Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Bimbang (Lanjutan Ada Apa Dengan Rangga?)

by Nicholas Saputra


Sepulang sekolah, sambil berjalan menuju mobil Milly, tiba-tiba Maura nyeletuk, "Eh, tau enggak lo semua, kalo ternyata Rangga itu keluarganya gak jelas!" "Maksud lo?" tanya Milly yang sukanya pengen tau meskipun kalau udah dijelasin sering gak nyambung. Cinta diam, kelihatannya tidak perduli, namun telinganya terus menunggu jawaban Maura atas pertanyaan Milly. "Maksud lo?" ulang Milly lagi yang penasaran karena Maura belum juga menjawab pertanyaannya. Sambil menutup pintu depan mobil, Maura menolehkan wajahnya ke belakang, ke arah Carmen, Alya, dan Cinta yang duduk bertiga di belakang, "Borne bilang bokapnya Rangga itu kan ditinggal pergi ama nyokapnya, soalnya bokapnya kan dipecat! Kalo pengen lebih jelas tanyain Borne deh." "Deg!", suara batin Cinta. "Ada apa ya dengan Rangga?" tanyanya dalam hati sambil memandang keluar jendela mobil, menyembunyikan hatinya yang gundah atas jawaban Maura. "Masuk Ngga!" kata Borne menarik Rangga memasuki kamar tidurnya. "Bagus banget kamar lo Born," jawab Rangga. "Ah, biasa aja." Siang sepulang sekolah Borne menjemput Rangga ke rumahnya. Rangga tidak masuk sekolah hari ini, tubuhnya letih, kecapekan. Maklumlah kemarin siang dia sempat dipukulin ama geng Borne ditambah lagi setelah itu Rangga telah menguras tenaga mengentoti Borne. "Boleh gua liat-liat?" "Boleh." Borne membaringkan tubuhnya terlentang di atas tempat tidur meluruskan punggungnya yang letih seharian duduk di kelas. Sementara Rangga melihat-lihat koleksi DVD dan VCD Borne yang lumayan banyak. "Gila, lo doyan bokep ya." seru Rangga sambil membongkar koleksi bokep Borne yang banyak banget. Borne nyengir. "Setel aja kalo lo pengen liat." Jawab Borne sambil jarinya menekan remote menghidupkan televisi layar datar 29 inchinya dan DVD player. Rangga memilih satu judul bokep produksi Vivid Video yang terkenal dengan pemaen cowoknya yang ganteng-ganteng, atletis, berkontol gede dan ceweknya sexy dan cantik-cantik. Keduanya lalu asik menikmati adegan-adegan persenggamaan laki-laki dengan perempuan yang terpampang di layar televisi. Tak ada pembicaraan selama film diputar, kedua cowok SMU itu, berkonsentrasi penuh menikmati tayangan di depan mata mereka. "Maniak banget tuh cewek, dua kontol bisa masuk ke pantat ama memeknya," komentar Rangga begitu film selesai diputar. "Kenapa, iri lo? Elo pengen kayak cewek itu ya?" tanya Borne cengengesan. "Emangnya gua cewek?" kata Rangga melotot. "Enggak cewek sih, cowok emang. Cuman cowok yang doyan ama kontol cowok juga, hehehehe," goda Borne sambil ngakak. "Sial lo," kata Rangga sambil memukuli Borne dengan guling. Borne pun segera mengambil bantal dan balas memukuli Rangga. Keduanya kemudian asik berperang bantal sambil ketawa-tawa. "Thanks Mil buat tumpangannya, gua duluan ya" kata Cinta sambil menutup pintu mobil Milly. "Yoi, sampe besok, Ta," jawab Milly. "Daahhh," Cinta melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang juga melambaikan tangan. Milly menekan pedal gas, mobilnya melaju meninggalkan rumah Cinta. Sambil melangkah memasuki rumah, Cinta terus memikirkan kata-kata Maura dalam mobil tadi. Wajah Rangga menari-nari dalam benaknya. Berbagai pertanyaan mengenai Rangga menghinggapi pikirannya. Tidak masuknya Rangga hari ini ke sekolah semakin menambah pemikiran Cinta. "Kayaknya gua harus telepon Borne nih." Kata Cinta dalam hati. "Capek juga yah maen pukul-pukulan bantal," kata Borne merebahkan dirinya disamping Rangga yang