Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Perampokan II

by NN


Bambang terlihat sangat kaget, dan ia berusaha melawan, ia berusaha meraih pistol di sabuk senjatanya, tapi Mario menekan pisau lebih kuat ke leher Bambang. “Eit, jangan berani-berani, Angkat tangan”Bentak Mario Bambang langsung mengangkat tangannya. Aku langsung mengambil sabuk senjatanya. Mario menendang Bambang, sampai Bambang jatuh terjerembab. “Tetap telungkup, tangan dibelakang kepala” Perintah Mario Aku sangat terangsang dengan adegan itu, seorang satpam tidak berdaya dihdapan seorang perampok… “Hey, tunggu apa lagi? Ayo cepat ikat dia”Mario mengingatkanku Langsung dari tas hitamku, aku mengambil seutas tali pramuka. Lalu aku langsung duduk diatas punggung Bambang. Bambang sempat merintih, karena aku duduk terlalu atas, sehingga dia tidak dapat bernafas. “Kedua tangan ke belakang” Perintahku Sekejap setelah Bambang meletakkan kedua tangannya kebelakang punggungnya, aku langsung mengikatnya dengan sangat-sangat erat. Lalu aku beralih kekakinya langsung aku mengikat kedua kakinya dengan tali yang lain tepat dipergelangan kakinya. Aku juga mengikat ujung sepatu kulitnya, untuk memastikan ia tidak akan pergi kemana-mana. Aku langsung membalik tubuh Bambang sehingga ia sekarang terikat telentang. Lalu aku menyobek kain kotor yg kubawa, aku lalu menggulunggnya menjadi bola. Sementara aku menggulung kain itu, Bambang meronta.. “Jangan, pak, tolong pak, saya jangan disumpal. Saya tidak akan berbicara pak, pak, saya mohon, jangan sumpal mulut saya” mohon Bambang “Apakah kamu bisa menjamin itu?” Tanyaku “Iya pak, saya berjanji tidak akan berbicara pak, kalau saya sampai berbicara, bapak boleh menyumpal mulut saya ini sesuka bapak” janji Bambang “Hmmm, saya kira perjanjian itu cukup adil, mulai sekarang jangan mengeluarkan suara sedikitpun, keluar suara sedikit, saya akan menyumpal mulutmu yang nakal itu erat-erat. Mengerti!!!!” bentakku “Iya pak saya janji” “Loh, sudah aku bilang jangan bicara, kok masih bicara. Maaf, hmm….siapa namamu..Bambang Hariyanto. Maaf Bambang aku harus menyumpal mulutmu sesuai perjanjian”ejekku sambil melihat namanya yg tertulis dibajunya, agar ia tidak mengira kalau aku sudah mengenalnya. “Jangan pak, saya tidak bermaksud begitu, pak, saya janji tidak berbicara lagi” “Tidak bisa, janji adalah janji, sekarang buka mulutmu” Bambang masih menutup mulutnya rapat-rapat “Buka, Bambang, atau aku harus menjejalkannya dengan paksa?” Ancamku. Bambang masih menutup mulutnya. “Baik, kamu yg memintanya” Langsung saja aku menjejalkan kain itu kemulutnya, tapi dia benar-benar menutup mulutnya, sehingga kain itu tidak dapat masuk dengan sempurna. “Mar, tolong tutup hidungnya” pintaku Mario langsung menutup hidung Bambang rapat-rapat, tapi entah bagaimana Ia tetap dapat menutup mulutnya. Sementara aku berusaha menjejalkan kain itu, Mario memepunyai ide lain, ia langsung meraba daerah alat kemaluan Bambang, ia langsung mencengkeram kemaluan Bambang dari luar celananya. “Jangan..Arghhhhh….Mmphhh…mmphh…janmphh…nganmmmpphhhhh..mmmphhhh” itulah suara yang keluar dari mulut Bambang ketika aku berhasil menjejalkan kain itu kedalam mulutnya. Dengan satu tangan, aku berusaha menjaga agar kain itu tetap menyumpal mulut Bambang, sementara tangan yg satu menerima lemparan lakban dari Mario. Aku langsung membuka lakban hitam yg lebar itu lalu melekatkan ujung lakban itu dipipi kanan Bambang lalu aku melakban mulutnya berulang kali mengelilingi kepalanya. Setelah benar-benar erat, aku langsung menyobek lakban itu. Dan kutekan-tekan lakban itu kemulut Bambang untuk memastikan lakban itu melekat dengan baik. Aku dan Mario hanya berdiri mengagumi hasil karya kami. Seorang satpam yg tampan dan kekar terikat tak berdaya di kaki kami. “Terima kasih Bambang atas kerjasamanya” ejekku “Mphhh.mppphh” Jawabnya sambil meronta-ronta “Ayo Mar, kita masih punya banyak pekerjaan” Kataku sambil menarik Mario keluar ruangan. Tetapi sampai diluar kami mengintip kedalam. Kami melihat Bambang meronta-ronta dengan sangat keras, sambil kadang-kadang terdengar erangan dari mulutnya. Wajahnya penuh dengan keringat, bajunya