Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Tugas Tambahan Bagi Taruna

by Diemas Arief


Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada waktu masa Capratar (3 bulan pertama setelah masuk) dan Prajurit Taruna (9 bulan kemudian). Masa ini benar-benar digunakan akademi militer untuk merubah pemuda-remaja biasa (sipil) menjadi laki-laki (!), kemudian dari laki-laki menjadi seorang Taruna. Kelak dari Taruna dibentuk jadi Perwira Militer Profesional. Pemuda-remaja-biasa (sipil) diubah jadi laki-laki dengan membentuk mental dan fisiknya. Pembentukan fisik adalah hal yang biasa seperti : membentuk otot, meningkatkan kesemaptaan jasmani (physical fitness) dan membentuk keterampilan-kelincahan gerak sebagai tentara. Tetapi yang terasa teramat berat bagi Taruna adalah pembentukan mental yang dilakukan dengan memantapkan rasa percaya diri akan kelaki-lakian mereka yang dilakukan melalui 2 proses. Yang pertama penelanjangan (membiasakan Taruna bertelanjang bulat dalam kegiatan sehari-hari) dan pemancaran air mani (membiasakan Taruna eyakulasi di hadapan orang banyak sambil dilihat orang banyak). Yang kedua penyiksaan yang terus menerus (membiasakan Taruna merasakan nyeri, pedih, dan sakit tanpa reaksi suara atau reaksi gerak). Bidang pembentukan mental ini yang justru yang memakan paling banyak waktu pada tahun pertama pendidikan di akademi militer. Pembentukan mental ini selalu ada setiap hari sepanjang minggu (tujuh hari). Dimulai dengan senam pagi yang penuh dengan penghajaran atau penyiksaan sadis dan ditutup pada malam hari dengan istirahat (tidur) sambil bertelanjang bulat di lantai tanpa alas (dalam gedung) atau di tanah tanpa alas (di luar gedung atau lapangan terbuka). Sementara itu tiap sore hari ada kegiatan corvee atau kerja bakti yang juga dilakukan bertelanjang bulat sambil diselingi siksaan (dicambuk, ditempeli besi panas, dan bahkan diperkosa!). Yang berkesan adalah kegiatan ekstra-kurikuler pada hari Sabtu dan Minggu. Yaitu melayani Pelatih dan Taruna Senior di kamar (atau apartemen) mereka masing-masing. Para Capratar dan Pratar (Prajurit Taruna) menyebut kegiatan ini "menjadi budak (belian)". Karena memang mereka diperlakukan tidak lebih dari seorang budak belian. Yang pasti selama jadi budak dari Pelatih dan Taruna Senior, para Taruna Yunior ini tidak boleh berpakaian sepanjang hari, harus telanjang bulat !. Dalam melaksanakan pekerjaannya (pasti) tidak lepas dari berbagai siksaan sadis dari "majikan" atau "tuan" yang dilayani. Dua orang Capratar atau Pratar melayani sekitar 6 orang Pelatih atau Taruna Senior (Sersan Taruna -Tk.II dan Sersan Mayor Taruna Tk.III). Tugas seorang budak adalah melakukan semua yang disuruh "tuannya". Seperti membersihkan kamar, merapikan tempat tidur, menyemir sepatu, mencuci pakaian, dan sebagainya. Kadang-kadang hal-hal prbadi seperti memandikan dan menceboki "tuannya". Yang ekstrim (tapi cukup sering dipraktekkan) adalah melayani "tuannya" secara seksual. Seperti menghisap kontol "tuannya" atau disodomi "tuannya" Semuanya itu dilakukan Capratar dan Pratar dalam keadaan telanjang bulat! Para "tuan" ini memanggil mereka "budak" waktu bertugas. Pernah dilaporkan juga kejadian "tuan" yang memaksa "budaknya" menjilati lubang-pantat "tuannya" atau meminum air kencing "tuannya". Di kompleks akademi militer, pada hari Sabtu dan Minggu sangat biasa jika kita mendengar teriakan atau bentakan "Hei, budak"! dari Pelatih atau Taruna Senior memanggil Capratar atau