Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Akhir Cinta Andri

by Lelaki63


Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ...

Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada kangen dan rasa bersalah yang luar biasa. Alhamdulillah aku masih bisa mengontrol diri. Beberapa hari, sengaja aku tidak aktifkan hpku. Kata-kata penuh marah masih saja meluncur dan memenuhi monitor hpku saat aku nyalakan. Aku tak membalasnya, tapi membacanya dengan sabar yang penuh. Aku hanya berdoa, semoga Andri cepat diberi kasadaran akan kesalahannya.

Yang paling sulit adalah mengendalikan rasa rindu pada Andri. Aku merindukan apa yang pernah kami lakukan. Kalau sudah begitu, ingin aku menelpon dia. Hanya sampai ingin. Aku masih bisa menahan diri.

Tiga hari ini aku disibukkan dengan kerjaku. Memang semua sudah aturan Allah. Saat aku bermasalah begini, aku disibukkan dengan mematangkan proporsal kami untuk agen perjalanan di Bali. Target minggu depan mesti sudah sepakat dengan data yang lebih detail. Semua aku selesaikan di kantor dan aku tidak pulang ke kontrakanku. Hari-hari aku disibukkan dengan menghubungi mencari model, meminjam peralatan kamera sampai memesan hotel dan restoran atau katering untuk keperluan di Denpasar nanti. Aku juga mesti koordisani dengan tim lokal yang udah ada di Bali.

"Lusa kita ke Bali," kata bu Poppy siang itu. Berarti sudah pasti kami dapat order media promosi agen perjalanan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah Bali.

Diputuskan aku yang jadi komando rombongan yang terdiri dari 4 orang dari Jakarta. Ini memang tim yang sangat minim. Keseluruhan akan ada 10 orang diluar model yang belum dapat juga kepastiannya. Yang ada baru alternatif. Aku sendiri juga belum cocok dengan alternatif yang ada. Rasanya belum kuat tampang indonesia-nya atau bali-nya.

Udara sejuk masih terasa membuat segar Jakarta Selatan ketika aku keluar dari rumah kontrakan. Aku sudah persiapkan barang-barang dan pakaianku yang mau kubawa tugas ke Bali. Kami berangkat besok sore, tapi aku mesti sudah berkumpul pagi hari di kantor. Kami berangkat bersama dari kantor menuju Cengkareng sekalian koordinasi tugas masing-masing.

"Kemana aja? Menghilang atau sembunyi?" Anto mengagetkanku.

"Banyak kerjaan. Nginap di kantor," jelasku.

"Dicariin Andri lho."

Ha! Andri datang?

Sorot mata Anto penuh curiga. Dan aku tidak tahan untuk menghadapinya. Aku segera pamit mau ke Cilandak Town Square, Citos, setelah sedikit berbasa-basi. Untunglah dia tak banyak tanya. Andri ...batinku pelan. Sungguh aku rindu dia ... tapi, dilain pihak aku tidak tahan dengan kemarahannya atau cemburunya itu.

Aku sudah mendapatkan novel "Ayat-ayat Cinta" yang sudah dibungkus rapi. Kado ulang tahun untuk Elga. Di lobby pintu masuk ada sosok yang membuat aku berhenti. Andri dan seorang pria setengah baya sedang masuk setelah turun dari taxi. Jantungku terasa berhenti berdetak dan denyut darahku kekepala makin kencang. Semua aku saksikan dengan lidah yang terasa kelu.

Penampilan Andri dengan kaos ketat, jaket kulit dan celana jeans serta sepatu boot yang semua masih terlihat baru. Belum lagi hp yang digenggamannya. Hampir seminggu aku tidak melihat dia, sekarang aku melihat dia dengan penampilan parelente begitu. Keren sekali. Kalu saja aku tidak melihat pria yang disampingnya, mungkin aku sudah datang mendekatinya. Langkahku tertahan dan mataku mengikuti langkah mereka masuk menuju restoran dekat sana.

Inilah Andri sebagai gigolo! batinku. Aku jadi ingat dari sms nya yang dikirim padaku.

"Kalo mas Yadi tak cinta lagi, aku akan menjual cintaku sama orang lain. Aku mau jadi gigolo saja." Ini ancaman, pikirku. Tapi kenyataan sekarang aku menyaksikan dia dengan lalekai paruh baya. Ah ...

