Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertemuan di Fitness Centre, Part 1

by Valentino


"Tidakkah kau lihat cowok model keren pada halaman 10 di majalah Fitness ini ? Yeah, yang sedang memakai celana renang bikini ketat itu. Aku mengenalnya SANGAT baik sampai sekarang........sebentar, aku punya fotonya di dompetku. Benar.....inilah dia sang model itu sedang bersamaku di bath tub di suatu hotel di Bandung, kurang lebih dua bulan yang lalu. Akan kuceritakan pertemuanku dengannya......... ". Saat itu umurku baru mendekati 25 tahun dan aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa pada umur2 ini aku harus membentuk badanku.......baik lewat olahraga seperti tenis ataupun fitness. Aku memiliki tinggi badan 178cm dan berat 67kg, yang sebenarnya cukup proporsional buat seorang cowok. Temen2ku bilang badanku sudah bagus dan atletis berkat aerobik yang aku lakukan tiap pagi sebelum berangkat kerja. Tapi aku kepingin memiliki badan2 yang lebih atletis dan berotot seperti yang aku lihat di majalah2 fitness. Sehingga pada pagi hari itu, yang kebetulan hari Sabtu, aku memutuskan untuk pergi ke fitness center dekat rumahku di daerah Sukajadi - Bandung. Setelah mengisi formulir dan membayar uang pendaftaran dan iuran bulan 1, aku langsung mencoba alat2 fitness yang ada di gym "LA" tersebut. Dengan bantuan instruktur fitness yang baik, aku dengan cepat bisa mempergunakan semua alat yang ada. Setelah 2 bulan angkat beban dan menjaga latihan teratur seperti instruksi pelatih, aku mulai mendapatkan apa yang kuinginkan....perutku mulai menunjukkan lekukan2 bentuk segiempat yang makin hari makin nampat keras. Bicep dan tricep pun mulai nampak dan bagian2 tubuh lainnya menunjukkan keindahan tubuhku. Saat berada di cafepun, banyak cewek maupun cowok yang mengagumi lekukan2 tubuhku dibalik koas ketat yang kupakai, selain wajahku yang memang cakep. Aku semakin rajin pergi ke gym. Saat aku mulai memasuki bulan ke 3 latihanku di gym LA, aku melihat seorang cowok baru yang juga berlatih. Dia kira2 seumurku dan tingginya sama denganku. Melihat bentuk tubuhnya dibalik kaosnya, bisa membuat cewek maupun cowok tertegun mengaguminya. Dia sama sekali bukan orang baru di dunia fitness. Dia selalu melepas kaos ketatnya apabila selesai latihan. Melihat tubuhnya yang sangat atletis itu akupun tiba2 juga mengaguminya. Dia memiliki rambut hitam kelam yang sepanjang bahu dan selalu diikat saat latihan.Dia juga memiliki bulu2 halus di seputar dada dan pusarnya yang menerus ke bagian bawahnya.......yang pasti bertambah lebat dan hitam. Lengan dan pahanya yang aduhai bagus dan padat selalu terus mengganggu latihanku. Apalagi dengan celana fitness yang ketat menambah latihanku jadi terganggu. Kepingin rasanya aku memeluknya dan meraba semua permukaan tubuhnya, sedikitnya berusaha menarik perhatiannya. Tapi aku takut dia orang yang straight. Makanya cita-cita terpendam ini aku diamkan terus. Nampaknya hari itu merupakan pertanda adanya sesuatu yang lebih serius akan terjadi. Setelah seminggu, aku memperhatikannya, dia tampaknya memiliki jadwal latihan yang sama denganku. Dia selalu dibelakangku saat latihan karena selalu memakai alat fitness setelah aku selesai menggunakannya dan pindah ke alat lain. Hari itu adalah hari Jumat malam pukul 8 lewat 50 menit, saat aku selesai fitness dia tiba2 aja tersenyum ke arahku yang langsung aku balas dengan senyumku yang memang telah aku tunggu tunggu. Dia mulai mengajak ngobrol. "Kita kelihatannya sama, tahu nggak, mungkin kita bisa menjadi temen fitness," dia ucapkan saat dia menduduki weight bench yang baru saja aku tinggalkan dan menidurkan punggungnya pada alat itu, dengan posisi terlentang dan kedua pahanya terbuak lebar, cowok itu dengan cueknya langsung latihan dengan tidak menghiraukan