Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

ANDRI, SANG KEKASIH 3

by Lelaki63


Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv.

Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa sangat hina diri ini...melakukan hal yang tidak lazim, dan dosa. Ah...

Tubuhku penuh sabun, elusan tanganku menimbulkan fantasi yang tidak biasa. Entah kenapa, sungguh aku jadi heran sendiri. Apa ini yang disebut jatuh cinta? Begitukah cinta? Segalanya terasa aneh saja.

Tiba-tiba pintu kamar mandi seperti ada yang mendorong. Untung terkunci.

"Yadi, tolong dong, mau kencing nih," kata Anto menggedor pintu.

Mau nggak mau, tanpa aku sadari, aku buka pintu. Anto menerobos masuk, dan membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya yang udah kebelet itu. Ada parasaan lega setelah air kencingnya keluar. Sambil kencing dia melihat ke arahku yang penuh busa sabun di tubuhku.

"Seksi banget sih kamu?" katanya. Dia menggoyangkan kontolnya dan mencuci kepala kontolnya dari sisa kencingnya. Dengan pelan kontolnya bangun ... cepat menegang.

"Udah, aku mau mandi nih," kataku sebelum terjadi yang lebih parah lagi.

Dia memasukkan barangnya ke celana dan keluar. Sempat dia melirik ke arahku sebelum aku menutup pintu. Setelah pintu tertutup, aku menghela nafas lega. Sudah berlalu godaan syetan terkutuk, batinku. Dengan segera aku menyelesaikan mandiku.

Anto masih nonton tv di ruang depan ketika aku masuk ke kamar dan memakai kaos dan celana batikku.

"Aku pulang ya," pamitnya. Dia bangkit dan menuju pintu.

"Yup!" kataku. "Makasih ya mau ngajak aku ke karaoke." Aku belum sisiran. Aku melangkah ke ruang depan

Anto menggangguk saja. Nggak enak aja sih sama dia, sebagai teman, aku memang berusaha untuk sampai berbuat yang nggak-nggak.

Hembusan angin malam, menerobs masuk ketika aku membuka pintu. Anto keluar. Setelah kudengar dia masuk lagi ke rumahnya di samping rumahku, aku menutup pintu dan menguncinya.

***

Kembali Andri hadir dalam pejaman mataku. Andri yang bertubuh tinggi, sebenarnya sama dengan tinggiku, tapi tubuhnya lebih berotot dengan bahu yang bulat dan dada yang padat. Perutnya tidak begitu ramping, tapi tidak gendut. Semua kurasakan kembali dalam lamunanku menuju aku terlelap. Aku berharap mimpi bersama dia. Wajah gantengnya terasa tampil di langit-langit kamarku, sambil tertawa ceria ...

Ingin aku mengulangi apa yang kami lakukan di ruang karaoke yang kosong tadi. Berciuman, saling meluk yang rapat dan saling menggesekkan batang kami yang tegang. Otakku langsung berdenyut. Kembali aku rasakan lidahnya yang menerobos masuk diantara gigiku, bibirnya yang hangat, tubuhnya yang tegap, ah ...

Grrr! Grrrr! Hpku nyala. Ada sms masuk. Ya Allah, dari Andri.

"Mas, aku kangen nih. Aku mau kesana ya... please." tulisnya.

"Ya, aku tungu," tulisku cepat.

Otakku memang sudah tidak bisa diajak kompromi. Biasanya aku bisa menahan diri, tapi karena yang satu ini, entah kenapa aku membiarkan diri hanyut ...Banyak cowok yang kukenal, dan mungkin tak kalah kerennya, aku tidak begitu tergoda seperti sama Andri. Rasa heranku, bimbangku, tak dapat membuat aku aku berpikir normal. Apa yang kau cari Yadi? tanya hatiku. Semua pertanyaan itu terabaikan...

Andri cerita kalau dia baru tiga bulan bekerja di karaoke itu, sebelumnya dia di Bali. Karena sepinya Bali akibat teror bom yang menimpa kota pariwisata itu, tempat kerjanya merumahkannya. Untung ada yang ngajak dia ke Jakarta, di tempat karaoke itu. Dari ceritanya, memang dia cocok di Bali karena dapat menyalurkan kesengan berselancar.

***

Suara motor di luar menyadarkanku untuk segera membuka pintu. Benar saja. Andri sudah di depan rumahku. Dia kelihatan lebih ganteng dengan jaket itu, dibandingkan dengan seragam restoran karaoke.

Kulirik jam dinding, hampir jam dua pagi, berarti dia tak sampai seperampat jam sudah sampai di sini, sejak smsnya kuterima.

