Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertarungan : Gulat Terus !!!

by JoeStud


PERTARUNGAN : GULAT TERUS!!! Waktu itu aku sedang latihan beban di fitness center . Sudah jam sembilan malam waktu fitness center mau tutup, dan semua pengunjung fitnes sudah pulang. Aku baru saja menyelesaikan latihanku dengan beban-beban yang berat, sehingga seluruh tubuhku basah oleh keringat yang mengalir dari kepala, turun ke tubuhku. Saat itu aku sedang berdiri di depan cermin Mataku terpejam, sambil mengatur nafasku yang terengah-engah setelah melakukan latihan beban. Tiba-tiba, seorang anggota fitness dengan tubuh yang besar dan berotot berdiri di belakangku, memasukkan kedua lengannya diantara lenganku yang sedang berkacak pinggang, melilitkannya pada dadaku, menguncinya, dan menekannya dengan sekuat tenaga. Dadaku yang sedang terengah-engah dan basah oleh keringat terasa sakit sekali dan aku kesulitan untuk bernafas. Dari cermin aku dapat melihat dan mengenalinya sebagai salah seorang pegulat dari klub gulatku. Aku tidak berdaya melepaskan diri dari jepitan kedua lengan yang kuat itu, walaupun aku sudah berusaha menendang dan memukuli pinggangnya. Tapi tanpa hasil. Kepalanya gundul sehingga aku tidak dapat menjambak rambutnya. Cukup lama dia menguras tenagaku dengan meremas dadaku dengan lenganya yang kuat. Aku menyadari bahwa dia merupakan lawanku yang paling tangguh. Dia tampak tersenyum dan menikmati menyaksikan aku kesakitan dan tidak berdaya Aku sangat sulit untuk bernafas. Sambil tetap mempertahankan cengkeramannya, dia menyeretku ke ruangan lain yang kosong. Keringat dari kedua tubuh kami membasahi lantai. Ruangan itu tertutup dan sangat panas. Setelah melemparkanku ke lantai, dia menantangku untuk bertarung dengannya. Dia mengatakan bahwa cengkeramannya terhadap dadaku tadi hanyalah contoh dari kekuatannya. Dia mengancam untuk menghancurkan semua ototku. Dia kemudian menekan bahuku ke lantai dan mulai memukuli dadaku. Aku benar-benar kesakitan sampai tidak mempunyai kesempatan untuk bernafas. Tapi akhirnya aku berhasil menjempitkan kedua pahaku ke lehernya, dan membantingnya ke samping. Aku tetap menjepit lehernya dengan kedua pahaku, sementara aku memulihkan nafasku yang sesak dan terengah-engah. Rupanya dia seorang pegulat dan mengetahui banyak cara untuk membalas. Dia mulai memukuli perutku dengan kedua tinjunya. Dia juga menggunakan kaki dan lututnya untuk menyerang dadaku. Aku berusaha mempertahankan jepitan pahaku terhadap lehernya, karena aku masih belum siap menghadapinya. Tapi pukulan tinjunya terhadap perutku dan tendangan lutut dan kakinya terhadap dadaku juga tidak tertahankan. Karena sudah tidak tahan, terpaksa aku lepaskan jepitan pahaku. Kami berdua berbaring di lantai sambil memulihkan diri. Dia memegangi lehernya yang sakit terjepit, sementara aku juga terbaring kesakitan. Keringat dari kedua tubuh kami membasahi lantai. Walaupun sangat kesakitan, aku berusaha untuk bangun duluan, dan menghampirinya, dan menjepit lehernya dengan lengan kananku. Dia memberontak dan kami saling mendorong. Dia memukuli perutku dengan upper cut. Aku kesakitan dan bergumul untuk menyembunyikan tubuhku di balik tubuhnya, sementara dia bergumul untuk mencari kesempatan memukuli perut dan tulang rusukku yang terbuka. Kami berdua terus bergumul dengan nafas terengah-engah. Karena kerigat kami bercucuran membasahi lantai, lantai jadi licin, dan kami sama-sama jatuh di lantai. Berbaring di lantai, aku tetap mempertahankan jepitanku terhadap lehernya. Di lantai kami tetap bergulat saling mencari kesempatan untuk menindih lawannya. Aku yang sudah kelelahan dan kehabisan tenaga akhirnya kalah. Tubuhnya yang besar dan berat menindih tubuhku. Lehernya tetap terjepit dan dia tampak kesakitan, tapi dia telah mengunci kakiku dengan kakinya yang