pandanganku yang tertuju pada tonjolan ditengah selangkangannya yang begitu indah dan padat itu. Aku mengusap keringat di kening dengan handuk kecil yang selalu kubawa, dan pura-pura melihatnya mengangkat beban untuk beberapa menit lamanya. Tiba2 dia berhenti dan langsung menatapku. Rupanya dia memperhatikanku menatap "alatnya" tanpa kusadari, seraya bangun dan mengulurkan tangannya. "Budi...gue baru pindah dari Jakarta. Tempat fitness ini keren juga...hampir sama dengan fitness tempat gue latihan di Jakarta" Aku langsung mengulurkan tanganku " Herry", ucapku."Senang kenal dengan cowok secakep dan seatletis kamu" tambahku sambil nyengir. Tangannya begitu kekar dan keras mencengkeram tanganku. Aku merasakan sesuatu yang aneh. Beberapa detik kita saling memandang dan mengukur lawan bicara masing masing. Dari perasaanku yang timbul tiba2, aku merasakan sesuatu getaran menyentuh tangan dan langsung menghujam ke jantungku...membuatku berdebar-debar. Dia benar2 tampan, lebih keren dari yang kulihat dari kejauhan selama ini. Matanya yang tajam dengan bulu mata yang indah melengkapi wajahnya yang keras dengan rahang yang hmmm..bisa membuatku pingsan saat itu. Bau yang timbul dari keringatnya yang mencerminkan aroma lelaki membuatku tambah mabuk. Rupanya aku masih sadar .......aku segera menarik tanganku. Diapun juga terkejut dengan sentakanku, tapi lalu dia tersenyum manis. " Gue juga, gue selalu memperhatikan loe dari sejak pertama gue datang ke sini", sambil mengedipkan matanya. Untuk menghindari perhatian menyolok dari orang lain yang sudah mulai sedikit, kita mengalihkan pembicaraan ke perbedaan tempat fitness antara LA dan tempat Budi di Jakarta, sambil duduk di lifecycle. "Apa yang membawamu pindah ke Bandung Bud ?" tanyaku lagi. "Gue kira loe bisa menebak, perusahaan gue yang pindah ke sini dan gue mesti ngikut juga. Tapi gue seneng kog pindah ke Bandung yang udaranya sejuk dan nggak macet kayak Jakarta", ujar Budi dengan logat betawinya yang kental. Budi membicarakan tentang latihannya di gym di Jakarta dan kemudian sedikit menyinggung soal modeling. 'Aku nggak ngerti, apa yang kamu bicarakan soal modeling Bud," tanyaku balik. "Gue bilang kalo gue ini seorang model fashion, sudah beberapa tahun. Itulah kenapa gue tetap menjaga bentuk tubuh seperti ini, karena lebih mudah dapetin kerjaan kalo bodi kayak gini," ujat Budi sambil memamerkan keindahan tubuhnya."Loe juga bisa jadi model lho Her!" tawarnya kepadaku. Aku hanya nyengir dan kita berdua tertawa terbahak2, lalu saat waktu latihan sudah habis kita berdua mandi bareng. Saat itu dia memilih locker dekat punyaku, kita lalu lepas kaos dan celana dan memasuki ruangan shower bersamaan. Badannya benar2 sempurna, dengan dada bidang dan berbulu halus menurun ke bentuk perut dengan 6 lekukan segiempat yang keras yang masih ditumbuhi bulu bulu halus. Pantatnya yang menjadi impian tiap cowok gay, dengan bentuk yang padat berisi dan masih bulat. Budi mulai membasahi badannya dengan air hangat yang keluar dari shower dan aku cuman bisa memandang bentuk badan yang sempurna itu tanpa bisa menyentuhnya walaupun jarak kita cuma nggak lebih dari satu meter.Dia membalik untuk menggosok punggungnya, dan bagian tubuhnya yang tergantung diantara selangkangannya yang sejak tadi aku perhatikan telah terbuka dengan bebas. Buah pelernya yang tergantung bersampingan juga melengkapi keindahan bagian itu, ikut bergoyang goyang saat Budi menggosok bagian punggungnya. Rambut yang tumbuh di sekitar area itu sangat lebat, seperti yang aku perkirakan. Pahanya yang indahpun juga ditumbuhi rambut rambut hitam yang menerus sampai ke bawah. Rupanya Budi tahu kalau aku memperhatikan daerah tersebut dan tersenyum dan tetap menggosok area itu dengan hati hati. Kita saat itu adalah orang