Dilain pihak aku tidak tega dengan perilakunya itu, tapi dipihak lain aku juga tidak mau masuk dalam gaya kehidupannya. Hampir saja aku tertabrak taxi yang lewat kalau saja tidak ada yang berteriak padaku untuk hati-hati. Aku melamun sambil jalan. Bayangan Andri kembali hadir di setiap langkahku. Ada rasa sedih tiba-tiba mendera dadaku. Butir air mata dengan pelan mengalir. Aku menangis. Untung gelap, jadi orang yang berpapasan tak begitu memperhatikan,

Ya Allah. Perasaan apa ini. Tolong ikhlaskan aku pada Andri. Bantu aku ya Allah ... doaku membuat air mataku gerimis.

***

Kami bergumul erat seperti sedang bergulat. Saling menjepit. Alas kasurku sudah tidak karuan. Kembali Andri membuat aku terlentang dan menindihku. Wajah kami merapat dan lidahnya sudah menyelusuri seluruh wajah dan leherku. Aku melakukan yang sama. Kadang aku mengemut kupingnya yang terasa nikmat banget. Aneh saja. Reaksi kesenangan Andri terhadap apa yang aku perbuat pada dia membuat aku bersemangat.

Dengus nafas kami berpacu kencang. Tubuhnya bergerak keatas kepalaku, dan aku dapat menikmati puting susunya, kemudian perutnya. Dia terus merangkak naik sampai kutemukan batangnya sudah di wajahku. Batang hangat itu langsung aku kunikmati tanpa ragu. Tubuh Andri lurus di atasku dengan kakinya mengangkang disamping tubuhkuditahan dengan jari-jarinya dan tangannya lurus menopang tubuhnya seperti push-up. Pinggulnya naik turun memompa barangnya dimulutku. Hampir saja aku tersedak mau muntah ketika batangnya mnyelusup masuk kerongkonganku. Akhirnya aku tahan gerakan pinggulnya dengan tanganku. Kuremas pantatnya yang montok dan gempal itu. Sesekali jariku menyelusuri belahan ototnya dan meremasnya. Ah ...

Entah kelelahan dengan posisi begitu, akhirnya kami berlutut berdampingan, hampir berhadapan. Kami masturbasi dengan tangan kami mengocok batang kami yang masih tegang. Wajah kami saling merapat. Kucium bahunya yang kekar, sedang dia mendengus ditelingaku. Rangsangan yang membuat aku hampir terjatuh. Kami melakukannya dengan pelan, seirama dengan gerak tubuh kami yang semakin kelelahan.

Sampai akhirnya tubuh Andri seperti merunduk. Aku juga merasakan getar yang sama atas rangsangan yang kami lakukan. Hanya dalam hitungan detik, sperma kami seperti berlomba muncrat di lantai. Pori-poriku terasa mengembang. Dan ototku terasa meregang. Setelah beberapa kali ejakulasi, tubuh kami merepat, masih posisi berlutut. Berciuman pelan. Dan ...

Astaghfirullah! Ya Allah! Kembali aku tersadar. Semua bayangan itu seperti film di mataku Bayangan Andri dan aku yang sedang dimabuk syetan terkutuk. Padahal baru saja aku menyelesaikan rakaat terakhir solat malamku, godaan syetan begitu dekatnya. Sangat dekat. Tubuhku hangat. Keringat dingin menetes di tubuhku. Tubuhku meringkuk tertidur beberapa saat tadi di atas sajadah. Mimpi itu ... Begitu cepat syetan merasuki mimpiku.

Tobatku, solatku terasa hampa.Tak ada maknanya. Begitu sulit terasa. Ya Allah. Aku memang menyesali apa yang telah aku perbuat. Aku tidak mau kesia-siaan terjadi lagi dalam sisa hidupku. Betapa sakit diri ini dengan dosa-dosa itu ya Allah. Kembali aku bersujud dengan linangan air mataku. Sungguh aku menyesal ya Allah. kembali aku tak bisa menahan tangis ... Di mesjid terdengar surat alftihah membuat aku makin sedih. Makin merasa kecil. Makin tak kuasa dengan beban dosaku.

