Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Kerja Bakti Sabtu Minggu

by Diemas Arief


Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya issue ini tidak berkembang jauh dan tidak mengakibatkan perubahan apa pun pada sistem pendidikan perwira di Amerika Serikat. Tetap saja para Kadet Amerika disiksa secara struktural dan sistematis selama 12 bulan pertama. Pendidikan calon Marinir dan calon Pasukan Khusus di Amerika Serikat juga berisi penyiksaan dan penghajaran di luar batas perikemanusiaan. Bahkan bagi para Marinir Amerika kemampuan menahan siksaan dan rasa nyeri atau rasa sakit merupakan kebanggaan korps bagi mereka. Itulah sebabnya, penyunatan (khitan atau sirkumsisi) di kalangan militer di Amerika, khususnya di Pasukan Marinir dan Pasukan Khusus (Green Berret) selalu dilakukan "secara laki-laki" ("like a man") artinya : tanpa anestesi (tanpa diberikan suntikan atau obat pemati rasa). Bagi tentara Amerika yang masih berkulup (tidak disunat -"uncut"), sunat merupakan hal yang wajib, demi untuk kesehatan, kebersihan (hygiene) dan untuk mencegah penyakit kelamin. Penerapan kekejaman dan penyiksaan dalam mendidik calon tentara (dan pemuda) ini dipelajari dari Sparta, suatu negara di Yunani Kuno yang mempraktekkan cara-cara gila dalam sistem pendidikan, pemerintahan dan sosial-nya. Penggunaan cambuk merupakan bagian penting dari sistem pendidikan di Sparta. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan di Sparta dikembangkan oleh "orang sakit jiwa" atau manusia yang sado-masochis!. Metode pendidikan militer seperti itulah yang masih dipraktekkan di akademi militer saat aku dididik dan dibentuk jadi perwira (sekarang aku sudah berpangkat perwira tinggi). Metode ini dipraktekkan terutama pada tahun pertama pendidikan para Kadet atau Taruna. Pada tahun pertama itu (bulan 1 s/d bulan 3) para Kadet disebut Capratar (Calon Prajurit Taruna) dan setelah mereka lulus Latihan Dasar Militer pada bulan 4 s/d bulan 12 mereka disebut Pratar (Prajurit Taruna). Penyiksaan diintegrasikan pada seluruh kegiatan kurikulum akademi militer dalam rangka "pembentukan mental perwira". Juga dalam kegiatan "pengenalan dan pemahaman hierarki" yang dilakukan pada setiap Sabtu dan Minggu sepanjang tahun pertama (Tingkat I). Kegiatan Sabtu Minggu ini sebenarnya tidak lain kerja bakti Capratar dan Pratar melayani para Pelatih dan Taruna Senior. Pada kegiatan ini para Capratar dan Pratar berstatus "budak" (slave) dan para Pelatih dan Taruna Senior bertindak sebagai "Tuan" (Master). Tiap dua orang Capratar atau Pratar melayani 6 Pelatih dan/atau Taruna Senior. Situasi ini dipraktekkan dengan riil (nyata atau sebenarnya) artinya Tuan boleh menyiksa budak-nya sesukanya dan berbuat apa saja kepada budak-nya. Batasan yang diberikan akademi militer kepada Tuan dalam memperlakukan budak-nya adalah : (1) Jangan sampai mati, (2) Tidak merusak alat dalam dan organ vital, (3) Tidak mengakibatkan cacat atau kerusakan bentuk fisik, (4) Siksaan tidak boleh mengenai wajah, leher dan kemaluan, (5). Siksaan untuk kemaluan boleh dilakukan dengan alat penyengat listrik, penjepit atau dengan menyunat tanpa anestesi bagi yang kontolnya masih berkulup. Apa yang akan aku ceritakan adalah salah satu peristiwa dari sekian banyak kejadian yang aku alami sendiri selama berada di "neraka" akademi