Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pedihnya Lecutan Cemeti

by Diemas Arief


Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar aku sudah terangsang jika mendengar suara anak-anak menjerit kesakitan karena yang sedang dihajar orang tuanya. Bahkan aku terangsang jika mendengar atau membaca cerita tentang penyiksaan. Menjelang remaja aku selalu berfantasi tentang penyiksaan-penyiksaan dan terangsang secara seksual. Setelah memasuki usia remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang gay atau homoseks. Keadaan jiwa seperti inilah yang mengantarkan aku untuk memilih karir militer. Karena aku menginginkan lingkungan kehidupan yang kelaki-lakian dan penuh dengan kekejaman yang militeristik. Dengan segala kemampuanku aku membentuk jiwa ragaku menjadi lelaki sejati yang hanya berorientasi pada laki-laki saja! Hasilnya adalah aku berhasil diterima sebagai Kadet (Taruna) di suatu Akademi Militer. Aku sangat bahagia bahwa karena khayalanku tentang kehidupan Taruna yang penuh dengan kejantanan, kekejaman, kesadisan dan penyiksaan itu ternyata bukan hanya fantasi tetapi sesuatu yang riil dan nyata belaka!. Realitas pertama yang kuhadapi adalah ketika kami 100 orang Calon Taruna yang berhasil lulus seleksi tahun itu masuk Akademi Militer untuk pertama kali. Sebelumnya kami sudah melaksanakan proses administrasi dan pendaftaran ulang di suatu asrama yang disebut Asrama Trasito. Pada hari masuk akademi (yang ternyata merupakan hari penting) kami dibawa dengan bis ke Akademi Militer. Seluruh barang-barang kami sudah dipaketkan pulang ke rumah masing-masing dari Asrama Transito. Kami hanya boleh membawa baju yang melekat di badan. Itu pun dibatasi 3 potong, yaitu baju (harus lengan pendek), celana panjang, dan celana dalam. Kaos dalam atau singlet tidak diizinkan. Arloji, cincin, kalung, buku, sapu tangan, handuk atau yang lain dari 3 potong yang melekat di badan pun harus dikirim pulang ke rumah. Barang-barang itu sudah dipaketkan sehari sebelum masuk akademi. Sehingga, sehabis mandi kami harus mengeringkan badan dengan sapuan tangan saja karena tidak diizinkan menyimpan handuk. Di Asrama Transito kami harus menandatangani 3 surat, yaitu : (1) surat penyerahan diri ke Akademi Militer untuk dibentuk jadi tentara dan perwira dengan cara apapun yang dianggap tepat oleh akademi, (2) surat permohonan dibentuk jadi tentara dan perwira serta bersedia menanggung sendiri semua akibat dari pendidikan dan pembentukan di Akademi Militer, (3) surat permohonan untuk disunat (dikhitan) secara militer (bagi yang belum sunat atau dianggap belum sempurna sunatnya menurut kriteria Akademi Militer). Setelah surat ditanda-tangani kami diharuskan membaca dengan suara lantang di hadapan suatu tim perwira dari Akademi Militer. Ketika kami memasuki Akademi Militer untuk pertama kalinya maka setiap orang dari ke 100 Calon Taruna pertama-tama harus membaca lagi dengan lantang ke-3 surat itu di pintu gerbang. Setelah itu kami harus menanggalkan seluruh pakaian kami - telanjang bulat! - memasukkan pakaian ke plastik yang sudah diberi etiket nama kami dan Nomor Taruna kami, lalu menyerahkan ke petugas Akademi Militer! Berbeda dengan angkatan-angkatan sesudah kami, Calon Taruna sampai dengan angkatan kami tidak diberitahu apa yang akan kami alami pada hari pertama di Akademi Militer. Sehingga banyak kejadian yang merupakan surprise atau shock bagi sebagian besar Calon Taruna. Yang ternyata sebutan resminya adalah Capratar (Calon Prajurit Taruna). Sementara itu proses penerimaan Capratar di hari pertama itu diselenggarakan oleh para Pelatih dan Taruna Senior (Tingkat II dan Tingkat III). Semuanya mengenakan celana dan sepatu lapangan (sepatu laars) dengan koppelriem, tapi tidak mengenakan baju - telanjang dada. Sehingga kami dapat melihat dengan mata kepala kami sendiri tubuh-tubuh mereka - terutama para Pelatih yang semuanya (!) tanpa kecuali - sangat kekar dan sangat berotot! Beda