orang terakhir di locker room. Orang lain sudah keluar sejak jam 9 tadi. Akupun biasanya sudah cabut juga jika bukan karena cowok secakep Budi ini. Budi lalu mengambil sabun dan meletakkan penisnya di atas sabun tersebut dan mulai menggosok searah dengan satu tangannya. Lalu menggosoki area pelernya dengan hati hati ..terus ke dalam ke arah lubang pantatnya. Gerakan Budi yang lebih merupakan suatu gerakan erotis katimbang mandi membuatku terpaku. Penisku yang sudah tak kuat lagi melihat pemandangan indah itu langsung aja mulai mengeras dengan cepat. Dan saat tangan Budi mencapai lubang pantatnya dan mulai menggosok2nya dengan pelan2, penisku sudah "ngaceng" pada kondisi puncaknya. Budi membalik dan melihat dengan jelas hasil dari "godaan" yang dibuatnya dan tertawa, lalu memegang dan memijit penisku dengan lembut. "Loe suka ngeliat bodi gue, ya nggak ? Hmmmm gede juga kontol loe....gue suka nih". Bisa bantuin gosok punggung gue sebelum kita selesai mandi ?" ujar Budi sambil tetep mengelus-elus penisku. Aku mengguman sesuatu saat Budi menyodorkan sabun ke tanganku, sentuhan tangannya ke tanganku mengirim aliran listrik lagi ke kepala penisku. Dia lalu memutar membelakangiku dan pantatnya yang indah begitu dekat dengan penisku yang menggelitik untuk segera menembusnya, dan aku langsung menggosok punggungnya yang berotot dengan perasaan nggak karuan. Tanganku menggosok-gosok ke semua permukaan punggung Herry yang keras dan indah itu. Terus ke bahunya yang lebar turun lagi ke pusat punggungnya dan terus menurun ke bongkahan pantatnya yang begitu menggelitik untuk di remas. Saat tanganku mulai menggosok ke dalam lipatan diantara kedua bongkahan pantatnya, tiba-tiba Herry membalik badannya dan kontolnya yang sudah mengeras 7,5 inch itu tersentuh tanganku. Dengan tidak menyia2kan kesempatan emas itu, langsung aja aku memegang kontol tegang itu dan mengocoknya dengan lembut yang membuat Budi melenguh dan meliuk-liuk keenakan. Tanganku yang satunya langsung sibuk meremas dan meraba-raba kedua pelernya yang juga ditumbuhi rambut itu. Aku berjongkok dan mulai menciumi kontolnya.....Budi makin melenguh. "Oohhh...yeahhh...oooohhh enak Her...terusssss......yesss......masukin Her.....". Budi tiba2 meremas rambut di kepalaku dan menekannya semakin ke kontolnya. Aroma rambut di sekitar selangkangannya membuatku makin terangsang untuk memasukkan kontol Budi semua ke mulutku. Sedikit demi sedikit kontol Budi aku kulum dengan mesra. Lidahku bermain2 diujung kontolnya yang menkilat dan berwarna pink itu. Budi semakin keenakan...mulutnya sudah mengerang2 tak karuan. Aku berhenti melakukan aksiku. Budi juga tiba2 membuka matanya," Kenapa Her? kog berhenti?" ujarnya dengan napas yang tersengal-sengal. "Bud, aku takut ada yang masuk dan memergoki kita di sini, gimana kalo kita pindah aja ?" pintaku. "Ok, kita duduk bentar di jacuzzi, dan setelah kita relax, kita pindah ke tempat gue aja...OK ?" ujar Budi agak kecewa. "Sorry Bud, aku hanya mengambil jalan terbaik aja, khan nggak enak kalo ada yang tahu kita lagi ginian khan ?" Lalu kita selesaikan mandi dan cepat2 pakai baju. Aku yang kebetulan memang dekat dengan gym LA itu minta Budi untuk mengantar pulang sebentar untuk menaruh barangku. Budi mengiyakan. Sepanjang jalan menuju ke rumah Budi di bilangan Sukajadi, pandangan mataku dan mata Budi selalu beradu dan sudah nggak sabar untuk menuntaskan pertarungan tadi. Tangan Budipun tak pernah lepas dari pahaku dan begitu juga tanganku. Kita saling meremas dan berciuman. Perjalanan yang pendek, sekitar 10 menit itu berakhir saat sedan warna putih itu telah tiba di depan pintu gerbang rumah mewah. Seorang penjaga pintu membukakan pintu dan memberi hormat ke arah Budi. bersambung ke bagian 2 Yang mo kasih comment ke bw431968@hotmail.com