militer itu. Pada suatu Sabtu-Minggu aku bertugas sebagai budak bersama temanku Jeffry Jeremy. Teman-teman sering menyingkat namanya dengan JJ, aku sendiri memanggilnya Jefri. Jefri pemuda yang ganteng agak mirip salah seorang presenter TV swasta (entah di negara mana) yang namanya mirip namaku. Dia berkulit terang seperti Indo-Eropa, tubuhnya tinggi, atletis, kekar dan berotot, tapi langsing. Sejak di sekolah menengah atas ia rajin latihan karate, jogging dan binaraga. Fisiknya kuat, otot biseps, triseps dan tungkainya ketat. Otot dadanya sangat menonjol ke depan dan otot perutnya rata dan nyata. Rambut ketiak, jembut dan bulu kakinya lumayan. Kontolnya lumayan besar (hanya lebih kecil sedikit dari kontol kuda Arab). Sayangnya dia belum sunat. Hal ini sangat mengganggu dan memberatkan dia, karena jika sedang wajib telanjang bulat (misalnya waktu : senam pagi, corvee, latihan renang, pemeriksaan kesehatan, mandi, tidur malam), Jeffri sering "diganggu" oleh Pelatih atau Taruna Senior. Artinya dia mula-mula ditanya-tanya masalah belum sunatnya dia, lalu akhirnya dijadikan alasan oleh Pelatih atau Taruna Senior untuk menghajarnya. Antara lain misalnya ada Pelatih yang mengatakan : "Coba sini kamu aku hajar dulu pakai cemeti kawat ini, aku mau tahu siapa lebih tahan siksaan, Taruna yang sudah sunat atau yang belum belum sunat". Setelah itu Jefri disiksa setengah mati dalam keadaan telanjang bulat dengan pecut kawat dan pahanya ditempeli besi setengah membara. Malahan kulupnya pernah dijepit pakai penjepit besar (untuk dokumen tebal) sampai lecet berdarah, lalu kulupnya dialiri listrik sampai ia menggelinjang dan kejang-kejang, akhirnya lubang kemaluannya dimasuki logam sampai ia mengeluarkan air mani berdarah dan akhirnya pingsan!. Keadaan ini sering sekali terjadi pada Jeffri. Dia tidak bisa mengajukan permohonan disunat ke akademi sampai dia kelak lulus Tingkat I. Untunglah fisik dan mentalnya kuat dan tidak pernah Jeffri (-ku tersayang) itu shock sampai stress atau gila. Sayang sekali kalau Taruna secerdas, segagah dan seganteng Jeffri sampai gila karena disiksa keterlaluan hanya karena kontolnya masih (ber)kulup! Tapi kejadian pada suatu hari Sabtu ini kuanggap sangat sadis. Seperti biasa, hari Sabtu-Minggu itu kami menjadi "budak" di salah satu ruang asrama. Kali ini kami mendapat giliran melayani 6 orang "Tuan" yaitu Taruna Senior (Sersan Taruna - Taruna Tk. II). Taruna Senior, khususnya Tk. II, jauh lebih kejam dan sadis dari Pelatih karena mereka baru saja selesai menjalani "tahun neraka" Tk. I dan sedang senang-senangnya menyiksa, karena ingin balas dendam dan mempraktekkan cara menyiksa yang baru saja mereka alami kepada kami. Pukul 05:00 pagi kami sudah menunggu di depan asrama "Tuan-tuan" kami. Sesuai aturan kami hadir sudah telanjang bulat. Borgol tangan dan kaki sudah kami pasangkan masing-masing di pergelangan tangan dan kaki bagian kiri. Kunci borgol kami kalungkan di leher. Kami juga dibawai cemeti yang kami sampirkan di bahu kanan. Cemeti ini akan dipakai oleh "Tuan-tuan" kami untuk menghajar kami kapan saja mereka suka. Kancut kami masukkan melalui tangan ke bahu dan ketiak kanan. Kancut harus dipakai jika waktu bertugas sebagai "budak" kami disuruh mengangkat barang berat atau disuruh lari. Maksudnya agar kami jangan sampai kondor (burut