiannya juga berselera tinggi.Yach!Bagaimana-pun juga Rifat berpendidikan SMA/SMU,walaupun dia drop out di kelas dua.Nasibnya saja yang membawa dia jadi PRT. Padahal menurutku,penampilan Rifat layak untuk ikut kontes Abang Jakarte atau ikut main sinetron.

Waktu aku akan pindah apartemen, majikan Rifat yang bernama Yulian juga pindah apartemen dan aku kehilangan jejak Rifat. Tapi, enam bulan setelah kejadian itu, tiba-tiba saja aku dihubungi Rifat di hp-ku. Rifat mengajak aku bertemu di suatu tempat.Seperti lazimnya para PRT, Rifat mengajak aku bertemu di bawah sebuah pohon di lokasi dekat apartemenku. Tentu saja aku tidak mau bertemu di bawah pohon.Aku mengajak Rifat bertemu di suatu restoran, lokasinya masih di dekat apartemen lama -ku. Supaya Rifat tidak ragu masuk ke restoran, maka aku pilih restoran Mc "D" - Mc Donald. Rifat pernah mengatakan bahwa dia sering diajak bos-nya [Yulian] makan di Mc "D" .

Ketika aku jumpa Rifat di restoran itu dia masih seperti enam bulan sebelumnya.Tampan dan menawan, bersih, atletis dan kekar.Karena sebelumnya aku sering sekali main cabul dengan Rifat,maka waktu jumpa dia aku terangsang berada dekat-dekat dia.

Kami berjabatan tangan dan secara reflex aku lalu memeluknya. Aku jadi malu ketika aku sadar bahwa orang di sekelilingku ternyata memperhatikan aku. Sebagai seorang homosex aku selalu punya waham kecurigaan.Seakan-akan tindakanku dapat membikin orang jadi tahu bahwa aku adalah seorang cowok homosex.Padahal mungkin orang menanggap tindakan-ku biasa-bisa saja.Mungkin mereka tertarik karena melihat aku dan Rifat - dua orang cowok ganteng berpelukan - karean sudah lama tidak jumpa.

Pertemuanku dengan Rifat di Mc "D" itu seperti acara Reuni saja.Karena sudah enam bulan kami tak jumpa. Padahal sebelumnya paling tidak dua kali seminggu kami melakukan hubungan sex-sejenis[homo -sex].

Terakhir kali aku main cabul dengan Rifat pada menjelang aku akan berangkat ke luar negeri ikut group tour.Malam itu Yulian,majikan Rifat, sedang tidak ada di rumah dan malam itu aku sedang ingin berpelukan,bercipokan,dan berhubungan sex dengan Rifat. Tidak aneh jika nafsuku saat itu menggebu-gebu, karena aku baru saja menenggak aphrodisac[obat perangsang]yang berasal dari Amerika Latin mereknya "Maca".Kombinasi Maca dengan ramuan lain penambah vitalitas sexual yang dicampur dengan Pasak Bumi telah membuat aku mampu mengeluarkan pejuh beberapa kali dalam semalam.

Berkat obat perangsang itu setelah mengeluarkan pejuh kontolku bisa segera tegang, ngaceng lagi, keras dan rasanya nikmat bukan buatan. Kemudian ketika pejuhku muncrat untuk kedua kalinya badan-ku tidak terasa lemas.Bahkan volume pejuhku juga tetap banyak.Begitu juga setelah aku mengeluar-kan pejuh nikmat untuk yang ketiga kalinya! Oleh sebab itu aku selalu menyediakan Maca. Meskipun waktu cerita tidak bermoral ini ditulis harganya agak mahal tetapi uang bukan masalah bagiku. Apa lagi untuk membayar kenikmatan sexual. Sebagai seorang cowok homosex memang orientasi hidupku adalah sex, untuk sex! Sex,sex,sex dan sex saja!

