Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Vladd Dan Eric

by Vladd


Sejak saat itu, saya dan Ricky sering menelpon. Kebetulan Ricky memiliki handphone sehingga dia tidak susah menghubungi aku. Suatu hari setelah menonton bf aku merasa sangat terangsang. Lalu aku pergi ke kos Ricky di daerah M. Ternyata Ricky sedang tidak ada di kosnya sedang pergi les. Namun aku diperbolehkan masuk ke kamar kosnya dengan kunci serep yang dipegang pembantu kos (aku sudah sering ke kosnya Ricky, jadi aku boleh masuk). Di sana aku menunggu Ricky. Ternyata Ricky tak datang-datang juga. Lalu aku mencari-cari bacaan agar tidak jenuh. Kuambil salah satu majalah yang terletak di mejanya. Aku pun mulai membaca-baca majalah itu. Namun tiba-tiba keluarlah sepucuk surat di antara halaman majalah itu. Surat itu ternyata berasal dari Eric teman sekolahku yang tinggal di daerah K. Karena surat itu terluhat bekas sobekan untuk dibaca, maka akupun membaca surat itu. Dalam surat itu tertulis bahwa Eric ternyata naksir Ricky dan ingin ngeseks dengan Ricky. Ia berjanji akan datang ke kos Ricky bila ia sedang punya waktu longgar. Setelah membaca surat itu aku menjadi sangat terkejut dan surprise. Tak kuduga Eric yang berwajah imut mirip bintang film Mandarin Nicky Wu itu seorang gay. Sebenarnya aku juga naksir Eric namun karena kelihatanya ia normal aku kubur keinginanku untuk ngeseks bareng Eric. Selagi asyik membayangkan Eric, telepon di kamar Ricky berdering. Ternyata Ricky yang menelepon. Ia memberitahu bahwa ia sedang ada urusan di sekolah, maka ia pulang agak malam dikit kira-kira 1 atau dua jam lagi. Tanggung soalnya aku lagi nggak ada kerjaan aku tetap berada di kos Ricky sambil meneruskan membaca majalah. Aku jadi mengantuk dan tertidur di kamar Ricky dengan wajahku tertutup majalah. Tiba-tiba aku merasa ada tangan yang sedang bermain di daerah terlarangku. Aku kaget dan terbangun. Ternyata tangan yang sedang menggerayangiku tadi milik Eric. Eric yang tahu bahwa yang digerayangi bukan Ricky terkejut. Ia takut rahasia ke-gay-annya terbongkar. Ia lalu minta maaf kepadaku dan minta agar aku merahasiakan hal itu kepada orang lain. Sambil tersenyum aku berkata bahwa aku akan merahasiakan ini semua asalkan ia mau bercumbu denganku. Mendengar perkataanku Eric tersenyum simpul. Ia ternyata juga tidak menduga bahwa aku juga seorang gay. Ia lalu menindihku dan menciumi seluruh wajahku. Saat itu aku benar-benar terangsang dan tititku saat itu benar-benar mengaceng penuh. Ciumannya benar-benar berhasil membawaku ke langit ke tujuh. Ciumannya begitu lembut dan nikmat. Tubuh kami pun berguling-guling di ranjang Ricky seirama dengan kenikmatan yang kami rasakan. Kini aku yang mengambil peranan, aku gantian menindihnya dengan penuh nafsu. Aku ciumi seluruh wajah imutnya yang mirip Nicky Wu itu. Setelah puas menciumi seluruh wajahnya, bibirku pun turun ke lehernya yang jenjang. Aku lalu membuka pakaian Eric yang masih menggunakan seragam sekolahnya. Setelah beberapa kancing terbuka, terlihatlah dadanya yang tidak begitu bidang tapi sexy. Aku permainkan pentil susunya yang berwarna kecoklatan. Eric menggelinjang gelisah. Setelah cukup keras, aku kulum pentil susunya dengan penuh gairah. Sasaranku tidak hanya berhenti di situ. Kepalaku turun ke bawah dan mulai meremas-remas titit Eric yang telah keras itu. Perlahan-lahan aku puka ziper sabuknya dan menarik turun retsluiting celana abu-abunya hingga tampak celana dalamnya yang berwarna biru. Aku lalu menciumi celana dalam tempat titit Eric bersarang. Eric yang tidak sabar untuk aku kulum tititnya menyuruh aku membuka celana dalamnya. Dengan penuh nafsu aku buka celana dalam Eric dan terlihatlah titit Eric yang sangat panjang (18 cm) dengan bulu-bulu pendek yang tercukur rapi. Tanpa banyak bicara aku langsung menghisap batang titit Eric. Ternyata batang titit