atau hernia). Jika tidak, kami harus telanjang bulat sepenuhnya! Pendeknya, kulit boleh lecet akibat cambukan keras tapi fisik dan mental tidak boleh rusak karena pemerintah akan rugi kalau calon tentaranya mati atau cacat, tidak bisa berfungsi. Tak lama kami berdiri disitu, "Tuan-tuan" kami muncul di pintu dalam keadaan telanjang bulat dan wajah sangar. Tubuh mereka tinggi besar, kekar dan berotot. Kami segera dikroyok didorong sampai jatuh, pecut diambil dari tubuh kami dan kami dihajar habis-habisan oleh ke-6 orang. Kelihatannya mereka benar-benar haus sekali menyiksa. Semuanya kontolnya tegang-terangsang selama dalam orgy (pesta gila-gilaan)) itu. Ngacengnya mereka ini menunjukkan bahwa ke-6 nya benar-benar orang sadis! Aku bertahan supaya jangan pingsan. Tapi tendangan, pukulan, hajaran cemeti yang keras bertubi-tubi dan siraman air kencing yang keluar dari kontol salah satu "Tuan" dan diarahkan ke dalam mulutku membuat aku setengah semaput. Samar-samar aku melihat salah sorang "Tuan" memegang gunting lalu menarik kulup Jeffri ke depan. Tanpa ragu-ragu, dia memotong kulup Jeffri dengan gunting itu, darah muncrat kemana-mana. Jeffri kaget, nanar dan kesakitan, mulutnya tidak bisa menahan refleks, dia menjerit :"AAAGHH", kesakitan. "DIAM" bentak salah seorang "Tuan". "BERANI BUNYI LAGI GUA BUNUH LU". "BANGUN" bentak "Tuan" itu lagi. Mereka mulai melupakan aku dan sedang asyik melihat penderitaan Jeffri yang kontolnya masih berdarah-darah. "GIMANA RASANYA?", tanya "Tuan" lagi. Jeffri walaupun sangat kesakitan memberi jawaban standard seorang Taruna "Siap.Jantan sekali, Sersan". "BAGUS", kata "Tuan" lagi,"SANA PERGI KE KLINIK". "Siap Sersan", jawab Jeffri. Setengah sempoyongan karena baru dihajar dan kesakitan karena kulupnya baru digunting, Jeffri memegangi kontolnya yang berdarah. Setengah berlari ia pergi ke klinik akademi untuk diselesaikan sunatnya. Sementara itu darah masih terus keluar berceceran dari kulupnya. Tinggallah aku jadi bulan-bulanan 6 "Tuan" sadis yang lagi mabuk menyiksa itu. Hajaran untukku dilanjutkan. Waktu aku sudah pingsan karena dihajar keterlaluan, rupanya aku diseret ke kamar mandi. Waktu aku siuman, aku berada di kamar mandi, dengan tangan dan kaki diborgol. Tapi bukan hanya dengan borgol yang kubawa saja, tapi masih diperkuat dengan ikatan kawat duri. Kulihat badanku, lenganku, tungkaiku penuh darah lebam, lecet dan luka. Pahaku juga hitam melepuh, rupanya aku sempat ditempeli besi panas waktu setengah pingsan! Tak berapa lama kemudian Jeffri dimasukkan ke kamar mandi. Sunatnya sudah disempurnakan di klinik dan sudah dijahit. Tapi tidak diperban. Dia tampak masih kesakitan sekali. Di klinik, kulupnya dipotong ulang tanpa anestesi, karena potongan "Tuan" tadi terlalu ke depan tidak sesuai dengan standard akademi militer yang harus "high and tight". Dia diborgol tangannya tapi kakinya bebas agar bisa mengangkang supaya kontolnya yang baru disunat tidak terjepit paha. Walaupun baru disunat, dia tetap dikembalikan untuk bertugas jadi "budak" agar tidak kehilangan nilai akademik dari kegiatan ekstra -kurikuler itu. Aku terangsang juga melihat Jeffri yang ganteng itu telanjang bulat dan tampak kesakitan dengan kontol memerah bekas disunat!. Kamar mandi itu kecil sehingga kami berdua berhimpitan. Rupanya, "Tuan-tuan" kami hanya