Begitu juga dengan Rifat, sebab sebelumnya Rifat juga sudah aku beri obat perangsang termasuk Maca[dari Peru] dan Ma'joon [dari India]. Maka malam itu pun jadi malam jahanam. Aku dan Rifat main cabul sesuka kami dan semau-mau kami, sekurang-kurangnya tiga kali.Seakan-akan kami beranggapan "carpe diem" - tak ada hari esok. Akibatnya kami bangun kesiangan dan hampir saja aku ketinggalan pesawat ke luar negeri. Ketika bangun, buru-buru aku berangkat ke airport tanpa aku sempat mandi junub dulu!Itulah pertama kalinya [semoga untuk terakhir kali juga],aku berangkat ke luar negeri naik pesawat dalam keadaan berjunub[Artinya : aku dalam keadaan sesudah mengeluarkan pejuh tetapi belum mandi membersihkan dan menyucikan diri].

Di masa lalu menurut Kitab Perjanjian Lama, jika seorang laki-laki mengeluarkan "lelehan" maka dia harus menyembelih burung merpati untuk menyuci-kan diri.

Apa yang terjadi pada Rifat setelah aku berangkat ke luar negeri? Rifat menceritakan padaku dalam pertemuan kami di Mc "D", seperti berikut ini :

CERITA RIFAT

1. Awal Kejadiannya

[Setelah Bang Mario berangkat ke airport, aku segera kembali ke apartemen tempatku bekerja di nomor 910. Aku terkejut melihat pintu apartemen terbuka dan di dalam ada orang.Ternyata di dalam ada anak buah Bang Yulian - majikanku.

Anak buah Bang Yulian itu biasa aku panggil Bang Jeremy.Dia mengenakan seragam dinas.Seperti Bang Yulian,Bang Jeremy orangnya tinggi besar gagah. Apalagi kalau ia mengenakan seragam.Agaknya Bang Jeremy disuruh Bang Yulian masuk ke apartemen menggunakan kunci cadangan yang biasa dipegang Bang Yulian.

Waktu aku datang Bang Jeremy memandang aku dengan pandangan dingin dan dia berkata :

"Bang Yulian memerintahkan kau datang ke kantor", sambil berkata begitu dia seperti mendorong aku keluar pintu.

"Aku mandi dulu, Bang", kataku.

"Tidak usah!", kata Bang Jeremy tegas dan dia seperti menarik aku di bagian lenganku ke arah pintu keluar. Karena aku tidak boleh mandi dulu aku minta izin ganti baju, kataku :

"Aku ganti baju dulu Bang", tetapi Bang Jeremy kembali menyergah :

"Tidak usah! Begitu saja!", katanya tegas.

Melihat Bang Jeremy bersikap kasar seperti itu sebetulnya aku tersinggung. Tetapi aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali menurut. Sebetulnya aku ingin ganti baju. Waktu itu aku mengenakan kaos model singlet.Rasanya tidak pantas aku datang ke kantor majikanku mengenakan singlet. Tetapi Bang Jeremy melarang aku mandi dan ganti baju. Menjadi PRT [Pembantu Rumah Tangga] memang makan hati.Sering dilecehkan dan tidak dihargai sebagai manusia.Sebetulnya aku merasa sedih.Aku jadi PRT karena orang-tuaku miskin.Padahal aku sebetulnya sudah sempat sekolah sampai kelas dua SMA/SMU dan dulu aku sering juara kelas. Bahkan aku pernah jadi Ketua OSIS.

Waktu aku berhenti sekolah teman-temanku di SMA/ SMU banyak yang mencari aku dan menanyakan kenapa aku berhenti sekolah. Jawabku selalu : "Masalah biaya".Bukan hanya biaya sekolah,tapi juga biaya hidup.

Kata orang, anak buruh tani macam aku bisa sampai kelas dua SMA/SMU sudah luar biasa.Apa iya? Apa-nya yang luar biasa? Nyatanya aku hanya jadi PRT!

