Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

PERTARUNGAN, Part 1: TANTANGAN DARI DONNA

by Donna


PERTARUNGAN: TANTANGAN DARI DONNA Perkenalkan namaku Donna. Aku seorang cewek, bukan cowok. Kaget? Memang aku seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Surabaya. Aku sangat senang dengan cerita Joe tentang PERTARUNGAN di internet. Aku bahkan telah bertemu dengannya, karena dia pun tinggal di Surabaya. Aku memang seorang cewek, tapi aku merasa ada sesuatu yang lain jika dibandingkan cewek pada umumnya. Walaupun cewek aku suka dengan olah raga keras seperti yang biasa digemari para cowok. Di kampus aku belajar karate. Tubuhku fit dan kuat, karena selain rajin berlatih karate aku juga rajin renang dan aerobik. Selain itu aku dengan teman-temanku juga berlatih boxing. Mungkin kedengaran aneh, masa cewek-cewek berlatih boxing. Bagi cewek metropolis seperti Surabaya, hal itu bukan hal yang aneh. Kriminalitas dan pelecehan seksual di kotaku termasuk tinggi, dan kami tentu saja tidak mau sampai jadi korban pelecehan. Dari hobiku ini, bagiku hal biasa jika aku menyaksikan pertarungan. Aku sendiri sering bertanding karate atau berlatih boxing dengan teman-temanku, tapi aku juga senang menyaksikan pertarungan cowok. Entah mengapa aku senang menyaksikan cowok yang bergumul dengan tenaga penuh saling mengalahkan lawannya. Aku senang menyaksikan tubuh mereka yang kekar bergulat dengan seru. Tentu saja ini semua dalam fantasiku karena bagiku memang tidak memungkinkan untuk bergaul akrab dengan cowok sehingga aku sampai punya kesempatan menyaksikan mereka bertarung. Masyarakat kita tidak akan menerima jika ada cewek sampai terlibat secara bebas. Selain itu yang aku harapkan sebenarnya adalah pertarungan yang erotis, yaitu pergumulan/pergulatan yang seru tanpa menimbulkan luka yang serius. Aku sebenarnya ngeri melihat cowok yang bertarung brutal. Walaupun aku suka melihat cowok bertarung, tapi aku tetap saja cewek, jangan lupa itu!!! Aku ngeri jika melihat wajah mereka hancur karena perkelahian yang brutal. Sama sekali bukan ini yang aku inginkan. Yang aku inginkan adalah menyaksikan pertarungan yang hot dimana kedua cowok itu saling bergumul, saling menekan mengalahkan lawan, hingga terengah-engah kepayahan dan tubuh mereka bermandikan keringat. Dan pertarungan itu cukup aman, sehingga tidak ada yang sampai cacat, wajah mereka rusak, atau bahkan sampai mati. Awal mula perkenalanku dengan Joe ketika aku membaca cerita PERTARUNGANnya di menonthenet dan aku jadi tertarik. Suatu sore, aku sudah lupa kapan tepatnya, setelah mencari informasi tentang tugas kuliah di internet, aku merasa jenuh dan kemudian masuk ke Yahoo dan masuk ke sport. Di sana aku mendapati foto-foto pertarungan di bagian martial arts dan wrestling, walaupun tidak banyak memang. Dari suatu LINKS aku akhirnya menemukan menonthenet. Aku sebenarnya waktu itu merasa salah tingkah, karena aku masuk ke situs gay. Setelah aku mencoba masuk ke erotic story, sekedar ingin tahu saja, aku menemukan ceritanya Joe dengan judul PERTARUNGAN. Cerita PERTARUNGAN ini lain dari cerita-cerita pada umumnya yang bercerita tentang sex. Tentu saja aku seorang cewek ngeri mendapati cerita sex gay. Lain dengan cerita Joe, yang