Ya Allah, saya sudah zhalim pada diri ini. Kalau Engkau tidak ampuni, maka celakalah aku. Betapa lemah diri ini yang tak mampu menjaga amanat-Mu. Sungguh aku mohon ampun ya Allah. Tidak lagi aku menzhalimi diri sendiri. bantu aku ya Allah untuk tetap di jalan-Mu.

Salam dari spekar mesjid menghentikan doaku. Rasa sesal dan sakit masih terasa. Bayangan Elga yang tersenyum padaku membuat getar darahku menusuk setiap pori-poriku. Aku yakin Allah tidak akan bosan dengan taubatku. Kembali aku terbayang dengan dosa-dosaku, dosa kepad Allah, orang tuaku, kepada teman-teman, dengan segera aku mohon ampun terhadap apa yang telah aku perbuat. Betapa hinanya aku.

Tadi malam aku ke rumah Elga. Mengantar kado novel. Karena aku tak sempat bertemu nanti saat ulangtahunnya, aku memberikan kado lebih awal. Aku senang dia senang. Aku semakin yakin berteman dekat dengannya. Nanti aku berangkat ke Bali, melaksanakan tugas kantor yang sudah kebayang sangat sibuk.

*** Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya agar tetap menulis. Komentarnya sangat saya tunggu.

###

24 Gay Erotic Stories from Lelaki63

Akhir Cinta Andri

Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ... Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada

Aku adalah Yadi

Jadilah diri sendiri. Jangan mau jadi orang lain atau makhluk lain. Berlakulah sebagai kodrat yang diciptakan oleh Tuhan. Itu terus yang terngiang di telingaku, di pikiranku. Selagi aku menghindar dari semua godaan yang aku senangi tapi tidak disenangi Tuhan, bisikan-bisikan itu terus bersuara. Kadang pelan, kadang sampai menghentak jantungku. Sore ini aku pulang tidak terlalu malam.

Aku dan Elang

Aku sedang menikmati foto-foto model dari majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor. Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali berdenyut. Keren

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu. Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi

Aku Di BALI : Bayangan Kerinduan

Gerimis kecil menyambut kami di Ngurah Rai. Bali belum begitu ramai sejak dua kali kena bom. Tapi beginilah, untuk pertama kali aku ke Bali, kesan pertama ada rasa senang. Aku banyak tau Bali hanya lewat internet dan cerita teman-teman saja. Perasaanku kadang masih terasa sepi dan sedih. Baru sekarang ini aku merasakan ini. Apalagi kalau melihat sesuatu yang memperlihatkan keakraban

Aku Di Bali : Kebersamaan Misterius

Tak biasanya aku mandi tanpa mempermainkan batangku. Apa karena doaku ketika masuk kamar mandi, atau karena aku udah kecapaian atau karena memang aku sudah sadar kalau masturbasi tak baik untuk diriku? Segera aku keluar kamar mandi dan berpakaian. Cermin kamar mandi berembun karena udara panas air hangat dan aku tak bisa menikmati keindahan tubuhku sambil melap diri dengan handuk.

AKU DI BALI : MENAHAN DIRI DARI GODAAN

Perjalanan ke Nusa Dua aku lewati sambil tidur. Aku tertidur di mobil, di tempat duduk belakang. "Dah sampe! Yadi bangun!" Gelagapan aku bangun. Sejenak aku tak menyadari sedang di mana. Fitri, Arman dan Dodi menunggu di luar mobil. Sebagian barang-barang yang kami bawa sudah diturunkan dari mobil. Rupanya sudah di pelataran parkir di depan sebuah hotel. Lingkungannya sangat indah.

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu. Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel.