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

6 Gay Erotic Stories from Valentino

Ali, Sang Pemijat

Sabtu sore itu hujan rintik-rintik membuat diriku malas keluar rumah. Mana di rumah aku sendirian lagi, orang tuaku pada keluar kota bersama dengan kakakku, sampai hari Minggu malam baru balik. Aku tak tahu mau berbuat apa sore ini. Aku lalu berusaha untuk menyibukkan diri dengan mencari-cari bacaan yang ada. Malam mulai menyelimuti dan diriku semakin sendiri rasanya. Tanpa

Ali, Sang Pemijat.

Sabtu sore itu hujan rintik-rintik membuat diriku malas keluar rumah. Mana di rumah aku sendirian lagi, orang tuaku pada keluar kota bersama dengan kakakku, sampai hari Minggu malam baru balik. Aku tak tahu mau berbuat apa sore ini. Aku lalu berusaha untuk menyibukkan diri dengan mencari-cari bacaan yang ada. Malam mulai menyelimuti dan diriku semakin sendiri rasanya. Tanpa

Pengantar Pizza

Pada malam hari yang panas itu Deni sedang nonton acara RCTI yang paling digemarinya yaitu Seputar Indonesia pada pukul 6.30 malam. Deni adalah seorang pemain bulutangkis di kota Bandung. Selain berwajah tampan, Deni juga memiliki bentuk tubuh yang atletis. Deni rajin melakukan olahraga untuk membentuk tubuhnya agar selalu tampak indah dan keras. Tiba2 saja terdengar bunyi bel

Pertemuan di Fitness Centre, Part 1

"Tidakkah kau lihat cowok model keren pada halaman 10 di majalah Fitness ini ? Yeah, yang sedang memakai celana renang bikini ketat itu. Aku mengenalnya SANGAT baik sampai sekarang........sebentar, aku punya fotonya di dompetku. Benar.....inilah dia sang model itu sedang bersamaku di bath tub di suatu hotel di Bandung, kurang lebih dua bulan yang lalu. Akan kuceritakan

Pertemuan di Fitness Centre, Part 2

Budi setelah memarkir sedannya di garasi lalu menarik lenganku ke ruangan tengah dan langsung menciumiku. Aku yang belum terbiasa melakukannya di tempat terbuka agak kaget juga." Bud..Bud, sabar...ntar ketauan orang lho....."ujarku. Budi cuma tersenyum dan bilang " Her..ini rumah gue sendiri, dan gue cuman tinggak sendiri di sini...nggak ada orang lain selain pembantu doang". Sambil

Teman

Agus adalah seorang karyawan di perusahaan konstruksi yang berkantor di lantai 7 Gedung BRI II di bilangan Jalan Sudirman. Sebagai seorang manager bagian pembelian, Agus dikenal cukup sibuk dan selalu pulang larut malam tiap harinya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun dia memiliki posisi manager, tetapi Agus dikenal sangat ramah dan santun kepada semua bawahannya.

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story