2. Dibawa ke MAKO

Aku naik mobil dinas Bang Yulian - sebuah Mobil Kijang dan aku disuruh duduk di kursi belakang. Bukan di kursi depan atau kursi tengah. Mungkin karena aku PRT.

Sesampainya di kantor Bang Yulian yang sering disebut Bang Yulian sebagai MAKO[Markas Komando] aku turun. Bang Jeremy membawa aku ke ruangan lain,bukan ke ruang kerja Bang Yulian yang biasa aku kenal.

Aku disuruh berjalan di depan Bang Jeremy.Karena aku mengenakan singlet dan aku berjalan di depan Bang Jeremy - orang di kantor itu banyak yang memperhatikan aku.Aku merasa seperti maling yang sedang digelandang ke kantor Polisi.Walau kantor itu bukan kantor Polisi.

Sesampainya kami disuatu tempat yang bertuliskan "Ruang Pemeriksaan", aku disuruh masuk ke sebuah ruangan.Disitu hanya ada satu meja dan dua kursi dan di dekat tembok ada seperti tiang rekstok. Sepertinya tiang rekstok itu dapat digeser-geser.

Di dinding ada paku untuk gantungan pakaian tapi digantungi dengan cambuk.Ada bermacam-macam jenis cambuk dan ada sebilah rotan yang ujungnya ada tempat untuk gantungannya.Di dinding ruangan itu kulihat banyak noda-noda bercak coklat dan merah - seperti bekas darah.

Ketika aku sedang memperhatikan ruangan itu tiba-tiba Bang Yulian masuk.Baru saja aku akan menyapa -nya, Bang Yulian sudah menyergah duluan :

"Kemana kau kemarin malam?", wajah Bang Yulian yang tampan [dan selalu aku kagumi] itu terkesan marah dan kata-katanya bernada tajam. "Maaf Bang. Saya nonton TV di tempat tetangga terus ketiduran",kataku berbohong. Meski dengan nada menyesal.Memang benar aku nonton TV ditempat Bang Mario tetapi aku bukan ketiduran melainkan diajak main cabul.

"Maaf,..maaf....!",sergah Bang Yulian lagi dengan nada melecehkan.

"Sudah kubilang kerja kau jaga rumah.Bukan nginap di rumah tetangga.Kau tahu tadi malam aku pulang kau tidak ada!",kata Bang Yulian lagi.

"Maaf Bang. Saya salah", kataku lagi.

"Bagaimana kalau kau dihajar?Disini banyak pecut" sambung Bang Yulian lagi.

"Jangan Bang.Ampun Bang!",aku memohon.Bang Yulian tubuhnya tinggi besar,badannya juga kekar.Lengan-nya sangat berotot,karena dia jago karate dan dia juga rajin latihan. Suasana hening sebentar.

Aku menundukkan kepala, memandang ke lantai. Aku lihat di lantai juga banyak bercak-bercak coklat atau merah seperti bekas darah. Tiba-tiba Bang Yulian membentak, memecahkan suasana hening itu :

"TELANJANG KAU!", aku tak mengerti maksudnya dan mencoba bertanya :

"Apa Bang?",tampaknya Bang Yulian tidak sabar.Dia merenggut kaos singletku sehingga aku tertarik ke arah tubuhnya,singletku hampir sobek dan Bang Yulian membentak suaranya lebih keras lagi :

"TELANJANG KAU!!!!".

Aku menuruti perintahnya dan melepaskan seluruh penutup badanku sampai telanjang bulat.Pakaianku aku letakkan dekat tembok.Aku malu dan menunduk-kan kepala di depan Bang Yulian, majikanku, yang tampan, kekar dan berpakaian seragam itu!

"MENGHADAP KE TEMBOK KAU!TANGAN KE ATAS,KAKI KAU NGANGKANG!", bentak Bang Yulian.

