Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Me, Eolia, & Abel

by Mr. Pheromone


Abel Munoz. Agak sulit kueja namanya pertama kali. Kupikir namanya 'Aboe' atau 'Evo'. Tampangnya yang bule dan menyiratkan kecerdasan serta jiwa remaja muda telah menyita perhatianku ketika ia datang ke tempatku bekerja. Tourist Information Center.

"May I help you?" tanyaku sambil menawarkan jasa. "I need a hotel near from here, do you know any?" Ia bertanya sambil tersenyum sangat manis dan sopan. "Oh, you meet the perfect person to help you, Mojo...!" kataku sambil menyodorkan tangan sebagai tanda kesanggupanku membantunya. "Abel, Abel Munoz!" balasnya segera. "

Tak berapa lama, sambil terus kujelaskan banyak hal, kami terus menyusuri sore yang cerah di sela-sela keramaian dan naungan pohon flamboyan pusat kota.

"I suggest you to hire a small lovely house named 'Eolia'. Ketika kusebutkan nama itu, sepertinya ia teringat sesuatu. "It seems a Hawaiian name, isnt it?" tanyanya. "Yup! means the wind." jawabku. "There it is!"

Kami pun menyusuri jalan menanjak di sebuah bukit kecil. Kota ini memang sangat ramah kepada kami, kami merasa bahwa kami sedang pulang. Kulihat juga isyarat kepuasan dalam sorot matanya setelah tiba di halaman rumah. Rumah tanpa pagar yang penuh dengan bunga. Kelopaknya keemasan tersinari lembayung sore.

"Spadaaa!" kuucapkan agak keras sambil kutekan bel dekat pintu. Begitu ada orang menemui kami, langsung saja kami bernegosiasi. Setelah kami menyepakati harga sewa untuk seminggu, langsung saja kami bayar dan kami pun mendapatkan kuncinya. Setelah meninggalkan beberapa pesan, segera saja ia menghilang entah kemana.

Setelah ia duduk dan menata barangnya di dekat sofa, kutanyakan padanya: "So, is there anymore that you need from me?". Dia menatapku agak ragu. Yang kupahami, sebenarnya dia ingin aku bersamanya, tapi takut mengganggu kegiatanku. Lalu dia berkata: "Actually, I need a companion here, but I dont wanna spend your time or disturb your business... if you would like to stay here, I'll be glad, But if not, I'll be OK..."

"I think I could accompany you, but I just have to go back home first to change my clothes. It will take 1 hour to come back here" kataku. "Ok, many thanks and be right back here soon..."

Malam itu, aku pun kembali ke Eolia. Kubawakan juga beberapa potong roti dan makanan lainnya. Dia tampak terkesan dengan perhatianku. "Wooow!, many thanks, you shouldn't do this for me...".

Jam 11 malam, ia sudah rebahan di ranjangnya. Dibukanya kaosnya hingga tinggal kaos singlet dan celana boxer yang membalut tubuhnya. Saat itu aku baru sadar akan badannya yang berotot. Aku pun duduk di kursi sambil menonton TV. Kami pun ngobrol lagi tentang perjalanannya dari Las Vegas. Cukup melelahkan memang. "If you're tired, I could refresh you by my best massage... " sahutku menawarkan jasa sekadarnya. "Oh really?, are you sure?" tanyanya sambil tersenyum. "Of course, I am sure! You just need to lay face down and relax." jawabku sekadarnya.

Akhirnya ia pun menyanggupi. Kuminta ia melepaskan kaos singlet dan celana boxernya. Kini, yang dipakainya hanyalah seutas G-string berwarna merah tua. Ia pun tengkurap. Aku mengeluarkan lotion dari tasku dan mulai memijit punggungnya. Ia merasakan nikmatnya pijitanku. Aku pun meminta maaf karena harus menindih badannya. Aku duduk di bagian paha atas dan dekat dengan puncak bokongnya.

Entah kenapa, jantungku jadi berdebar. Tak kupedulikan. Kian lama, ada yang menggelembung di selangkanganku. Rasanya enak juga. Ahh... apa gerangan yang kurasakan? Aku tak mengerti.

Setelah bagian kaki, paha, pinggang, punggung, dan kepalanya kupijat. Kuminta ia untuk berbalik. "Now is on your forehead and your breast" kataku. Ia menurut saja. Agak ragu, tapi setelah kuminta untuk relaks, ia pun kembali relaks dan melepaskan nafasnya yang harum.

Kini, aku duduk tepat di atas kedua pahanya. Tangankupun menyelusuri bagian-bagian depan tubuhnya dari dahi hingga perut. Ia tampak memejamkan mata sambil merasakan kenikmatan pijatanku. Perlahan, kupijat juga bagian selangkangannya. Ia diam saja. Dahinya tampak berfikir keras, tapi jakunnya tampak menelan ludah. "Mmmmhhh...!!!" Akupun bingung akan apa yang harus kulakukan. Ia tetap diam dan aku tak kuasa menahan dorongan hasratku untuk menyentuh bagian yang menggumpal di selangkangannya. Perlahan bagian itu tumbuh dan membesar. Otot badannya menjadi agak kaku. Tapi aku sudah terlanjur tersesat. Kuelus gumpalan itu perlahan. Ia merintih... "Oohhh.....!!" hanya itu yang kudengar. Selanjutnya kulihat dadanya mulai berdetak kencang seperti juga dadaku. Tak kuasa lagi kutahan diriku, kubuka kain tipis itu. Tampaklah gumpalah merah muda itu. Begitu jumawa dan berwibawa. Namun tetap memancarkan kelembutan dan aroma lelaki yang baru beranjak dewasa. Kugerak-gerakkan tanganku naik turun. Nafas kami semakin memburu. Kulumat gumpalan itu setulus hatiku yang ingin membahagiakannya. Ia semakin meradang seperti kuda yang birahi. "It's gonna come!" bisiknya padaku. Langsung saja kutempelkan penisku yang sejak tadi sudah meradang menunggu sparing partnernya. Kami pun lupa sejenak. Kami saling menggesekkan, berkelejot, merangkul, menjilat, dan berciuman. Aku pun lupa bahwa ia dan aku sama sama lelaki. Lima menit kemudian, tubuh kami pun terhempas lemas mengiringi lenguhan lirih puncak birahi. Sekonyong konyong perut kami berpeluh dan dipenuhi cairah putih licin dan hangat. Kubisikkan padanya pelan sekali: "I am sorry, really sorry for this... but I like you..." Ia tak bisa menjawab apapun. Ia hanya memandang mataku, mencoba memahami apa yang baru terjadi di antara kami. Lalu ia berbisik padaku: "No need to apologize, I like you too... I just wonder of this new experience. It's really shocking me... But I think I like this...". kata-katanya terputus putus di antara nafas-nafas yang mulai mereda.....

Jakarta, 17 Februari 2006

Pls give me your comment of my new story...

###

1 Gay Erotic Stories from Mr. Pheromone

Me, Eolia, & Abel

Abel Munoz. Agak sulit kueja namanya pertama kali. Kupikir namanya 'Aboe' atau 'Evo'. Tampangnya yang bule dan menyiratkan kecerdasan serta jiwa remaja muda telah menyita perhatianku ketika ia datang ke tempatku bekerja. Tourist Information Center. "May I help you?" tanyaku sambil menawarkan jasa. "I need a hotel near from here, do you know any?" Ia bertanya sambil tersenyum sangat manis dan

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story