menjadikan kamar mandi itu sebagai sel tahanan "budak-budaknya". Untuk keperluan mereka, digunakan kamar mandi lain. Kami berdua tidak diberi tugas apa-apa, tapi juga tidak diberi makan-minum sama sekali selama 2 hari 2 malam. Hanya saja setiap 1 - 2 jam kami bergantian dikeluarkan untuk disiksa oleh "Tuan-tuan" kami. Semua alat penyiksa yang ada dipakai dan semua cara menyiksa yang teringat oleh mereka dipraktekkan pada kami. Walaupun baru disunat, Jeffri tidak diberi dispensasi. Dia juga dihajar secara berkala. Puting susu kirinya pecah dan berdarah karena dijepit alat penjepit sambil disentakkan. Jembut dan rambut ketiaknyanya dibakar dengan lilin menyala. Luka di puting susu kirinya malah dialiri lilin cair, sampai Jeffri yang ganteng itu menggeliat-geliatkan otot dadanya yang seksi itu! Aku dan Jeffri dipaksa menghisap kontol "Tuan-tuan" itu bergantian sampai kami kenyang minum sperma. Kami juga diberi minum air kencing "Tuan-tuan" itu langsung dari kontolnya. Kalau ada air kencing yang tercecer, mulut kami ditampar atau dada kami dihajar dengan pecut kawat sampai berdarah! Sorenya, kami dikeluarkan dari kamar mandi hanya untuk disodomi. Pantat kami yang berdarah-darah itu masih dipasangi dildo berduri. Malamnya mereka memasukkan logam ke dalam kontolku. Sampai aku ngecret dan keluar mani campur darah! Untung kami disekap di kamar mandi, sehingga kalau haus kami bisa minum air bak yang mentah tapi terasa sejuk dan menguatkan badan kami yang babak belur setengah hancur. Karena terlalu banyak siksaan dan luka, besoknya kami berdua demam. Tapi, kontol Jeffri tidak bengkak, berarti dia demam karena infeksi pada luka-luka siksaan saja. Bukan pada luka sunatnya. Jamak untuk seorang Taruna! Karena kami berdua demam tinggi dan menggigil "Tuan-tuan" kami tidak berselera lagi untuk menyiksa kami. Kami dibiarkan berdua sepanjang hari dalam kamar mandi, telanjang bulat, diborgol, tanpa diberi pekerjaan, siksaan, makan-minum maupun obat!. Karenanya kami bisa istirahat dengan tenang. Betul-betul pembentukan mental baja bagi calon Perwira! Peristiwa yang kejam luar biasa itu merupakan kenangan manis bagiku bersama Jeffri yang kukenang sampai sekarang. Sebagai seorang gay yang berorientasi S/M dan bertipe S (slave - budak) aku sangat menikmati acara Sabtu-Minggu selama di akademi militer. Makin sadis "Tuan-tuan" yang aku layani makin puas aku bahkan kadang-kadang sampai orgasme!. Meskipun demikian aku sekarang punya isteri cantik dan anak laki-laki umur 18 tahun. Cara S/M hanya bisa aku nikmati dengan sesama jenis saja, khususnya dengan laki-laki yang tampan, jantan, atletis, kekar, dan berotot (terutama tentara)!. Aku bukan biseks, melainkan murni homoseks. Tetapi sebagai tentara aku harus kawin demi karier. Kadang-kadang kalau menggauli isteri aku harus berfantasi tentang acara Sabtu-Minggu dan berkhayal tentang "Tuan-tuan" yang buas dan sadis! Barulah aku bisa ngaceng, dan tanpa merasakan nikmatnya, aku masukkan kontolku yang sedang tegang-terangsang oleh fantasi itu ke liang isteriku, lalu berusaha memompa kontolku agar isteriku bahagia! Air mani aku tahan sampai isteriku siap, baru aku pancarkan. Dia puas!, tapi aku TIDAK BAHAGIA! Untunglah isteriku mengenal aku sebagai seorang tentara tulen, suami hebat dan lelaki normal! Dia tidak tahu aku gay yang S/M! Nasib!!

