Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Andre dan Si Gondrong, Part 4

by Prince chakran : smilingbluedargonfly@yahoo.com.sg


Esoknya aku masuk kerja praktek seperti biasa. Pantatku masih terasa longgar dan bengkak, hingga jalanku agak aneh. Teman2 kuliah yang sama2 kerja praktek di situ pada ngeledek, aku kayak pengantin baru yang habis ngentot aja, kata mereka. Aku cuma senyum aja, yang bener sih, aku baru habis dientot. Hari ini dan beberapa hari kemudian kerjaan di proyek banyak banget, sibuk sekali, sampe aku nggak sempet ketemu si Gondrong. Tiap sore aja aku langsung pulang karena capek banget, nggak sempet nongkrong lagi lihat para pekerja mandi. Pas Sabtu siang, aku ditegor seseorang, “Heiii…” Aku menoleh, eh ternyata si Gondrong. Seperti biasa, dia telanjang dada, kelihatan perutnya yang kotak2, rambut gondrongnya diikat ekor kuda, tersenyum padaku. Duh, kenapa sih kuli bangunan aja bisa segini gantengnya? Dia tanya gimana kabarku, baik jawabku. “Lubangnya masih sakit nggak bekas kemaren dulu?,” dia nanya lagi sambil tersenyum nakal penuh arti. “Wah, udah enggak tuh. Malah nggak sabar ditembak lagi. Udah siap sedia, jadi ketagihan nih…” jawabku asal. Dia ketawa nakal, trus nawarin kalau2 ntar malem aku mau main ke rumahnya, kebeneran kan besok hari Minggu jadi proyek libur. Dengan senang hati sahutku. Kita trus janjian ketemu di warung seberang proyek kelar jam kerja. Pas teng setengah enam, aku udah siap di warung seberang proyek, nggak sabar nunggu. Tapi tunggu punya tunggu, sampe hampir jam enam dan udah mulai sepi karena orang2 pada pulang, dia belum nongol juga. Ga lama kemudian, dari jauh kelihatan sosoknya bergegas menuju warung. Dia udah mandi, ganti baju dan rambut gondrongnya berkibar kena angin, segar wangi shampoo. “Sorry… udah lama ya”, dia bilang dia sengaja biar orang2 udah pulang dan sepi, jadi nggak ada yang lihat kencan kita. Dia nawarin buat makan malem aja dulu. Ya udah, karena emang udah laper, kita akhirnya makan. Kelar makan kita jalan kaki ke rumah kontrakannya. Sekitar 10 menit kemudian, lewat gang kampung yang berbelok2, sampai lah kita di rumah kontrakannya. Sambil mempersilahkan masuk, aku mengamati rumahnya. Rumahnya tingkat, kecil nggak gitu gede, dibawah ada 2 kamar tidur, ruang duduk plus ruang makan, trus ada dapur kecil dan kamar mandi di belakang. Kamarnya si Gondrong ada di atas. Kamar yang paling gede katanya. Sambil naik tangga trus buka pintu kamar, dia minta maaf karena kamarnya berantakan, maklum bujangan. Kamarnya cukupan gede, nggak ada tempat tidur, cuma 2 kasur beralaskan karpet, lemari kayu di sudut, sudut lain ada teve dan compo. Kok ada dua kasur? Oh, itu punya si Hendi teman sekamar gue, tapi jangan takut, dia kerja malem jadi security di disko, jadi pulangnya pagi. “Kita bebas kok malem ini,” katanya nakal sambil ngedipin mata. “Silahkan duduk di mana aja,” katanya sambil nawarin rokok yang aku tolak karena emang nggak ngerokok. Trus dia nyalain teve, “Eh… kita nonton vcd aja mau ga… film bokep, tapi cowok ama cewek…” dia nawarin lagi. Ya boleh lah kataku. Sambil ngerokok dan nonton vcd bokep, dia cerita. Katanya dia pertama kali ngentotin cewek umur 18 tahun, temen SMA dia, eh ternyata dia lulusan SMA loh. Sejak tahu nikmatnya ngentot, dia terus ketagihan. Udah banyak cewek yang diembat, apalagi dia cukup ganteng, cewek2 yang banyak ngejar dia. Perek2 malahan sering ngasih dia ngentot gratis karena kontolnya yang gede itu bikin mereka puas. Tapi kalo ama cowok sih, baru aku yang pertama. Sama dong sahutku. Enakan mana ngentotin cewek atau cowok. Sama aja, tapi kayaknya enakan cowok deh karena lubangnya lebih