fokus pada pertarungan, yang memang sesuai dengan kegemaranku. Kedua cerita Joe yang berjudul : PERTARUNGAN: GULAT TERUS dan PERTARUNGAN Yang Hot antara Joe dan Tony, benar-benar membuatku tertarik. Aku tertarik akan kejantanan Joe bertarung menghadapi lawan-lawannya. Aku mencoba menghubungi email addressnya. Seperti kalian, dia pun juga kaget sewaktu aku katakan bahwa aku seorang cewek, bahkan dia pun berpikir aku akan menjebaknya. Agak lama juga aku berusaha meyakinkannya bahwa aku benar-benar ingin kenalan dengannya karena aku tertarik dengan ceritanya dan ingin tahu dirinya secara langsung. Akhirnya kami bertemu di suatu mal di Surabaya seperti yang telah kami sepakati. Joe orangnya tampan dan tubuhnya tegap. Aku langsung tertarik dan mulai membayangkan Joe sedang bertarung secara jantan. Orangnya cukup ramah dan terbuka. Kami dapat mengobrol banyak dengan bebas. Dia bercerita mengenai pengalamannya bertarung dengan teman-temanya dulu maupun cerita-cerita pertarungan yang dia ketahui. Duduk berdekatan dengannya aku dapat merasakan aroma tubuhnya yang jantan. Aku bahkan bisa melihat dengan jelas dadanya yang cukup kekar dan kedua puting susunya yang seksi. Waktu itu dia pakai kemeja yang agak tipis. Dadanya menonjol dan menekan bajunya tiap kali dia mengambil nafas, walaupun dua kancing bajunya telah terbuka. Aku larut dalam ceritanya dan tidak dapat menolak membayangkan menyaksikan cowok jantan di dekatku ini bertarung dengan tubuh basah keringat. Habis, dia seksi sekali sih! Tubuhnya memang tidak sekekar seorang binaraga. Tubuhnya yang tegap merupakan pembawaan. Otot-otot di tubuhnya nampak alami, bukan karena berlatih di fitness center. Dia bilang bahwa dia juga ikut fitness walaupun tidak bisa rutin karena kesibukannya. Tapi menurutku tubuhnya cukup bagus dan jantan. Tubuh seorang petarung. Aku dengan jujur juga menjelaskan alasanku ingin bertemu dengannya dan keinginanku untuk bisa menyaksikannya bertarung. Dia juga bercerita alasannya suka bertarung. Dia bilang dia sebenarnya bukan gay. Dia memberi alasan, dengan laki-laki dia hanya tertarik untuk bertarung. Dia tidak menyangkal bahwa dalam bergumul itu dia mendapatkan kenikmatan, dan nafsu laki-lakinya tertantang. Dia pun semakin bersemangat jika tubuhnya dan lawannya sampai basah berkeringat. Dia juga mengakui dalam bertarung pun dia bahkan (sering) sampai mengeluarkan spermanya. Menurutnya mungkin karena campuran perasaan antara tertantang, gemas, nafsu, marah, bahkan sedikit ngeri bercampur menjadi satu. Gesekan antara tubuh mereka juga semakin merangsangnya. Dia mula-mula bersikeras bahwa dia laki-laki normal, tapi akhirnya dia pun mengakui bahwa mungkin dia juga punya kecenderungan gay. Dia pun mengakui bahwa pertarungan erotik semacam itu di dunia Barat memang biasa diikuti oleh kaum gay. Tapi dia tegas-tegas mengatakan bahwa dia menolak bermain sex dengan laki-laki manapun selain untuk bergulat/bergumul/bertarung. Menurutnya dengan bertarung sudah cukup terangsang, jadi tidak perlu dilanjutkan dengan sex karena dia tidak mau mengecewakan ceweknya. Dia memang punya cewek. Cukup cantik ketika fotonya ditunjukkan padaku. Katanya, kegemarannya bertarung tidak mungkin dilampiaskan dengan ceweknya, karena