Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

by Diemas Arief


Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela. Yang jadi sasaran adalah barang berharga seperti arloji, perhiasan, kacamata, sampai tas pria/wanita. Memang sebelumnya aku pernah bertugas di bidang pendidikan (militer) walaupun kemudian aku dipindah tugaskan ke suatu pasukan elit. Aku memang terkenal sebagai pelatih "berdarah dingin" atau tergolong "pelatih yang tidak punya belas kasihan" kepada siswa atau taruna yang dilatih. Jadi kalau misalnya siswa yang dilatih sudah tampak teler kelelahan, tetapi kalau target menurut kurikulum belum diselesaikan, aku paksa mereka menyelesaikan sampai tuntas. Misalnya, siswa harus lari 10 kali putaran lapangan bola, tetapi kalau baru 8 kali putaran sudah teler tetap aku PAKSA!. Kalau perlu sampai pingsan, baru terpaksa ia berhenti, karena tidak mampu bangkit lagi. Itu pun aku coba dulu dengan sedikit hajaran (misalnya aku hajar dengan lecutan cambuk, atau koppelriem dengan bagian yang berlogam). Biasanya ada juga yang masih bisa bangun lagi setelah dihajar!. Apalagi karena tubuhku kekar dan sangat berotot, maka suatu ayunan ringan cemeti yang jika dihajarkan dengan tepat bisa langsung melecetkan kulit yang kena sampai berdarah. Entah disebut hukum apa itu dalam ilmu pesawat atau mekanika. Kalau sudah melihat darah merah yang segar itu, aku makin terdorong mengulang dan mengulang lagi hajaran itu sehingga keruan saja siswa atau taruna yang jadi sasaran bisa babak belur sampai pingsan. Bukan itu saja, kontolku juga jadi tegang-terangsang kalau melihat lecet berdarah hasil lecutanku sendiri dan melihat siswa atau taruna tampak sangat kesakitan! Umumnya makin menyakitkan "alat bantu"nya makin efektif. Di pasukan elit tempatku bertugas, aku sering menggunakan besi yang dipanaskan (bisa juga digunakan besi yang dipakai untuk cap paha ternak) untuk menyundut salah satu bagian tubuh anggota yang sedang mau teler kelelahan karena suatu kegiatan fisik. Biasanya anggota yang hampir pingsan-pun jadi bisa bangkit dan lari lagi setelah disundut besi panas, mula-mula kaget, lalu menggelinjang kesakitan, baru dia bangkit sempoyongan. Aku tidak perduli, memang tentara harus dididik KERAS kalau ingin memiliki pertahanan negara yang tangguh! Sikapku yang sadis itu juga terbentuk berkat pendidikan militer yang aku ikuti. Aku kenyang merasakan hajaran dan siksaan yang kejam dan sangat sadis dari pelatih-pelatih yang sampai sekarang aku kagumi ke-tegaan-nya dalam menghajar dan menyiksa para siswa atau taruna. Ke-tega-an dalam menyiksa bisa tumbuh jika seseorang bisa merasakan dan menikmati penderitaan orang lain Apalagi penderitaan orang yang berada di bawah kekuasaan kita, seperti siswa atau taruna yang kita latih, anak-buah atau anggota di kesatuan, atau tahanan/tawanan yang ada di bawah pengawasan kita. Demikianlah aku dijadikan pelatih untuk para penjambret yang dengan sengaja ditangkap untuk dijadikan sasaran uji-coba Pendidikan Khusus atau pilot project ini. Karena dengan cara-cara hukum dan peradilan yang lazim, sama sekali tidak punya dampak. Malahan jumlah penjambret bertambah dan mereka makin berani dan brutal. Untuk pilot proyek pendidikan khusus ini, berhasil ditangkap dan dikumpulkan 20 penjambret kambuhan (residivis) dan disediakan 20 pelatih (satu lawan satu). Pelatihnya semuanya militer dan orang terpilih, semua pelatih adalah Karateka atau Kenshi Ban Hitam, bertubuh atletis, kekar, berotot dan yang paling penting sadis dan "berdarah dingin" dengan kualifikasi pelatih atau instruktur militer. Ke-20 penjambret laki-laki semua dari berbagai umur, bentuk badan dan sosial-ekonomi beragam. Mereka lebih tepat diculik, bukan