sempit katanya sambil menyeringai nakal. Aku tersenyum malu… tapi pengen. Karena terus2an ngomong soal ngentot, kita berdua jadi horny, kebawa suasana. Dia mulai gelisah duduknya, bentar2 ganti posisi. Aku perhatiin tonjolan selangkangan di balik celana jeansnya mulai membesar. Apalagi pas saat itu di teve lagi adegan satu cewek bule dientot bareng dua cowok negro yang kontolnya super XL. Satu negro ngentot memeknya, yang satu lagi fuck pantatnya. “Hhhhhmmmmffff…. Enak banget kali yah…,” terdengar si Gondrong menghela nafas panjang, dan ngomong dengan suara bergetar. “Sini dong duduknya deket gue, kok jauh2 banget,” kata si Gondrong lagi. Dengan pelan aku beringsut mendekat. Begitu dekat, tanpa bertanya lagi langsung aku diterkamnya, si Gondrong mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus kontolnya yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah ngaceng habis. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut si Gondrong yang kian binal melumat-lumat mulutku, lidahnya mendesak-desak ke dalam dengan buas. Dia memelukku dan tangannya meremas-remas dadaku dari luar, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulutku. Perasaan geli dan nikmat bercampur menjadi satu bersamaan dengan gejolak birahiku yang mulai naik. Tangannya kini makin berani menyusup ke bawah kaos ketat lengan panjang yang kupakai, terus bergerak menyusup ke balik celanaku. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika aku merasa tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa terasa pula lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, liur kami menetes-netes di pinggir mulut. Diangkatnya tubuhku dan ia rebahkan di atas kasur yang empuk. Si Gondrong dengan cepat melucuti kaosku, setelah itu ia pun melepas kaos yang dipakainya. Perlahan-lahan dia pun melepas kancing celanaku dan akhirnya aku hanya mengenakan celana dalam saja. Aku ditindih tubuhnya dan dia mulai menyusuri setiap titik tubuhku dengan bibir dan lidahnya. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas si Gondrong. Nampaknya si Gondrong tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut si Gondrong merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Si Gondrong semakin menggila, tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati dadaku secara bergantian. Lidahnya dijulur-julurkan menjilati seluruh permukaan dadaku itu sampai basah, mulai dari yang kiri lalu berpindah ke dadaku yang kanan, digigitnya pentil susuku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. “Maasss ..... sssshhh .....shhhh ......oohhh .....oouwww ... masssss,” erangku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi leher dan dadaku. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati tapi kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua puting susuku sekuat-kuatnya. Si Gondrong tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan mengerumasi rambut kepalanya yang bergerak liar. Sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua pentil dadaku bergantian sambil dihisap-hisap dengan penuh rasa nikmat. Bibir dan lidah si Gondrong dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua buah dadaku yg kenyal dan padat. Di dalam mulut, puting susuku dipilin-pilin dengan lidahnya sambil terus menghisap sampai pipinya terlihat kempot, mungkin dia menghayal meminum air susuku. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika gigi si Gondrong menggigiti pentilku dengan gemas. Kedua belah dadaku basah dan penuh dengan lukisan bekas gigitan dan juga cupangan berwarna merah bekas hisapan, sangat kontras sekali dengan warna kulitku yg putih. Kudengar dia mengerang, sepertinya dia sudah tidak tahan lagi. Dia kemudian menghentikan permainan dan merebahkan tubuhnya di sisiku. Aku pun tanggap dengan apa yang dia inginkan. Kubalik posisi tubuhku hingga aku berada di atasnya. Kuangkat kedua tangannya dan kepalaku menyusup masuk ke ketiaknya. Kujilati daerah di ketiaknya dan tercium olehku bau keringat khas laki-laki yang maskulin dan sexy. Aku terus menjilatinya. Dia hanya menggelinjang dan mengerang lirih. Sasaranku berikutnya adalah bagian perutnya yang berotot dengan bulu-bulu halus menghiasi pusarnya. Kujilati pusarnya, sementara tangan kananku mulai sibuk mengelus dan meremas buah dadanya yang gempal. Akhir nya aku berusaha untuk melepas celana panjangnya hingga dia hanya bercelana dalam saja. Sasaran kupindahkan ke daerah pahanya yang gempal dan berbulu halus. Kucium… kujilat… dan kadang-kadang kugigit bulu-bulunya. Kujilati pahanya sementara tanganku mengelus-elus paha lainnya dengan mesra dan membentuk gerakan yang ritmis. Kurasakan otot pahanya mengejang. Ia menggelinjang sambil mendesah. Dengan nafsu yang berkobar-kobar aku jilati celana dalamnya. Dengan serta merta ia sibuk melepas celana dalamku, sementara aku sibuk melepas celana dalamnya. Dengan liar aku menarik cawatnya ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkangannya yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluannya yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahku. Akhirnya aku dan si Gondrong sama2 telanjang bulat. “Ouh, gila benar. Titit mas gede banget dan kekar. Ouh... hmmm..!” seruku bergairah. Mula-mula kuciumi bagian buah zakarnya, kemudian naik ke bagian batang kontolnya. Kucium dan kujilati rambut-rambut lebat yang tumbuh di atas kontolnya, kemudian berpindah ke buah zakarnya yang berbulu sambil kukocok batang kontolnya perlahan-lahan. Kujilat dan kukulum buah zakarnya sementara si Gondrong sibuk mengacak2 rambutku menahan nafsu. Demi melihat kontol si Gondrong yang kian membesar dan berurat itu, aku pun segera melahapnya. Mula-mula kujilati setiap titik batang penisnya dan kepala penisnya yang besar merah. Kucium baunya yang sangat khas, sehingga membuat nafsuku makin menggelegak. Aku mulai menjilati kepala penisnya yang mengkilat dan kemudian kumasukkan batang kontolnya ke dalam mulutku, dan mulailah aku mengulum-ngulum, yang seringkali dibarengi dengan menyedot kuat dan ganas. Kukulum dan kusedot penisnya sambil terus mengocoknya perlahan-lahan. Aku terus mengenyot dan menyedot dengan kuat. Tangan kananku mengocok-ngocok batang kejantanannya, sementara tangan kiriku sibuk mengelus-elus dan meremas-remas buah zakarnya yang berbulu. Si Gondrong hanya mengerang-ngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya. Aku terus menerus masih aktif mengocok-ngocok batang kemaluannya. Remasan pada biji kemaluannya membuat si Gondrong merintih-rintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya aku kadangkala memukul-mukulkan batang kemaluannya ke seluruh permukaan wajahku. Aku sendiri sangat terangsang dan nyaris tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku. Dengan memegangi kepalaku, si Gondrong menikam-nikamkan batang kontolnya ke dalam mulutku. Tidak karuan lagi, aku jadi tersendak-sendak ingin muntah atau batuk. Air mataku malah telah menetes, karena batang kontolnya mampu mengocok sampai ke tenggorokanku. Bagaimana tidak, batang kejantanannya ini kira2 memiliki panjang 20 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir sebesar botol soft drink. Rambut kemaluannya sengaja sudah dicukur dan dirapikan, beda dengan waktu persetubuhan pertama. Keringat bercucuran membasahi tubuh kami sehingga kelihatan mengkilat. Erangan panjang