sudah lebih dulu merebahkan dirinya diatas ranjang Borne. Perang bantal mereka cukup seru dan melelahkan juga. Rangga diam, wajahnya menghadap langit-langit kamar Borne. Pandangannya menerawang jauh. Borne melirik Rangga. "Kenapa Ngga? Kok diam aja?" Tak ada sahutan dari mulut Rangga. "Ngga!" Borne memanggil sambil mengguncang tubuh Rangga. Rangga menoleh, kemudian memandangi wajah Borne lekat. "Kenapa sih elo?" tanya Borne bingung melihat reaksi Rangga. "Born, gua gak mau jadi homoseks..." kata Rangga lirih. Borne kaget dia kemudian bangkit dari tidurnya. Dipandanginya Rangga yang kini rebah telentang sambil menyilangkan kedua lengannya dibawah kepalanya. "Siapa yang bilang lo homo?" tanya Borne. Rangga tidak langsung menjawab pertanyaan Borne, ditariknya napas panjang, kemudian sambil masih memandang langit-langit Rangga menjawab, "Gua sangat menikmati banget ketika kita ngentot kemaren di gudang." "Gua juga menikmatinya Ngga…," jawab Borne lirih. "Baru kali itu gua benar-benar menikmati yang namanya ngentot Ngga. Gua udah pernah ngentot ama Cindy, Vina, Indah, juga Maura, namun gak ada yang seindah dan senikmat yang kemaren itu." "Maura?!" Rangga kaget, "Lalu kenapa lo ngejar Cinta?!" "Enggak usah dibahas deh. Gua gak suka ama Maura, dianya aja yang nafsu ama gua. Saking nafsunya ya itu dia janji ngurusin gua ama Cinta asal gua mau ngentotin dia. Ya udah gua terpaksa mau aja dong," jawab Borne sambil cengengesan. "Terpaksa mau???!!! Playboy lo!!!" Rangga menjitak pala Borne keki. Cinta kegerahan. Begitu masuk ke kamarnya segera dilepaskannya segala benang yang melekat di tubuhnya. Kemeja putih, rok abu-abu, beha mungil yang membalut buah dadanya yang kencang dan ranum, celana dalam putih tipis mungil yang menutupi memeknya yang ditumbuhi jembut halus namun lebat. Lalu ia masuk ke kamar mandi yang terdapat dalam kamarnya. Dihidupkannya shower, air segar dari shower segera membasahi tubuh indahnya. Adegan Cinta cukup, soalnya ini kan kisah gay, gua yakin elo yang baca gak akan kerangsang. Jadi percuma aja diterusin. “Jadi karena kita menikmati persenggamaan kemaren, terus artinya kita homo?” tanya Borne. “Apalagi namanya?” pertanyaan Borne dijawab Rangga dengan pertanyaan juga. “Gak tau juga deh, cuman gua asik juga tuh kalo ngentotin cewek,” Borne cengengesan. Udah deh gak usah dipikirin Ngga. Gua yakin lo juga kalo ngentotin cewek pasti bisa. Cuman belon lo cobain aja. Makanya lo jangan baca buku aja dong.” “Trus gua harus ngapain?” “Mau gua kenalin ama Vera?” “Buat apa?” “Lo bisa cobain memek dia.” “Gila lo.” “Kok gila? Emang dia doyannya ngentot kok.” “O ya? Baru tau gua.” “Bukan cuman dia tau, masih banyak kok cewek bispak di sekolah kita. Makanya lo gaul dong. Tenang aja deh besok lo gua kenalin ama dia, gimana?” “Terserah lo deh.” “Nah gitu dong, lo jadi bisa buktiin apa lo homo atau enggak. Gak usah mikirin itu lagi deh Ngga, mending sekarang kita......,” Borne gak melanjutkan kalimatnya, sambil senyum mesum ke Rangga, tangannya mulai meraba selangkangan Rangga. “Eh mau ngapain lo?”, tanya Rangga melotot, tangannya menahan jari Borne. “Horny gua,” jawab Borne cuek, selanjutnya bibirnya menyerbu bibir tipis Rangga. Rangga berusaha mengelakkan lumatan Borne, namun tak lama karena kemuadian akhirnya ia membiarkan, malah membalas lumatan itu dengan tak kalah bernafsunya. Hasrat seksual mempengaruhi keduanya. Dalam sekejap kedua berusaha untuk menelanjangi satu sama lain. Cinta tergolek lemas di lantai kamar mandi. Tubuhnya basah oleh keringat dan guyuran shower. Memek dan pahanya dipenuhi