Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

The Strange Policy In The Military Academy

by Bagus Errwynn


The Military Academy has a strange policy of making circumcision obligatory to all of its cadets. Bagaimana sejarahnya hingga sunat (khitan atau sirkumsisi) merupakan kewajiban bagi semua Kadet atau Taruna Akademi Militer? Tidak jelas. Secara resmi dinyatakan bahwa kewajiban itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Taruna (yang kelak jadi Perwira), dan demi kesempurnaan ke-lakilaki-an setiap Taruna. Motto pertama Akademi Militer adalah : "Pria yang tidak disunat, bukan laki-laki." Proses pengeratan kulup dianggap sebagai proses pendewasaan seorang laki-laki atau "passage to manhood" yang harus dapat dirasakan, berkesan, dan tidak terlupakan oleh Trauna tersebut. Sesuai dengan motto bahwa "Taruna tidak mengenal rasa nyeri" maka di Akademi Militer ditentukan bahwa sunat untuk Taruna dilakukan tanpa anestesi apapun! Sehingga rasa nyeri hebat yang luar biasa pedihnya itu akan : "terasa", "berkesan", dan "tidak terlupakan" bagi Taruna yang mengalaminya. Bagi mereka yang melihat penderitaan Taruna yang disunat tanpa anestesi itu (tarikan wajah kesakitan, geliat dan gelinjang kepedihan) juga akan merupakan pengalaman yang berkesan dan tidak terlupakan. Setiap tahun rata-rata ada 10% Taruna yang belum disunat atau dinilai sunatnya kurang sempurna. Di Akademi Militer tersebut yang dianut adalah cara sunat Tentara Amerika Serikat yang "high and tight". Yaitu, sunat yang keratan kulupnya dilakukan jauh di pangkal batang kemaluan (kontol) sehingga kulit kontol itu terlihat ketat, jantan dan dewasa! Bagi taruna yang sunatnya belum "high and tight" wajib diulang. Cara menilainya adalah Taruna tersebut di suruh duduk dengan kontol dalam keadaan tidak tegang-terangsang. Jika sebagian kulupnya masih menutupi kepala kontolnya, maka sunat itu harus disempurnakan. Jika meragukan, maka bisa juga kulup itu ditarik ke depan, jika kulup masih bisa ditarik ke depan dan menutupi kepala kontol berarti sunat harus disempurnakan. Kewajiban sunat bagi Taruna ini mirip dengan peraturan yang diterapkan Badan Intelijen Jerman Timur "Stasi" dengan pertimbangan agar jika agen spionase mereka tertangkap waktu melakukan kegiatan mata-mata, dapat mengaku sebagai Orang Amerika (yang sebagian besar prianya disunat) dan tidak dapat diidentifikasi sebagai Orang Jerman (karena sebagian besar pria Jerman tidak disunat)! Pada tahun 1960-an sunat di Akademi Militer bagi Kadet atau Taruna masih dilakukan dengan anestesi. Kemudian dicoba dilakukan tanpa anestesi. Karena di desa-desa penyunatan pada anak-anak kecil dilakukan tanpa anestesi. Demikian juga bayi-bayi di Amerika Serikat disunat tanpa anestesi, hanya difiksasi saja (restraint) supaya tidak bisa bergerak dan berontak karena kesakitan. Akibatnya bayi itu menangis dan menjerit kesakitan, waktu kulupnya digunting oleh dokter! Kalau begitu kenapa Kadet atau Taruna yang memang harus tahan sakit dan nyeri juga tidak disunat saja tanpa anestesi?. Waktu dilakukan uji-coba pada sebagian Taruna, ternyata mereka yang disunat tanpa anaestesi itu, walaupun tampak sangat kesakitan, bisa tetap sadar. Jumlah yang pingsan karena kesakitan sangat sedikit. Maka sejak itu semua sunat dan operasi kecil (minor surgery) untuk Taruna dilakukan di Klinik Akademi Militer tanpa anestesi!. Bahkan anestesi dihapus dari daftar obat Akademi Militer. Sehingga Taruna yang luka karena latihan, kecelakaan atau karena disiksa keterlaluan (misalnya : kulit punggung sobek karena dihajar dengan cemeti berpaku), lukanya juga dijahit tanpa anestesi. Bisa dibayangkan penderitaan para Taruna itu. Untungnya, para Taruna itu sudah dibiasakan (DIHARUSKAN dan DIPAKSA) tidak boleh mengeluarkan bunyi apa pun dari mulut jika merasa nyeri karena disiksa atau dihajar oleh Pelatih atau Taruna Senior. Juga waktu disunat tanpa anestesi! Sehingga di ruang gawat darurat atau di kamar operasi Klinik Akademi Militer tidak pernah terdengar teriak atau jerit kesakitan Taruna. Padahal Klinik Akademi Militer sebetulnya tidak lebih dari Kamar Siksa!. Para petugas kesehatan di Klinik Akademi Militer juga sangat ahli dalam menyunat Taruna tanpa anestesi. Bukan rahasia umum lagi kalau penyunatan secara militer itu merupakan ajang praktek sadisme para dokter dan perawat Akademi Militer terhadap Taruna. Biasanya, mereka dengan sengaja sangat melambatkan keratan kulup Taruna dengan gunting chirurgis! Sehingga Taruna yang disunat itu menggelinjang, menggeliat, bercucuran keringat, dan wajahnya menyeringai tampak sangat kesakitan!. Ide praktek sunat tanpa anestesi ini juga dimulai oleh para petugas kesehatan tahun 1960-an yang sering mengurangi dosis obat anestesi sehingga Taruna yang disunat menggeliat kesakitan, karena dosis obat anestesi tidak cukup untuk memberi efek pemati rasa, walaupun sudah disuntik anestesi (di pangkal kontolnya). Cara-cara menyiksa laki-laki dengan alasan sunat ini banyak dilakuakn di beberapa suku di Afrika. Dengan cara mengerat kulup dua kali (!), sebagian, sebagian. Atau pada suku Afrika lain, setelah sang pemuda remaja kesakitan karena disunat dia masih dicambuki lagi agar benar-benar bisa merasakan "passage to manhood". Di Filipina, dikenal "Tuli" yaitu cara menyunat anak laki-laki secara tradisional pada hari Sabtu yang dirasakan sangat nyeri, sehingga hari itu disebut "Black Saturday".