keluar dari mulut si Gondrong. Tampaknya dia hampir mancapai klimaks, namun aku yakin dia tak akan berhenti sampai sini. Dihentikannya permainannya, si Gondrong mulai mengubah psosisi tubuhnya telentang, setengah duduk setengah berbaring. Punggungnya diganjalnya dengan bantal. Kulihat batang kontolnya yang tegak sampai melebihi pusarnya dan tanpa memberiku kesempatan beristirahat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Membuatku mengambil posisi berjongkok di atas tubuh si Gondrong yang telentang. Aku sedikit ngeri dan agak takut membayangkan batang kontol si Gondrong yang besar dan berurat masuk lubang pantatku, walaupun anusku sudah pernah dimasuki kontolnya kemarin. Apalagi dengan pentolannya yang berukuran sangat besar. Akhirnya aku pasrah saja. Dilumuri lubang pantatku dan penisnya dengan ludah lebih banyak, kemudian dipegangnya pangkal kontolnya, diusap-usapkan kepala kontolnya ke lubang anusku. Perlahan-lahan kucoba masukkan kontol si Gondrong ke dalam lubang pantatku. Mula-mula kepala penisnya susah sekali masuk, tetapi sedikit demi sedikit akhirnya pentolannya berhasil memasuki lubang pantatku. Aku pun meringis menahan rasa sakit. Kurasakan penis si Gondrong menusuk-nusuk dan kurasakan sakit yang luar biasa. Si Gondrong pun berusaha menyodokkan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam. Pelan2 kontolnya yang gede itu masuk senti demi senti, ah.... sakit, berhenti, kutekan pantatku masuk hingga ke pangkal pistolnya, kemudian turun lagi...... dan blesss.... semua masuk, penuh rasanya rongga anusku. Kuraba ternyata batang pistolnya sudah hilang tertelan anusku. Akhirnya seluruh bagian penisnya masuk ke dalam lubangku. Aku mulai menggerak-gerakkan pantatku ke atas bawah, sementara si Gondrong mengimbanginya dengan menyodokkan kontolnya secara ritmis. Ahh..., kurasakan nikmat yang luar biasa dari dalam anusku, hangat terkena gesekan batang kontolnya. Lobang anusku serasa penuh sesak oleh kontolnya yang hitam besar itu. Kontolnya terasa bergeser naik turun dalam anusku. Sementara kontolku sendiri terjepit erat diantara perutnya, bergesek dengan kulit perutnya hingga membuatku tambah ngaceng. Kurasakan sakitnya mulai hilang, dan yang ada hanya rasa nikmat tiada tara. Sungguh suatu sensasi yang tiada terkira. Aku kian bergairah dan demikian pula halnya dengan si Gondrong. "Ohhh... sekarang enak... massss... teruuus... tusukkk.. ahhh..." dan aku pun mulai menikmati tusukannya. Aku semakin mempercepat gerakan pantatku naik turun, sementara dia mengimbanginya dengan menyodok-nyodokkan penisnya yang kian membengkak dengan irama yang teratur. Aku menaik-turunkan pantatku sambil sesekali menggoyang-goyangkannya perlahan-lahan. Kudengar si Gondrong merintih, mendesah dan melenguh pelan, demikian halnya denganku. Si Gondrong menikmati goyanganku sambil 'menyusu' buah dadaku yang tepat di depan wajahnya, pentilku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu. Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga anusku terasa seperti diaduk-aduk. “Ahhh.. nikmattt…. Lubang lo sempiiiit bangeeeet, masiiiih perawan jugaaa. Ohhh...!,” si Gondrong mulai mengerang menikmati sedotan anusku. Aku terus menaik-turunkan pantatku, dan kurasakan si Gondrong juga balas menyodokkan kontolnya kian keras. Aku terus menggerak-gerakkan pantatku sambil meremas-remas buah dadanya. Kurasakan semakin lama si Gondrong kian keras menyodok lubang pantatku. Semakin ganas goyangan pantatku, semakin keras pula dia menyodok. Aku terus mempercepat goyanganku karena aku merasa sudah mau keluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Kontolku yang terjepit di antara perut si