Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Kisah Rama [part 1]

by Ubay


Aku tinggal di rumah orang tuaku di daerah sejuk dan asri. Orang tuaku tinggal di kota yang berbeda, sehingga aku hanya tinggal bersama seorang pembantu dan supirku. Pembantuku seorang anak laki-laki bernama Rama, 16 tahun dari sebuah desa di daerahku. Walaupun pembantu, Rama punya wajah yang cukup tampan dengan kulit kecoklatan. Suatu malam sekitar pukul 3 pagi yang dingin.... aku baru pulang dari tempat hiburan. Biasanya aku selalu meminta Rama untuk tidur di ruang tamu untuk membukakan pintu. Tapi karena malam ini aku membawa kunci sendiri, aku tidak meminta Rama untuk menungguku. Namun pada saat aku pulang, kulihat Rama tertidur di sofa ruang tamu. Karena gelap, aku menyalakan lampu ruang tamu, dan saat kulihat lagi pembantuku, ternyata Rama masih tetap tidak terbangun. Entah bagaimana, aku jadi tertarik menatap tubuh anak lelaki yang sedang tertidur pulas itu. Posisi tubuhnya telentang dengan T-Shirt longgar yang sudah terangkat hingga ke dada, dengan celana pendek boxer putih. Kuhampiri tubuh Rama sambil kutelusuri lekuk tubuhnya dengan mataku. Saat mataku tertumbuk pada selangkangannya, kulihat tonjolan di balik celana pendeknya, mengacung tegang ke atas sambil sesekali mengangguk-angguk. Jantungku berdegup kuat, tak kusangka aku bergairah melihatnya, karena selama ini aku tidak pernah memperhatikan anak lelaki ini. Tanganku mulai menyentuh tonjolan kontolnya, lalu mengelusnya dengan hati-hati. Sentuhan tanganku membuat Rama bereaksi, tangan kanannya menelusup masuk ke dalam celananya, sambil menggenggam kontolnya. Aku yang sudah terbakar nafsu, segera memelorotkan celana pendek anak laki-laki itu, namun baru saja akan kuturunkan celana pendeknya, tiba-tiba Rama terbangun. Rama sedikit terkejut melihat aku yang hendak melepas celana pendeknya ,"Ada apa Mas?" tanyanya. Aku tidak menjawab, sementara tanganku tetap berusaha meloloskan celana pendeknya hingga sebatas lutut. Ketika sadar dengan apa yang aku lakukan, Rama mulai meronta sambil berusaha menutupi kontolnya yang masih tertutup celana dalam biru mudanya. Tapi karena aku lebih besar dan lebih kuat, dengan mudah aku merenggut celana dalamnya hingga robek dan terlepas dari tubuhnya, hingga daerah selangkangan Rama tidak tertutup apa-apa lagi. "Mas.. jangan mas.... jangaan..." Rama memohon-mohon padaku agar berhenti, kedua tangannya menutupi kontolnya, sementara kedua kaki menendang-nendang untuk menghalangiku. Namun dengan nafsu dan kegesitanku, aku berhasil menindih paha Rama dan mendudukinya sehingga kedua kakinya terjepit tak bisa bergerak. Aku mulai menciumi dada perjaka muda itu, sementara kedua tangannya masih menutupi kontolnya. "Maaas.... ampuun mass, jangaaan...." Rama terus memohon-mohon. Kemudian secara paksa pula, kulepaskan tangan Rama dari selangkangannya, sehingga kontolnya terlihat. Kontol anak lelaki berwarna kecoklatan ini sudah agak melemas, namun masih tetap dalam keadaan ereksi. Bulu-bulu kemaluannya tidak terlalu lebat, dengan kepala kontol yang bulat dan lonjong. Batang kontol anak lelaki itu tidak terlalu panjang, hanya sepanjang telunjuk jariku, namun diameternya cukup besar untuk anak seusia Rama. Aku menahan kedua tangan Rama dengan