ditangkap, karena mereka dan keluarganya tidak tahu berada di mana. Waktu dibawa dengan truk, mata mereka ditutup dan disuruh menelungkup di lantai bak belakang truk. Setelah sampai mereka langsung masuk ke tempat latihan yang lebih tepat disebut rumah tahanan karena semua bagiannya tertutup atau terkunci. Begitu sampai di rumah tahanan mereka semua disuruh telanjang bulat, pakain dan barang yang mereka bawa dirampas, dan langsung dipasangi borgol rantai di pergelangan tangan dan kaki. Borgol ini tidak akan pernah dibuka sampai selesai pendidikan dan mereka juga akan terus bertelanjang bulat selama pendidikan yang satu bulan lamanya itu. Dengan borgol dan rantai itu mereka bisa bergerak tapi terbatas gerakannya. Yang jelas akan sukar bagi mereka untuk melarikan diri dan melawan petugas. Acara pertama adalah mereka, a) membuat pernyataan tertulis tentang perbuatan mereka dan mengaku bersalah, b)bertekad menghentikan penjambretan dan c) mohon dididik agar tidak ingin menjambret lagi dengan cara apa pun yang dianggap tepat. Setelah administrasi selesai mereka digiring ke ruang tahanan tiap ruangan isi 10 penjambret. Di ruang tahanan itu ada 2 bak mandi kecil dengan air keran mengalir dan 2 kloset jongkok tempat penjambret itu mandi, kencing dan berak. Tempat mandi dan WC tidak bertembok tapi lantainya direndahkan sehingga air tidak menyebar. Tapi mereka kalau berak, kencing dan mandi dilihat oleh seluruh penghuni. Tidak disediakan tempat tidur, alas tidur atau bantal. Mereka harus duduk atau tidur di lantai (semen) tanpa alas apapun, bertelanjang bulat dengan tangan kaki terborgol. Mereka harus menjaga kebersihan dan ketertiban ruang tahanan. Setiap ada pelanggaran ke-10 penghuni ruangan akan dihukum keras, bisa masing-masing dicambuk 10 kali punggung dan pantatnya (bokong), ditempeli besi panas pahanya atau diberi sengatan listrik kontolnya. Alat mana yang dipakai diserahkan pada pelatih yang mendapat tugas menghukum. Sebagai contoh jika tercium bau pesing oleh pelatih di salah satu ruang tahanan, kontan akan terdengar suara lecutan cemeti "CETTARR, CETTARR, CETTARR " berkali-kali. Satu-satu penghuni ruang tahanan itu dihajar dengan lecutan cemeti sebagai hukuman tecium bau pesing itu. Di dalam tiap ruang tahan tidak boleh ada kepengurusan, kepemimpinan atau organisasi. Jika ada tahanan yang coba-coba jadi pemimpin, akan dipentang telanjang bulat di tiang penyiksaan yang ada di halaman kemudian dicambuk bergantian oleh penghuni ruangannya masing-masing 10 kali. Sehingga dia akan dilecut 90 kali. Jika temannya mencambuk kurang keras, maka akan diberi contoh oleh pelatih. Mula-mula teman itu sendiri dihajar dengan cambukan keras oleh pelatih. Lalu pelatih memberi contoh cara menghajar yang baik dengan menghajarkan pecut pada terhukum 1 kali, kemudian temannya tadi disuruh mencoba lagi mencambuki terhukum sekurang-kurangnya 3 kali. Baru dia disuruh memberi lecutan "resmi" satu kali sebagai pengganti lecutan yang dianggap "gagal" pada awal tadi. Dengan begitu, maka ke-9 penghuni lain terpaksa menghunjamkan cemetinya sekuat tenaga. Kadang-kadang baru 3 orang yang menghajar, si terhukum sudah pingsan. Jika demikian, hutang merasakan lecutan cemeti harus dibayar setelah si terhukum siuman lagi. Hari kedua terhukum akan digantung terbalik (kepala di bawah, kaki di atas) setelah pingsan diberdirikan biasa. Kalau siuman dibalik lagi begitu seterusnya sehari penuh. Semua yang berstatus terhukum tidak diberi makan minum selama dalam proses penyiksaan. Cara-cara menghukum seperti ini juga dilakukan jika ada pelanggaran, misalnya ada tahanan yang berisik, protes atau berteriak-teriak. Atau jika terjadi perkelahian. Setiap perkelahian akan dihukum