ceweknya yang kecil tidak akan kuat diajak bergulat. Dia juga menolak bertarung dengan perempuan karena dia merasa tidak pantas, hal ini dikatakannya sewaktu aku pancing dengan pertanyaan kemungkinan bertarung dengan cewek yang besar dan kuat. Sejak itu kami semakin akrab karena kami mempunyai kegemaran yang sama dan kami tinggal di satu kota. Tapi tentu saja kami harus hati-hati, karena Joe tidak mau sampai ceweknya tahu dia berteman akrab denganku. Dia sudah menegaskan padaku bahwa dia mencintai ceweknya dan tidak berniat meninggalkannya. Tapi dia juga tidak keberatan akrab denganku. Terus terang ada sedikit juga rasa kecewa karena pasti akan ada jarak antara aku dan dia. Aku sangat mengaguminya dan sebenarnya ingin bisa bersamanya, tapi aku juga menghormati keputusannya dan aku bisa memahami alasannya. Pernah suatu ketika aku menantangnya untuk membuktikan kejantannya dengan bertarung dengan salah satu teman cowokku. Tapi pada hari yang ditentukan, temanku menolak untuk bertarung. Aku kecewa karena kesempatanku untuk menyaksikannya bertarung hilang. Aku yakin Joe juga kecewa, seperti yang dia pernah ceritakan padaku. Dia sudah menunggu dan melakukan pemanasan. Tubuhnya yang berkeringat membuatnya tampak seksi. Ketika dia mengatakan sudah tidak sabar merasakan pukulan-pukulan di tubuhnya yang akan diberikan oleh lawannya, aku menantangnya apakah dia berani mencoba pukulan-pukulanku. Seperti biasa dia menolak bertarung denganku, tapi akhirnya dia mengijinkan aku memukulinya tanpa dia membalas. Dia merasa tertantang untuk membuktikan kejantanannya. Setelah memastikan bahwa kami benar-benar sendirian dan tidak ada orang yang akan masuk, aku mulai menghajarnya. Walaupun aku seorang cewek, karena latihanku di karate, dan latihan tinju dengan teman-teman cewekku, aku mempunyai pukulan yang cukup keras. Tentu saja tidak sekeras dan sekuat tinju cowok. Joe berdiri di tengah ruangan, bertelanjang dada, dan tubuhnya berkilat-kilat karena keringat. Kedua lengannya berada di samping tubuhnya. Dada dan perutnya terbuka untuk diserang. Setelah bersiap-siap aku mulai memukuli perutnya dengan kedua tinjuku. Semula pertahanan tubuhnya cukup keras ketika dihantam oleh kedua tinjuku, tapi akhirnya dia mulai terengah-engah dan keringatnya semakin banyak membasahi tubuhnya. Aku terus memukulinya hingga suatu ketika tinju tanganku mengenai bagian tengah tubuhnya, antara dada dan perut, dan dia mengerang kesakitan. Tidak lama kemudian, dia sudah berdiri tegak lagi dan siap menerima pukulan-pukulanku. Kali ini dia malah meletakkan kedua telapak tangannya di belakang kepalanya, sehingga semua tubuhnya terbuka di serang. Tulang-tulang rusuknya yang naik turun karena dia terengah-engah sangat seksi dan menarik perhatianku. Aku mulai menghajar tulang-tulang rusuknya dengan ganas. Bunyi pukulan cukup keras terdengar setiap kali tulang jari tanganku menghantam tulang-tulang rusuknya. Meskipun dihajar begitu, dia tetap tegar. Aku tahu dia sebenarnya sangat kesakitan, karena nafasnya semakin terengah-engah, dan setiap kali tinjuku mengenai tulang-tulang rusuknya, dia mengerang kesakitan. Selain menghajar tulang-tulang rusuknya, aku juga menghajar dada dan perutnya. Otot-otot dada dan perutnya yang