antara Pelatih dengan Taruna Senior adalah warna celananya. Di samping mereka sangat berotot, umumnya para Pelatih berusia sekitar 30 -40 tahun, sedangkan tubuh Taruna Senior atletis tapi langsing dan tampak masih muda-muda. Yang segera menarik perhatian kami adalah bahwa mereka semuanya memegang cemeti atau menggantungkan cemeti di pinggangnya. Cemeti itu cukup besar ukurannya dan kami yakin jika dilecutkan ke tubuh kami pasti berdarah dan terasa pedih sekali! Para Pelatih dan Taruna Senior tidak banyak bicara kecuali memberi instruksi dengan nada tajam (dan kejam) kepada kami dengan sikap yang sangat tegas dan berwibawa! Mereka tidak (atau belum) melecuti kami dengan cemeti yang mereka bawa. Tetapi sesekali 1 - 2 orang di antaranya melecutkan ke tanah, tembok, tanaman atau ke udara yang menimbulkan suara-suara bagaikan letusan : "CETTARR, CETTARR". Beberapa Capratar (yang semuanya bertelanjang bulat) tampak menggigil ketakutan mungkin membayangkan pedihnya lecutan itu jika (kelak) mengenai dihajarkan ke tubuh kami yang telanjang bulat itu!. Dalam keadaan telanjang bulat, segera kami ke-100 Capratar digelandang (dalam barisan) ke lapangan olahraga yang berstadion itu). Ketika itu hari sudah siang (pukul 13:00 -14:00) dan panas terasa menyengat. Tubuh kami dan tubuh para Pelatih serta Taruna Senior sudah mulai basah oleh cucuran keringat yang muncul dari pori-pori berupa bulatan-bulatan peluh, lalu mengalir ke bawah bagaikan sungai-sungai kecil. Kami mulai merasa lapar, haus dan lelah. Kami harus berdiri tegap dengan kedua lengan di kanan-kiri badan. Tidak diizinkan mencoba menutupi kemaluan dengan tangan. Mereka yang mencoba berbuat demikian, sejak awal sudah ditegur dengan suara keras, seperti : "Hei, Capratar! Kau laki-laki atau bukan". Kami dibagi dalam 4 barisan sesuai nomor yang sudah di atur, lalu salah satu dari kami disuruh maju dan membacakan isi ke-3 surat sekali lagi dengan suara lantang diikuti oleh seluruh Capratar. Selanjutnya wakil dari pimpinan akademi yang berpakaian PDH (berbaju) memberikan sambutan singkat dan menyatakan bahwa semua permohonan kami disetujui oleh Akademi Militer dan kami resmi menjadi Capratar. Kami tidak lagi boleh menggunakan nama, melainkan nomor kami masing-masing! Di tengah lapangan telah disiapkan podium yang dinaungi tenda dengan empat meja dan empat kursi. Rupanya podium itu merupakan tempat pemeriksaan kesehatan. Keempat barisan Capratar itu kemudian diatur datang dari 4 penjuru untuk bergantian diperiksa. Podium itu cukup tinggi sehingga semua yang hadir dapat melihat apa yang terjadi di podium. Empat orang dokter militer berpangkat Kolonel mengambil tempat di kursi yang ada di podium dan kami bergantian diperiksa kesehatnnya dan masih bertelanjang bulat. Kami ditimbang, diukur tinggi badan, tekanan darah, dada dan punggung diperiksa dengan stetoskop, diraba perut dan dada, disuruh mengangkat tangan sehingga kedua belah ketiak kami kelihatan, menungging sehingga lubang pantat kami terlihat oleh semua orang. Pantat disodok dengan jari dokter. Darah kami diambil dan kami disuruh menyerahkan contoh air kencing di situ juga. Lalu disuruh sit up 100 kali dan push up 100 kali, sehingga karena sedang telanjang bulat, kontol kami jadi tegang-terangsang. Setelah kami ereksi akibat push up, bagian terakhir yang unik adalah kami disuruh mengeluarkan contoh sperma. Kami harus onani di tengah lapangan. Di hadapan sekian pasang mata, begantian kami mengocok-ngocok kontol (masturbasi atau ngeloco) sampai mengeluarkan sperma (pejuh) yang lalu ditampung dalam botol yang telah dibagikan. Tidak semua Capartar dapat segera menegangkan kontolnya di hadapan orang lain. Aku beruntung, karena aku sangat terangsang melihat beberapa Capratar yang ganteng dan atletis dengan kontol besar duluan disuruh mengocok kontol dan mereka melakukannya tanpa ragu-ragu. Tapi ternyata tidak mudah menampung air mani yang sedang terpancar. Apalagi kami waktu itu rata-rata