seberat-beratnya, yaitu diselang-seling antara cambukan kabel, tempelan besi membara, dan sengatan listrik, yang dilakukan bergantian. Tahap pertama hanya orang-orang yang terlibat perkelahian yang dihajar, tahap kedua seluruh penghuni lainnya akan ditempeli besi panas pahanya. Pokoknya pelanggaran apapun akan berdampak pada si pelanggar dan penghuni ruangan lainnya. Sehingga mereka terpaksa saling cegah dan saling larang Ternyata cara sangat kejam ini ini sangat efektif untuk mencegah persekongkolan di antara penjambret dan adanya kejahatan terorganisir! Karena ke-20 pelatih adalah orang-orang sadis mereka tidak bisa disogok. Mereka lebih suka disuruh menghajar tahanan dengan cemeti 1 juta kali daripada diberi uang 1 juta rupiah. Mereka semua mengatakan nikmatnya menyiksa tidak bisa ditebus dengan uang berapa pun. Sementara itu kesempatan seperti ini langka, karena itu mereka memanfaatkan kesempatan ini sepuas-puasnya. Padahal mereka tidak akan pernah puas, selalu haus darah!. Dengan perlakuan yang amat sangat kejam dan sadis itu para penjambret biasanya sudah berhasil ditundukkan. Mereka takut sekali dengan pelatih. Apalagi para pelatih ototnya makin hari makin berkembang karena latihan binaraga yang intensif. Sementara itu nafsu sadisnya makin membara dan tidak pernah terpuaskan!. Walaupun ada jadwal pelatih piket, tapi selalu pelatih yang hadir jauh lebih banyak dari yang ada di daftar piket. Mereka yang hadir selalu pro-aktif mencari-cari alasan untuk "bekerja", memberikan "pelajaran' atau dengan kata lain menyiksa tahanan. Setelah tahanan berhasil ditundukkan dengan hajaran dan siksaan rutin maka dimulailah tahap pendidikan yang sebenarnya, yaitu menghentikan dorongan menjambret. Caranya sangat sederhana, tiap-tiap penjambret disuruh menjambret teman sesama tahanan, lalu segera setelah itu tahanan yang menjambret diberi siksaan yang sangat menyakitkan. Unggulannya ditempeli besi panas. Hal ini dilakukan 2 kali sehari pada semua tahanan. Dari hari kehari suhu besi dan lama penempelan ditingkatkan. Kegiatan ini direncanakan 1 minggu. Jadi tiap tahanan akan menjambret 14 kali pada minggu pertama yang langsung "diobati" dengan tempelan besi panas. Minggu kedua mereka disuruh menjambret salah seorang pelatih yang langsung "diobati" dengan lecutan cemeti kawat yang ujungnya berpaku. Sebelum dilecut mereka diborgol dengan kawat berduri. Tapi mereka juga diberi hajaran ekstra oleh pelatih, jadi seakan-akan korban penjambretan melawan. Minggu kedua ini paling berat, dan banyak tahanan yang pingsan dan berlumuran darah. Mereka tidak segera diobati, tetapi disuruh merenungkan nasibnya dulu dalam-dalam. Sore hari sampai malam baru diobati. Dengan demikian mereka bisa merasakan betul-betul akibat dari perbuatannya selama ini. Minggu ketiga mereka disuruh menjambret di halaman rumah tahanan, siapa saja yang ada di halaman. Jika ada pelatih, maka pelatih yang dijambret yang artinya mereka akan dapat penghajaran ekstra yang justru sangat kejam, lebih kejam dari "pengobatan". Hasilnya ternyata sangat baik. Pada hari kedua saja hampir semua sudah kapok. Tapi karena kurikulum harus dijalani penuh maka mereka harus "menikmati" dihajar oleh pelatih dan pelatih "menikmati" menghajar mereka. Supaya para peserta pendidikan ini tetap sehat mereka diberi makanan menu seimbang yang bergizi. Tetapi supaya mereka kapok diusahakan rasa makanannya tidak enak. Seperti terasa tawar, kurang garam, terlalu asin, diberi sayur pare banyak-banyak sehingga makanan terasa pahit. Mereka semua dipaksa harus makan. Jika ada yang berani tidak makan maka teman-temannya dipaksa untuk membikin tahanan itu makan. Yang paling mudah adalah jika seorang tahanan tidak mau makan