semula keras sekarang sudah tidak lagi. Aku terus menghajar tubuhnya hingga akhirnya tubuhnya sampai ke tembok di belakangnya. Walaupun sudah sangat kepayahan, ternyata dia tidak berusaha menghentikanku. Aku sangat tertarik oleh kejantanannya menerima semua pukulanku. Dia tidak berusaha menghindar dan membiarkan tubuhnya menjadi sasaran tinjuku. Aku terus menghajar tubuhnya, dan kali ini tubuhnya sudah tidak punya pertahanan sama sekali. Aku dapat merasakan bahwa tinju-tinjuku menusuk dalam ke tubuhnya. Dan kali ini tiap kali tinjuku menghajar tubuhnya, dia mengerang kesakitan. Aku terus menghajarnya hingga akhirnya dia jatuh terduduk karena sudah tidak tahan lagi. Dia terengah-engah dan tampak kesulitan bernafas. Setelah cukup lama akhirnya dia pulih kembali. Tapi dia tampak begitu lelah karena tenaganya telah terkuras habis. Malamnya aku mengantarnya ke dokter untuk menanyakan kondisi tubuhnya. Tentu saja kami tidak cerita akan pertarungan kami tadi. Ternyata luka di tubuhnya tidak terlalu parah. Akan sembuh setelah beberapa hari. Itulah pengalamanku bertarung dengan jagoanku, Joe. Dia sangat jantan, bukan? Setelah itu sebenarnya kami juga ingin mencoba lagi, tapi kemudian aku disibukkan oleh kuliah dan ujian-ujian. Joe sendiri juga sibuk dengan pekerjaannya. Aku juga tidak bisa sering ketemu, karena Joe tidak ingin ceweknya marah. Aku sungguh senang punya kesempatan menghajarnya. Aku tidak bisa melupakan kejantanannya yang mau menerima semua pukulan di tubuhnya. Tapi aku juga ingin sekali melihat jagoku ini bertarung dengan sesama cowok untuk membuktikan keperkasaan mereka. Sebenarnya aku sangat senang melihat jagoanku ini harus berjuang sampai kepayahan bertarung dengan lawannya. Selama ini aku selalu membayangkan dapat menyaksikan Joe bertarung dengan lawan yang lebih besar. Aku kepingin melihat lawannya menghajar dadanya yang kekar, perutnya yang mulus, dan tulang-tulang rusuknya yang seksi sampai dia terengah-engah kehabisan tenaga. Dijamin dalam keadaan seperti ini dia tampak tambah jantan dan seksi. Joe sendiri pernah bilang dia tidak takut bertarung dengan lawan yang lebih besar. Beratnya sekitar 70 kg dan tingginya 173 cm, dia bilang bahkan dia tidak takut untuk bertarung dengan lawan yang beratnya bahkan mencapai 80 kg. Dia tidak takut bahwa tubuhnya akan luka-luka dihajar lawannya. Okay, guys, aku sudah tidak sabar menyaksikan kalian menghajar jagoanku ini. Aku ingin kalian menghajar dadanya, memukulinya atau menekannya sampai dia kesulitan bernafas, menendang perutnya yang mulus, atau menhantami tulang-tulang rusuknya yang seksi dengan tinju kalian. Kalian boleh lakukan sesuka kalian, tapi tentu saja kalian juga harus siap kalau Joe akan membalas dan melakukan hal yang sama terhadap kalian. Joe, aku ingin kamu membuktikan kata-katamu padaku beberapa waktu lalu. Aku percaya kamu seorang cowok yang jantan, yang tidak akan gentar walaupun harus bertarung sampai kehabisan tenaga. Untuk temanku Joe, sorry ya, ceritaku yang satu ini aku kirimkan tanpa berbicara dulu denganmu. Memang aku telah kau beri ijin untuk menggunakan Judulmu PERTARUNGAN, dan memang aku pun tahu seharusnya aku tetap harus konfirmasi dulu padamu sebelum menerbitkan ceritaku ini. Tapi aku