berotot supaya aku tidak menggunakan kakiku untuk menghajar tubuhnya yang terbuka di atas. Sementara dia menghantamkan kedua siku lengannya ke sisi tubuhku, yaitu ke tulang rusukku. Tangan kiriku berusaha memblokir siku kirinya supaya tidak menghantam rusuk kiriku. Sementara siku kanannya bebas dan terus menghajar tulang rusuk kananku, karena tangan kananku aku gunakan untuk menjepit lehernya. Akhrinya aku tidak kuat juga, selain tidak bisa bernafas karena tubuhnya yang berat menindih tubuhku yang sudah kelelahan, juga pukulan-pukulan siku kanannya ke tulang rusukku yang tidak dapat aku cegah. Setelah aku lepaskan lehernya, dia segera bangkit sementara aku tetap terlentang di lantai sambil terengah-engah. Tiba-tiba dia melonjat dan menjatukan tubuhnya yang besar ke tubuhku yang terlentang di lantai dan terbuka untuk diserang. Pantatnya yang besar menghantam dadaku. Udara dalam paru-paruku terdorong keluar diterjang tubuhnya yang berat itu. Dia membuat kedua tanganku dan kedua kakiku terlentang lebar. Sebelum aku sadar akan apa yang terjadi, dia kembali meloncat dan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku. Kali ini dia menjatuhkan dirinya dengan bagian depan tubuh mengarah ke tubuhku. Bunyi 'brag' yang cukup keras ketika tubuhnya menghantam tubuhku. Tubuhku sangat kesakitan, dan tampanya dia juga sama-sama kesakitan. Tubuhnya tetap diatas tubuhku. Kemudian dia mengunci kakiku dengan kakinya, dan kedua tanganku yang terentang dengan tanganya. Kami saling berhadapan. Dadanya menekan dadaku, perutnya menindih perutku. Kami diam dan terengah-engah. Dia tampak senang menikmati tubuhnya yang berat menindih tubuhku. Keringat dari kedua tubuh kami membuat gesekan antara kedua tubuh kami menjadi licin. Aku sangat sulit bernafas karena dadaku ditindih dadanya yang berat, tapi aku tidak berdaya di tekan oleh berat tubuhnya. Setelah beberapa lamanya akhirnya dia mulai bangun. Begitu tubuhnya sudah tidak menindih tubuhku lagi, cepat cepat aku menyingkir dan berdiri, karena aku kuatir dia akan menerjang tubuhku lagi untuk yang ketiga kalinya. Sebelum aku berdiri tegak, dia sudah menyerang dadaku dengan tendangan kakinya. Tubuhku membentur dinding di belakangku. Dia segera menerjang tubuhku, sehingga tubuhku tertekan antara tembok di belakangku dan tubuhnya di depanku. Kemudian dia mulai menyerang tulang rusuk di kedua sisi tubuhku dengan upercut-uppercutnya. Tentu saja tinjunya sangat melukai tulang-tulang rusukku. Aku merasa seakan-akan tulang rusukku mulai remuk. Setelah tampak bahwa saya sudah mulai kepayahan menahan sakit, mulai melingkarkan kedua lengannya yang berotot di sekeliling tubuhku dan mulai menekannya. Dada kami saling menekan. Aku sampai tidak dapat bernafas. Sementara jepitan kedua lengannya terhadap tulang rusukku semakin kencang, aku mulai memberontak kesakitan. Aku berusaha menendang, mendorong kepalanya, dan memukuli punggungnya supaya ia m elepaskan pelukannya yang mematikan, tapi tidak ada gunanya. Sampai kemudian aku memukul lehernya dengan pukulan karate, dia kesakitan dan melepaskan pelukannya. Begitu dia melepaskan pelukannya, aku segera jatuh ke lantai kelelahan. Dia ternyata sangat sadis dan tidak memberi kesempatan untuk beristirahat. Dia segera menghampiriku. Aku tahu, tapi aku tidak berdaya mencegahnya. Dia mengunci kedua lenganku di belakang tubuhku, dan menggunakan tekanan tangan kirinya untuk menahan bahuku supaya tubuhku tetap menahan kedua tanganku yang terkunci di bawah tubuhku. Posisi tubuhku sedemikian rupa, sehingga dadaku yang terengah-engah dan perutku terbuka untuk diserang. Dia mulai menghujani dada dan perutku yang terbuka dengan tinjunya. Aku tidak berdaya dan menerima setiap tinjunya dengan erangan kesakitan. Sewaktu dia berancang-ancang untuk melompat dan terjun menindih tubuhku, aku berusaha