Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Abang Korea

by Botak Sidji


Semena-mena konsentrasinya buyar. Posisi swing yang tepat dengan iron nomer empat kesukaannya hanya membuahkan sapuan bola ke lapangan rumput nan hijau di driving-range yang masih satu kompleks dengan kediamannya itu. Setengah tidak percaya, ia sejenak menoleh lagi. Benar! Abang Korea yang satu ini tidak memakai celana dalam! Dengan sekenanya beliau mengangkang lebar sembari menaikkan salah satu kakinya ke atas meja kecil di tempat dia beristirahat sembari berbicara dalam bahasa yang tidak familiar di telepon genggamnya. Ditambah dengan tidak sadar si Abang Korea ini menggaruk- garuk pahanya yang semakin memperbesar celah pandang dari celana pendek kedodoran itu di lapangan yang sepi pagi itu.

Ah, sebutir telur besar berwarna coklat muda terlihat tergantung dengan nyamannya dari sarang bebuluan hitamnya yang lebat menyeruak kemana-mana. Oh Tuhan, jangan biarkan godaan ini berkepanjangan. Walaupun ini bukan negaramu, tapi perhatikanlah sopan santunmu sang Abang Korea yang super gahar! Beliau kemudian malah dengan santainya menggaruk pangkal selangkangannya dari bukaan celana pendeknya sembari lebih mengekspos lebih banyak semak belukar hitam yang menggairahkan itu. Setelah merasa nyaman menggaruk biji peler di tempat umum itu ia kemudian menutup teleponnya, berdiri, lalu dengan santai membenahi posisi genitalnya, mengambil sebilah tongkat wood yang besar dan mempersiapkan posisinya di practice mat yang berada tepat di depan Alex.

Seakan terbius Alex, pemuda tanggung yang baru saja masuk bangku kuliahan itu, kemudian terpesona dengan fisik pria sejati yang memunggunginya. Bahu yang lebar nan kokoh, sayap yang kekar, dengan pinggang yang sexy. Oh, Abang, pantatmu yang bundar dan kenyal dibalik celana tipis itu tercetak dengan sempurna ketika ia membungkuk untuk meletakkan bola golfnya di atas tee karet yang tersedia.

Umur beliau mungkin sekitar 30-an awal. Bertubuh sangat atletis yang terbakar sinar mentari. Pemandangan yang membuat Alex bernapsu luar biasa ganasnya di pagi itu. Sebuah cincin pernikahan terlihat tersemat di jari manisnya. Tapi hal itu tidak membuat Alex mundur. Ia mulai mempersiapkan langkah- langkah jitu untuk membawa si Abang pulang ke rumahnya pagi itu juga.

“Ehm, Pak, bisa bahasa Indonesia?” “Oh bisa sedikit-sedikit… ya kenapa?” “Begini, saya sudah lama sekali tidak latihan, jadi saya agak lupa bagaimana postur dan posisi yang terbaik untuk memukul paling tidak hingga 150 meter? If you don’t mind, boleh tolong tunjukkan saya?” sembari Alex dengan tampang brondong imutnya, menghampiri practice mat sebelahnya itu.

“Oh begini …” jawab beliau sambil mengambil posisi postur yang benar.

“Jadi punggungnya harus rata dahulu seperti ini?” tanya Alex sembari menyentuh punggung bawah si Abang.

“Iya butulll”

“Lalu?” tanya Alex.

“Letak kaki kiri di sini dan kaki kanan di sini… Lalu apa itu istilahnya, condong? Iya, condong badan ke depan sedikit… buat seperti ehm… kuda-kuda… ya… lipat paha sedikit seperti ini…”

“Sudutnya harus seperti ini Pak?” tanya Alex yang kemudian menyentuh selembar kain tipis pada paha si Abang.

“Benar…”

“Tapi tunggu… saya kurang begitu jelas sudutnya…” lanjut kemudian Alex setengah berjongkok disamping Abang.

“Lalu, apakah otot paha juga harus dikecangkan seperti ini Pak?” tanyanya sembari meremas paha beliau.

“Posisi ini memang akan membuat paha itu…. apa.. kencang ya istilahnya?” jawab beliau dengan aksen asing yang berat.

“Hmm… lalu. Kalau misalnya…” sembari mulai menggerayangi paha Abang di bawah bukaan celana pendek itu, “paha yang berotot ini terus saya remas-remas seperti ini…” Alex mulai melancarkan serangannya.

“Apakah ada bagian lain yang sekiranya ikut tegang juga Pak?”

Abang Korea maha ganteng itu kemudian tersenyum nakal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak percaya dengan apa yang baru ia alami.

Berpura-pura lugu ia melanjutkan latihan kilat tadi.

“Kemudian putar badan seperti ini tetapi pertahankan poros tubuh di tulang belakang”

“Seperti ini?” tangan Alex menyentuh tulang belakang si Abang dan kemudian menggoreskan jarinya ke arah yang lebih bawah lagi sehingga melewati hampir sekujur belahan pantat keras Mas Korea ini.

“Err… iya…” Abang ternyata mulai grogi di tempat umum tersebut.

“Ok. Saya coba ya…”

Alex menggantikan tempat Abang dan mulai mempersiapkan postur dan sebilah club di genggamannya.

Dengan sengaja ia membuat gerak latihan swing yang salah sehingga Abang menjadi tidak sabar dan berdiri melekat dibelakang tubuh Alex, mahasiswa tingkat awal yang sedang menikmati liburan UAS itu.

“Tarik seperti ini….” Dengan telaten dan dalam posisi yang hampir memeluk Alex dari belakang itu, sang Abang membimbing anak didik barunya itu. Dan tentunya dengan penuh perhitungan Alex terus menempelkan buah-buah pantat remajanya yang tak kalah sexy itu tepat di arah yang akan tergesek batang kemaluan sang Abang.

Perlahan-lahan Alex merasakan ada sesuatu yang bangkit dan mengeras dari balik celana pendek Abang.

“Hai.. nama saya Alex… Anda?”

“Hyung Wan”

“Apakah Anda sudah sarapan? Mama papa kebetulan sudah pergi ke kantor dan saya akan berada di rumah sendirian. Mau sarapan bersama?”

“Ummm…”

Ketika situasi sekiranya aman dan tidak ada yang melihat, Alex harus memastikan jawaban Abang demi kepentingan nakalnya. Dengan mesra ia meremas batang kelelakian beliau yang seakan sudah tidak sabar lagi ingin dibebaskan dari balik risleting yang mengekang itu itu.

Dengan yakin Alex menghampiri meja istirahat kecil itu, mengambil telepon genggam si Abang. Sekali lagi ia meremas kemaluan lelaki dewasa itu sembari menyodorkan Nokia seri gak-seberapa-penting itu.

Bang Hyung Wan kemudian memencet sebuah tombol speed dial pada ponselnya, “Pak Umar… kembali ke kantor saja, nanti saya bisa ke sana sendiri. Saya mau makan dulu bersama kawan saya di sini”

Satu-Kosong buat Alex.

(Bersambung)

###

1 Gay Erotic Stories from Botak Sidji

Abang Korea

Semena-mena konsentrasinya buyar. Posisi swing yang tepat dengan iron nomer empat kesukaannya hanya membuahkan sapuan bola ke lapangan rumput nan hijau di driving-range yang masih satu kompleks dengan kediamannya itu. Setengah tidak percaya, ia sejenak menoleh lagi. Benar! Abang Korea yang satu ini tidak memakai celana dalam! Dengan sekenanya beliau mengangkang lebar sembari menaikkan

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story