Aku mencoba mencerna perintah Bang Yulian,karena itu aku tak segera membalikkan badanku ke tembok. Bang Yulian sudah tidak sabar.Pantatku ditendang dengan kakinya yang bersepatu boot[laars] militer itu. Rasanya sakit sekali apalagi tendangannya mengenai tulang panggulku. Tubuhku terdorong ke tembok dan Bang Yulian membentak aku lagi dengan suara keras menggelegar :

"MENGHADAP TEMBOK KAU!!!"

Kemudian dengan kasar Bang Yulian mengatur tubuh-ku, menggunakan gebukan tangannya dan tendangan kakinya, agar aku meletakkan kedua tanganku ke tembok supaya tubuhku yang telanjang bulat itu agak miring seperti disangga tembok.

Lalu sepintas aku dengar suara WHETT!dan disusul suara CETAR!! dan aku merasakan pegal dan pedih di bokongku.Aku tergelinjang kaget dan menjerit :

"AGH!",tapi Bang Yulian membentak keras :

"DIAM KAU!JANGAN BERSUARA!", lalu disusul suara JEPRETT!JEPRETT!JEPRETT! diiringi rasa pegal dan pedih berganti-ganti di berbagai bagian belakang tubuhku yang telanjang : punggung, bokong, paha, betis, bahu, terus-menerus, sambung-menyambung, seakan tak akan pernah berhenti! Rasanya pedihh, perihh! Aku merasakan sakit sekali dan mencoba memohon :

"Sakit Bang. Sudah Bang. Ampun Bang".

Tapi jawaban Bang Yulian adalah bentakan keras :

"DIAM KAU.JANGAN NGOMONG!!",diiringi lecutan yang rasanya lebih KERASS[!] dari sebelumnya JEPRETTT! JEPPRETTT! JEPPRETTT! JEPPRETTT!

Aku berusaha mencengkeramkan kedua tapak tangan-ku ke tembok untuk menahan lecutan yang diayunkan Bang Yulian dengan amat KERASS[!]dan bertubi-tubi itu. Setiap lecutan yang dihunjamkan ke tubuhku terasa amat KERASS[!] dan aku selalu terkaget, mendongak karena menahan rasa pedihh yang teramat sangat.

Setiap kali ujung cemeti Bang Yulian mendarat di permukaan kulitku, tubuhku yang telanjang bulat itu seakan reflex,seperti akan menghindar ke arah tembok! Reflexku ini membuat Bang Yulian makin bernafsu untuk terus-menerus melecuti tubuhku yang telanjang bulat, itu makin KERASS[!] dan makin KERASS [!].

Entah berapa lama dan berapa kali Bang Yulian menghajar aku dengan lecutan cemeti yang KERASS[!]sebagai hukuman.Karena aku meninggalkan rumah semalaman tanpa izin. Karena tidak kuat lagi menahan hajaran KERASS[!} cemeti Bang Yulian, aku terjatuh berlutut.Bang Yulian menghentikan lecutan KERASs[!}-nya dan membentak dengan geram :

"BERDIRI KAU MENGHADAP KE SINI!", aku bangkit terhuyung. Aku mengira bagian depan tubuhku yang akan dihajar dengan cemeti.Bagian tubuh belakang-ku terasa pedih, perih, dan pegal. Aku menghadap ke depan Bang Yulian sambil menunduk malu,karena aku telanjang bulat di hadapan majikanku yang gagah, tampan, tinggi-besar dan berseragam itu!

"Sudah cukup?"tanyanya, "Mau lagi kau ?"tanyanya lagi meledek dengan nada melecehkan.

"Cukup Bang! Sakit Bang.Ampun Bang!", jawabku memohon. Meskipun aku menunduk tapi aku merasa Bang Yulian memandangi aku dengan tajam dan dia berkata membentak lagi :

"KAU BERANI LAGI PERGI TANPA IZIN. KUHAJAR KAU SAMPAI MAMPUS! MENGERTI KAU?!!".

"Mengerti Bang.Ampun Bang",jawabku ketakutan.

Tiba-tiba saja aku dengar Bang Yulian bertanya :

"Kau belum sunat, ya?"

