Gay Erotic Stories

How could I resist such young and handsome medical officer? His lips were so tempting and his arms were so muscular so that I could not help not to explore more of the beauty of his body. Dr Setiawan adalah seorang dokter militer berpangkat Letnan Satu (Lettu) yang ditempatkan di Poliklinik dari Markas Kesatuan tempatku bertugas. Aku adalah seorang high ranking officer (perwira tinggi) yang menjabat Chief Commander (panglima) dari suatu kesatuan militer di negara-ku (tak perlu kusebut nama negaraku). Poliklinik berada di bawah unit komando yang disebut Detasemen Markas (Denma). Ada beberapa dokter dan perawat militer yang bertugas di Poliklinik, tetapi bagiku Dr. Setiawan adalah yang paling menarik. Karena ia tinggi, putih, tampan dan atletis. Sehingga aku, tak urung berdebar-debar jantungku jika harus dekat-dekat dengan dia! Apalagi Dr Setiawan orangnya dingin dan acuh tak acuh sehingga membikin aku makin gemas ingin menikmati tubuhnya. Jujur saja, aku akui bahwa walaupun aku adalah seorang perwira tinggi yang berpenampilan gagah, kekar, jantan, macho (dan ganteng), tetapi aku adalah seorang homoseks tulen 100% sejak kecil. Sengaja aku memilih karir dan profesi militer agar aku bisa selalu berada di antara tentara yang semuanya lelaki, gagah, perkasa, jantan dan sering-sering sadis!. Pilihanku ini sangat tepat dalam memuaskan nafsu homoseks-ku, tetapi kelak menjadi masalah karena aku harus kawin dengan wanita demi karirku. Tapi dasar berjiwa militer tulen, walaupun nggak doyan cewek, aku paksakan juga diriku kawin dengan salah satu cewek tercantik di kota yang jadi lokasi Akademi Militer tempat pendidikanku dulu. Akibtanya, jika aku akan memberi nafkah batin pada isteriku maka aku anggap sebagai "perintah dinas". Jadi, aku bisa ngaceng bukan karena terangsang pada tubuh isteriku tetapi karena berfantasi tentang kekejaman-kekejaman yang aku alami dan lakukan sejak di pendidikan, di latihan maupun waktu aku dinas dalam dinas efektif militer di pasukan elit!. Kekejaman dan kesadisan sangat merangsang bagiku karena aku seorang yang suka S/M alias sado-masochist! Dengan berbagai dalih dan cara akhirnya aku bisa mendapat pelayanan pemeriksaan rutin dari Dr Setiawan. Sederhana saja, aku minta dicheck tekanan darah setiap pagi selama satu bulan. Jadilah, Dr Setiawan setiap pukul 07:30 pagi tepat sudah menghadap di kamar kerjaku. Di samping kamar kerjaku ada kamar istirahat dengan tempat tidur. Aku minta diperiksa dalam kamar itu, dengan demikian aku bisa lebih leluasa menikmati Dr. Setiawan - dokter pribadiku. Dengan sopan dan hormat tetapi tegas dia memeriksaku, nadi lalu tekanan darah. Lalu dia akan melaporkan :"Siap, 120/80 Jenderal!". Biasanya aku pura-pura bertanya-tanya ini itu, agar bisa berdua-dua dengan dia lebih lama. Tapi dia akan menjawab semuanya dengan cepat dan tangkas sehingga tidak ada alasan bagiku untuk menahan dia berlama-lama. Hal ini membikin aku makin kagum. Biasanya waktu dia sedang menerangkan sesuatu aku menikmati wajahnya yang ganteng dan bibirnya yang menawan, serta lengannya yang kekar merangsang, sehingga dalam hati aku mengancam :"Awas, nanti kucium kau!" Suatu hari waktu Dr Setiawan selesai memeriksa tekanan darahku aku ajak dia ngobrol sedikit. Rupanya, hubungan kami mulai mencair, dia tidak sekaku dulu dan mulai mau cerita sedikit tentang statusnya yang bujangan, asalnya, alamat rumahnya dan hobby olahraganya, tennis dan renang (seperti Mas Arief Suditomo salah satu ex-cowok langgananku di luar dinas). Aku mengajak agar kapan-kapan dia bisa main tenis dia berenang bersamaku. Berdasarkan