Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

ANDRI, SANG KEKASIH 2

by Lelaki63


Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat.

Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya selama ini membuat aku jadi mudah untuk beribadah. Kuakui, sholatku beberapa hari lalu tergolong sangat parah. Rasanya kembali ntuk beribadah, dekat dengan Allah terasa nikmat saja. Kadang rasa berdosa, rasa hina apa yang kualamai selama ini membuat aku sangat sedih.

Namanya udah kutulis di hp, tapi tanpa no telp. Kadang kalau sedang tidak ada kegiatan, entah kenapa rasa rindu itu muncul. Ingin aku menghubunginya, tapi kemana? Mau tanya ke Anto, wah, malu. Kalau sudah sangat rindu begitu, aku sholat saja. Setelah itu, alhamdulillah rasa kangen yang aneh itu sedikit berkurang.

Coba aku tahu ya...

"Mau ikut nggak?" ajak Anto tadi pagi ketika ketemu. Dia baru pulang sedangkan aku baru mau berangkat kerja.

"Kemana?"

"Karaoke," jawabnya. "Ada temanku yang sedang dapat rezki lebih dan mau ngajak foya-foya."

"Di tempat yang dulu kan?"

"Tentu. Mau?"

Tanpa pikir panjang, aku menyetujuinya. Aku nggak tahu, tapi semoga saja tidak banyak kerjaan dan pulang dapat lebih sore hari ini. Ada rasa syukur terucap dalam hati ... Ya Allah apakah dosa untuk menyukai umat-Mu yang lain? Aku tidak tahu apa rencana Allah dengan membawa aku kembali untuk dapat bertemu dengan Andri. Ah ...

***

Aku sedang mandi ketika Anto mengetuk pintu depan yang tidak terkunci. Kudengar dia membuka pintu dan masuk. Kubuka pintu kamar mandi, karena aku masih telanjang, hanya kepala dan sebagian bahuku yang melongkok memastikan kalau memang Anto yang masuk.

"Udah terusin aja. Belum terlambat kok," Anto malah masuk ke ruang tidurku.

Biasanya, kalau ada orang, aku sudah membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Tidak berapa lama aku keluar kamar mandi dengan melilitkan handuk di pinggang. Barangku yang setengah tegang, menonjol di balik handuk putihku. Tubuhku belum begitu kering. Ah, kejadian lagi deh, pikirku. Anto memperhatikanku. Majalah yang ditangannya sudah tidak diperhatikannya.

Sebenarnya ...

"Udah nggak usah malu. Sama-sama ini," katanya. Matanya itu yang membuat aku sedikit ragu. Jangan-jangan dia juga nafsu sama aku ... wuih GR!

Tapi melihat aku ragu di depan dia, malah dia berdiri dan menarik handukku. Sejenak dia memperhatikan tubuhku, sedang aku dengan sigap menutup barangku dengan tanganku yang masih memegang handuk yang hampir melorot jatuh. Pantatku terbuka.

Dia tertawa melihat salah tingkahku. Aku seperti seorang penari telanjang yang sedang menutup bagian depan kemaluannya. Anto kulihat nafsu ... Astaghfirullah! batinku.

"Aku juga punya nih," katanya sambil menarik kaosnya ke atas dan melorotkan celananya. Dapat kulihat barangnya yang setengah tegang. Cukup besar dan hitam. Bulunya dibiarkan tubuh subur. Jantungku jadi tidak karuan. Apaan ini ? Tak berani aku menatap lama, aku sibukkan diri dengan mencari pakaianku di lemari.

Segera aku mengambil celana dalamku di lemari dan memakainya. Celana jeans yang tergantung dekat lemari kuraih. Setelah aku memakai celana, aku rapikan handuk yang di lantai. Kenapa masih ada godaan begini?

"Kenapa sih?" tanyanya masih tertawa menggoda. Aku benar-benar gugup. Dia sudah merapikan celananya.