"Sudah Bang. Waktu kecil",kataku masih menunduk dan kemalu-maluan sambil menahan rasa pedih perih nyeri dibagian tubuhku yang barusan dihajar Bang Yulian.

"Masih ada sisa kulup kau",kata Bang Yulian lagi.

Aku tidak mengerti maksudnya.Kemudian aku dengar Bang Yulian pergi ke luar ruangan dan memanggil seseorang. Lalu Bang Yulian masuk lagi bersama seorang laki-laki yang juga berseragam dan dia berkata :

"Sunat anak ini.Dia barusan aku hajar.Biar dia sekalian merasakan sakitnya sunat militer ".

"Siap!",jawab orang itu.Lelaki itu seorang yang tinggi tegap, wajahnya tampan, dia menunduk dan melihat kontolku, lalu menarik-narik kulupku ke depan. Aku tidak ngaceng, mungkin karena masih stress barusan dihajar setengah mati.

Aku yakin tubuhku bagian belakang penuh dengan bilur, lebam dan lecet.Mungkin juga banyak luka-luka lecet yang berdarah.Saat itu aku merasakan perih di berbagai bagian belakang tubuhku utama-nya di bagian bokongku!

3. Disunat Ulang

Tak lama kemudian lelaki yang tadi masuk diikuti seorang laki-laki lainnya yang juga berpakaian seragam. Mereka membawa baki dengan peralatan logam seperti gunting dan benda logam lain.Aku juga mencium bau alkohol seperti di rumah sakit

Kemudian tubuhku "dipentang" di tiang rekstok telanjang bulat.Kedua tanganku ke atas di rantai ke bagian atas tiang yang melintang.Kedua kakiku terkangkang lebar dan kedua pergelangan kakiku diborgol kekaki-kaki tiang.Posisi tubuhku seakan membentuk huruf "X".

Bang Yulian masuk lagi. Aku lihat dari tadi dia masih menggenggam cemeti yang dipakai menghajar aku. Lalu dia berkata tegas :

"Kau harus sunat!",aku memberanikan diri berkata walaupun ragu-ragu :

"Saya sudah sunat Bang", rupanya kata-kataku itu membuat Bang Yulian "murka" dan tanpa ampun pipi-ku kiri-kanan ditampar dengan telapak tangannya yang keras dan berotot serta terlatih karate itu PLAKK! PLAKK!.Tamparannya KERASS[!]sekali. Wajah-ku seperti "terlempar" ke kiri dan ke kanan oleh tamparan yang KERASS[!].Di dalam mulutku terasa asin dan aku merasakan bau besi. Pasti ada yang luka di dalam mulutku.Mungkin tamparan itu telah menyebabkan ada bagian dalam mulutku yang luka terkena gigi. Lalu Bang Yulian membentak lagi :

"DIAM KAU!IKUT SAJA PERINTAHKU!",sambil berkata begitu dia melecutkan cemetinya ke belahan dada-ku JEPRETT! keras sekali. Kembali aku merasakan pegal disusul rasa nyeri, pedih dan perih pada bagian belahan dadaku! "Ampun.. ampun. Bang!" kataku memohon. Tapi Bang Yulian rupanya tidak suka mendengar "rengekanku" itu, dia menonjok perutku dengan tinjunya: BUK! sambil membentak :

"DIAM KAU!", sakit sekali di ulu hatiku,aku ingin muntah, tapi aku tahan.

Tidak lama kemudian kedua lelaki berseragam itu menarik kursi yang ada di situ. Mereka duduk di depanku dan alat-alat yang mereka bawa diletakkan di atas meja.Bang Yulian berdiri sambil berkacak pinggang di dekat situ.Dari tadi tangannya masih menggenggam cemeti.Dia memperhatikan kerja kedua lelaki itu.