"Gampang ya, nyari tempatku?" kataku setelah dia membayar ojek dan masuk ke rumah. Tukang ojek sempat melirik ke arahku dan mengangguk pamit. Aku balas anggukannya.

"Ya, aku rasanya pernah ke sekitar ini," katanya sambil melangkah masuk. Tubuh kami sudah merapat ...

Hampir saja kami melakukan lagi kalau tidak sadar pintu masih terbuka dan tukang ojek masih diluar, memutar motornya untuk balik keluar gang.

Segera aku tutup dan kunci pintu. Udara dingin membuat aku nggak tahan berlama-lama di luar. Aku melangkah ke dapur dan membuat kopi susu hangat dua gelas. Andri yang menyususl ke dapur memang sudah tidak tahan. Segera dia memelukku dan kami kembali berciuman. Tangannya menyelusup masuk dari bawah kaosku dan meraba ketiakku dan terus ke dadaku. Jantungku sudah tidak karuan, berdetak kencang. Aku seperti sudah sadar diri. Aku layani nafsu setan itu, kami saling meremas. Ough! Nafasku terasa sesak.

Aku sudah telanjang dada dengan celana batikku sudah melorot kebawah. Andri juga sudah telanjang dada dengan restleting celananya terbuka. Sebentar lagi kamu pasti sudah telanjang bulat... Tak ada rasa malu lagi diantara kami.

Entah siapa yang memulai, kami sudah saling tindih dengan tubuh telanjang di matras tempat tidurku. Puting susu kami terasa sudah sangat kaku, kami sudah sangat terangsang. Andri meikmati tubuhku dengan pelan. Semua kubiarkan terjadi... Ya Allah! Kenapa semua bisa terjadi. Aku kalah ya Allah.

Sampai akhirnya kami kelelahan. Kami menikmati kopi susu yang sudah dingin sambil tiduran, tubuh telanjang kami tertutup selimut. Kubiarkan sperma yang berceceran, aku menikmati semua. Aku benar-benar terbius dengan Andri. Kami saling raba dan sesekali berciuman pelan. Malam terasa begitu singkat ... azan subuh menyadarkanku kalau waktu yang kami lewati dengan sia-sia, dengan dosa...Begitu mudahnya aku tergoda. Kenapa...? Seharusnya aku dapat menahan diri seperti yang aku sering lakukan. Tapi kenapa sekarang aku begitu mudah masuk 'kelumpur' ini?

Yang jelas rasa sedih itu timbul tiba-tiba. Aku sedih, kenapa aku tidak bisa kuat. Kenapa semua kubiarkan terjadi. Rasa sesal itu ...rasa malu itu ... rasa takut itu ...Semua perasan itu timbul silih berganti.

"Kenapa? Mas Yadi kenapa ..?" Andri berbisik di sampingku.

Tiba-tiba, ada sesuatu yang meledak dari dadaku. Aku terisak, menangis. Air mataku tak dapat terbendung, dadaku terguncang menahan emosi tangisku. Aku peluk dia. Ada rasa tak mau kehilangan itu ... tapi dipihak lain ancaman hukuman dari dosa yang kami lakukan terngiang keras di telingaku.

***

Malam ini kami melakukannya lagi, ini untuk kedua kalinya dalam dua minggu ini, sejak kami bertemu. Andri seprtinya sudah merasa masuk keseluruh kehidupanku, termasuk masuk daerah privasiku. Semua dia periksa, termasuk sms yang ada di hpku. Semua berawal dari sana.

Aku sedang di kamar mandi. Aku diare. Ini sudah untuk kelima kali aku buang-buang air. Entahlah. Apa ini karena masuk angin biasa. Atau karena permainan jari Andri yang masuk ke anusku. Atau karena aku mengulum penis dia dan menelan sedikit spermanya. Yang jelas aku tidak nyaman. Kudengar beberapa nada smsku berbunyi. Andri sedang bermain dengan hp-ku. Entah apa yang dilakukannya.

"Siapa Elga?" tanyanya. Hpku di tangnnnya. Dia pasti baca smsku yang memang tidak kubuang, malah sebagian ada difile simpan. Dia pasti baca sms dari Elga, yang bicara soal hubungan kami, soal keseriusan kami berdua.

Aku bilang, kalau dia orang yang mengerti aku. Aku tak mungkin tidak berteman dengan dia. Semua sms, terutama untuk mengingatkan aku untuk terus berbuat baik ku simpan. Aku perlu itu untuk kembali dan kembali mengingatku. Elga memang beda dari seluruh teman-temanku. Walau dia tahu dengan kecendrunganku, mungkin dia tidak tahu bagaimana jauhnya aku 'sudah berjalan' dengan kesalahan ini, terutama setelah bersama Andri. Aku berharap dan yakin dia masih baik dan masih cinta. Karena Elga sebenarnya aku dapat menahan diri untuk tidak terlalu masuk'lumpur'.