"Nggak enak aja," kataku setelah sedikit tenang sambil memakai kaos lengan panjang. Rambut pendekku kusisir dengan jari. Huh, kenapa jantungku belum juga tenang?

"Tenang aja ..." nada bicaranya seperti menjanjikan sesuatu. Sebenarnya aku ...Astaghfirullah!

***

Tidak lama kami menunggu di lantai restoran. Ada tujuh orang, termasuk aku dan Anto. Setelah saling bersalaman, kami menuju ruangan yang sudah disiapkan. Anto memang yang pemegang komando.

Aneh saja rasanya ngumpul cowok semua seperti ini. Aku nggak biasa, walau suka aja. Apalagi semua kulihat anak gaul semua. Rame dan kami sudah akrab saja. Sofa panjang yang ada terasa penuh. Belum lagi makanan dan minuman yang melimpah, ada yang dibawa dari luar dan ada juga yang dari restoran karaoke ini. Yang paling aku tidak tahan adalah asap rokok. Hanya aku yang tidak merokok.

Empat mike yang ada sudah berpindah tangan beberapa kali. Aku hanya ikut-ikut nyanyi saja, tanpa mike. Tapi lama-lama asap rokok yang ada membuat nafasku terasa tidak nyaman juga. Belum lagi kerongkonganku terasa kering ...

Aku pamit keluar.

Deg! Di lorong itu aku melihat Andri baru keluar dari ruang karaoke sambil membawa nampan.

"Andri!" panggilku. Suaraku terasa sangat nyaring. Aku tersadar.

Andri melihat ke arahku. Sorot matanya tidak percaya aku yang manggil dia. Tanganku melambai padanya. Ada apa ini? Kenapa aku begitu agresif... hal tidak biasa aku lakukan. Aku dan dia sama-sama melangkah mendekat. Jantungku sudah tak karuan. Apa yang harus kukatakan padanya.

Tanpa ada kata-kata. Kami sudah saling berharap. Ada denyut setan di kepalaku, bisikannya terasa kencang dibanding suara hatiku untuk segera menolak atau menghindar. Pada ruang karaoke yang kosong sekitar itu, Andri mengajak masuk. Dan mengunci pintunya. Ya Allah! Sungguh aku sudah tidak tak bisa menahan diri. Entah siapa yang mulai. Yang jelas wajah kamu sudah saling melumat, detak jantungku sudah hampir meledak dengan kerinduan ini. Tangannya memegang kepala belakangku dan menekannnya ke wajahnya. Entahlah, nafas kami sudah saling memacu kencang. Pipi dan telingaku sudah basah oleh air liurnya. Bibir kami kembali merapat. Ah ...

Tubuh bagian bawah kami sudah saling menggesek. Perut kami yang tidak buncit, membuat batang kami leluasa saling gesek. Denyut jantungku makin kencang. Dapat kurasakan kontolnya berdenyut. Merasakan ukurannya, membuat aku makin menekan batangku ke batangnya. Batangnya sangat keras, sama dengan punyaku. Benar-benar main anggar. Astaghfirullah! batinku memberontak. Sampai akhirnya aku terasadar. Di ruang karaoke yang temaram ini, kami melepas diri.

"Maaf," kami saling ucap kata yang sama. Tubuh kamu saling berhadapan sambil berdiri. kakiku terasa tak mampu untuk berdiri.

Kutahan diri untuk tidak berkata. Nafasku masih terasa kencang memacu ...

"Sejak aku lihat mas waktu itu, aku sudah naksir mas," katanya. Dia manggil aku dengan 'mas'. "Tapi aku nggak berani. Aku pikir mas tidak suka. Mas kelihatan tidak... gay," katanya.

Kata-kata tuduhan aku 'gay' itu membuat aku tidak nyaman. Emang aku gay?