maka tahanan lain disuruh memamah makanan lalu melolotkan ke mulut tahanan itu. Tentu si tahanan akan merasa jijik dan terpaksa makan sendiri. Ada juga pelatih yang lebih sadis, tahanan lain disuruh memamah makanan lalu disuruh meludahkan lagi ke lantai dan si tahanan yang keras kepala itu dipaksa makan makanan yang sudah diludahkan itu. Di samping dipaksa dengan cara-cara makan binatang, jika ada tahanan yang menolak makan maka seluruh penghuni akan diberi hukuman, apakah dicambuk ataukah diberi sengatan listrik. Biasanya semuanya memilih ramai-ramai memaksa temannya makan daripada mereka ikut-ikut kebagian siksaan. Pada minggu ke-4 tahanan mulai diberi pemulihan, boleh berpakaian, tapi tetap dipaksa menjambret lalu diberi siksaan. Walaupun sudah berpakaian tetapi jika akan disiksa mereka disuruh telanjang bulat dulu. Bagi tahanan yang ternyata belum disunat, salah satu terapi adalah dengan digunting kulupnya oleh pelatih. Jadi setelah dipaksa menjambret, sebagai hukuman pelatih akan memotong kulupnya dengan gunting. Tentu saja tahanan akan meronta dan menjerit kesakitan, bahkan ada yang sampai pingsan kesakitan. Setelah itu dalam keadaan kontolnya berdarah-darah barulah disuruh berobat atau kalau pingsan diseret ke klinik. Di klinik biasanya sunatnya harus dirapikan lagi, dengan keratan-keratan tambahan yang dilakukan tenag ak kesehatan tanpa anestesi. Tentu nyerinya bukan alang kepalang. Tapi tentu cara ini sangat manjur. Bahkan pernah dicoba menggunting kulup ini dilakukan pada jambretan pertama. Kontan besoknya tahanan itu untuk mau menjambret harus dihajar habis-habisan dulu baru mau latihan terapi lagi. Bahkan karena dia melolong-lolong ketakutan (digunting lagi kulupnya), sehingga mulutnya harus diplester. Semua tahanan merasa bahwa pelatih akan tega melakukan apa saja terhadap mereka, karena mereka sudah merasa sebagai orang-hilang. Setelah selesai masa pendidikan mereka dikembalikan ke masyarakat dan diam-diam dilepaskan di kota-kota yang jauh dari tempat asalnya. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada lagi yang berani menjambret atau melakukan tindakan kriminal. Bahkan ada yang lari ketakutan jika melihat orang berseragan atau lelaki besar berotot dan bertampang militer. Mereka trauma dengan pelatih-pelatih mereka yang sadis luar biasa (termasuk aku) pada masa pendidikan! Cara pendidikan seperti ini akan dicoba pada para pengedar narkoba. Besar kemungkinan cara pendidikan atau terapi ini akan efektif untuk menghentikan kegiatan (kambuhan) para pengedar narkoba. Feasibility-nya cukup besar, apalagi banyak pengedar narkoba yang tidak disunat. Mungkin satu terapi saja sudah cukup. Jadi bagi pengedar narkoba yang belum sunat, dipaksa transaksi dengan tahanan lain, lalu begitu selesai transaksi langsung kulupnya digunting oleh pelatih. Jika sudah kapok karena kesakitan dan berdarah-darah kontolnya baru diseret ke klinik untuk dirapikan keratan kulupnya tanpa anestesi. Bagi yang sudah sunat bisa diberikan siksaan atau terapi lain seperti : ditempeli besi panas atau lubang kontolnya dimasuki logam. Yang lebih mudah adalah memasukkan dildo (kontol buatan) yang berduri ke dalam pantat tahanan. Pasti dia kapok!. Apalagi kalau dildo berduri itu diputar-putar di dalam lubang pantat tahanan pengedar narkoba itu!. Karena para pelatihnya sadis semua, maka pengedar narkoba tidak akan bisa menyogok mereka. Sesuai filosofi para pelatih sadis : "Lebih baik mencambuk tahanan satu juta kali daripada diberi uang satu juta rupiah!". Dengan cara ini diharapkan peredaran narkoba akan menurun drastis. Rupanya cara-cara abad pertengahan (middle ages) banyak yang masih efektif jika digunakan untuk hal-hal tertentu di masa sekarang.