juga basah oleh keringat, sehingga terlihat ketat. Rambutnya yg pendek terlihat berkilat oleh keringat. Penisku langsung menegang dibalik jeans hitamku yg ketat melihat adegan itu. Bambang tidak akan lepas. Tidak akan lepas dari ikatan itu dalam waktu dekat. Not a chance. Kami melihat Bambang meronta sekitar 15 menit, baru kami meneruskan perjalanan. Baru berjalan 5 langkah, kami mendengar ada seorang pria memanggil Bambang dengan logat yg aneh. Kami langsung bersembunyi dibalik kotak-kotak. Sebentar kami menunggu, muncullah Matt, mengenakan kaos putih ketat (wow bodinya bagus, memang tidak seperti binaragwan, tapi jelas dia fitness berkala), Jeans biru, sepatu kets Nike. Matt masuk ke pos satpam, dan mencari Bambang. Kami langsung mengikuti dibelakangnya. “Bambang ??!!, Where are you, we need you to……… What the hell… Who did this to you” Matt sangat terkejut melihat Bambang terikat dilantai. Langsung saja Matt jongkok dan mencoba melepas ikatan tangan Bambang. “Eitt, wait, you can’t do that” Kataku. Matt langsung berbalik dan melihat kami “Who are you, you can’t do this to him” Kata Matt “Yes, we can. Now stand up, put you hands behind you head and sit on that chair” Perintahku sambil menodongkan pistol ke Matt dan menunjuk ke sebuah kursi besi hitam tanpa pegangan untuk tangan. Langsung saja ia jalan ke kursi itu dengan tangan dibelakang kepala. Setelah dia duduk, kami langsung maju ke dia. “Hands behind you back” Perintah Mario Langsung setelah tangannya dielakang, Mario negikat kedua tangan Matt jadi satu dengan erat lalu setelah ditali mati, ia juga mengikat kedua tangan mario ke salah satu besi di punggung kursi, agar Matt tidak mungkin lepas dari kursi itu. Lalu Mario jongkok di kaki kursi, ia menarik kaki kanan Matt ke kaki kanan kursi. Lalu diikatnya kaki Matt kekaki kursi, namun belum selesai mengikat, ia melepasnya lagi. “Kenapa??”Tanyaku. “Kalau kuikat begini, ia masih bisa berdiri sambil terikat di kursi, jadi kuikat kakinya ke kaki belakang kursi sampai kakinya tidak bisa menyentuh lantai, jadi ia tidak mungkin berjalan, atau berdiri” Jawabnya dengan penuh keyakinan. “OHH, bagus, pemikiran yg bagus” Pujiku Langsung ia menarik kaki Kanan Matt ke atas belakang, hampir sejajar dengan ikatan tangan Matt, sampai ujung sepatu Matt tidak dapat menyentuh Lantai, lalu diikat kebesi disekitarnya. Begitu juga dengan kaki kiri Matt. Sekarang Matt terikat erat kekursi tanpa mungkin untuk berdiri, sedikit ia bergerak dan kehilangan keseimbangan, ia pasti jatuh, dan itu pasti sakit. Tapi itu belum cukup, Mario mengambil tali lagi, dan mulai mengikat dada Mario ke kursi agar tidak bisa bergerak. “Tunggu, aku ada ide, aku selalu ingin mnelakukannya” Aku lalu mengambil tali yg dipegang Mario, membuat simpul seperti tali laso. Aku lalu mundur beberapa langkah, Lalu yeehaaa, aku mencoba melempar laso ke tubuh Matt, tapi gagal. Kucoba lagi, dan berhasil, lasso itu masuk tepat ketubuh Matt, Lalu kutarik ujungnya, sehingga lasso itu semakin erat mengikat tubuh Matt dengan kursi, lalu kutarik makin kencang. Kini dada Matt benar-benar terikat dengan kursi. “What are you doing to me? I didn’t do anything, please let me go, untie me”kata Matt “can’t you see, we are having fun, we are tying you up” kataku Lalu aku melilitkan sia tali itu ke tubuh Matt dan kursi, aku mengikat dada Matt dengan sangat erat ke kursi, sampai dadanya terlihat mengecil, walaupun ia bertubuh kekar. “You don’t have to tie me that tight, I can’t even breathe” “Of course I have to tie you that tight, I’m not stupid, do you think I’m gonna let you free in a moment” Aku mulai jengkel dengan Matt, aku mengambil tali lagi, lalu kuikat paha, lutut, betis dan pinggang Matt kekursi dengan erat. Sehingga aku yakin Matt tidak bisa menggerakkan satupun ototnya. “Please let me go” Mohonnya “Shut Up!!!!”Bentak Mario, sambil mengambil kain dan lakban dari tas. Dan berusaha menjejalkannya ke mulut Matt “Jangan, Kita pakai saja Kaosnya” Kataku “Oh, Bagus” Kata Mario sambil tersenyum Ia langsung merobek kaos ketat Matt dibagian dadanya, sebetulnya dia hanya butuh sedikit kain, tapi dia menyobek banyak, sehingga