kuatir kamu akan menolak memberiku ijin mengirimkan ceritaku yang satu ini. Kamu bilang padaku bahwa kamu tidak menyatakan terbuka mencari lawan bertarung karena kamu merasa tidak mau terkesang sombong dan arogan. Walaupun aku tahu pasti, kamu sangat ingin bertarung. Aku cuma membantumu mencari lawan bagimu. Kamu tidak perlu sampai merasa tidak enak, karena bukan kamu yang menantang mereka secara langsung, aku yang melakukannya untukmu. JADI KALIAN, COWOK JANTAN DIMANA PUN KALIAN BERADA, SILAKAN KALIAN BUKTIKAN KEJANTANTAN KALIAN DENGAN BERTARUNG DENGAN JAGOANKU, JOE. JAGOANKU JOE MENANTANG KALIAN SEMUA YANG INGIN MEMBUKTIKAN KEJANTANAN KALIAN SEBAGAI SEORANG LAKI-LAKI SEJATI!!!!!!!!!! Joe, jangan lupa janjimu, jika kamu bertarung di Surabaya, kamu akan mengajakku untuk menontonmu bertarung. Sekali lagi maafkan aku karena aku telah mengirimkan cerita ini tanpa memberitahumu terlebih dahulu. Sudah lama sekali kamu tidak mengabariku tentang pertarunganmu di Surabaya. Apakah benar bahwa selama ini kamu belum pernah bertarung di Surabaya, atau kamu sengaja tidak memberitahuku walaupun kamu punya kesempatan bertarung di Surabaya? Aku jadi curiga kamu tidak menepati janjimu. Apa benar demikian, Joe? Aku tunggu ajakanmu, Joe. Demikianlah Perkenalanku ini. Nantikan saja cerita-ceritaku tentang pertarungan jagoanku, Joe. Ceritaku ini akan berupa gabungan antara cerita-cerita pertarungan Joe yang pernah diceritakannya padaku, harapan-harapan Joe, dan ditambah dengan imaginasiku/fantasiku sendiri terhadap jagoanku. Aku telah mempelajari gaya bahasa cowok dan khususnya gay, dan dengan pengalamanku menulis cerita, aku rasa gaya ceritaku akan dapat diterima kalian dengan baik. Fantasiku dan kegemaran serta pengalamanku dalam membuat cerita akan membuat cerita-cerita pertarunganku nanti sangat inovatif, kreatif dan menarik. Sejak bertemu dengan Joe beberapa bulan yang lalu hingga kini sudah aku selesaikan setidaknya 4 cerita tentang pertarungan jagoanku ini. Jangan lupa beri saran dan tanggapan untuk ceritaku. Kalian juga boleh mengusulkan bahan cerita padaku, fantasi-fantasi kalian, dll. Jangan lupa hubungi aku kalau kalian hendak menantang Joe bertarung! Email addressku : donna_kampfer@n2mail.com Sedangkan email address Joe: JoeStud@fightlink.com Salam dari saya, Donna

###

2 Gay Erotic Stories from Donna

PERTARUNGAN : FIGHT CLUB

PERTARUNGAN, Part 2: Fight Club Ada sebuah klub di kotaku dimana anggotanya adalah petarung-petarung bebas. Maksudnya pada waktu tertentu, yaitu setiap hari Sabtu malam minggu pertama dan Sabtu malam minggu ketiga, anggotanya berkumpul untuk bertarung/bergulat. Boleh dibilang seperti film Fight Club yang dibintangi Brad Pitt. Tapi cerita ini tidak untuk bercerita Fight Club-nya Brad

PERTARUNGAN, Part 1: TANTANGAN DARI DONNA

PERTARUNGAN: TANTANGAN DARI DONNA Perkenalkan namaku Donna. Aku seorang cewek, bukan cowok. Kaget? Memang aku seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Surabaya. Aku sangat senang dengan cerita Joe tentang PERTARUNGAN di internet. Aku bahkan telah bertemu dengannya, karena dia pun tinggal di Surabaya. Aku memang seorang cewek, tapi aku merasa ada sesuatu yang lain

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story