Aku Di Bali: Kesendirian Yang Sepi

Sejenak aku tidak menyadari, sedang berada di mana. Tapi beberapa saat kemudian aku dapat melihat sekeling: kamar hotel yang luas, rapi dan dingin. Ada suara gemuruh di luar. Suara deburan ombak pantai Kuta. Hanya lampu dekat pintu yang menyala, sedang di tengah ruangan mati. Temaram. Tubuhku terasa sudah nyaman. Sebelum tidur tadi aku sudah beberapa kali buang air. Dan sebelum tidur

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan. Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra

Ancol dan Misteri

Proyekku selesai dengan sukses. Bu Ayu mengirimkan SMSnya untuk menyampaikan terima kasihnya atas apa yang kukerjakan untuk perusahaannya. Bu Poppy memberiku bonus dengan mentransfer uang ke tabunganku. Aku belum mengecek berapa nilainya. Tapi penghargaan yang diberikan mereka sudah cukup menyenangkan. Saat sekarang sedang ada pendekatan untuk pekerjaan graphic design sebuah hotel baru di sekitar

ANDRI, SANG KEKASIH

Bete abis! Sungguh aku nggak bisa tenang lagi. Maunya teriak dengan kencang atau menghantam sesuatu sampai hancur. Disisi lain entah kenapa keinginan untuk introspeksi diri hanya timbul sebentar, tertutup oleh emosiku yang sedang memuncak. Mestinya aku sadari apa yang membuat aku galau gelisah, karena ibadahku yang yang tidak kukerjakan dengan baik. Sholatku tidak tepat waktu dan kadang ada

ANDRI, SANG KEKASIH 2

Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat. Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya

ANDRI, SANG KEKASIH 3

Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv. Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa

Antara Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Antra Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Arisan !

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 1

Perasaan galau itu makin menegang, membuat nafasku terasa sesak.Keringat dingin mulai mengucur. Inilah saat kematian itu. Pelan kutarik nafas. Uuuuffhh! Kuehembus pelan, sampai dadaku terasa sakit. Mungkinkah jasadku mulai melepasakan dirinya dariku? Kok disini? Kok sekarang? Masih mampukah aku menahan kehendak-Nya? Semua apa yang pernah aku lakukan terasa berkelebat kencang. Kupejamkan

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 2

Kami berhenti di salah satu rumah di kawasan Lippo Cikarang. Awalnya aku pikir ini rumah ibunya. "Ini rumah yang dibelikan Papa. Kalau dia pulang ke jakarta, pulangnya ke sini. Setelah itu baru ke keluarganya di Pondok Indah." Hah...? Sungguh aku tak mengerti. Tadi aja di mobil, dia cerita, biasanya kalo di mobil dia dengan papanya bebas melakukan aksi mesra-mesraan. Papanya yang aktif meraba

Malam Godaan

Malam sepi. Aku tetap berjalan masuk gang, jalan alternatifku, yang di kiri-kanan tergenang air got hitam yang kalau hujan sedikit aja pasti meluap. Kalau sudah begitu, aku tidak lewat sini. Tapi sekarang cuacanya sedang bagus, dan agak sedikit panas. Tubuhku yang tadi berkeringat waktu di kendaraan sudah agak kering. Gelap, hanya beberapa rumah yang menyalakan lampu terasnya,

Seorang Sahabat

Hari-hari kulalui dengan sedikit membosankan.Pekerjaan di kantorku sedang tidak begitu sibuk. Apalagi cuaca Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini semakin panas. Belum lagi isu bencana gempa dan stunami yang membuat aku rada was-was juga. Hari kerjaku hanya duduk di depan komputer main game atau internet. Semua yang kulakukan untuk mengisi kebosananku terasa sia-sia. Rasa bosan makin menggebu

Tantangan Godaan

Hari Sabtu siang yang sedikit melelahkan. Aku tidak masuk kerja hari ini. Bu Poppy mengizinkanku untuk tidak masuk, tapi aku dibekali VCD yang berisi beberapa contoh iklan. Ini ujian aku pertama setelah hampir tiga bulan bekerja di biro iklan. Aku diminta buat konsep iklan sebuah kosmetik wanita dan akan presentasi hari Senin. Sejak pagi aku bersih-bersih kamar sambil menyetel VCD

Terjerumus Godaan

Kalau ada usaha untuk berbuat baik, kenapa mesti dilecehkan? Kadang memang tidak bisa konsisten soal kepatuhan untuk tidak berbuat dosa, karena para syetan pengganggunya lebih canggih dalam hal menggoda. Begitulah, ada teman yang berkomentar mengejek terhadap apa yang kuceritakan. Tapi tidak begitu dengan Ran. Kemarin Ran cerita kalau koleksi barang pornonya sudah dihibahkan kepada teman-teman

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story