Kulihat kedua lelaki itu memasang sarung tangan karet warna kuning atau coklat di tangannya.Lalu aku merasakan cairan dingin dioleskan di kontol, biji peler, dan jembutku. Disusul cairan panas yang menggigit dioleskan ke kontol, biji peler dan jembutku.

Aku menggelinjang kaget karena kontolku terasa panas.Tapi Bang Yulian tidak suka melihat aku tergelinjang. Dia membentak lagi dan mengancam :

"KAU JANGAN BERTINGKAH! DIAM! JANGAN BERGERAK! ATAU KAU MAU KUHAJAR LAGI DENGAN INI", sambil berkata begitu dia melecutkan cemetinya dengan keras ke lantai CETARR!!.Suaranya keras seperti letusan pistol!Aku menggigil ketakutan dan kedua tentara yang sedang mengerjai aku tertawa geli! Salah seorang dari mereka berkata :

"Belum diapa-apakan sudah kelojotan!".

Kemudian tentara yang duduk di depanku dan tadi mentertawakan aku berkata :

"Tarik nafas dalam-dalam.Lalu keluarkan lagi", aku berusaha melaksanakan perintah itu dan aku disuruh melakukan hal itu berulang-ulang. Kemudian aku merasakan logam dingin di sisa-sisa kulupku yang sebetulnya sudah disunat waktu aku kecil. Tiba-tiba aku merasakan keratan di sisa kulupku yang terasa panas, nyeri,lalu......AGH! PEDIIIIHHH! tak terhingga di sekeliling kulupku!

Meskipun merasa amat sangat kesakitan tapi aku tak berani bergerak.Takut dihajar lagi.Tapi aku yakin wajahku menunjukkan rona sangat kesakitan. Rasanya keringatku bercucuran di seluruh tubuhku.

Ternyata aku disunat lagi,tanpa diberi suntikan pemati rasa [anestesi]. Cara menyunat yang lazim dilakukan dilingkungan militer sekaligus menguji kejantanan dan ketahanan seorang anggota militer!

Keringatku bercucuran hebat akibat menahan sakit saat kulupku dipotong tanpa anestesi dan luka-luka lecet hasil lecutan Bang Yulian terasa makin pedih "dialiri" keringatku yang mengandung garam itu.Rasanya aku mau pingsan disiksa begitu. Tapi aku berusaha menahan. Melihat aku kelojotan dan kesakitan seperti itu Bang Yulian berkata tajam :

"TAHAN!KAU LAKI-LAKI!",lalu dia mengangkat cemeti besar yang digenggamnya itu kearah wajahku seakan mengancam akan menghajar aku lagi jika aku berani bersuara atau terlalu banyak bergerak. Entah apa yang dilakukan pada kontolku setelah sisa-sisa kulupku digunting.Karena aku masih saja aku merasakan pedih lagi dan rasa pedih lagi ber -ulang-ulang.Mungkin luka sunatku sedang dijahit.

Rasanya proses sunat-ulang itu berlangsung berjam -jam. Sebelum kedua orang laki-laki itu selesai menyunat ulang, Bang Yulian sudah pergi. Entah kemana!

Salah seorang dari kedua tentara itu bangkit dan berdiri di belakangku. Lalu aku merasakan rasa dingin di luka-lukaku belas lecutan diikuti rasa pedih tak terhingga!Aku juga mencium bau alkohol seperti di rumah sakit.Aku menggeliat kesakitan. Lalu aku dengar tentara di belakangku berkata :

"Perih ya! Luka bekas dihajar tadi diobati dulu"

Selesai disunat-ulang aku diturunkan dari tiang rekstok itu dan disuruh berbaring di lantai ber-telanjang bulat.Tanpa alas dan tanpa bantal.Lalu aku ditinggal sendirian di "kamar siksa" itu dan pintu kamar itu dikunci dari luar.