berusia 18 - 20 tahun, dimana kontol kami masih tegak berdiri waktu ngaceng. Banyak di antara Capratar yang air maninya muncrat cukup jauh dan berceceran di rumput, sehingga hanya sedikit air mani yang berhasil ditampung. Akibatnya mereka jadi resah. Takut dianggap tidak sehat. Pemeriksaan kesehatan ini berlangsung 3 jam. Jadi dari sekitar jam 13:30 sampai dengan jam 16:30 kami masih bertelanjang bulat di bawah panas terik matahari. Pukul 16:30 barulah kami diberi nasi bungkus dengan air minum. Sambil duduk di tengah lapangan rumput sambil bertelanjang bulat kami makan dan miunm dalam barisan kami masing-masing. Kami merasa lelah, pusing dan lemas (karena baru onani). Kami tidak disediakan air untuk cuci tangan. Padahal tangan kami bergelimang air mani, air kencing dan keringat. Tapi untung disediakan sendok plastik sehingga kami dapat makan dengan bersih walaupun dalam keadaaan berjunub dan telanjang bulat!. Setelah istirahat sebentar di lapangan olah raga, pada pukul 16:30 kami mengikuti upacara Penyerahan Capratar. Kami secara resmi diserahkan kepada Tim Pelatih untuk dibentuk dari Capratar menjadi Pratar. Kami menyiapkan barisan dan 2 orang Capratar yang nilai akademiknya cemerlang, bertubuh kekar, berotot, berkontol besar dan berwajah ganteng terpilih mewakili seluruh Capratar untuk merasakan alat bantu dalam acara peresmian penggunaan alat bantu itu. Mula-mula Gubernur Akademi Militer menyerahkan "alat bantu" secara simbolis kepada Tim Peng(h)ajar. Alat-bantu atau alat siksa itu adalah : cemeti, rotan, batangan besi (untuk dipanaskan lalu ditempelkan di paha),dan penyengat listrik. Jumlah anggota Tim Peng(h)ajar yang hadir sama dengan banyaknya jenis alat siksa yang diserahkan simbolik oleh Akademi Militer. Tubuh para anggota tim tampak besar, kekar sangat berotot dan semua bertelanjang dada. Sementara itu kedua Capratar yang mewakili seluruh Capratar dipentang dihadapan Gubernur dan hadirin pada 2 tiang penyiksa. Kedua lengan mereka dirantai ke atas, kedua kakinya menjejak ke tanah terkangkang dan masing-masing kakinya diborgol dengan rantai ke tiang penyiksa bagian bawah. Jarak gantungan tangan diatur agar Capratar itu merasa nyeri di pergelangan tangan karena tubuhnya setengah tergantung, sehingga membebani jepitan borgol di tangannya. Bagian depan tubuh mereka justru dihadapkan ke barisan Capratar dengan maksud memaksa kami melihat penderitaan mereka. Sekali-sekali mereka menarik muka kesakitan karena terpentang seperti itu. Mereka mencoba mengurangi rasa nyeri dengan mencoba melonggarkan bagian yang nyeri, tapi ternyata cengkeraman borgol dan rantai terlalu kuat, sehingga mereka hanya sedikit berayun dan menggelinjang saja tapi rasa nyeri diborgol dan mungkin juga sendi bahunya tidak berkurang. Dalam keadaan begitulah masing-masing anggota tim mencobakan (menghajarkan) alat bantunya bergantian kepada kedua wakil Capratar itu dan agaknya mereka berdua sudah dibrief tidak boleh "berbunyi" waktu sedang dihajar. Maka waktu cemeti dihajarkan bergantian oleh anggota tim mereka hanya menggelinjang dan menggeliat kaget dan merasa sangat pedih, tapi tidak bersuara. Demikan pula ketika alat penyiksa lain dicobakan. Semua anggota tim menghajarkan altnya denga sepuas-puasnya. Yang paling bernafsu adalah pemegang cemeti. Ia menghajarkan cemetinya dengan ayunan keras sehingga otot tubuhnya yang kekar dan ketat tampak seperti seorang binaragawan sedang "berpose". Kedua wakil Capratar tetap sadar selama dihajar dengan alat-alat penyiksa oleh masing-masing anggota tim. Tetapi seorang di antaranya lalu pingsan ketika ditempeli besi panas dan yang seorang lagi semaput ketika penyengat listrik dicobakan ke kontolnya yang besar!. Ketika keduanya sudah babak belur, bilur, lecet, lebam dan lepuh tubuhnya dan tergantung kelelahan dan semaput seperti mayat, maka yang hadir bertepuk tangan sebagai pujian atas : kesadisan, kekejaman dan ketegaan para peng(h)ajar yang masih muda-muda itu!