Aku menggeleng pelan."Sebenarnya aku juga suka," aku sedikit tertawa. Ya Allah, jawaban apa ini? Dia juga tertawa. Kami tertawa bersama, menertawakan kebodohan kami Dia kulihat makin ganteng aja dengan wajah yang ceria begitu...

Keakaraban sudah mulai terjalin. Kami sudah mulai saling meremas dan kami memulai lagi. Tak ada kata-kata lagi. Tubuh kami terasa sangat rapat. Setan dikepalaku membuat kepalaku terasa panas. Hatiku yang terasa terus berzikir terabaikan. Begitu mudahnya aku melayani nafsu setan ini...

Malam itu kami akhiri dengan saling memberikan no hp. Ruangan terasa panas ... tak mungkin aku melakukannya lagi, dengan saling membuka ...

###

24 Gay Erotic Stories from Lelaki63

Akhir Cinta Andri

Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ... Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada

Aku adalah Yadi

Jadilah diri sendiri. Jangan mau jadi orang lain atau makhluk lain. Berlakulah sebagai kodrat yang diciptakan oleh Tuhan. Itu terus yang terngiang di telingaku, di pikiranku. Selagi aku menghindar dari semua godaan yang aku senangi tapi tidak disenangi Tuhan, bisikan-bisikan itu terus bersuara. Kadang pelan, kadang sampai menghentak jantungku. Sore ini aku pulang tidak terlalu malam.

Aku dan Elang

Aku sedang menikmati foto-foto model dari majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor. Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali berdenyut. Keren

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu. Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi

Aku Di BALI : Bayangan Kerinduan

Gerimis kecil menyambut kami di Ngurah Rai. Bali belum begitu ramai sejak dua kali kena bom. Tapi beginilah, untuk pertama kali aku ke Bali, kesan pertama ada rasa senang. Aku banyak tau Bali hanya lewat internet dan cerita teman-teman saja. Perasaanku kadang masih terasa sepi dan sedih. Baru sekarang ini aku merasakan ini. Apalagi kalau melihat sesuatu yang memperlihatkan keakraban

Aku Di Bali : Kebersamaan Misterius

Tak biasanya aku mandi tanpa mempermainkan batangku. Apa karena doaku ketika masuk kamar mandi, atau karena aku udah kecapaian atau karena memang aku sudah sadar kalau masturbasi tak baik untuk diriku? Segera aku keluar kamar mandi dan berpakaian. Cermin kamar mandi berembun karena udara panas air hangat dan aku tak bisa menikmati keindahan tubuhku sambil melap diri dengan handuk.

AKU DI BALI : MENAHAN DIRI DARI GODAAN

Perjalanan ke Nusa Dua aku lewati sambil tidur. Aku tertidur di mobil, di tempat duduk belakang. "Dah sampe! Yadi bangun!" Gelagapan aku bangun. Sejenak aku tak menyadari sedang di mana. Fitri, Arman dan Dodi menunggu di luar mobil. Sebagian barang-barang yang kami bawa sudah diturunkan dari mobil. Rupanya sudah di pelataran parkir di depan sebuah hotel. Lingkungannya sangat indah.

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu. Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel.

Aku Di Bali: Kesendirian Yang Sepi

Sejenak aku tidak menyadari, sedang berada di mana. Tapi beberapa saat kemudian aku dapat melihat sekeling: kamar hotel yang luas, rapi dan dingin. Ada suara gemuruh di luar. Suara deburan ombak pantai Kuta. Hanya lampu dekat pintu yang menyala, sedang di tengah ruangan mati. Temaram. Tubuhku terasa sudah nyaman. Sebelum tidur tadi aku sudah beberapa kali buang air. Dan sebelum tidur

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan. Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra

Ancol dan Misteri

Proyekku selesai dengan sukses. Bu Ayu mengirimkan SMSnya untuk menyampaikan terima kasihnya atas apa yang kukerjakan untuk perusahaannya. Bu Poppy memberiku bonus dengan mentransfer uang ke tabunganku. Aku belum mengecek berapa nilainya. Tapi penghargaan yang diberikan mereka sudah cukup menyenangkan. Saat sekarang sedang ada pendekatan untuk pekerjaan graphic design sebuah hotel baru di sekitar