Tapi akhir-akhir ini aku sadar, tidak mungkin aku mengandalkan orang untuk menjagaku. Untuk mengarahkan langkahku ke arah yang benar. Beberapa kali permintaan Andri kutolak yang membuat dia uring-uringan. Andri jadi tak mau ke tempatku lagi. Aku jadi malas untuk kembali ke kontrakan. Aku nggak mau jadi ramai saja.

Andri marah. Dia merasa aku bohongi. Aku juga tidak akan tahu kalau bisa jadi begini. Semua berjalan ...

"Persetan dengan mas Yadi!" tulisnya di sms yang dikirimkannya. Banyak kata-kata emosi lainnya yang dikirimkannya. Semua memang membuat aku makin mengerti siapa dia sebenarnya.

Beberapa hari setelah kejadian itu dunia terasa menyoroti diriku. Sms penuh kemarahan tak dapat aku redam. Semua aku terima dengan perasaaan sabar yang sangat tinggi. Kejadian itu membuat aku makin dekat sama Allah. Betapa bodohnya, lemahnya aku selama ini.

***

Walau aku sedikit sulit untuk melupakan Andri, tapi aku putuskan untuk mengehentikan hubungan kami yang tak lebih dari dua minggu ini. Inikah cinta?

Elga banyak membantuku, walau tidak banyak aku ceritakan perasaanku sebenarnya padanya. Tapi aku bersyukur pada Allah atas pelajaran yang aku terima selama ini. Cinta yang tidak sesuai fitrah itu ...

"Ya Allah, tumbuhkanlah cinta di antara kami hanya karena-Mu, dan janganlah jadikan cinta itu melebihi cinta kami pada-Mu dan Rasul-Mu. Amin".

(Terilhami dari cerita teman-temanku yang di Balikpapan, Purwakarta dan Cikarang. Maaf lahir batin.)

###

24 Gay Erotic Stories from Lelaki63

Akhir Cinta Andri

Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ... Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada

Aku adalah Yadi

Jadilah diri sendiri. Jangan mau jadi orang lain atau makhluk lain. Berlakulah sebagai kodrat yang diciptakan oleh Tuhan. Itu terus yang terngiang di telingaku, di pikiranku. Selagi aku menghindar dari semua godaan yang aku senangi tapi tidak disenangi Tuhan, bisikan-bisikan itu terus bersuara. Kadang pelan, kadang sampai menghentak jantungku. Sore ini aku pulang tidak terlalu malam.

Aku dan Elang

Aku sedang menikmati foto-foto model dari majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor. Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali berdenyut. Keren

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu. Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi

Aku Di BALI : Bayangan Kerinduan

Gerimis kecil menyambut kami di Ngurah Rai. Bali belum begitu ramai sejak dua kali kena bom. Tapi beginilah, untuk pertama kali aku ke Bali, kesan pertama ada rasa senang. Aku banyak tau Bali hanya lewat internet dan cerita teman-teman saja. Perasaanku kadang masih terasa sepi dan sedih. Baru sekarang ini aku merasakan ini. Apalagi kalau melihat sesuatu yang memperlihatkan keakraban

Aku Di Bali : Kebersamaan Misterius

Tak biasanya aku mandi tanpa mempermainkan batangku. Apa karena doaku ketika masuk kamar mandi, atau karena aku udah kecapaian atau karena memang aku sudah sadar kalau masturbasi tak baik untuk diriku? Segera aku keluar kamar mandi dan berpakaian. Cermin kamar mandi berembun karena udara panas air hangat dan aku tak bisa menikmati keindahan tubuhku sambil melap diri dengan handuk.

AKU DI BALI : MENAHAN DIRI DARI GODAAN

Perjalanan ke Nusa Dua aku lewati sambil tidur. Aku tertidur di mobil, di tempat duduk belakang. "Dah sampe! Yadi bangun!" Gelagapan aku bangun. Sejenak aku tak menyadari sedang di mana. Fitri, Arman dan Dodi menunggu di luar mobil. Sebagian barang-barang yang kami bawa sudah diturunkan dari mobil. Rupanya sudah di pelataran parkir di depan sebuah hotel. Lingkungannya sangat indah.

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu. Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel.

