Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Arti sebuah nama - part 1

by Prima


Tulisan berikut adalah murni pengalaman pribadi penulis yang tidak bermaksud menonjolkan perbedaan ras. Anggaplah tulisan ini sekedar sebagai suatu intermesso, atau sebagai sesuatu yang baru dan berbeda dan yang tidak terlalu menonjolkan adegan ranjang dan "ah uh" ataupun "crot crot crot". Perbedaan pendapat sah-sah saja, yang penting khan tak ada larangan dalam berekspresi.

Selama bermukim di luar negeri, penulis telah banyak melihat beragam perangai dan karakter pria, tak jarang pula mengetahui nama dan sempat mengenal mereka, dan yang tak kalah menariknya adalah get in contact with european guys/men. Melalui kontak-kontak itulah penulis merasakan kehangatan dekapan dan gairah pria-pria Eropa tersebut. Namun yang menarik, penulis seperti mengalami sebuah fenomena yang kerennya di sebut dengan deja vu (diambil dari bahasa perancis yang kira-kira digunakan untuk menggambarkan pengalaman yang berulang). Inilah inti atau tema cerita kali ini.

Sikap pria-pria eropa terhadap pria-pria asia sangat bervariasi, tentunya dipicu oleh pengalaman pribadi mereka juga. Bagi mereka yang sudah "berumur" kebanyakan mencari pria-pria asia untuk longterm relationship (LTR) sedangkan yang masih muda lebih dikarenakan mereka curious alias penasaran bagaimana sih rasanya bercinta dengan pria asia. Ada beberapa kasus yang pernah penulis baca sekilas bahwa ada sebagian pria-pria berumur tersebut yang merasa trauma karena kebanyakan pria-pria asia yang mereka pacari hanya tertarik pada uang mereka ataupun hanya untuk sekedar bisa tinggal di eropa. Namun yang paling menyebalkan adalah sikap dan keangkuhan gay-gay muda eropa kebanyakan (or pria-pria muda eropa kebanyakan) terhadap pria-pria asia dan megungkapkannya tanpa tedeng aling-aling.

Tentu saja tidak semuanya bersikap seperti itu. Banyak juga yang sangat menghargai pria-pria asia. Penulis pernah mengalami dan mendengar sendiri pandangan mereka tentang penulis ataupun kita pria-pria asia, diantaranya: "Asian guys are nice" [Bengt, Scandinavia]. "I have to say that you are cute and nice" [Morgan, Scandinavia] "I like asians" [Christian, France].

Christian inilah pengalaman pertamaku mengenal liku-liku petualangan sesama lelaki. Semuanya dimulai ketika penulis berlibur di perancis selatan atau yang lebih dikenal dengan french riviera. Orangnya terkesan ramah dan terbuka. Walaupun tidak meninggalkan kesan yang terlalu mendalam, keingintahuan penulis tentang pria dan hasrat untuk dekat dengan pria menjadi sedikit terpuaskan.

Beberapa tahun kemudian, dilingkungan kampus tempat penulis menimba ilmu, penulis bertemu dengan seorang pria muda yang juga bernama Christian, orangnya yang tinggi besar, hairy and handsome dengan mata birunya yang amat mempesona. Singkatnya, seorang pria yang amat sexy dan jantan dimata penulis. Kebetulan kami tinggal dibangunan yang sama dan kamar apartemen kami hanya terpisah beberapa pintu. Mulanya dia yang memulai kontak, memperkenalkan diri. Kamipun segera menjadi akrab mungkin karena selisih usia kami yang tidak terpaut jauh. Dia seorang yang sangat terbuka (bahkan tentang kondisinya dan terapi-terapi yang dijalaninya) dan amat menyenangkan. Kadang kala disore hari sepulangku dari kampus, dia mampir di apartemenku, kami ngobrol dan nonton TV bersama. Tak jarang kutawarkan untuk makan malam bersama ataupun sebaliknya dia yang memintaku datang ke apartemennya untuk makan malam. Beberapa waktu berlalu, sedikit banyak aku menikmati perhatian yang diberikannya dan perlahan namun pasti timbul perasaan suka padanya. Hingga pada suatu hari dia bercerita tentang mantan gadisnya (yang tentunya membuatku sangat kecewa) dan bertanya tentang pengalamanku dengan gadis-gadis (yang tentunya tak pernah aku punya).

Saat itulah aku merasa harus berterus terang tentang "status"ku. Mulanya dia agak kaget mendengarnya tetapi akhirnya dia bisa memahami hal itu. Ketika kutanya apakah dia seorang biseks, "No, I think I am straight". Lengkaplah sudah kekecewaanku malam itu.

Namun, setelah malam itu, aku lebih merasa bebas dan merasa tanpa sesuatu yang perlu disembunyikan kala kita sedang bersama.Dia tahu aku sangat menyukai hairy guys, so dia hanya tersenyum saat aku iseng meraba pipinya yang kasar bercambang atau dia sengaja mengelus pipinya dan tersenyum menggoda ke arahku. Bahkan saat aku memasak pun dia tak segan untuk memeluk pundakku. Di lain waktu, ganti aku yang sengaja bermanja-manja didadanya.