###

25 Gay Erotic Stories from Diemas Arief

A Military Medical Officer In Charge Of My Health

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira

A Service In Private For A Young Soccer Player

He is young, handsome, and has an aura that attracted men and women. He belongs to the best soccer player in the city and that is why I give him the best service in private. Ilham Jayakesuma adalah pemain sepak bola berbakat. Ia terpilih sebagai pemain sepakbola terbaik untuk kelasnya. Kemudaannya (18 tahun) dan ketampanannya membuat cewek-cewek dan cowok-cowok tertarik padanya.

Acara Senam Pagi

Di semua pendidikan militer, senam pagi merupakan acara rutin dan mungkin bukan acara istimewa. Tetapi waktu aku masih Calon Prajurit Taruna (Capratar) di suatu akademi militer (entah dimana, tak perlu dipermasalahkan!), senam pagi adalah acara yang istimewa (sadisnya!). Untuk Capratar senam pagi dimulai jam 05:00 pagi sampai jam 06:00. Hanya satu jam, tapi bisa merupakan peristiwa

Auction And Marketing Of Male Celebrities' Relics

To do business in male celebrities' relic auction and marketing is very profitable. Male celebrities relics are the very personal things originated from their bodies, such as pubic hairs, armpit hairs, sperm or urine. The most wanted one is, of course, the sperm. The buyer will have to pay for obtaining and having the sperm, by milking it from the celebrity's cock. Bisnis yang

Auction of Cadet-Slaves in the Military Academy

During the first three months, the cadets of the Military Academy have to serve as slaves for their instructors and the senior cadets. They were maltreated, tortured, and beaten up continously and must always be in nude during their time of slavehood. Perbudakan yang sesungguhnya terjadi di Akademi Militer pada masa Capratar (Calon Prajurit Taruna), yaitu 3 bulan pertama pada tahun

Corvee

Corvee mungkin mengandung pengertian seperti "kerja bakti". Karena pada waktu corvee biasanya yang dikerjakan adalah membersihkan gedung, lapangan, atau kendaraan. Istilah corvee biasa digunakan di lingkungan militer, termasuk pendidikan militer. Waktu aku masih jadi Kadet (Taruna) di akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana) corvee hanya diadakan pada 3 bulan pertama masa

First And Last Encounter With My Handsome Dony

He is great and straight, but he took the initiative to make love with me. Seperti halnya kaum militer lainnya, sebagai seorang anggota tentara aku secara sadar atau tidak sadar selalu menempatkan orang yang non-militer ("sipil") sebagai orang yang tidak setara denganku. Suatu sikap buruk yang masih melekat dalam otakku sampai sekarang. Dalam kesempatan tertentu dimana ada militer

Hidup Dalam Suasana Militer

Sejak kecil aku sudah punya kecerendungan sado-masochist dan bahkan homoseksual. Hal ini tentu aku sadari setelah aku dewasa. Menginjak masa remaja aku mulai sadar bahwa aku seorang homoseks yang menyukai sesama jenis. Setelah membaca berbagai buku aku makin tahu bahwa homoseksualitas ada yang permanen dan ada yang bersumber dari bawaan fisik (genetik) yang tak mungkin diubah lagi.

