Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Seleksi Calon Pelatih

by Diemas Arief


Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya, waktu disuruh mengisi angket ingin masuk kesatuan mana, aku menyatakan ingin jadi Pelatih. Selesai pendidikan militer selama 3 tahun yang lumayan sadis dan kejam (tapi jantan) itu aku ternyata memang mendapat surat perintah jadi Pelatih di akademi militer. Yaitu di akademi militer tempat aku dididik dengan cara yang kejam dan militeristik itu! Tetapi terlebih dulu aku harus melewati seleksi atau testing bersama sekitar 30 orang perwira lainnya. Separuh dari calon pelatih ini tamatan akademi militer atau perwira remaja yang baru dilantik, sisanya dari bermacam-macam kesatuan lainnya. Umumnya berumur antara 24 - 30 tahun dengan tinggi dan berat badan tertentu, tubuh kekar atletis dan berotot, wajah ganteng atau menarik, ukuran batang kemaluan (kontol) yang lumayan (besarnya) dan sudah disunat sempurna (letak keratan kulup harus dekat dengan pangkal kontol sehingga terlihat ketat atau "high and tight"). Yang juga penting adalah harus cerdas yang dibuktikan dengan tes akademik, berkepribadian kejam, sadis dan suka menyiksa (dibuktikan dengan psikotes dan tes kepribadian). Terampil berolahraga dan mempunyai kualifikasi Karateka atau Senshi ban hitam!. Jadi kami benar-benar orang pilihan!. Setelah tes-tes : akademik, kesehatan, fisik, penampilan lahiriah. Ada tes yang sangat berkesan bagiku, yaitu tes mental militer. Tes in penuh kesadisan, kekejaman dan terasa sangat jantan dan militeristik. Tes yang pertama adalah daya tahan (terhadap siksaan). Kami dicobai dengan macam-macam siksaan khas akademi militer. Semua testing mental militer dilakukan di hadapan Tim Seleksi yang terdiri dari perwira menengah dan perwira tinggi yang gagah dan ganteng. Anehnya semua bertelanjang dada. Baju militer mereka digantungkan di sandaran kursi masing-masing. Sehingga kami bisa melihat betapa indah dan ketatnya otot dada, perut dan lengan mereka. Hasil dari latihan binaraga, fitness dan jogging secara kontinyu. Kami dapat mengetahui pangkat mereka dari topi yang diletakkan di hadapan mereka di atas meja. Selama tes mental militer kami harus telanjang bulat semua dan duduk di lantai menunggu giliran. Sambil melihat teman kami di tes satu persatu. Tes mental militer ternyata tidak lain adalah ketahanan merasakan siksaan. Yang dinilai adalah apakah waktu diberi siksaan : menggelinjang, menyeringai, berdesis, berbunyi atau menjerit. Setiap gelinjang, wajah kesakitan, desis, suara dan air mata kesakitan diberi nilai negatif!. Waktu dilakukan penyiksaan, calon Pelatih digantungkan di tiang penyiksaan dalam keadaan telanjang bulat (dipentang). Kedua lengan terangkat ke atas dan dirantai, kedua kaki mengangkang dengan masing-masing pergelangan kaki di borgol ke sisi tiang. Posisi demikian saja sudah cukup menyakitkan, tapi harus ditahan jika mau jadi Pelatih. Dalam keadaan sudah tersiksa itu barulah alat siksa dicoba satu per satu. Sadisnya, justru kami para calon Pelatih yang disuruh melakukan penyiksaan itu. Kami sendiri waktu menghajar teman sesama calon Pelatih juga dinilai : kepiawaian kami menggunakan alat penyiksa, ke-tega-an dan kesungguhan kami menyiksa. Juga kemampuan kami mengakibatkan luka, lecet atau lepuh