###

25 Gay Erotic Stories from Diemas Arief

A Military Medical Officer In Charge Of My Health

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira

A Service In Private For A Young Soccer Player

He is young, handsome, and has an aura that attracted men and women. He belongs to the best soccer player in the city and that is why I give him the best service in private. Ilham Jayakesuma adalah pemain sepak bola berbakat. Ia terpilih sebagai pemain sepakbola terbaik untuk kelasnya. Kemudaannya (18 tahun) dan ketampanannya membuat cewek-cewek dan cowok-cowok tertarik padanya.

Acara Senam Pagi

Di semua pendidikan militer, senam pagi merupakan acara rutin dan mungkin bukan acara istimewa. Tetapi waktu aku masih Calon Prajurit Taruna (Capratar) di suatu akademi militer (entah dimana, tak perlu dipermasalahkan!), senam pagi adalah acara yang istimewa (sadisnya!). Untuk Capratar senam pagi dimulai jam 05:00 pagi sampai jam 06:00. Hanya satu jam, tapi bisa merupakan peristiwa

Auction And Marketing Of Male Celebrities' Relics

To do business in male celebrities' relic auction and marketing is very profitable. Male celebrities relics are the very personal things originated from their bodies, such as pubic hairs, armpit hairs, sperm or urine. The most wanted one is, of course, the sperm. The buyer will have to pay for obtaining and having the sperm, by milking it from the celebrity's cock. Bisnis yang

Auction of Cadet-Slaves in the Military Academy

During the first three months, the cadets of the Military Academy have to serve as slaves for their instructors and the senior cadets. They were maltreated, tortured, and beaten up continously and must always be in nude during their time of slavehood. Perbudakan yang sesungguhnya terjadi di Akademi Militer pada masa Capratar (Calon Prajurit Taruna), yaitu 3 bulan pertama pada tahun

Corvee

Corvee mungkin mengandung pengertian seperti "kerja bakti". Karena pada waktu corvee biasanya yang dikerjakan adalah membersihkan gedung, lapangan, atau kendaraan. Istilah corvee biasa digunakan di lingkungan militer, termasuk pendidikan militer. Waktu aku masih jadi Kadet (Taruna) di akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana) corvee hanya diadakan pada 3 bulan pertama masa

First And Last Encounter With My Handsome Dony

He is great and straight, but he took the initiative to make love with me. Seperti halnya kaum militer lainnya, sebagai seorang anggota tentara aku secara sadar atau tidak sadar selalu menempatkan orang yang non-militer ("sipil") sebagai orang yang tidak setara denganku. Suatu sikap buruk yang masih melekat dalam otakku sampai sekarang. Dalam kesempatan tertentu dimana ada militer

Hidup Dalam Suasana Militer

Sejak kecil aku sudah punya kecerendungan sado-masochist dan bahkan homoseksual. Hal ini tentu aku sadari setelah aku dewasa. Menginjak masa remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang homoseks yang menyukai sesama jenis. Setelah membaca berbagai buku aku makin tahu bahwa homoseksualitas ada yang permanen dan ada yang bersumber dari bawaan fisik (genetik) yang tak mungkin diubah lagi.

Hukuman Untuk Desertir

Walaupun aku senang jadi tentara, tetapi kadang-kadang muncul bosanku pada kehidupan yang monoton itu. Aku senang tantangan dan perubahan, apalagi aku masih muda, 24 tahun dan hanya berpangkat bintara (di angkatan mana dan negara mana tak perlu kusebut). Kebetulan aku bertugas di suatu kesatuan tempur yang tergolong elit. Semua serba disiplin, serba militer dan serba jantan. Sebagai

Kerja Bakti Sabtu Minggu

Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya

Keterampilan Seorang Pelatih

Setamatnya dari akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana aku berada) aku mendaftar menjadi pelatih di almamater-ku. Menurut beberapa teman, menjadi pelatih di akademi tidak akan menambah wawasan dan pengalaman dalam karir militer. Tapi aku tidak peduli. Aku masih enggan meninggalkan suasana yang begitu tertib, rapi, dan sangat kelaki-lakian di pendidikan militer. Seingatku,