oleh busa sabun. Hampir setengah jam ia bermasturbasi. Saat mandi tadi wajah Rangga dan Borne bergantian terus membayanginya. Entah mengapa membayangi kedua cowok itu ia jadi horny. “Kenapa sih gua?” tanya batin Cinta, “Kok gua suka keduanya? Yang mana yang musti gua pilih nih?” Cinta bimbang, Cinta bingung. “Pelan-pelan Bornhh, gua belon pernah di entot, nighhhh,” erang Rangga. Tubuhnya telentang diatas ranjang, paha mulusnya mengangkang lebar sehingga lubang pantatnya yang kemerahan terkuak membangkitkan nafsu Borne. Kedua kakinya terangkat ke atas. Kaki kirinya menggantung di pundak Borne, sementara betis kaki kanannya dipegang oleh Borne. Borne menyarangkan selangkangannya diantara paha Rangga yang mengangkang. Borne menggenggam pangkal batang kontolnya yang sudah mengaceng penuh dengan tangan kanannya. Dengan bantuan tangannya itu Borne sedang berusaha menerobos lobang pantat Rangga yang masih perawan. Nampaknya Borne harus berusaha dengan lebih gigih dalam upayanya memperawani Rangga. Soalnya lobang pantat Rangga benar-benar sempit. Empat kali sudah kepala kontol Borne terpeleset oleh ludahnya sendiri yang telah banyak melumuri lobang pantat Rangga, namun akhirnya tetap saja usahanya gagal melewati lobang sempit itu. “Gila Nggah, pantat lo sempit banget...Padahal pantat lo tadi udah gua sodok-sodok dengan jari, kok masih sempit juga yahh..?”, suara Borne bergetar menahan nafsu. Tiba-tiba Borne meninggalkan Rangga. “Kenapa Born?” tanya Rangga bingung. “Bentar Ngga, untuk melawan pantat lo, kontol gua harus dilengkapi dengan senjata rahasia kayaknya,” jawab Borne. Terburu-buru ia membongkar laci lemarinya mencari-cari sesuatu. Hingga akhirnya ia tertawa kegirangan mengacungkan sebotol baby oil ke arah Rangga. “Ini dia Ngga. Nantikan serbuan kontol gua, hehehehehehe,” Rangga ketawa geli melihat Borne. Dengan terburu-buru Borne melumurkan baby oil sebanyak-banyaknya ke batang kontolnya. Lalu ia segera mendatangi tubuh Rangga. Segera ia kembali ke posisi semula. Pantat Rangga lalu di rojoknya dengan jari yang penuh dengan baby oil. “Pelan-pelan dong, sakit Born” erang Rangga. Saking buru-burunya ia tidak mempedulikan apakah perbuatannya menyakiti Rangga atau tidak. Erangan Rangga mengagetkan Borne. “Sorry, Ngga, gua horny banget.” Lalu dengan lembut di sodoknya pantat Rangga dengan jarinya. Setelah dirasakannya sedikit leluasa, kemudian segera ia mendekatkan kepala kontolnya mendekati lobang pantat itu. Dengan lembut namun penuh daya dorong, ditekannya kepala kontolnya mencoba menembus lobang pantat Rangga. Ternyata baby oil Borne benar-benar ampuh. Senti demi senti kontol Borne mulai menembus lobang pantat Rangga. “Arghhhh...........”, erang Borne dan Rangga bersamaan. Borne mengerang karena rasa nikmat akibat cengkeraman lobang pantat Rangga yang seret pada batang kontolnya. Sementara Rangga mengerang akibat sensasi gesekan batang kontol Borne yang licin menyumpal lobang pantatnya. Keduanya memejamkan mata menikmati aksi terobosan kontol itu. Tanpa sadar keduanya saling meremas buah pantat pasangannya. Keringat mulai mengucur di tubuh keduanya. Kontol Borne akhirnya dapat masuk seluruhnya kedalam lobang pantat Borne. Jembut lebat Borne menggelitik selangkangan Rangga. Borne mendiamkan kontolnya yang terbenam didalam pantat Rangga. Keduanya terdiam. Rangga menarik napas dalam-dalam mencoba beradaptasi dengan kontol Borne yang menyumpal di lobang pantatnya. Dipandanginya Borne yang masih terpejam menikmati sensasi denyut lobang pantat Rangga yang hangat. Rasanya begitu berbeda dibandingkan