pada tubuh korban kami. Karena sedang dinilai, terpaksa kami melakukannya dengan sekejam mungkin, demikian pula diperbuat teman lain kepada kami. Sebagian dari kami (termasuk saya) yang berbakat homoseks dan sadis, terpaksa waktu menghajarkan alat-alat penyiksa itu dalam keadaan kontol tegang terangsang dengan lubang kencing basah oleh cairan mazi (pre-cum)!. Teman-teman perwira remaja tamatan akademi militer sudah sangat terbiasa disiksa waktu pendidikan, sehingga umumnya berhasil lulus dari ujian siksaan itu. Tetapi mereka yang dari pendidikan atau kesatuan lain banyak yang bukan hanya berteriak : "AAAGHH" karena kesakitan waktu pahanya ditempeli besi panas atau waktu dicambuk, tapi ada juga yang semaput, pingsan tidak tahan siksaan yang teramat sadis itu!. Kami dicobai dengan siksaan : cambuk kuda, cambuk berujung paku, pecut kawat, sengatan listrik, jepitan pada puting susu, tempelan besi panas, sundutan rokok dan bara, jepitan jari, diborgol dengan kawat berduri, badan dialiri lilin panas yang meleleh. Juga berbagai posisi yang menyiksa, seperti kaki diborgol dan digantung telanajng bulat dengan kepala ke bawah lalu dihajar dengan cemeti, duduk di balok kayu telanjang bulat dengan kaki diberati besi dan badan dicambuki. Akibatnya selangkangan kami akan terasa nyeri dan juga luka lecet! Semua siksaan selalu dilakukan pada kami dalam keadaan kami bertelanjang bulat dan ditonton oleh sesama teman yang juga telanjang bulat dan Tim Penilai yang betelanjang dada. Tes mental terakhir adalah tes percaya diri, kelaki-lakian dan kemiliteran. Dalam tes ini kami disuruh masturbasi sampai memancarkan air mani sambil ditonton Tim Penilai dan hadirin lainnya. Ternyata tes ini untuk sebagian orang tidak mudah. Bahkan ada calon yang tidak lulus karena tidak berhasil ngaceng di depan orang banyak, karena tidak terlatih. Tes mental ini tidak menjadi masalah bagi kami perwira remaja abituren (alumni) akademi militer karena waktu masih Taruna, dalam pendidikan kami sudah biasa dipaksa onani di hadapan orang banyak dengan alasan mengambil contoh sperma dalam rangka tes kesehatan berkala! Aku sendiri sudah ngaceng melihat teman-teman yang ganteng dan berotot mengocok kontolnya karena mendapat giliran duluan di tes mental kelaki-lakiannya. Kami tidak diberi wadah untuk menampung air mani kami waktu diuji kelaki-lakian kami, sehingga di lantai ruangan itu berceceran air mani peserta tes yang menyebarkan bau khas! Pengalaman ini begitu berkesan bagiku. Sekarang, jika aku ingat tes seleksi itu aku jadi ngaceng berat dan terpaksa ngocok, coli, ngeloco, onani, atau masturbasi. Suatu pengalaman yang hebat dan jantan bukan?!. Pengalaman ini juga jadi "alat bantu" bagiku waktu menyetubuhi isteri, agar bisa ngaceng dan bisa membahagiakan isteri sedikit. Sebagai perwira tinggi, demi karirku, terpaksa aku harus mengawini isteriku yang sekarang. Dengan anak kandung seorang yang cowok dan ganteng umur 18 tahun. (Rupanya walaupun gay, spermaku manjur juga!) Anakku ganteng seperti bapaknya dan semoga tidak jadi homo!. Sekarang, jika mau ngentot dengan isteri, aku masih harus minum : Viagra, Pasak Bumi, Tongkat Wasiat Madura, lalu makan telor, madu dan merica, terus mengenang testing jadi Pelatih akademi militer. Barulah aku bisa memuaskan isteri!. Hebat ya perjuanganku?!