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

25 Gay Erotic Stories from Diemas Arief

A Military Medical Officer In Charge Of My Health

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira

A Service In Private For A Young Soccer Player

He is young, handsome, and has an aura that attracted men and women. He belongs to the best soccer player in the city and that is why I give him the best service in private. Ilham Jayakesuma adalah pemain sepak bola berbakat. Ia terpilih sebagai pemain sepakbola terbaik untuk kelasnya. Kemudaannya (18 tahun) dan ketampanannya membuat cewek-cewek dan cowok-cowok tertarik padanya.

Acara Senam Pagi

Di semua pendidikan militer, senam pagi merupakan acara rutin dan mungkin bukan acara istimewa. Tetapi waktu aku masih Calon Prajurit Taruna (Capratar) di suatu akademi militer (entah dimana, tak perlu dipermasalahkan!), senam pagi adalah acara yang istimewa (sadisnya!). Untuk Capratar senam pagi dimulai jam 05:00 pagi sampai jam 06:00. Hanya satu jam, tapi bisa merupakan peristiwa

Auction And Marketing Of Male Celebrities' Relics

To do business in male celebrities' relic auction and marketing is very profitable. Male celebrities relics are the very personal things originated from their bodies, such as pubic hairs, armpit hairs, sperm or urine. The most wanted one is, of course, the sperm. The buyer will have to pay for obtaining and having the sperm, by milking it from the celebrity's cock. Bisnis yang

Auction of Cadet-Slaves in the Military Academy

During the first three months, the cadets of the Military Academy have to serve as slaves for their instructors and the senior cadets. They were maltreated, tortured, and beaten up continously and must always be in nude during their time of slavehood. Perbudakan yang sesungguhnya terjadi di Akademi Militer pada masa Capratar (Calon Prajurit Taruna), yaitu 3 bulan pertama pada tahun

Corvee

Corvee mungkin mengandung pengertian seperti "kerja bakti". Karena pada waktu corvee biasanya yang dikerjakan adalah membersihkan gedung, lapangan, atau kendaraan. Istilah corvee biasa digunakan di lingkungan militer, termasuk pendidikan militer. Waktu aku masih jadi Kadet (Taruna) di akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana) corvee hanya diadakan pada 3 bulan pertama masa

First And Last Encounter With My Handsome Dony

He is great and straight, but he took the initiative to make love with me. Seperti halnya kaum militer lainnya, sebagai seorang anggota tentara aku secara sadar atau tidak sadar selalu menempatkan orang yang non-militer ("sipil") sebagai orang yang tidak setara denganku. Suatu sikap buruk yang masih melekat dalam otakku sampai sekarang. Dalam kesempatan tertentu dimana ada militer

Hidup Dalam Suasana Militer

Sejak kecil aku sudah punya kecerendungan sado-masochist dan bahkan homoseksual. Hal ini tentu aku sadari setelah aku dewasa. Menginjak masa remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang homoseks yang menyukai sesama jenis. Setelah membaca berbagai buku aku makin tahu bahwa homoseksualitas ada yang permanen dan ada yang bersumber dari bawaan fisik (genetik) yang tak mungkin diubah lagi.

Hukuman Untuk Desertir

Walaupun aku senang jadi tentara, tetapi kadang-kadang muncul bosanku pada kehidupan yang monoton itu. Aku senang tantangan dan perubahan, apalagi aku masih muda, 24 tahun dan hanya berpangkat bintara (di angkatan mana dan negara mana tak perlu kusebut). Kebetulan aku bertugas di suatu kesatuan tempur yang tergolong elit. Semua serba disiplin, serba militer dan serba jantan. Sebagai

Kerja Bakti Sabtu Minggu

Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya

Keterampilan Seorang Pelatih

Setamatnya dari akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana aku berada) aku mendaftar menjadi pelatih di almamater-ku. Menurut beberapa teman, menjadi pelatih di akademi tidak akan menambah wawasan dan pengalaman dalam karir militer. Tapi aku tidak peduli. Aku masih enggan meninggalkan suasana yang begitu tertib, rapi, dan sangat kelaki-lakian di pendidikan militer. Seingatku,

Komandan Yang Hebat

Sebagian dari karir militerku kuhabiskan di suatu kesatuan elit (tak perlu kusebutkan di angkatan mana atau di negara mana). Dengan kualifikasi komando sudah pasti anggota kesatuanku waktu itu adalah orang-orang pilihan dan laki-laki semua. Apakah semua anggotanya lelaki hetero, ataukah ada yang biseksual atau homoseksual aku tidak tahu. Yang pasti rata-rata wajah mereka terkesan tampan