cepat-cepat bergerak menyingkir. Tapi karena aku kurang cepat, aku tidak sempat menghindar. Tubuhnya meluncur ke bawah menerjang tubuhku di bawahnya. Suatu kebetulan, penisnya jatuh mengenai lututku yang sedang tegak. Dia berteriak kesakitan dan berguling-guling di lantai. Aku harus cepat bertindak, atau aku tidak akan punya kesempatan lagi. Aku gunakan kesempatan ini untuk memukul tengkuknya dengan pukulan karateku. Akhirnya dia pingsan. Berdiri di depan tubuhnya yang sudah tidak sadar, aku bayangkan kembali pertarungan kami yang cukup berat dan melelahkan ini. Aku sadar dia merupakan lawanku yang paling berat. Dia benar-benar telah menyiksaku. Aku bertanya-tanya, apakah dia sendirian? Ataukah seseorang telah mengirimnya untuk menghajarku? Jika demikian, apakah ada pegulat-pegulat yang lain di luar sana? Apakah dia merupakan pegulat terhebat di antara pegulat-pegulat lain di luar sana, atau hanya contoh dari pegulat sebenarnya yang lebih kuat dan besar yang akan masuk? Di cermin aku amati tubuhku yang kepayahan, otot-otot tubuhku yang telah dihancurkannya. Tubuhku dengan lapisan keringat tebal tampak berkilat-kilat di depan cermin. Aku mengagumi tubuhku yang seksi dan gagah yang telah membuktikan kejantanannya. Kemudian aku angkat tubuhnya di atas bahuku yang lebar untuk keluar. Aku berencana untuk menggagahinya di ruangan lain, karena aku sudah tidak tahan lagi dengan panasnya ruangan ini. Karea tubuhnya sangat berat dan tenagaku yang sudah terkuras habis, kakiku sampai gemetar menopangnya. Baru dua langkah aku berjalan, tiba-tiba pintu terbuka, dan seorang pegulat lain yang tidak kalah besarnya masuk. Dia mengatakan bahwa dia mau mengambil sepatu gulatnya yang tertiggal di ruangan ini. Kami saling bertatapan, dan kami saling mengenali. Kami sempat bertengkar beberapa hari lalu, dan kami sepakat untuk menyelesaikannya dengan bertarung. Tapi kami tidak jadi bertarung, karena pada hari yang dijanjikan aku terpaksa pergi karena suatu urusan. Kini dia mendapatiku sedang bertelanjang dada sambil memanggul seorang pegulat. Tubuhku tampak sangat jantan dan masculine, dan seksi berkilat-kilat karena keringat. Teman lamaku itu mengatakan bahwa aku sebaiknya tetap di sini. Pertarungan baru menantiku. Selesai. Lihat di cerita lainnya dengan kode : Pertarungan. Saya khusus menyajikan cerita-cerita yang bertemakan pertarungan, pergulatan, atau pergumulan antara dua laki-laki untuk membuktikan kejantanannya melalui bertarung. Jika Anda tertarik dengan cerita-cerita seperti ini bisa hubungi saya di : JoeStud@fightlink.com Saya menantang Anda untuk menuliskan cerita pertarungan yang membuktikan kejantanan Anda sebagai seorang laki-laki sejati, baik itu pengalaman Anda sendiri, karangan Anda, atau kombinasi antara keduanya. Sehingga kita bisa saling bertukar cerita. Saya menunggu Anda!!! Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet

###

2 Gay Erotic Stories from JoeStud

Pertarungan : Gulat Terus !!!

PERTARUNGAN : GULAT TERUS!!! Waktu itu aku sedang latihan beban di fitness center . Sudah jam sembilan malam waktu fitness center mau tutup, dan semua pengunjung fitnes sudah pulang. Aku baru saja menyelesaikan latihanku dengan beban-beban yang berat, sehingga seluruh tubuhku basah oleh keringat yang mengalir dari kepala, turun ke tubuhku. Saat itu aku sedang berdiri di depan

Pertarungan: Panas Antara Joe Dan Tony

Joe dan Tony sudah menjadi teman sejak mereka masih pelajar. Sejak dulu mereka yang merupakan jagoan dari kelompoknya masing-masing selalu bersaing. Mereka sering bertemu dan bertarung mewakili kelompoknya. Sejak mulai kuliah mereka berpisah karena mereka melanjutkan studinya di kota yang berbeda. Mereka tidak pernah bertemu lagi selama 7 tahun hingga suatu malam di sebuah fitness

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story