###

25 Gay Erotic Stories from Diemas Arief

A Military Medical Officer In Charge Of My Health

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira

A Service In Private For A Young Soccer Player

He is young, handsome, and has an aura that attracted men and women. He belongs to the best soccer player in the city and that is why I give him the best service in private. Ilham Jayakesuma adalah pemain sepak bola berbakat. Ia terpilih sebagai pemain sepakbola terbaik untuk kelasnya. Kemudaannya (18 tahun) dan ketampanannya membuat cewek-cewek dan cowok-cowok tertarik padanya.

Acara Senam Pagi

Di semua pendidikan militer, senam pagi merupakan acara rutin dan mungkin bukan acara istimewa. Tetapi waktu aku masih Calon Prajurit Taruna (Capratar) di suatu akademi militer (entah dimana, tak perlu dipermasalahkan!), senam pagi adalah acara yang istimewa (sadisnya!). Untuk Capratar senam pagi dimulai jam 05:00 pagi sampai jam 06:00. Hanya satu jam, tapi bisa merupakan peristiwa

Auction And Marketing Of Male Celebrities' Relics

To do business in male celebrities' relic auction and marketing is very profitable. Male celebrities relics are the very personal things originated from their bodies, such as pubic hairs, armpit hairs, sperm or urine. The most wanted one is, of course, the sperm. The buyer will have to pay for obtaining and having the sperm, by milking it from the celebrity's cock. Bisnis yang

Auction of Cadet-Slaves in the Military Academy

During the first three months, the cadets of the Military Academy have to serve as slaves for their instructors and the senior cadets. They were maltreated, tortured, and beaten up continously and must always be in nude during their time of slavehood. Perbudakan yang sesungguhnya terjadi di Akademi Militer pada masa Capratar (Calon Prajurit Taruna), yaitu 3 bulan pertama pada tahun

Corvee

Corvee mungkin mengandung pengertian seperti "kerja bakti". Karena pada waktu corvee biasanya yang dikerjakan adalah membersihkan gedung, lapangan, atau kendaraan. Istilah corvee biasa digunakan di lingkungan militer, termasuk pendidikan militer. Waktu aku masih jadi Kadet (Taruna) di akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana) corvee hanya diadakan pada 3 bulan pertama masa

First And Last Encounter With My Handsome Dony

He is great and straight, but he took the initiative to make love with me. Seperti halnya kaum militer lainnya, sebagai seorang anggota tentara aku secara sadar atau tidak sadar selalu menempatkan orang yang non-militer ("sipil") sebagai orang yang tidak setara denganku. Suatu sikap buruk yang masih melekat dalam otakku sampai sekarang. Dalam kesempatan tertentu dimana ada militer

Hidup Dalam Suasana Militer

Sejak kecil aku sudah punya kecerendungan sado-masochist dan bahkan homoseksual. Hal ini tentu aku sadari setelah aku dewasa. Menginjak masa remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang homoseks yang menyukai sesama jenis. Setelah membaca berbagai buku aku makin tahu bahwa homoseksualitas ada yang permanen dan ada yang bersumber dari bawaan fisik (genetik) yang tak mungkin diubah lagi.

Hukuman Untuk Desertir

Walaupun aku senang jadi tentara, tetapi kadang-kadang muncul bosanku pada kehidupan yang monoton itu. Aku senang tantangan dan perubahan, apalagi aku masih muda, 24 tahun dan hanya berpangkat bintara (di angkatan mana dan negara mana tak perlu kusebut). Kebetulan aku bertugas di suatu kesatuan tempur yang tergolong elit. Semua serba disiplin, serba militer dan serba jantan. Sebagai

Kerja Bakti Sabtu Minggu

Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya

Keterampilan Seorang Pelatih

Setamatnya dari akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana aku berada) aku mendaftar menjadi pelatih di almamater-ku. Menurut beberapa teman, menjadi pelatih di akademi tidak akan menambah wawasan dan pengalaman dalam karir militer. Tapi aku tidak peduli. Aku masih enggan meninggalkan suasana yang begitu tertib, rapi, dan sangat kelaki-lakian di pendidikan militer. Seingatku,

Komandan Yang Hebat

Sebagian dari karir militerku kuhabiskan di suatu kesatuan elit (tak perlu kusebutkan di angkatan mana atau di negara mana). Dengan kualifikasi komando sudah pasti anggota kesatuanku waktu itu adalah orang-orang pilihan dan laki-laki semua. Apakah semua anggotanya lelaki hetero, ataukah ada yang biseksual atau homoseksual aku tidak tahu. Yang pasti rata-rata wajah mereka terkesan tampan