Hukuman Untuk Desertir

Walaupun aku senang jadi tentara, tetapi kadang-kadang muncul bosanku pada kehidupan yang monoton itu. Aku senang tantangan dan perubahan, apalagi aku masih muda, 24 tahun dan hanya berpangkat bintara (di angkatan mana dan negara mana tak perlu kusebut). Kebetulan aku bertugas di suatu kesatuan tempur yang tergolong elit. Semua serba disiplin, serba militer dan serba jantan. Sebagai

Kerja Bakti Sabtu Minggu

Bukan rahasia lagi bahwa tahun pertama pendidikan di akademi militer merupakan tahun terberat bagi para Kadet (Taruna). Tidak perlu aku sebut akademi militer ini terletak di negara mana. Tetapi di negara mana pun, tahun pertama bagi para Kadet akademi militer merupakan masa-masa penuh siksaan. Di Amerika Serikat, hal ini pernah dipersoalkan oleh suatu majalah terkenal. Tapi rupanya

Keterampilan Seorang Pelatih

Setamatnya dari akademi militer (tidak perlu kusebut di negara mana aku berada) aku mendaftar menjadi pelatih di almamater-ku. Menurut beberapa teman, menjadi pelatih di akademi tidak akan menambah wawasan dan pengalaman dalam karir militer. Tapi aku tidak peduli. Aku masih enggan meninggalkan suasana yang begitu tertib, rapi, dan sangat kelaki-lakian di pendidikan militer. Seingatku,

Komandan Yang Hebat

Sebagian dari karir militerku kuhabiskan di suatu kesatuan elit (tak perlu kusebutkan di angkatan mana atau di negara mana). Dengan kualifikasi komando sudah pasti anggota kesatuanku waktu itu adalah orang-orang pilihan dan laki-laki semua. Apakah semua anggotanya lelaki hetero, ataukah ada yang biseksual atau homoseksual aku tidak tahu. Yang pasti rata-rata wajah mereka terkesan tampan

Memilih Pembentuk

Apa yang aku alami selama aku jadi Taruna seakan masih segar dalam ingatanku. Di suatu negara (tak perlu aku sebut namanya)pendidikan untuk calon perwira militer dilaksanakan di suatu institusi yang disebut akademi militer selama 3 tahun. Seperti halnya di seluruh dunia, siswa akademi militer disebut Kadet atau Taruna. Sebelum jadi Kadet atau Taruna-Penuh biasanya ada masa persiapan

My Two Young Officers

As a high ranking military officer I was entitled to an aide de camps and a medical officer. Both are so young, handsome and muscular that I could not help not to taste them. Aku adalah seorang pejabat militer penting di suatu negara tertentu. Walaupun sejak lahir aku sudah tercipta sebagai homoseks murni tetapi aku bersyukur bahwa aku adalah tamatan Akademi Militer terkenal di

Passage To Manhood For Jeremy

Jeremy is handsome but shy. Some works need to be done to improve his appearance. So, we plan to do some work to make him looks better. We will also make him circumcised without anesthetics, so that he will experience well the passage to manhood! Jeremy Tetty orangnya ganteng dan berkumis (Ada ribuan "Jeremy Tetty", jadi jangan coba-coba menghubungkan Jeremy Tetty sahabat kami ini

Pedihnya Lecutan Cemeti

Aku besar dalam keluarga baik-baik dan orang tuaku tahu mendidik. Orang tuaku menanamkan disiplin dan taat peraturan tetapi tak pernah menggunakan kekerasan. Anehnya sejak masih berumur 5 tahun aku sudah gemar menikmati sado-masochisme. Dalam umur sekecil itu aku sudah bermimpi salah seorang teman sekolah di taman kanak-kanak dianiaya orang -dan aku menikmatinya. Pada usia sekolah dasar

Pelatih Senam dan Binaraga

Di samping Pelatih tetap yang organik militer seperti aku, di akademi militer, juga ada pelatih tamu. Pelatih tamu atau Pelatih luar biasa (seperti dosen luar biasa di pendidikan sipil) biasanya direkrut karena ia ahli dan berpengalaman di bidangnya atau memang belum ada Pelatih militer yang mempunyai kualifikasi Pelatih di bidang tersebut. Salah satu bagian penting dari pembentukan