Gondrong makin tergesek sempurna. Aku semakin merintih-rintih...... dan merasakan adanya sedikit cairan mani yang mulai muncul di ujung lobang kenikmatanku. Tiba-tiba kurasakan kontolku begitu hangat dan licin......ahhhhh kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan seumur hidupku. Rasa hangat dan gerakan licin yang naik turun di seluruh batang kontolku.......... ahhhhhhhhhh....hhhhhh..ssshshhhh.... Akhirnya, creeeett.., creeeett.., creeett… kurasakan cairan hangat mengalir dari kontolku. Spermaku menyemprot kuat jauh sampai di bahu si Gondrong, beberapa bahkan mendarat di rambut gondrongnya yang kini basah. Aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku, tanganku erat memeluk lehernya, jemariku mencengkeram rambutnya. “Ouuuhhhkk.. aooouhkk... aaahhk..,” seruku sambil menggelepar-gelepar lunglai. Keluar pejuku sehingga lobang anusku semakin mengetat sempit sekali, meremas-remas kontolnya yang binal dan gede itu. Kudengar si Gondrong melenguh panjang, "Oughh… yess...!" Benar-benar dahsyat yang kuperoleh ketika klimaks itu sampai. Keringat pun bercucuran dari tubuhku dan tubuhnya. “Aakhhh.. gue mau keluar niihh. Ohhh...!,” erang si Gondrong. Dia menggenjot makin kuat dan bertenaga. Aku makin liar mengimbanginya dengan menaik turunkan pantatku makin cepat. “Ohh... massss…. terus genjot…..” dan aku pun semakin menikmati tusukan kontolnya. “Blesep... sleeep... blesep..” suara sodokannya terdengar sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. "Yeahhhhhh,...... oouugghhhhhhh yyyessssssss.... teruskan Massss..... terussss......" Aku terus mendorong pantatku dengan cepat mengimbangi sodokan pantat si Gondrong yang membuat batang kontolnya makin melesak masuk lebih dalam di liang anusku. Semakin lama gerakan pinggul kita semakin meliar dengan dahsyat sampai akhirnya kurasakan kontol si Gondrong berdenyut-denyut, dan dengan keras dia menekan lubang pantatku dan tubuhnya mengejang. Jemarinya dengan kasar mencengkeram buah pantatku, menekan keras hingga membuat kontolnya masuk makin maksimal. “Aaaahhh... gue mau keluar. Ohhh... yeeeaaaaahhh....!” Creeeeeet... croot... crott.. crottt… creeet….. kurasakan semburan hangat spermanya memasuki lorong anusku. “Ouhh... ouh.. auh aaah... ouh..!” gumam si Gondrong merasakan puncak gairah yang indah. Baru kali ini aku menikmati semburan sperma yang luar biasa. Kami pun terkulai lemas, aku rebah dalam pelukan si Gondrong. Si Gondrong memandangku bahagia. Cowok gondrong itu lekat memandangku dengan perasaan puas. Mengusap keringat yang menempel di wajahku dengan penuh perhatian. Lalu puas mendaratkan bibirnya yang dengan lembut mencium setiap senti wajahku. Wajahku dihujani ciuman2 lembut dari bibir sexy si Gondrong. Tubuhku tenggelam sangat rapat dalam pelukan tubuhnya yang kekar dan sexy. Aku membelai wajah dan rambutnya yang gondrong itu. Wajahku kutenggelamkan ke lehernya, hidungku membaui harum rambut gondrongnya yang basah. Hingga akhirnya kami tertidur pulas sebelum sempat si Gondrong mencopot kontolnya dari lubang pantatku.

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

1 Gay Erotic Stories from Prince chakran : smilingbluedargonfly@yahoo.com.sg

Andre dan Si Gondrong, Part 4

Esoknya aku masuk kerja praktek seperti biasa. Pantatku masih terasa longgar dan bengkak, hingga jalanku agak aneh. Teman2 kuliah yang sama2 kerja praktek di situ pada ngeledek, aku kayak pengantin baru yang habis ngentot aja, kata mereka. Aku cuma senyum aja, yang bener sih, aku baru habis dientot. Hari ini dan beberapa hari kemudian kerjaan di proyek banyak banget, sibuk sekali,

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story