Memilih Pembentuk

Apa yang aku alami selama aku jadi Taruna seakan masih segar dalam ingatanku. Di suatu negara (tak perlu aku sebut namanya)pendidikan untuk calon perwira militer dilaksanakan di suatu institusi yang disebut akademi militer selama 3 tahun. Seperti halnya di seluruh dunia, siswa akademi militer disebut Kadet atau Taruna. Sebelum jadi Kadet atau Taruna-Penuh biasanya ada masa persiapan

My Two Young Officers

As a high ranking military officer I was entitled to an aide de camps and a medical officer. Both are so young, handsome and muscular that I could not help not to taste them. Aku adalah seorang pejabat militer penting di suatu negara tertentu. Walaupun sejak lahir aku sudah tercipta sebagai homoseks murni tetapi aku bersyukur bahwa aku adalah tamatan Akademi Militer terkenal di

Passage To Manhood For Jeremy

Jeremy is handsome but shy. Some works need to be done to improve his appearance. So, we plan to do some work to make him looks better. We will also make him circumcised without anesthetics, so that he will experience well the passage to manhood! Jeremy Tetty orangnya ganteng dan berkumis (Ada ribuan "Jeremy Tetty", jadi jangan coba-coba menghubungkan Jeremy Tetty sahabat kami ini

Pedihnya Lecutan Cemeti

Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar

Pelatih Senam dan Binaraga

Di samping Pelatih tetap yang organik militer seperti aku, di akademi militer, juga ada pelatih tamu. Pelatih tamu atau Pelatih luar biasa (seperti dosen luar biasa di pendidikan sipil) biasanya direkrut karena ia ahli dan berpengalaman di bidangnya atau memang belum ada Pelatih militer yang mempunyai kualifikasi Pelatih di bidang tersebut. Salah satu bagian penting dari pembentukan

Pelayanan di Klinik Akademi

Pendidikan terhadap Kadet (Taruna) di akademi militer (di negara Antah Berantah) berorientasi kepada pendidikan militer Sparta, suatu negara di zaman Yunani Kuno yang terkenal kuat tentaranya dan mempraktekkan cara-cara kejam dalam pendidikan bagi warganegara laki-laki, yang semuanya harus jadi tentara! Di akademi militer, para Kadet(Taruna) dibentuk jadi Perwira yang tanggap, tanggon

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela.

Seleksi Calon Pelatih

Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya,

Tahanan Yang Melarikan Diri

Waktu aku jadi tahanan militer atau tahanan polisi militer, aku ditempatkan di sel isolasi. Aku sendiri tidak tahu alasannya. Karena aku merasa tidak melakukan pelanggaran berat seperti pembunuhan atau makar. Aku hanya desersi. Lebih aneh lagi, walaupun namanya sel isolasi tapi aku ditempatkan berdua bersama tahanan lain. Belakangan aku tahu bahwa kami ditempatkan di sel isolasi

Teman di seminar

Aku kenal Mas Errwynn di suatu rapat dinas antar instansi. Rapat seperti itu disebut rapat lintas sektor, karena melibatkan berbagai instansi pemerintah. Mas Errwynn adalah pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintah (tidak perlu kubilang di negara apa). Kami menjadi sering jumpa karena kebetulan ada tim koordinasi lintas sektor yang dibentuk untuk suatu urusan. Mas Errwynn dan

The Day Our Handsome Instructor Jumped My Bones

Lieutenant Jason was one of our favourite instructor. He was also the most handsome and intelligent instructor. Almost all cadets admired him. How come that one day he sexually assaulted me? Waktu itu pangkatnya Letnan Satu dan namanya mirip nama asing : Jason dan dibaca "Jeisen". Orangnya tinggi putih, tampan dan atletis. Dia juga kejam dan sadis tetapi tindakannya "terarah" dan

Tugas Tambahan Bagi Taruna

Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada

When Dony Decided To Go Around Naked

I was so proud when Dony did not hesitate to take off all his cover in my presence and started ti go around naked. It meant that he believed that I was straight! Waktu cerita ini terjadi, aku belum lama kenal Dony.Ia tetangga dekat. Kira-kira 3 rumah dari rumahku. Rumahnya cukup besar, walaupun dari depan kelihatan tidak berbeda dengan rumah tetangga. Kami berkenalan ketika

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story