dengan memek yang pernah dientotnya. Saat kontolnya berada dalam lobang memek maka kontol terasa di cengkeram oleh daging yang empuk yang merupakan gelambir-gelambir lemak dalam memek. Sehingga cengkeramannya tidak begitu erat. Sedangkan lobang pantat terdiri dari otot. Akibatnya cengkeraman pantat sangat erat. Borne merinding, akibat kenikmatan cengkeraman pantat Rangga pada kontolnya. Saat dibukanya kedua matanya dilihatnya Rangga menatapnya sambil tersenyum. “Kenapa Ngga?” tanya Borne. “Gua suka liat tampang lo yang meringis keenakan,” jawab Rangga sambil meremas dada Borne yang berotot. “Kalo gitu gua meringis lagi deh,” kata Borne yang mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan lembut. Goyangan pantat Borne menyebabkan kontolnya keluar masuk menggesek lobang pantat Rangga. Akibat gesekan itu menimbulkan sensasi, geli, nikmat, yang membuat Borne semakin meringis-ringis. Sensasi itu juga dirasakan oleh Rangga. Akhirnya jadilah kedua cowok ganteng itu meringis-ringis keenakan. Selesai mandi Cinta segera makan siang. Setelah itu ia segera kembali ke kamarnya. Diangkatnya gagang telepon. Sambil memeluk bantal Cinta menekan tuts telepon. Mencoba menghubungi Borne. Kringggg... “Siapa sih? Lagi asik-asik begini juga..” kata Borne kesal. Saat itu ia dan Rangga sedang asik melakukan aksi goyang pantat berbalas-balasan. Kringggg... “Shit..!!!” sambil masih terus menggoyangkan pantatnya Borne meraih gagang telepon. “Halohhh..” katanya mendesah “Borne?!” Borne kaget sejenak, suara itu sangat dikenalnya, suara Cinta. Kekagetannya menyebabkan sejenak goyangan pantatnya terhenti. Rangga membuka matanya karena tidak merasakan gesekan kontol Borne di pantatnya. Dilihatnya Borne sedang memegang gagang telepon dengan wajah terkejut. “Siapa Bornhhh?” tanya Rangga. Dipandanginya wajah Rangga yang masih terbaring telentang dibawahnya. Dengan gugup Borne menjawab, “E..e...temen Ngga......eh........temen,” “Oh..Gak mesti harus menghentikan goyangan elo kan?” “Eh iya.” Borne lalu kembali mulai menggenjot pantatnya. Rangga memejamkan matanya menikmati genjotan Borne, pantatnya pun kembali bergoyang membalas. “Lagi ngapain Born, kok kayak orang lagi lari napas lo ngos-ngosan,” kata Cinta heran dari seberang sana. “Iya nih..soalnya guah..sedang di ruang fitness..” jawab Borne bohong. “Oh..” “Ada apah?” “Gini Born, gua mo nanya soal Rangga.” “Soal apaanhh....arghh..hehh..hehh..” “Kenapa Born?” tanya Cinta “Gak papa, gak papa” Borne berusaha menstabilkan napasnya sementara dibawah Rangga berimprovisasi memutar-mutarkan pantatnya sambil tangannya meremas-remas tetek Borne. “Soal Rangga!” “Kenapa diahh, hoshh..hoshh..hoshh.,,” Borne membuang napasnya kuat-kuat agar erangannya dan erangan Rangga tertutupi. Cinta segera menceritakan tentang apa yang didengarnya dari Maura di mobil tadi. “Oh...ghhh...ituhhh..hoshhh..hoshh...” Rangga tiba-tiba mengedutkan lobang pantatnya. Kontol Borne terasa dicengkeram dengan sangat kuat. “Kenapa Born, kenapa lu?” Cinta kebingungan. “Gak papah...”, jawab Borne sambil tangannya mencubit pantat Rangga dan mendelikkan matanya. Delikan matanya meminta Rangga menghentikan aksinya. Rangga tersenyum nakal dibawah. “Rasain..”jawabnya berbisik sambil menjulurkan lidahnya. Bersambung......... Sabar dulu ya. Yang sedang tegangan tinggi istirahat dulu deh. Capek juga tangan gua nekan kibot. Yang punya komentar kirim aja ke imel gua nicholassaputra2000@yahoo.com. Buat yang udah ngimel terimakasih banyak. Cerita ini spesial gua persembahkan buat teman gua YTK yang baik di Bandung.