Aku Di Bali: Kesendirian Yang Sepi

Sejenak aku tidak menyadari, sedang berada di mana. Tapi beberapa saat kemudian aku dapat melihat sekeling: kamar hotel yang luas, rapi dan dingin. Ada suara gemuruh di luar. Suara deburan ombak pantai Kuta. Hanya lampu dekat pintu yang menyala, sedang di tengah ruangan mati. Temaram. Tubuhku terasa sudah nyaman. Sebelum tidur tadi aku sudah beberapa kali buang air. Dan sebelum tidur

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan. Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra

Ancol dan Misteri

Proyekku selesai dengan sukses. Bu Ayu mengirimkan SMSnya untuk menyampaikan terima kasihnya atas apa yang kukerjakan untuk perusahaannya. Bu Poppy memberiku bonus dengan mentransfer uang ke tabunganku. Aku belum mengecek berapa nilainya. Tapi penghargaan yang diberikan mereka sudah cukup menyenangkan. Saat sekarang sedang ada pendekatan untuk pekerjaan graphic design sebuah hotel baru di sekitar

ANDRI, SANG KEKASIH

Bete abis! Sungguh aku nggak bisa tenang lagi. Maunya teriak dengan kencang atau menghantam sesuatu sampai hancur. Disisi lain entah kenapa keinginan untuk introspeksi diri hanya timbul sebentar, tertutup oleh emosiku yang sedang memuncak. Mestinya aku sadari apa yang membuat aku galau gelisah, karena ibadahku yang yang tidak kukerjakan dengan baik. Sholatku tidak tepat waktu dan kadang ada

ANDRI, SANG KEKASIH 2

Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat. Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya

ANDRI, SANG KEKASIH 3

Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv. Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa

Antara Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Antra Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Arisan !

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 1

Perasaan galau itu makin menegang, membuat nafasku terasa sesak.Keringat dingin mulai mengucur. Inilah saat kematian itu. Pelan kutarik nafas. Uuuuffhh! Kuehembus pelan, sampai dadaku terasa sakit. Mungkinkah jasadku mulai melepasakan dirinya dariku? Kok disini? Kok sekarang? Masih mampukah aku menahan kehendak-Nya? Semua apa yang pernah aku lakukan terasa berkelebat kencang. Kupejamkan

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 2

Kami berhenti di salah satu rumah di kawasan Lippo Cikarang. Awalnya aku pikir ini rumah ibunya. "Ini rumah yang dibelikan Papa. Kalau dia pulang ke jakarta, pulangnya ke sini. Setelah itu baru ke keluarganya di Pondok Indah." Hah...? Sungguh aku tak mengerti. Tadi aja di mobil, dia cerita, biasanya kalo di mobil dia dengan papanya bebas melakukan aksi mesra-mesraan. Papanya yang aktif meraba

Malam Godaan

Malam sepi. Aku tetap berjalan masuk gang, jalan alternatifku, yang di kiri-kanan tergenang air got hitam yang kalau hujan sedikit aja pasti meluap. Kalau sudah begitu, aku tidak lewat sini. Tapi sekarang cuacanya sedang bagus, dan agak sedikit panas. Tubuhku yang tadi berkeringat waktu di kendaraan sudah agak kering. Gelap, hanya beberapa rumah yang menyalakan lampu terasnya,

Seorang Sahabat

Hari-hari kulalui dengan sedikit membosankan.Pekerjaan di kantorku sedang tidak begitu sibuk. Apalagi cuaca Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini semakin panas. Belum lagi isu bencana gempa dan stunami yang membuat aku rada was-was juga. Hari kerjaku hanya duduk di depan komputer main game atau internet. Semua yang kulakukan untuk mengisi kebosananku terasa sia-sia. Rasa bosan makin menggebu

Tantangan Godaan

Hari Sabtu siang yang sedikit melelahkan. Aku tidak masuk kerja hari ini. Bu Poppy mengizinkanku untuk tidak masuk, tapi aku dibekali VCD yang berisi beberapa contoh iklan. Ini ujian aku pertama setelah hampir tiga bulan bekerja di biro iklan. Aku diminta buat konsep iklan sebuah kosmetik wanita dan akan presentasi hari Senin. Sejak pagi aku bersih-bersih kamar sambil menyetel VCD

Terjerumus Godaan

Kalau ada usaha untuk berbuat baik, kenapa mesti dilecehkan? Kadang memang tidak bisa konsisten soal kepatuhan untuk tidak berbuat dosa, karena para syetan pengganggunya lebih canggih dalam hal menggoda. Begitulah, ada teman yang berkomentar mengejek terhadap apa yang kuceritakan. Tapi tidak begitu dengan Ran. Kemarin Ran cerita kalau koleksi barang pornonya sudah dihibahkan kepada teman-teman

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story