Eric memiliki rasa yang sangat khas. Pertama-tama aku hampir tersedak karena panjang titit Eric yang super namun pelan-pelan seluruh titik Eric berhasil aku puluti dalam mulutku. Setelah sekian lama kepalaku terbenam di antara selangkangannya, aku mengakhiri acara menghisap tititnya. Kami berdua bangkit berdiri dan aku dipojokkan Eric ke dekat tembok. Di situ ia kembali menciumi wajahku dan leherku. T-shirt ketat yang aku pakai dibukanya dengan tergesa-gesa. Dia lalu menciumi seluruh dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Putting susuku terasa geli-geli nikmat saat bersentuhan dengan bibir dan lidah Eric. Dengan sekali hentakan, Eric memelorotkan celana santai sekaligus celana dalamku hingga tampak mengacenglah tititku yang telah siap tempur. Ia langsung meraih tititku dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan mulai mengulumnya. Tak kuduga kuluman Eric sangat dahsyat bahkan lebih dahsyat dari kuluman Ricky. Setelah menikmati tititku, ia meraih tubuhku dari belakang. Sambil menciumi tengkukku dengan penuh gairah, ia mulai mengocok-kocokkan tititku dengan kedua tangannya yang cukup berotot. Aku hampir saja keluar jika aku tidak cepat-cepat melepaskan tangan Eric dari tititku. Aku belum ingin kenikmatan ini berakhir. Eric lalu mengambil kondom dari dompetnya dan mengajak aku untuk disodomi. Karena ia membawa kondom dan aku sudah sangat dibakar gairah, aku tidak menolak ajakannya untuk disodomi. Ia lalu membaringkanku di ranjang dan mengangkat kedua kakiku dan ditumpunya kedua kakiki di pundaknya. Lalu ia mulai memasukkan batang tititnya ke dalam lubang anusku. Terasa sakit bagian anusku. Melihat aku kesakitan. Eric pun tidak jadi menyodomi aku. Namun aku tidak ingin ia kecewa. Aku ganti yang menyodominya. Ternyata lubang anusnya cukup besar (ia pernah disodomi orang lain) sehingga tititku tidak begitu sukar memasuki lubang anusnya. Aku lalu menarik keluar masuk tititku pada lubang anusnya. Gairahku semakin membara. Keringatku dan keringatnya bersatu oleh gairah yang tidak terpadamkan. Setelah beberapa saat, cairan cintaku tercurah di lubang anusnya. Eric melenguh keras. Akupun segera mengocok titit Eric yang rupanya juga hampir keluar. Tak lama kemudian tersemburlah cairan putih kental milik Eric. Segera aja aku melahapnya sampai habis tak tersisa. Cairan cinta Eric ternyata tidak kalah dengan milik Ricky hanya saja baunya lebih khas. Eric lalu memelukku dan membisikkan bahwa pelayananku ternyata sangat spesial. Namun sebenarnya ia ingin menikmati cairan cintaku tapi aku sudah menyemburkan spermaku di lubang anusnya. Aku pun berjanji bahwa lain kali ia dapat menikmati cairan cintaku sebanyak yang aku suka. Aku dan Eric lalu membenahi pakaian masing-masing dan pulang ke rumah masing-masing karena Ricky ternyata belum pulang juga. Bersambung ... . Bagi teman-teman yang ingin memberi kritik, saran, atau sekedar mengajak kenalan alamatnya masih tetap : Vladd7@hotmail.com

###

2 Gay Erotic Stories from Vladd

Vladd Dan Eric

Sejak saat itu, saya dan Ricky sering menelpon. Kebetulan Ricky memiliki handphone sehingga dia tidak susah menghubungi aku. Suatu hari setelah menonton bf aku merasa sangat terangsang. Lalu aku pergi ke kos Ricky di daerah M. Ternyata Ricky sedang tidak ada di kosnya sedang pergi les. Namun aku diperbolehkan masuk ke kamar kosnya dengan kunci serep yang dipegang pembantu kos

Vladd Dan Richard

Siang itu aku memenuhi janjiku kepada Eric untuk merasakan cairan cintaku. so sepulang sekolah aku langsung ikut Eric pulang memakai mobilnya. sampai di mobilnya perasaanku sudah nggak karuan. Eric ternyata merasakan hal yang sama. Cepat-cepat disuruhnya supirnya kembali ke kantor sedang mobil Eric kita kuasai berdua. Tak sampai sepuluh menit kami tiba di rumahnya yang berada di

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story