perintah-ku maka aku ajak dia pergi ke suatu resort yang mempunyai fasilitas olah raga lengkap. Kami pergi berempat bersama ajudan dan supir. Mula-mula kami jogging bertiga, aku terngasang pada bau harum parfum kedua laki-laki yang mendampingiku Dr. Setiawan dan ajudan Lettu Iwan. Setelah jogging beberapa lap tubuh kami bermandikan keringat, dan aku terangsang melihat wajah dan lengan kedua perwira muda yang berkilat-kilat. Selanjutnya kami istirahat sambil minum sari buah. Setelah istirahat kami sambung dengan fitness dan ditutup dengan latihan renang beberapa lap. Kedua perwira muda itu ternyata sangat fit, tidak tampak tanda-tanda kelelahan di wajah mereka. Mereka tampak tetap gagah dan kuat. Selesai latihan berat aku mengajak tidur sore di resort untuk :"Mengembalikan stamina" dan aku minta dipesan 3 kamar yang saling bersebelahan. Selesai mandi dan berpakaian bersih aku memanggil Dr Setiawan ke kamarku dengan laasan mengajak ngobrol dan minta ditemani. Aku memesan soft drink dan menyalakan TV di kamar yang sejuk ber-AC. Dr. setiawan tampak gagah dan menawan dengan kaos hitam dan celana jeans hitam. Dadanya yang bidang dan ketat tampak jelas dibalut baju kaos ketat, ditingkah oleh lengannya yang kekar, wajahnya yang ganteng dan kulitnya yang putih, kontras dengan warna pakaiannya. Aku tak tahan lagi.... Belum sempat ngobrol apa-apa aku sudah memeluknya. Anehnya dia tidak kaget malah seperti menyerahkan diri. Nafsuku makin menggelegak, dia kupeluk, kulumat bibirnya, kutindihi badannya, kubawa dia berbaring ke tempat tidur. Akhirnya kutelanjangi dia sampai telanjang bulat dan kukerjai, kunikmati sepuas-puas nafsuku dan jiwaku. Kumandikan seluruh tubuhnya dengan lidah dan ludahku. Kujilat puting susunya yang ketat dan melenting tegang dan kujilat pula ketiaknya yang berambut hitam lebat dan kelaki-lakian. Lalu kusedot kontolnya yang besar dan disunat ketat sampai dia ngaceng berat dan memancarkan pejuh mudanya, pejuh dokter, pejuh perwira muda, yang sangat banyak dan menyembur jauh dari lubang kencing kontolnya bagaikan air tersembur dari selang pemadam kebakaran. Karena dia pasrah, aku makin bernafsu dan keperawani lobang pantatnya sampai dia merintih, "AGH!..AGH!..AGH!" kesakitan karena pantatnya masih perawan! Untuk mengurangi nyeri pada lubang pantatnya, aku olesi kontolku dan lubang pantatnya dengan baby oil yang tersedia dan aku rangsang kontolnya yang besarnya bagaikan kuda dengan tanganku sehingga dia melenguh keenakan " MMPH..MMPH..MMPH" bagaikan seekor sapi. Akhirnya aku percepat pemompaan kontolku di lubang pantatnya dan aku kocok kontolnya makin cepat juga dengan irama yang sinkron. Akhirnya, aku memberi tanda akan memancarkan pejuh dan kocokan pada kontolnya kupercepat, akhirnya ..CRROT..CRROTT..CRROTT..CRROTT..CRROTT, pejuh kami terpancar banyak sekali dan terasa nikmat sekali dalam kebersamaan dalam memancarkan pejuh kami masing-masing, karena kami berhasil mencapai puncak syahwat bersama! Kelelahan oleh olahraga fisik dan olahraga batin, maka kami tetidur bertelanjang bulat dan berjunub! Jam 17:00 sore aku terbangun, dia masih tetidur tenang di sampingku dalam ketampanan dan ketelanjangannya. Dengan hati-hati kuselimuti dia dan kukecup dahinya. Aku mandi membersihkan badan dan berpakaian. Dia masih tidur sampai maghrib. Waktu terbangun dia kaget! Tapi cepat-cepat kuberikan pelukan sayang agar dia tidak panik karena sadar baru saja "berbuat" dan "dinodai". Untunglah dia tetap tenang, dia bangkit dan kubimbing kekamar mandi. Itulah hari terindah dalam hidupku, menikmati tubuh Dokter Setiawan-ku yang ganteng!