Pratar yang sedang bertugas sebagai "budak"-nya. Kadang-kadang terdengar "Hei, budak"! lalu diiringi suara "CETTARR", itu artinya panggilan diikuti cambukan keras pada tubuh sang "budak"!. Sangat umum jika melihat tubuh para "budak" yang telanjang bulat itu penuh bilur, lecet, lebam (akibat terlalu sering dicambuki "tuan-tuannya"), dan lepuh (akibat tempelan besi panas). Sebagian lagi tampak berjalan atau bekerja dengan wajah kesakitan atau menahan sakit. Itu umumnya terjadi jika "budak" itu baru selesai dihajar atau sedang diborgol dengan borgol berpaku di bagian dalamnya atau sedang mengenakan "borgol", "gelang" atau "selempang" dari kawat duri! Kadang-kadang di halaman atau di lapangan terlihat "budak" yang sedang digantung (telanjang bulat) dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas di bawah panas terik (pukul 2 - 3 siang) dengan tubuh penuh bilur-bilur merah dan berdarah hasil lecutan "tuannya". Ada juga "tuan-tuan" yang senang memborgol tangan, paha dan kaki para "budak" itu waktu mereka sedang tidak melakukan kegiatan. Sehingga, "budak" itu tidak bisa berjalan. Untuk bergerak biasanya mereka menelungkupkan diri dulu, lalu dengan susah payah harus merayap jika harus berpindah tempat atau memenuhi panggilan "tuannya" waktu mendengar panggilan "Hei, budak". Kesukaran dan lambatnya mereka bergerak ini dijadikan alasan "tuannya" untuk "membantu" mempercepat gerakan "budaknya" dengan menghajarkan lecutan-lecutan cemeti atau memberikan sundutan rokok menyala. Makan-minum para "budak" diberikan oleh "tuannya". Biasanya, "budak" hanya diberi sisa-sisa makanan "tuannya" atau lebih tepat dipaksa memakan sisa-sisa makanan "tuannya". Sebab jika mereka tidak mau makan akan dihajar sampai semaput (pingsan) dengan alasan "budak berani melawan tuannya". Banyak di antara para "tuan" yang sama sekali tidak memberikan "budaknya" makan dan minum pada kedua hari perbudakan itu (Sabtu dan Minggu) . Sehingga "budak" seperti itu bukan hanya babak belur tapi juga lemas, kelaparan dan kehausan! Semua kekejaman para "tuan" ini dibiarkan oleh akademi militer, karena memang "acara perbudakan" ini dimaksudkan untuk melatih mental (dan fisik) para Capratar dan Pratar dan untuk meningkatkan daya tahan mental mereka dalam menghadapi perang dan kekejaman musuh (jika saat perang mereka terpaksa mengalami sial dan tertangkap musuh). Aku sendiri sangat menikmati "acara perbudakan" ini. Sebagai seorang gay yang gemar S/M dan senang jadi "S" (Slave atau Budak) hari sabtu dan Minggu adalah hari yang aku tunggu-tunggu. Karena "acara perbudakan" ini juga diberi nilai akademik, aku selalu mendapat nilai tinggi karena ketabahan dan ketangguhanku menghadapi siksaan yang luar biasa kejamnya itu. Aku sudah sempat menikmati berbagai kekejaman "tuan" dari mulai tidak diberi makan-minum, dihajar pakai pecut kawat, diborgol dengan kawat duri, ditempeli besi membara, dipaksa minum kencing "tuan", disodomi, disuruh menjilat pantat "tuan" (rimming}, dipaksa menghisap kontol "tuan" (blowjob) sampai digantung dengan kepala di bawah dengan lubang kemaluan dimasuki logam sehingga waktu aku kencing yang keluar darah!. Kejam dan sadis, tetapi terasa jantan dan nikmat sekali!!! Sekarang pun setelah aku jadi perwira tinggi, aku sering rindu diperbudak lagi. Aku langsung ngaceng jika teringat pengalaman jadi budak semasa aku mengikuti pendidikan militer. Hubunganku dengan bekas "tuan-tuan"-ku tetap baik sampai sekarang dan tak ada rasa dendam sama sekali.