Pelayanan di Klinik Akademi

Pendidikan terhadap Kadet (Taruna) di akademi militer (di negara Antah Berantah) berorientasi kepada pendidikan militer Sparta, suatu negara di zaman Yunani Kuno yang terkenal kuat tentaranya dan mempraktekkan cara-cara kejam dalam pendidikan bagi warganegara laki-laki, yang semuanya harus jadi tentara! Di akademi militer, para Kadet(Taruna) dibentuk jadi Perwira yang tanggap, tanggon

Pendidikan Khusus Untuk Penjambret

Waktu aku masih berpangkat perwira pertama (perwira pertama adalah dari letnan sampai kapten) aku pernah mendapat tugas khusus untuk membantu mengatasi masalah penjambretan yang sedang merajalela di suatu kota (tak perlu aku sebut di negara mana). Dalam penugasan itu aku dijadikan pelatih Pendidikan Khusus Untuk Penjambret. Memang waktu itu penjambretan di berbagai kota besar merajalela.

Seleksi Calon Pelatih

Sejak awal masuk akademi militer aku sudah bercita-cita jadi Pelatih (Tidak perlu kusebut aku berada di negara mana. Mungkin di negara Antah-Berantah!).Betapa aku tidak terpikat, para Pelatih di akademi militer itu bagaikan raja dan boleh berbuat apa saja kepada para Kadet (Taruna). Persis seperti Tuan kepada Budaknya. Apalagi aku seorang gay yang doyan sekali S/M!. Itulah sebabnya,

Tahanan Yang Melarikan Diri

Waktu aku jadi tahanan militer atau tahanan polisi militer, aku ditempatkan di sel isolasi. Aku sendiri tidak tahu alasannya. Karena aku merasa tidak melakukan pelanggaran berat seperti pembunuhan atau makar. Aku hanya desersi. Lebih aneh lagi, walaupun namanya sel isolasi tapi aku ditempatkan berdua bersama tahanan lain. Belakangan aku tahu bahwa kami ditempatkan di sel isolasi

Teman di seminar

Aku kenal Mas Errwynn di suatu rapat dinas antar instansi. Rapat seperti itu disebut rapat lintas sektor, karena melibatkan berbagai instansi pemerintah. Mas Errwynn adalah pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintah (tidak perlu kubilang di negara apa). Kami menjadi sering jumpa karena kebetulan ada tim koordinasi lintas sektor yang dibentuk untuk suatu urusan. Mas Errwynn dan

The Day Our Handsome Instructor Jumped My Bones

Lieutenant Jason was one of our favourite instructor. He was also the most handsome and intelligent instructor. Almost all cadets admired him. How come that one day he sexually assaulted me? Waktu itu pangkatnya Letnan Satu dan namanya mirip nama asing : Jason dan dibaca "Jeisen". Orangnya tinggi putih, tampan dan atletis. Dia juga kejam dan sadis tetapi tindakannya "terarah" dan

Tugas Tambahan Bagi Taruna

Menceritakan pengalaman semasa jadi Kadet (Taruna) di akademi militer bagaikan tak habis-habisnya (tak perlu kusebut akademi milter apa dan di negara mana!). Karena itu sayang sekali jika pengalaman-pengalaman menarik ini tidak kutulis atau kuceritakan. Salah satu pengalaman menarik adalah pengalaman melakukan kegiatan ekstra-kurikuler. Pengalaman yang "luar biasa" terutama kualami pada

When Dony Decided To Go Around Naked

I was so proud when Dony did not hesitate to take off all his cover in my presence and started ti go around naked. It meant that he believed that I was straight! Waktu cerita ini terjadi, aku belum lama kenal Dony.Ia tetangga dekat. Kira-kira 3 rumah dari rumahku. Rumahnya cukup besar, walaupun dari depan kelihatan tidak berbeda dengan rumah tetangga. Kami berkenalan ketika

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story