Waktu itu kepalaku terasa sakit terkena lantai yang keras itu! Karena itu aku menggelar celana jeansku untuk alas berbaring dan singlet serta kancutku untuk alas kepala. Lalu aku berbaring terlentang, telanjang bulat, sambil merenungkan nasibku dan merasakan pedih-perih di sekujur tubuhku akibat lecutan cemeti Bang Yulian yang selalu diayunkan KERASS[!] tanpa belas kasihan dan juga rasa pedih,perih,dan nyeri diluka bekas sunat-ulang sisa-sisa kulupku.

Aku juga merasa lapar, haus dan mengantuk.Mungkin karena malam sebelumnya aku mengeluarkan pejuh sampai 3 kali,waktu main cabul dengan Bang Mario. Maka aku pun segera tertidur nyenyak. Kelelahan setelah main cabul, setelah dihajar dan setelah aku disunat-ulang.

4. Akhir Kejadiannya

Malam hari aku dibangunkan Bang Jeremy, disuruh berpakaian.Tapi aku belum berani memakai kancut-ku.Luka sunat-ulangku masih terasa pedih sekali. Kancutku aku lipat dan masukkan saku celanaku. Sepanjang hari aku tidak diberi makan minum. Aku merasa haus dan lapar! Tetapi aku tidak mau dan tidak berani mengatakan pada Bang Jeremy!

Bang Jeremy membawa aku pulang ke apartemen. Dia bukan mengantar aku pulang,tetapi "membawa" aku pulang.Karena aku "hanya" seorang PRT.Aku disuruh duduk di "kursi belakang sekali" Mobil Kijang itu, seperti ketika berangkat.Bagaimana pun juga aku "hanya" PRT, bukan?

Setelah kejadian itu Bang Yulian tidak pernah membicarakan kejadian itu.Meskipun demikian sejak itu aku jadi takut sekali kepada Bang Yulian. Seandainya aku ingin berhenti bekerja pada Bang Yulian aku tidak akan pernah berani mengatakan-nya. Apakah sebaiknya aku kabur saja?

Selama dua minggu aku tidak diizinkan berpakaian oleh Bang Yulian. Aku dipaksa telanjang bulat. Lemari pakaianku dikunci dan kuncinya dibawa oleh Bang Yulian. Kata Bang Yulian :

"Kau telanjang saja dulu. Sampai luka sunatmu sembuh"

Tentu saja selama dua minggu itu aku tidak bisa kemana-mana.Bahkan kalau ada tamu pun aku tidak bisa keluar kamar.Mungkin itu alasan Bang Yulian untuk menghukum aku,agar aku tak bisa lagi pergi tanpa izin dan menginap di apartemen Bang Mario.

Terus terang,Bang Mario sering mengajak aku main cabul di apartemennya dan aku merahasiakan hal ini kepada siapa pun.Termasuk kepada Bang Yulian - majikanku.Mungkin kalau Bang Yulian tahu bahwa aku sering main cabul dengan tetangga, pasti aku dipecat dan diusir. Bisa jadi sebelum diusir aku dihajar dulu oleh Bang Yulian.

Karena aku sering diajak main cabul Bang Mario, lama-kelamaan aku mulai menikmati "permainan" itu. Apalagi Bang Mario selalu memberi aku uang lima ratus ribu rupiah, setiap kali aku diajak main cabul. Nilai uang itu sama dengan separuh dari gajiku sebulan!Sebagian uang yang diberikan Bang Mario aku kirimkan ke rumah. Aku tak merasa bahwa aku melacur,aku anggap Bang Mario memberi aku uang karena dia sayang kepadaku!]

ANTICLIMAX

Itulah perjumpaanku yang terakhir dengan Rifat. Sejak mendengar cerita Rifat,aku tak berani lagi berhubungan dengan Rifat. Aku khawatir dia kena hajar lagi. Meskipun aku sering merindukannya.

Terutama aku merindukan tubuhnya, kontolya, dan cairan-cairan tubuhnya, utamanya pejuhnya! Ta'i! Semoga aku akan mendapatkan pengganti Rifat di apartemenku yang baru!

[KONTOL]