###

25 Gay Erotic Stories from Diemas Arief

A Military Medical Officer In Charge Of My Health

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira

A Service In Private For A Young Soccer Player

He is young, handsome, and has an aura that attracted men and women. He belongs to the best soccer player in the city and that is why I give him the best service in private. Ilham Jayakesuma adalah pemain sepak bola berbakat. Ia terpilih sebagai pemain sepakbola terbaik untuk kelasnya. Kemudaannya (18 tahun) dan ketampanannya membuat cewek-cewek dan cowok-cowok tertarik padanya.

Acara Senam Pagi

Di semua pendidikan militer, senam pagi merupakan acara rutin dan mungkin bukan acara istimewa. Tetapi waktu aku masih Calon Prajurit Taruna (Capratar) di suatu akademi militer (entah dimana, tak perlu dipermasalahkan!), senam pagi adalah acara yang istimewa (sadisnya!). Untuk Capratar senam pagi dimulai jam 05:00 pagi sampai jam 06:00. Hanya satu jam, tapi bisa merupakan peristiwa

Auction And Marketing Of Male Celebrities' Relics

To do business in male celebrities' relic auction and marketing is very profitable. Male celebrities relics are the very personal things originated from their bodies, such as pubic hairs, armpit hairs, sperm or urine. The most wanted one is, of course, the sperm. The buyer will have to pay for obtaining and having the sperm, by milking it from the celebrity's cock. Bisnis yang

Auction of Cadet-Slaves in the Military Academy

During the first three months, the cadets of the Military Academy have to serve as slaves for their instructors and the senior cadets. They were maltreated, tortured, and beaten up continously and must always be in nude during their time of slavehood. Perbudakan yang sesungguhnya terjadi di Akademi Militer pada masa Capratar (Calon Prajurit Taruna), yaitu 3 bulan pertama pada tahun

Corvee

Corvee mungkin mengandung pengertian seperti "kerja bakti". Karena pada waktu corvee biasanya yang dikerjakan adalah membersihkan gedung, lapangan, atau kendaraan. Istilah corvee biasa digunakan di lingkungan militer, termasuk pendidikan militer. Waktu aku masih jadi Kadet (Taruna) di akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana) corvee hanya diadakan pada 3 bulan pertama masa

First And Last Encounter With My Handsome Dony

He is great and straight, but he took the initiative to make love with me. Seperti halnya kaum militer lainnya, sebagai seorang anggota tentara aku secara sadar atau tidak sadar selalu menempatkan orang yang non-militer ("sipil") sebagai orang yang tidak setara denganku. Suatu sikap buruk yang masih melekat dalam otakku sampai sekarang. Dalam kesempatan tertentu dimana ada militer

Hidup Dalam Suasana Militer

Sejak kecil aku sudah punya kecerendungan sado-masochist dan bahkan homoseksual. Hal ini tentu aku sadari setelah aku dewasa. Menginjak masa remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang homoseks yang menyukai sesama jenis. Setelah membaca berbagai buku aku makin tahu bahwa homoseksualitas ada yang permanen dan ada yang bersumber dari bawaan fisik (genetik) yang tak mungkin diubah lagi.

Hukuman Untuk Desertir

Walaupun aku senang jadi tentara, tetapi kadang-kadang muncul bosanku pada kehidupan yang monoton itu. Aku senang tantangan dan perubahan, apalagi aku masih muda, 24 tahun dan hanya berpangkat bintara (di angkatan mana dan negara mana tak perlu kusebut). Kebetulan aku bertugas di suatu kesatuan tempur yang tergolong elit. Semua serba disiplin, serba militer dan serba jantan. Sebagai

Kerja Bakti Sabtu Minggu

Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya

Keterampilan Seorang Pelatih

Setamatnya dari akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana aku berada) aku mendaftar menjadi pelatih di almamater-ku. Menurut beberapa teman, menjadi pelatih di akademi tidak akan menambah wawasan dan pengalaman dalam karir militer. Tapi aku tidak peduli. Aku masih enggan meninggalkan suasana yang begitu tertib, rapi, dan sangat kelaki-lakian di pendidikan militer. Seingatku,

Komandan Yang Hebat

Sebagian dari karir militerku kuhabiskan di suatu kesatuan elit (tak perlu kusebutkan di angkatan mana atau di negara mana). Dengan kualifikasi komando sudah pasti anggota kesatuanku waktu itu adalah orang-orang pilihan dan laki-laki semua. Apakah semua anggotanya lelaki hetero, ataukah ada yang biseksual atau homoseksual aku tidak tahu. Yang pasti rata-rata wajah mereka terkesan tampan

