Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Panitya Opspek

by Supreme Judge


Ini pengalaman gua waktu jadi panitya opspek fakultas tahun kemaren. Waktu itu gua dipercaya menjadi ketua seksi kesehatan. 'Nggak disangka, jabatan itu membawa kenikmatan tersendiri sampe sekarang. Mahasiswa baru yang ikut opspek dikumpulin di pelataran parkir fakultas sesudah sholat jum'at. Mereka disuruh baris sesuai kelompoknya masing-masing. Dari sekitar 300 orang yang baris itu, ada seorang cowok yang gua taksir. Orangnya kecil, putih, and ganteng sekali. Gua penasaran, terus gua pura-pura meriksa perlengkapan kesehatan pribadinya. Padahal gua cuma pengen liat name-tag yang dia pake. Ouw…., ternyata namanya Ricky. "O.K., Rick, kalo loe sakit gua bakalan ngasih service yang memuaskan," kata gua dalam hati. Siang itu cuaca panas sekali. Para mahasiswa baru (istilah resminya "Cecunguk") disuruh duduk di lantai pelataran parkir. Mereka semua keliatan payah banget. Korban-korban mulai berjatuhan. Gua sengaja ada di sekitar Ricky, sambil berharap dia minta pertolongan. Rupanya keinginan gua belum terkabul. Dia tetap tegar menunggu nasib. Sekitar jam 3 sore, para cecunguk itu diangkut ke atas truk tentara. Ada 10 truk. Mereka dibawa ke bumi perkemahan Ranca Upas di Bandung Selatan. Ricky kebeneran ada di truk paling belakang. Gua sengaja nempatin mobil gua persis di belakang truk yang paling belakang. Jadi setiap saat gua bisa ngeliat wajah tampannya si manis Ricky. Jam setengah enam sore rombongan tiba di tempat pembantaian. Para cecunguk segera diperintahkan untuk menempati tendanya masing-masing, untuk dibagi ransum malam. Gua sendiri masuk ke tenda kesehatan. Kebetulan tenda kesehatan ada tiga. Satu buat pasien, satu buat peralatan dan panitya, dan satu lagi tenda kecil buat gua sendiri sebagai komandan. Jam 10 malem para cecunguk disuruh baris di tengah lapangan. Mereka ditugaskan untuk keliling-keliling pegunungan, atau istilah kerennya jurit malam. Waktu itu gua sengaja ngikutin regunya Ricky. Gua ngebuntutin dari jarak sekitar 10 meter, sambil berharap Ricky minta pertolongan gua. Di antara pos 2 dan 3, tiba-tiba gua denger kegaduhan di regu di depan gua. Dan….. oow…., rupanya Ricky mulai kepayahan. Badannya menggigil dan keliatannya lemah sekali. Kesempatan, pikir gua. Dengan tampang cuek gua ngedeketin mereka. "Ngapain kalian nongkrong di sini?" "Ada yang sakit, Bang.", ketua regunya ngejawab. Gua emang satu-satunya panitya yang ogah dipanggil Master (panggilan resmi para cecunguk kepada panitya). Lalu gua dekatin si manis. Wajahnya pucat banget, tapi keliatan lega setelah tau bahwa yang datang orang kesehatan. Komandannya lagi. Rupanya dia cuma tahan panas tapi 'nggak tahan dingin.Gua lantas ngehubungin regu tandu. 'Nggak lama kemudian satu regu tandu datang dan Ricky dibawa ke posko, sedangkan teman-temannya ngelanjutin perjalanan. Sesampainya di posko, regu tandu ngebawa Ricky ke tenda pasien. Rupanya tenda itu lumayan penuh. Ada sekitar dua puluh orang di sana. Dengan alasan sesak gua bawa Ricky ke tenda gua sendiri. Gua suruh orang buat ngambilin barang-barang Ricky. Lalu gua suruh orang dapur untuk membawakan satu termos air panas ke tenda gua. Kemudian gua sendiri yang menuangkan air hangat ke gelas buat si manis. "Nih, minum air teh hangat biar 'nggak kedinginan lagi!" kata gua. Ricky kemudian menurut dan pelan-pelan meminum air teh hangat itu. Setelah minum air the hangat, kesehatan Ricky mulai pulih. Mukanya 'nggak pucat lagi. Kemudian gua buka pakaiannya yang basah kuyup kehujanan. Mula-mula gua buka dan kaos dalamnya. Keliatan bulu keteknya yang tipis tapi rapi. Nafsu gua mulai bangkit. Lalu gua buka celana panjangnya. Tampak kakinya yang berbulu tipis. Gua 'nggak berani ngelakuin lebih jauh lagi. Gua belum tau dia gay atau bukan. Gua cuma ngegosok badannya aja pake minyak angin. Terus gua pakein kaos yang masih kering. 