Gay Erotic Stories

Artikel yang akan ditulis ini bukanlah cerita erotis melainkan hanya artikel mengenai alat kelamin lelaki yang tentunya dipuja bagi kaum seperti kita semua. Ini adalah pendapat dan pengamatan murni dari saya dan teman saya (Brian).

Tidak ada maksud untuk membedakan / menyela kaum tertentu. Seperti judul diatas, saya percaya bahwa perbedaan adalah keunikan dan keunikan itu sendirilah yang membuat setiap pria, tidak peduli dengan latar belakang dari mana dan seperti apa, berbeda.

Saran, tambahan masukan, berbagai informasi, perkenalan, silahkan kirim email ke fantasie_librian@yahoo.com.

Di dunia ini ada berbagai macam jenis (etnis) orang, seperti orang Indonesia (Melayu), Asia (Cina, Jepang, Korea), Barat (Eropa, Amerika, Australia, dsb.), Timur (Arab, Turki, dsb.), Afrika, dan masih banyak lagi.

Sama halnya dengan orang, alat kelamin pria yang dikenal dengan penis juga memiliki perbedaan sesuai dengan latar belakang seseorang itu. Ada yang besar, sedang, kecil, gemuk, kurus, disunat, berkulup, berurat, dsb.

Asia.

Asia adalah rumah bagi banyak ras, dari Indonesia, Cina, Jepang, Korea, India, hingga ke Turki. Orang orang Indonesia memiliki penis yang tergolong berukuran kecil-sedang dan gemuk (dalam diameter). Hanya sebagaian kecil yang memiliki penis berukuran sedang-besar. Namun demikian, ukuran bukanlah hal yang penting, tetapi bagaimana cara kita menggunakan penis kita sebaik mungkin dalam memuaskan diri kita dan orang lain.

Kebanyakan dari orang Indonesia memiliki penis yang bersunat, terutama orang Indonesia itu sendiri. Pratik sunat di negeri ini tidak hanya menyebar di kalangan mereka saja, bahkan warga keturunan dari Cina, India, dan lainnya pun (mereka juga dianggap sebagai orang Indonesia) juga ikut dalam budaya ini. Secara ukuran, penis keturunan tergolong, sedang dan kurus (dalam diameter), sedang untuk keturunan India mereka termasuk golongan besar dan gemuk.

Di Cina, Jepang, Korea sendiri, walau budaya sunat tidak banyak menyebar tetapi sebagaian kecil masih mengadopsi hal ini. Ini mungkin dikarenakan karena budaya militer perang dahulu dimana mereka diharuskan sunat untuk menjaga kebersihan penis mereka. Dalam hal ukuran, bisa dikatakan penis mereka tergolong kecil, walau tidak sedikit juga yang memiliki ukuran yang sedang. Selain kecil-sedang, penis mereka juga berukuran kurus.

Barat

Dikenal oleh banyak orang sebagai pemilik penis yang besar, gemuk, panjang, dan belum bersunat. Dalam hal, besar, gemuk, panjang, hal ini bisa dibilang benar, tetapi apakah benar demikian? Seperti yang kita semua mungkin tahu bahwa mereka suka mengenakan boxer (celana dalam pendek seperti celana), tapi apa mungkin ini bisa jadi penyebab besarnya ukuran mereka. Menurut pendapat saya, boxer tidak menahan penis kita sebagaimana kita yang menggunakan celana dalam yang ketat (segitiga?). Oleh karena itu penis mereka lebih ‘jatuh’ dibanding orang Indonesia.

Memang, pada dasarnya berukuran besar dan gemuk, ditambah lagi dengan bentuk ‘jatuh’nya, hal ini akan membuat penis mereka terlihat lebih besar lagi.

Dalam hal sunat, sebagai besar orang Amerika telah mengadopsi budaya ini, tetapi jumlah ini semakin menurun setiap tahunnya. Di Eropa dan Russia, mungkin juga di Australia dan Selandia Baru (New Zealand), budaya sunat nampaknya tidak terlalu berperan penting. Oleh karena itu, hampir semua pria di negara – negara tersebut tidak disunat. (Ini mungkin kenapa kita mengganggap bahwa bule belum disunat).

Timur

Arab, Afrika, dan sekitarnya tergolong sebagai pemilik penis yang terbesar di antara semua kaum. Selain besar, mereka juga memiliki penis yang sangat berurat dengan ukuran yang panjang. Entah bagaimana itu bisa terbentuk, tapi itulah yang terlihat.

Di Arab, tentu budaya sunat menjaga suatu keharusan karena faktor tertentu, sedang di Afrika dan sekitarnya, budaya ini nampaknya hanya menyentuh bagian orang – orang tertentu.

Tambahan

Ada banyak orang tidak mempermasalahkan besar kecilnya penis pasangan atau lawan main kita. Yang terpenting bagi mereka adalah sebagaimana hebatnya penis itu sendiri. Tapi tidak sedikit juga orang yang peduli akan ukuran itu. Selain daripada itu, faktor kehebatan dalam bermain sex jugalah sangat penting.

Permasalahan antara seseorang itu telah disunat atau belum pun kadang juga menjadi salah satu criteria dalam bermain sex. Ada yang menyukainya, ada yang tidak. Ada yang suka akan kulup yang panjang, ada yang suka akan kulup yang pendek (ketat?). Ada yang suka sunat ketat, ada yang suka sunat biasa (yang masih memiliki sedikit kulit?). Ada yang suka belum disunat tetapi bersih, ada yang suka belum disunat dan ber’keju’. Masing – masing menyukai tipe yang berbeda.

Ada banyak orang penasaran akan bermain dengan penis yang ditindik, ada juga yang penasaran bagaimana rasanya penis ditindik. Tentunya kebanyakan dari orang yang telah menindik penisnya adalah orang yang disunat (apa ada bayangan orang yang belum disunat dan ditindik?) Bagi banyak orang, hal ini mungkin menakutkan, tetapi jangan salah…banyak juga yang beranggapan bahwa ini adalah sexy dan jantan.

Bulu – bulu pada kelamin / jembut terlihat sangat sexy pada setiap orang. Tapi ada juga yang tidak menyukai dan langsung mencukur habis. (biasanya hanya orang gay saja yang melakukan hal ini, tidak mungkin pada straight kecuali karena alasan tertentu). Ada yang mencukurnya pendek dan rapi sehingga terlihat lebih terawat. Ada yang juga suka membiarkan apa adanya.

Di atas semua itu, yang terpenting adalah menerima diri kita sendiri dan pasangan / lawan main kita apa adanya. Dengan demikian semua akan menjadi lebih indah. Kita senang, lawan main kita pun senang.