Memilih Pembentuk

Apa yang aku alami selama aku jadi Taruna seakan masih segar dalam ingatanku. Di suatu negara (tak perlu aku sebut namanya)pendidikan untuk calon perwira militer dilaksanakan di suatu institusi yang disebut akademi militer selama 3 tahun. Seperti halnya di seluruh dunia, siswa akademi militer disebut Kadet atau Taruna. Sebelum jadi Kadet atau Taruna-Penuh biasanya ada masa persiapan

My Two Young Officers

As a high ranking military officer I was entitled to an aide de camps and a medical officer. Both are so young, handsome and muscular that I could not help not to taste them. Aku adalah seorang pejabat militer penting di suatu negara tertentu. Walaupun sejak lahir aku sudah tercipta sebagai homoseks murni tetapi aku bersyukur bahwa aku adalah tamatan Akademi Militer terkenal di

Passage To Manhood For Jeremy

Jeremy is handsome but shy. Some works need to be done to improve his appearance. So, we plan to do some work to make him looks better. We will also make him circumcised without anesthetics, so that he will experience well the passage to manhood! Jeremy Tetty orangnya ganteng dan berkumis (Ada ribuan "Jeremy Tetty", jadi jangan coba-coba menghubungkan Jeremy Tetty sahabat kami ini

Pedihnya Lecutan Cemeti

Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar

Pelatih Senam dan Binaraga

Di samping Pelatih tetap yang organik militer seperti aku, di akademi militer, juga ada pelatih tamu. Pelatih tamu atau Pelatih luar biasa (seperti dosen luar biasa di pendidikan sipil) biasanya direkrut karena ia ahli dan berpengalaman di bidangnya atau memang belum ada Pelatih militer yang mempunyai kualifikasi Pelatih di bidang tersebut. Salah satu bagian penting dari pembentukan

Pelayanan di Klinik Akademi

Pendidikan terhadap Kadet (Taruna) di akademi militer (di negara Antah Berantah) berorientasi kepada pendidikan militer Sparta, suatu negara di zaman Yunani Kuno yang terkenal kuat tentaranya dan mempraktekkan cara-cara kejam dalam pendidikan bagi warganegara laki-laki, yang semuanya harus jadi tentara! Di akademi militer, para Kadet(Taruna) dibentuk jadi Perwira yang tanggap, tanggon

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela.

Seleksi Calon Pelatih

Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya,

Tahanan Yang Melarikan Diri

Waktu aku jadi tahanan militer atau tahanan polisi militer, aku ditempatkan di sel isolasi. Aku sendiri tidak tahu alasannya. Karena aku merasa tidak melakukan pelanggaran berat seperti pembunuhan atau makar. Aku hanya desersi. Lebih aneh lagi, walaupun namanya sel isolasi tapi aku ditempatkan berdua bersama tahanan lain. Belakangan aku tahu bahwa kami ditempatkan di sel isolasi

Teman di seminar

Aku kenal Mas Errwynn di suatu rapat dinas antar instansi. Rapat seperti itu disebut rapat lintas sektor, karena melibatkan berbagai instansi pemerintah. Mas Errwynn adalah pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintah (tidak perlu kubilang di negara apa). Kami menjadi sering jumpa karena kebetulan ada tim koordinasi lintas sektor yang dibentuk untuk suatu urusan. Mas Errwynn dan

The Day Our Handsome Instructor Jumped My Bones

Lieutenant Jason was one of our favourite instructor. He was also the most handsome and intelligent instructor. Almost all cadets admired him. How come that one day he sexually assaulted me? Waktu itu pangkatnya Letnan Satu dan namanya mirip nama asing : Jason dan dibaca "Jeisen". Orangnya tinggi putih, tampan dan atletis. Dia juga kejam dan sadis tetapi tindakannya "terarah" dan

Tugas Tambahan Bagi Taruna

Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada

When Dony Decided To Go Around Naked

I was so proud when Dony did not hesitate to take off all his cover in my presence and started ti go around naked. It meant that he believed that I was straight! Waktu cerita ini terjadi, aku belum lama kenal Dony.Ia tetangga dekat. Kira-kira 3 rumah dari rumahku. Rumahnya cukup besar, walaupun dari depan kelihatan tidak berbeda dengan rumah tetangga. Kami berkenalan ketika

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story