###

6 Gay Erotic Stories from Nicholas Saputra

Ada Apa Dengan Rangga?

Borne sangat kesal melihat Rangga yang dengan cueknya memanggil Cinta di Lapangan Basket saat pertandingan basket putri. Dengan kesal Borne mengajak gengnya untuk ngerjai Rangga. Bersama tiga orang temannya Borne mendatangi Rangga yang sedang asik membaca buku "Aku"nya di gudang sekolahan. "Eh, ngomong apa lu sama Cinta?" bentak Adit, teman Borne galak kepada Rangga "Ada apa rupanya,

Ada Apa Dengan Rangga? Part 2

Rangga, Adit, Dito, dan Bram tak berkedip menyaksikan Borne yang dengan cueknya mempertontonkan kontolnya. Adit, Dito, dan Bram serasa tak mempercayai apa yang dilihatnya saat itu. Dua tahun bersahabat akrab sejak duduk di kelas 1 mereka berempat selalu bersama-sama baik disekolah maupun di luar sekolah. Selama hubungan persahabatan mereka terjalin tak pernah sekalipun mereka saling

Ada Apa Dengan Rangga? Part 3

Jilatan Rangga membuat Borne terangsang hebat. Secara tidak disadarinya pantatnya mulai bergoyang berirama, maju mundur. Tangannya mulai meremas-remas rambut kepala Rangga. Rangga sendiri mulai menikmati sensasi yang timbul akibat kulumannya di kontol Borne. Secara sadar ia merasakan bahwa kontolnya pun mulai membesar. Celana dalamnya serasa bertambah sempit dan tak sanggup menahan

Ada Apa Dengan Rangga? Part 4

Borne mengerang-erang keenakan, menikmati sodokan jari telunjuk Rangga yang keluar masuk dalam lobang pantatnya. Sensasinya begitu hebat. Kenikmatan yang ia peroleh dari sodokan jari Rangga membuatnya menggelinjang-gelinjang keenakan. Matanya merem melek menahan nikmat. Tanpa disadarinya giginya menggigit-gigit kecil batang kontol Rangga yang masih keluar masuk berirama dalam mulutnya.

Bimbang (Lanjutan Ada Apa Dengan Rangga?)

Sepulang sekolah, sambil berjalan menuju mobil Milly, tiba-tiba Maura nyeletuk, "Eh, tau enggak lo semua, kalo ternyata Rangga itu keluarganya gak jelas!" "Maksud lo?" tanya Milly yang sukanya pengen tau meskipun kalau udah dijelasin sering gak nyambung. Cinta diam, kelihatannya tidak perduli, namun telinganya terus menunggu jawaban Maura atas pertanyaan Milly. "Maksud lo?" ulang Milly

Bimbang, Bag 2

“Gua sebenarnya kurang jelas juga Ta, tapi yang pasti elo jauhi aja deh dia. Soalnya gua denger keluarganya berbahayaghhhhh,” terang Borne, sekuat tenaga ia berusaha menahan desahan napasnya. Namun di akhir kalimatnya tiba-tiba Rangga melakukan gerakan menjepit dengan lobang pantatnya membuat Borne tanpa sadar mengerang. Untuk menghindari kecurigaan Cinta, Borne menutup lobang mikropon

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story