Komandan Yang Hebat

Sebagian dari karir militerku kuhabiskan di suatu kesatuan elit (tak perlu kusebutkan di angkatan mana atau di negara mana). Dengan kualifikasi komando sudah pasti anggota kesatuanku waktu itu adalah orang-orang pilihan dan laki-laki semua. Apakah semua anggotanya lelaki hetero, ataukah ada yang biseksual atau homoseksual aku tidak tahu. Yang pasti rata-rata wajah mereka terkesan tampan

Memilih Pembentuk

Apa yang aku alami selama aku jadi Taruna seakan masih segar dalam ingatanku. Di suatu negara (tak perlu aku sebut namanya)pendidikan untuk calon perwira militer dilaksanakan di suatu institusi yang disebut akademi militer selama 3 tahun. Seperti halnya di seluruh dunia, siswa akademi militer disebut Kadet atau Taruna. Sebelum jadi Kadet atau Taruna-Penuh biasanya ada masa persiapan

My Two Young Officers

As a high ranking military officer I was entitled to an aide de camps and a medical officer. Both are so young, handsome and muscular that I could not help not to taste them. Aku adalah seorang pejabat militer penting di suatu negara tertentu. Walaupun sejak lahir aku sudah tercipta sebagai homoseks murni tetapi aku bersyukur bahwa aku adalah tamatan Akademi Militer terkenal di

Passage To Manhood For Jeremy

Jeremy is handsome but shy. Some works need to be done to improve his appearance. So, we plan to do some work to make him looks better. We will also make him circumcised without anesthetics, so that he will experience well the passage to manhood! Jeremy Tetty orangnya ganteng dan berkumis (Ada ribuan "Jeremy Tetty", jadi jangan coba-coba menghubungkan Jeremy Tetty sahabat kami ini

Pedihnya Lecutan Cemeti

Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar

Pelatih Senam dan Binaraga

Di samping Pelatih tetap yang organik militer seperti aku, di akademi militer, juga ada pelatih tamu. Pelatih tamu atau Pelatih luar biasa (seperti dosen luar biasa di pendidikan sipil) biasanya direkrut karena ia ahli dan berpengalaman di bidangnya atau memang belum ada Pelatih militer yang mempunyai kualifikasi Pelatih di bidang tersebut. Salah satu bagian penting dari pembentukan

Pelayanan di Klinik Akademi

Pendidikan terhadap Kadet (Taruna) di akademi militer (di negara Antah Berantah) berorientasi kepada pendidikan militer Sparta, suatu negara di zaman Yunani Kuno yang terkenal kuat tentaranya dan mempraktekkan cara-cara kejam dalam pendidikan bagi warganegara laki-laki, yang semuanya harus jadi tentara! Di akademi militer, para Kadet(Taruna) dibentuk jadi Perwira yang tanggap, tanggon

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela.

Seleksi Calon Pelatih

Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya,

Tahanan Yang Melarikan Diri

Waktu aku jadi tahanan militer atau tahanan polisi militer, aku ditempatkan di sel isolasi. Aku sendiri tidak tahu alasannya. Karena aku merasa tidak melakukan pelanggaran berat seperti pembunuhan atau makar. Aku hanya desersi. Lebih aneh lagi, walaupun namanya sel isolasi tapi aku ditempatkan berdua bersama tahanan lain. Belakangan aku tahu bahwa kami ditempatkan di sel isolasi

Teman di seminar

Aku kenal Mas Errwynn di suatu rapat dinas antar instansi. Rapat seperti itu disebut rapat lintas sektor, karena melibatkan berbagai instansi pemerintah. Mas Errwynn adalah pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintah (tidak perlu kubilang di negara apa). Kami menjadi sering jumpa karena kebetulan ada tim koordinasi lintas sektor yang dibentuk untuk suatu urusan. Mas Errwynn dan

The Day Our Handsome Instructor Jumped My Bones

Lieutenant Jason was one of our favourite instructor. He was also the most handsome and intelligent instructor. Almost all cadets admired him. How come that one day he sexually assaulted me? Waktu itu pangkatnya Letnan Satu dan namanya mirip nama asing : Jason dan dibaca "Jeisen". Orangnya tinggi putih, tampan dan atletis. Dia juga kejam dan sadis tetapi tindakannya "terarah" dan

Tugas Tambahan Bagi Taruna

Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada

When Dony Decided To Go Around Naked

I was so proud when Dony did not hesitate to take off all his cover in my presence and started ti go around naked. It meant that he believed that I was straight! Waktu cerita ini terjadi, aku belum lama kenal Dony.Ia tetangga dekat. Kira-kira 3 rumah dari rumahku. Rumahnya cukup besar, walaupun dari depan kelihatan tidak berbeda dengan rumah tetangga. Kami berkenalan ketika

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story