'Nggak disangka-sangka, dia ngucapin terima kasih sambil memeluk gua dan bibirnya pelan-pelan nyium pipi gua. Terus tangannya ngebuka celana dalamnya yang putih bersih. Dan, ups…. muncullah tititnya yang menggelayut. Very interesting! Tititnya itu lumayan gede untuk ukuran tubuhnya. Bentuknya seperti rudal dengan kepala yang lebih kecil dari ukuran batangnya. Di atasnya tumbuh bulu-bulu baok yang cukup lebat dan berbaris rapi. Yang bikin gua tambah napsu, titit itu belum disunat dan kulupnya panjang banget, berwarna agak kehitaman. Di samping itu kulupnya sangat tebal dan berkerut-kerut. Oh my God, the most beautiful foreskin I've ever seen! Gua 'nggak bisa nahan diri lagi. Tubuh mungil itu gua peluk dari belakang. Tititnya gua pegang dan gua mainin. Dengan nafsu, gua tarik kulupnya itu ke depan dan ke belakang, yang membuat titit itu ngaceng, 12 cm panjangnya dan tertutup kulup panjang. Oow, saking panjangnya kulup itu sampe kepalanya tetap tertutup kulup walau sedang ngaceng. Malah kulup itu masih tersisa sekitar 2 cm dari ujung kepala tititnya. Gua makin nafsu ngerjain titit berkulup itu. Selama sekitar lima belas menit gua mainin titit Ricky. Sementara dia merem melek keenakan sambil mendesah-desah karena nikmat. Gua ngocok titit itu hanya di kulupnya saja. Gua elus-elus kulup itu yang membuat Ricky makin keenakan. Sesekali gua masukkin jari gua ke sela-sela kulit khitan itu dan menggelitik kepalanya dalam keadaan tertutup kulup. Gua kemudian menarik kulit itu ke depan dan membuat gerakan seolah-olah sedang menyunatinya, yaitu menjepit kulup itu dengan telunjuk dan jari tengah gua; mirip gunting. Rupanya gerakan itu membuatnya makin terangsang. Ricky kemudian membuka celana dan celana dalam gua. Dia memegang titit gua yang emang sudah ngaceng kuat banget. Titit gua panjangnya 14 cm dan sudah disunat. Pelan-pelan Ricky mengocok titit gua. Oh my God….. rupanya dia jago banget merangsang titit gua. Dia tau betul di mana tempat yang paling sensitif untuk dielus. Sesudah sekitar sepuluh menit dia ngocok dan ngelus titit gua, giliran gua lagi yang ngoprek tititnya. 'Nggak jauh-jauh, gua terus narik-narik kulit khitannya. 'Nggak lama kemudian…, crot…. crootttt….. crrrreettttt….. crrrett. Pejuhnya menyembur dengan derasnya. Ricky mengerang-ngerang keenakan. Sesudah reda kenikmatannya, Ricky kembali mengocok titit gua sampe pejuh gua nyemprot ke mukanya. Cairan putih kental itu keluar banyak banget. Gua dan Ricky berpelukan erat. "I love you, Rick!" "I love you too!" Malem itu dengan alasan masih sakit, Ricky terus ada di dalam tenda gua. Sementara gua sekali-sekali keluar untuk mengontrol kerjaan orang-orang kesehatan. Tapi setiap gua kembali ke tenda, pasti gua bercinta lagi sama Ricky. Selama tiga hari opspek di Ranca Upas, gua ngecret sebanyak 12 kali sementara Ricky 15 kali. Sampai sekarang gua and Ricky jadi pasangan yang setia. Hampir setiap minggu gua pergi ke tempat kost Ricky di belakang kampus. Buat apa lagi selain buat ngecret! Gua pengen memiliki Ricky selamanya. Dan gua 'nggak pengen dia disunat. Gua suka banget mainin kulupnya yang tebal dan elastis. I love you, Rick! Thanks for your beautiful foreskin! Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet

###

2 Gay Erotic Stories from Supreme Judge

Panitya Opspek

Ini pengalaman gua waktu jadi panitya opspek fakultas tahun kemaren. Waktu itu gua dipercaya menjadi ketua seksi kesehatan. 'Nggak disangka, jabatan itu membawa kenikmatan tersendiri sampe sekarang. Mahasiswa baru yang ikut opspek dikumpulin di pelataran parkir fakultas sesudah sholat jum'at. Mereka disuruh baris sesuai kelompoknya masing-masing. Dari sekitar 300 orang yang baris itu,

Pengalaman KKN

Pengalaman KKN Gua mahasiswa sebuah PTS di Bandung. Berikut ini gua ceritain pengalaman gua waktu KKN di dusun terpencil di Subang. Waktu itu gua baru masuk semester VI. Gua baru bisa ambil skripsi kalo gua udah ikutan KKN. Jadi ya udah gua ikut aja. Ternyata gua kebagian tempat KKN di sebuah dusun terpencil di Kabupaten Subang. Deket sih dari Bandung tapi terpencilnya itu bikin gua

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story