Suatu hari dia mengajakku nonton bioskop seperti yang telah dijanjikannya beberapa minggu sebelumnya. Rencananya kami hanya akan nonton berdua saja dan aku senang sekali. Tapi tiba tiba secara tak terduga dia memberi tahu bahwa salah seorang teman wanitanya ingin ikut. Kutelan saja kedongkolan dan kekecewaan itu bulat-bulat dan aku tak berselera ngobrol banyak di dalam bioskop. Malam itu aku merasa sangat kesal padanya yang membuatku tak dapat tidur nyenyak. Entah apa yang mendorongku pagi itu untuk menemuinya dikamarnya. Dia membuka pintu dan mengucapkan selamat pagi dan menyatakan kecemasannya melihatku agak kusut pagi itu dan karena aku lebih banyak diam semalam. Akhirnya akupun menyatakan hal-hal yang membuat hatiku kesal, sampai tiba pada pertanyaan "Are you jealous to Anna?". Aku tak kuasa menjawab pertanyaan itu, hanya mataku basah perlahan-lahan dan bibirku sedikit bergetar. Direngkuhnya kepalaku kedalam kehangatan dadanya dan aku pun larut dalam pelukannya yang hangat dan erat. Dengan sedikit tersendat, ku ungkapkan bahwa aku merasakan something special for him even though he doesn't feel the same.

Dia hanya berkata "I hope you can understand". Setelah bisa menguasai diri, kucium pipinya yang beraroma after shave yang masculine dan berkata "Don't worry, I'm fine", bahwa dia tak perlu mengkhawatirkan diriku.

Kadang kala dia datang ke gedung tempat aku belajar atau kami janjian untuk makan siang bersama di kampus. Dia juga memberiku sekotak kecil coklat di hari ulang tahunku, "Happy birthday, baby" katanya sambil memelukku...kami lahir di bulan yang sama dan dihari yang hampir berdekatan.

Namun sayang, perpisahan pun tak terelakkan. Dia terpaksa menghentikan study karena kondisinya yang tidak memungkinkan dia untuk melanjutkan study. Akupun sangat sedih dan merasa sangat kehilangan. Kesanku terhadap Christian sangatlah mendalam.

Christian yang berikutnya kutemukan lewat internet, disebuah situs untuk HBT (Homo-, bi-, and transexuals). Kami belum pernah bertemu secara langsung sehingga penulis belum sempat mengenalnya lebih jauh tetapi penulis sangat menyukai dadanya yang lebat saat dia mengirim foto dirinya yang bertelanjang dada. Menariknya, dia juga ngebet sekali untuk bertemu bahkan menawarkan acara nginap segala (...easy boy...he he he). Dia menguraikan bahwa dia sangat menyukai pria asia dan sangat ingin sekali berkenalan (yach tentunya juga berharap untuk bisa menikmati kehangatan tubuh kita, ya nggak sih?). "I really like asians and would love to meet you" begitulah persisnya kalimat yang dia tulis.

Bersambung ke part 2. If you like mü story, please send comments to prima_scandia@yahoo.com

###

7 Gay Erotic Stories from Prima

Arti sebuah nama - part 1

Tulisan berikut adalah murni pengalaman pribadi penulis yang tidak bermaksud menonjolkan perbedaan ras. Anggaplah tulisan ini sekedar sebagai suatu intermesso, atau sebagai sesuatu yang baru dan berbeda dan yang tidak terlalu menonjolkan adegan ranjang dan "ah uh" ataupun "crot crot crot". Perbedaan pendapat sah-sah saja, yang penting khan tak ada larangan dalam berekspresi. Selama bermukim di

Arti sebuah nama - part 2

Nama berikutnya yang membuat penulis mengalami "deja vu" adalah Peter. Kalau boleh digambarkan (berdasarkan pengalaman pribadi penulis tentunya), orang yang bernama Peter adalah orang yang punya gairah seks amat tinggi sehingga tidak cukup dengan satu pasangan saja. Peter yang pertama penulis temui adalah seorang pria biseksual, berperawakan sedang, dengan mata biru dan rambut ikal. Seorang

Dear Diary

Dear Diary (by prima_scandia@yahoo.com) I really do not understand my feeling for this guy. I tried and tried to find out but the more I tried the more I got confused. A part of me admits that he is a wonderful guy, but another part of me forced me to be realistic and not trying to catch a dream. So, let's the story begin. Spending sometime with him left a sense of joy, content, or

Dear Diary

I really do not understand my feeling for this guy. I tried and tried to find out but the more I tried the more I got confused. A part of me admits that he is a wonderful guy, but another part of me forced me to be realistic and not trying to catch a dream. So, let's the story begin. prima_scandia@yahoo.com Spending sometime with him left a sense of joy, content, or something like that...I

My Teddy Bear

Dear Pembaca, Semoga anda belum lupa dengan penulis yang satu ini, walaupun tulisan saya jarang sekali muncul di rubrik ini (setelah cerita "Salahkah aku bila sayang padamu"), namun kisah nyata yang dituangkan menjadi cerita tentunya bisa menjadi suguhan yang mempunyai nilai plus yang mempunyai "greget" tersendiri di mata pembaca. Yuk kita nikmati cerita berikut.

My Teddy Bear

by prima_scandia@yahoo.com Dear Pembaca, Semoga anda belum lupa dengan penulis yang satu ini, walaupun tulisan saya jarang sekali muncul di rubrik ini (setelah cerita "Salahkah aku bila sayang padamu"), namun kisah nyata yang dituangkan menjadi cerita tentunya bisa menjadi suguhan yang mempunyai nilai plus yang mempunyai "greget" tersendiri di mata pembaca. Yuk kita nikmati cerita

Salahkah Aku Bila Sayang Padamu

Setelah cerita perdana yang berjudul "Prince of Scandinavia", saya praktis "menghilang" dari situs 17tahun.com karena kesibukan dan tugas-tugas yang tidak bisa saya tinggalkan atau tunda. But now I am back dengan cerita yang semoga lebih "hot" untuk dibaca dan terutama untuk memenuhi keinginan pembaca yang suka dengan cerita dan tulisan saya. Cerita kali ini adalah kombinasi antara fiksi dan

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story