terlihat dada Matt, Otot dadanya yg terikat tak berdaya. Lalu Mario menggulung kain itu dan menjejalkannya. Lain dengan Bambang, Matt langsung membuka mulutnya pasrah, lalu Mario melakbannya dengan erat. “Thanx, enjoy you chair” ejek Mario Kami langsung keluar ruangan, dan kembali kami mengintip. Bambang mulai meronta-ronta lagi. Begitu juga dengan Matt, tapi rontaan Matt tidak terlalu keras karena takut jatuh. Bambang menyentak-nyetak tangannya berusaha melepaskan diri dari ikatan. Bamabng yg sudah berkeringat semakin berkeringat, bahkan dibagian kemaluannya agak basah. Juga Matt, dadanya yg terlihat juga berkeringat, bajua ketatnya yg tipis hampir tembus pandang oleh keringat..Lalu setelah keduanya berkeringat dan kecapaian Mereka berdua terdiam, kami sudah hendak meninggalkan mereka, tapi ketika kami berbalik, ada kegiatan, Bambang berusaha bersingsut-ingsut ke arah ikatan tangan Matt, ia berusaha duduk dan menempelkan mulutnya yg terlakban ketangan Matt yg terikat. Matt yg tidak bisa melihat kebelakang dengan leluasa, pertama masih bingung dengan apa yg Bambang lakukan, tetapi setelah ia menyentuh lakban Bambang, ia berusaha melepas lakban yg menyumpal mulut Bambang. Bambang masih berusaha untuk tetap terduduk, sedang Matt berusaha untuk membuka lakban Bambang. Tapi, Matt tidak menyadari kalau kursinya mulai miring. Dan seperti dugaan, Matt jatuh dengan kursinya kearah peruh Bambang. Bambang merintih kesakitan, dan Matt berusaha untuk berdiri lagi, tapi dengan semakin Matt bergerak, Bambang semakin kesakitan. Mereka saling terdiam, mereka tidak akan lepas segera. Aku mulai berpikir, apa yang Matt lakukan disini, khan sudah malam, apakah Matt dan Chandra disini, apakah yg mereka lakukan bersama malam-malam. Apakah mereka gay???. Aku langsung menuju kekantor Chandra, dan benar, lampunya menyala. Pintu terbuka sedikit, dan kami melongok kedalam. Chandra Memakai kemeja biru muda, dengan dasi biru tua, dan celana hitam ,sedang terduduk di mejanya. Kami tidak bisa masuk begitu saja, karena aku tahu Chandra menyimpan senapan otomatis di lacinnya, kalau kami masuk dan menodongnya, kami bisa mati tertembak dulu, karena kami sebenarnya tidak tahu cara memakai pistol. “Bagaimana ini, Mar” “Pertama orang yg dia kenal harus masuk, baru orang itu menyergapnya” usul mario “Iya tapi siapa orangnya?” “Kamu” “Gila kamu ya, kalau dia tahu aku yg menyergapnya, pasti aku akan segera tertangkap nantinya setelah ia lapor polisi” Bantahku Kami berdua termenung lama, baru Mario menemukan ide. “Aku pakaian seragam satpamnya Bambang, lalu aku masuk, bilang saja aku satpam baru, dan menyergapnya.” Usulnya “yap, ayo kita telanjangi Bambang, aku memang ingin melihat tubuhnya” Kami bergegas kembali kekantor pos, untuk menelanjangi Bambang, tapi kami sangat terkejut, karena ada suara langkah kaki, masih ada orang lain disini. Kami menuju ke asal suara, tarnyata ada satpam lain lagi, ia baru keluar dari kamar mandi. Ia lebih tinggi sedikit dari Bambang, tapi tubuhnya juga tegap. Kulitnya lebih putih diabnding orang Indonesia pada umumnya. Rambutnya cepak, hidungnya tidak terlalu mancung. “Angkat tangan” Bentakku, sambil menghadang dan menodongkan pistol kearahnya. Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet

###

2 Gay Erotic Stories from NN

Perampokan

Aku bekerja di sebuah perusahan jasa. Aku melakukan tugasku seitap hari dengan rutin, tugasku adalah mencatat semua sirkulasi barang dan biayanya. Semua itu kujalani hampir 2 tahun, tidak ada yang istimewa. Hanya bosku yang tampan, tapi juga jahat, bosku berusia 27 tahun, ia sangat tampan, tapi aku tidak tahu apakah tubuhnya kekar atau tidak, karena ia selalu memakai setelan jas

Perampokan II

Bambang terlihat sangat kaget, dan ia berusaha melawan, ia berusaha meraih pistol di sabuk senjatanya, tapi Mario menekan pisau lebih kuat ke leher Bambang. “Eit, jangan berani-berani, Angkat tangan”Bentak Mario Bambang langsung mengangkat tangannya. Aku langsung mengambil sabuk senjatanya. Mario menendang Bambang, sampai Bambang jatuh terjerembab. “Tetap telungkup, tangan dibelakang

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story