Memilih Pembentuk

Apa yang aku alami selama aku jadi Taruna seakan masih segar dalam ingatanku. Di suatu negara (tak perlu aku sebut namanya)pendidikan untuk calon perwira militer dilaksanakan di suatu institusi yang disebut akademi militer selama 3 tahun. Seperti halnya di seluruh dunia, siswa akademi militer disebut Kadet atau Taruna. Sebelum jadi Kadet atau Taruna-Penuh biasanya ada masa persiapan

My Two Young Officers

As a high ranking military officer I was entitled to an aide de camps and a medical officer. Both are so young, handsome and muscular that I could not help not to taste them. Aku adalah seorang pejabat militer penting di suatu negara tertentu. Walaupun sejak lahir aku sudah tercipta sebagai homoseks murni tetapi aku bersyukur bahwa aku adalah tamatan Akademi Militer terkenal di

Passage To Manhood For Jeremy

Jeremy is handsome but shy. Some works need to be done to improve his appearance. So, we plan to do some work to make him looks better. We will also make him circumcised without anesthetics, so that he will experience well the passage to manhood! Jeremy Tetty orangnya ganteng dan berkumis (Ada ribuan "Jeremy Tetty", jadi jangan coba-coba menghubungkan Jeremy Tetty sahabat kami ini

Pedihnya Lecutan Cemeti

Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar

Pelatih Senam dan Binaraga

Di samping Pelatih tetap yang organik militer seperti aku, di akademi militer, juga ada pelatih tamu. Pelatih tamu atau Pelatih luar biasa (seperti dosen luar biasa di pendidikan sipil) biasanya direkrut karena ia ahli dan berpengalaman di bidangnya atau memang belum ada Pelatih militer yang mempunyai kualifikasi Pelatih di bidang tersebut. Salah satu bagian penting dari pembentukan

Pelayanan di Klinik Akademi

Pendidikan terhadap Kadet (Taruna) di akademi militer (di negara Antah Berantah) berorientasi kepada pendidikan militer Sparta, suatu negara di zaman Yunani Kuno yang terkenal kuat tentaranya dan mempraktekkan cara-cara kejam dalam pendidikan bagi warganegara laki-laki, yang semuanya harus jadi tentara! Di akademi militer, para Kadet(Taruna) dibentuk jadi Perwira yang tanggap, tanggon

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela.

Seleksi Calon Pelatih

Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya,

Tahanan Yang Melarikan Diri

Waktu aku jadi tahanan militer atau tahanan polisi militer, aku ditempatkan di sel isolasi. Aku sendiri tidak tahu alasannya. Karena aku merasa tidak melakukan pelanggaran berat seperti pembunuhan atau makar. Aku hanya desersi. Lebih aneh lagi, walaupun namanya sel isolasi tapi aku ditempatkan berdua bersama tahanan lain. Belakangan aku tahu bahwa kami ditempatkan di sel isolasi

Teman di seminar

Aku kenal Mas Errwynn di suatu rapat dinas antar instansi. Rapat seperti itu disebut rapat lintas sektor, karena melibatkan berbagai instansi pemerintah. Mas Errwynn adalah pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintah (tidak perlu kubilang di negara apa). Kami menjadi sering jumpa karena kebetulan ada tim koordinasi lintas sektor yang dibentuk untuk suatu urusan. Mas Errwynn dan

The Day Our Handsome Instructor Jumped My Bones

Lieutenant Jason was one of our favourite instructor. He was also the most handsome and intelligent instructor. Almost all cadets admired him. How come that one day he sexually assaulted me? Waktu itu pangkatnya Letnan Satu dan namanya mirip nama asing : Jason dan dibaca "Jeisen". Orangnya tinggi putih, tampan dan atletis. Dia juga kejam dan sadis tetapi tindakannya "terarah" dan

Tugas Tambahan Bagi Taruna

Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada

When Dony Decided To Go Around Naked

I was so proud when Dony did not hesitate to take off all his cover in my presence and started ti go around naked. It meant that he believed that I was straight! Waktu cerita ini terjadi, aku belum lama kenal Dony.Ia tetangga dekat. Kira-kira 3 rumah dari rumahku. Rumahnya cukup besar, walaupun dari depan kelihatan tidak berbeda dengan rumah tetangga. Kami berkenalan ketika

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story