kedua tanganku, sementara mulutku mulai menciumi dan menjilati kontolnya, mulai dari kepala kontol hingga ke batangnya. Sesekali kukulum kepala kontolnya sambil kuisap-isap perlahan. "Aaaaakkkhh...... maaasss.... jaangaaan.... maaasss.." Rama merintih-rintih. Namun karena gencarnya permainan mulutku, kontolnya menjadi sangat tegang dan berdenyut-denyut. Rontaannya mulai berkurang, berganti dengan rintihan-rintihan nikmat pemuda 16 tahun. Hati-hati kulepaskan tanganku dari tangannya, lalu kugenggam batang kontolnya yang tegang itu sambil terus mengisap-isap kontolnya. Rama menggeliat-geliat sambil merintih-rintih nikmat, sambil memejamkan matanya. Sejenak kulepaskan kontolnya dari mulutku, kuloloskan celana pendeknya lalu kusandarkan kedua kakinya di atas bahuku. Kali ini Rama tidak meronta, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu. Aku kembali mengulum kepala kontol Rama yang bulat lonjong , sementara tanganku mengocok batang kontol anak lelaki itu. "Aaaaah..... aaaaaahhh...... aaaaahhhh...." Rama mengerang nikmat, sambil menggoyangkan pantatnya yang bulat, sehingga kontolnya keluar masuk mulutku. Kedua tangannya meremas-remas kain sofa, menahan kenikmatan yang muncul akibat permainan mulutku di kontolnya. Tiba-tiba Rama menjerit tertahan, sambil meregangkan tubuhnya. AKu segera melepaskan mulutku dari kontolnya, dan sesaat kemudian Aaaakkkhhhh ................ aaah ....aaaaahhh......croooot.....croooot.......croooott.. Lubang kontol anak lelaki itu memuncratkan cairan kental bertubi-tubi hingga membasahi wajahku. Saat cairan maninya memuncrat, tanganku tetap mengocok batang kontol Rama hingga kontolnya berhenti memuncratkan cairan kental puncak kenikmatan lelaki itu. Tubuh Rama melemas, kontolnya mulai melemas dan mengendur, namun nafasnya masih memburu. Aku melucuti pakaian yang tersisa di tubuh Rama hingga pemuda ini benar-benar telanjang bulat, lalu kurangsang lagi kontolnya dengan tanganku. Tak butuh waktu lama untuk membuat kontolnya kembali tegang, karena usianya yang masih sangat muda. Kuulangi lagi sex-oral kepada Rama, dan kali ini Rama tidak meronta. Ia hanya pasrah menerima perlakuanku pada kontolnya. Belum sampai Rama mencapai puncak kenikmatan, aku berhenti. Lalu kutuntun Rama ke kamar mandi di dalam kamar pribadiku ...... Bersambung .... Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet

###

2 Gay Erotic Stories from Ubay

Kisah Rama [part 1]

Aku tinggal di rumah orang tuaku di daerah sejuk dan asri. Orang tuaku tinggal di kota yang berbeda, sehingga aku hanya tinggal bersama seorang pembantu dan supirku. Pembantuku seorang anak laki-laki bernama Rama, 16 tahun dari sebuah desa di daerahku. Walaupun pembantu, Rama punya wajah yang cukup tampan dengan kulit kecoklatan. Suatu malam sekitar pukul 3 pagi yang dingin.... aku

Pertama

Aku dulu kuliah di sebuah PTS terkenal di Bandung. Walaupun badanku bukan termasuk badan atletis, tampangku lumayan ganteng menurut teman-temanku, karena aku turunan Jawa-Belanda. Selama kuliah, aku mempunyai beberapa teman dekat, termasuk Mas Didi. Sebenarnya ia lebih tua 5 tahun dariku, dan sudah lulus dari PTN terkenal di Bandung. Ia sudah seperti kakak buatku. Ia selalu membantu

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story