ANDRI, SANG KEKASIH

Bete abis! Sungguh aku nggak bisa tenang lagi. Maunya teriak dengan kencang atau menghantam sesuatu sampai hancur. Disisi lain entah kenapa keinginan untuk introspeksi diri hanya timbul sebentar, tertutup oleh emosiku yang sedang memuncak. Mestinya aku sadari apa yang membuat aku galau gelisah, karena ibadahku yang yang tidak kukerjakan dengan baik. Sholatku tidak tepat waktu dan kadang ada

ANDRI, SANG KEKASIH 2

Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat. Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya

ANDRI, SANG KEKASIH 3

Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv. Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa

Antara Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Antra Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Arisan !

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 1

Perasaan galau itu makin menegang, membuat nafasku terasa sesak.Keringat dingin mulai mengucur. Inilah saat kematian itu. Pelan kutarik nafas. Uuuuffhh! Kuehembus pelan, sampai dadaku terasa sakit. Mungkinkah jasadku mulai melepasakan dirinya dariku? Kok disini? Kok sekarang? Masih mampukah aku menahan kehendak-Nya? Semua apa yang pernah aku lakukan terasa berkelebat kencang. Kupejamkan

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 2

Kami berhenti di salah satu rumah di kawasan Lippo Cikarang. Awalnya aku pikir ini rumah ibunya. "Ini rumah yang dibelikan Papa. Kalau dia pulang ke jakarta, pulangnya ke sini. Setelah itu baru ke keluarganya di Pondok Indah." Hah...? Sungguh aku tak mengerti. Tadi aja di mobil, dia cerita, biasanya kalo di mobil dia dengan papanya bebas melakukan aksi mesra-mesraan. Papanya yang aktif meraba

Malam Godaan

Malam sepi. Aku tetap berjalan masuk gang, jalan alternatifku, yang di kiri-kanan tergenang air got hitam yang kalau hujan sedikit aja pasti meluap. Kalau sudah begitu, aku tidak lewat sini. Tapi sekarang cuacanya sedang bagus, dan agak sedikit panas. Tubuhku yang tadi berkeringat waktu di kendaraan sudah agak kering. Gelap, hanya beberapa rumah yang menyalakan lampu terasnya,

Seorang Sahabat

Hari-hari kulalui dengan sedikit membosankan.Pekerjaan di kantorku sedang tidak begitu sibuk. Apalagi cuaca Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini semakin panas. Belum lagi isu bencana gempa dan stunami yang membuat aku rada was-was juga. Hari kerjaku hanya duduk di depan komputer main game atau internet. Semua yang kulakukan untuk mengisi kebosananku terasa sia-sia. Rasa bosan makin menggebu

Tantangan Godaan

Hari Sabtu siang yang sedikit melelahkan. Aku tidak masuk kerja hari ini. Bu Poppy mengizinkanku untuk tidak masuk, tapi aku dibekali VCD yang berisi beberapa contoh iklan. Ini ujian aku pertama setelah hampir tiga bulan bekerja di biro iklan. Aku diminta buat konsep iklan sebuah kosmetik wanita dan akan presentasi hari Senin. Sejak pagi aku bersih-bersih kamar sambil menyetel VCD

Terjerumus Godaan

Kalau ada usaha untuk berbuat baik, kenapa mesti dilecehkan? Kadang memang tidak bisa konsisten soal kepatuhan untuk tidak berbuat dosa, karena para syetan pengganggunya lebih canggih dalam hal menggoda. Begitulah, ada teman yang berkomentar mengejek terhadap apa yang kuceritakan. Tapi tidak begitu dengan Ran. Kemarin Ran cerita kalau koleksi barang pornonya sudah dihibahkan kepada teman-teman

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story