###

17 Gay Erotic Stories from Bagus Errwynn

A Test Of The Endurance Towards Pain

Is it true that a soldier must be able to endure severe pain? So that the training must also include how to deal with pain? But the instructors create a torture that create pain like hell! Temanku Johann terpilih jadi Komandan Capratar. Karena memang dia punya banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan Capratar lain. Capratar atau Calon Prajurit Taruna adalah sebutan untuk Taruna

A Wonderful And Heavenly Time With Arief

To share the room with Arief in Australia was such an enjoyable and heavenly experience in my life. Sudah sejak lama aku tertarik kepada Arief (M. Arief S. Suditomo) seorang penyiar berita di TV. Tetapi, para pembaca yang terhormat perlu ingat bahwa ada ribuan penyiar bernama seperti itu. Jika ada persamaan dengan nama seseorang, tentulah itu semata-mata suatu kebetulan atau

Come Across A Celebrity

I have never imagined that one day I will be able to know him in person and much more to enjoy and to taste his body. Aku adalah seorang manajer gedung pencakar langit. Gedung itu milik suatu perusahaan besar yang bergerak di bidang property. Karena letaknya strategis dan rancangan serta lay out-nya menarik, gedung itu sering dijadikan tempat shooting untuk iklan, video clips maupun

Diperkosa Dua Orang Pelatih

Peristiwa ini terjadi waktu aku masih berusia 18 tahun. Ketika itu aku jadi Kadet (Taruna) di suatu akademi militer yang tak perlu kusebut di negara mana. Keinginanku jadi tentara semata-mata karena aku hobby dengan kegiatan di lapangan yang bersifat kemiliteran dan kelaki-lakian. Tidak ada latar belakang ekonomi, ambisi politik, ambisi kekuasaan ataupun terpikat baju seragamnya.

Hanya Karena Terlambat Melapor

Setiap hari Sabtu dan Minggu setiap Prajurit Dua (Prada) mendapat Izin Bermalam (IB) di luar asrama kesatuan. Prada di negaraku, umurnya rata-rata sekitar 18 - 20 tahun. Karena terbatasnya lapangan kerja di negaraku (tak perlu kusebut negara mana), banyak di antara Prada itu berpendidikan umum high school (sekolah menengah atas). Padahal sebetulnya persyaratannya cukup pendidikan umum

Jeffry My Best Friend

This is what happened during my cadet days in the Military Academy. Pengalaman ini aku alami sewaktu aku masih menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer di suatu negara yang tidak perlu aku sebutkan. Pada masa itu, sangat lazim bahwa kekejaman diterapkan kepada kami para Taruna. Apakah sekarang cara-cara sadis dalam pendidikan militer masih diterapkan di negara tersebut, aku tidak

Mess Perwira

Aku seorang tentara dari suatu negara. Di Malaysia disebut Tentara Darat Di-Raja atau Royal Army. Aku berpangkat Kapten dan menjabat sebagai perwira yang bertanggungjawab di bidang intelijen, penegakkan hukum militer dan disiplin. Komandanku berpangkat Letnan Kolonel dan dalam cerita ini akan aku sebut "Komandan" saja. Walaupun sebetulnya aku ingin sekali menyebutkan namanya, karena aku

My Father's Aide De Camps

Ayahku seorang perwira tinggi suatu angkatan yang tak perlu aku sebutkan di negara mana. Sebagai pejabat militer penting dengan pangkat berbintang-bintang dia didampingi seorang ajudan, namanya Jeffri berpangkat Letnan Satu. Ajudan dalam Bahasa Inggris disebut ADC atau Aide De Camps. Tugas ajudan adalah melancarkan pekerjaan dari pejabat yang didampingi termasuk mengatur waktu dan

My Terrible Experience as Cadet

The terrible thing to be a cadet is that the instructors or the senior cadets always have good reasons to punish, either for minor infractions or just for reasons they just make it up. Saat aku menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer, dampak psikologis dari perlakuan keras, kejam dan sadis terhadap Taruna nyaris tidak diperhitungkan. Apalagi masa Latihan Dasar Militer atau Masa

Swimming In A Deserted Pool

Waktu peristiwa ini terjadi, abang iparku menjabat komandan batalyon dari tentara di suatu negara (yang tak perlu kusebut nama negaranya). Asrama batalyon itu terletak di luar kota dan abangku tinggal di rumah dinas dalam kompleks asrama itu. Kalau hari libur aku sering menginap di rumah abang ipar atau kakakku itu. Mereka tidak dikaruniai anak sampai sekarang. Kadang-kadang kalau

Taken Hostage By Free Aceh Movement

It was just a good luck that being a serviceman I was freed unharmed by the Aceh Free Movement men after taken hostage for almost one month. But I had to serve the needs of these men. Kejadian ini bagaikan mimpi. Ketika itu aku menyamar sebagai "orang sipil" dengan mengubah potongan rambutku, cara berpakaian, cara bersikap bahkan cara bicara. Tugasku di bidang intelijen

The Enjoyable Pain And Happiness Of A Cadet

To be a Cadet of the Military Academi was my obsession as a teenage. I was very happy when I passed the test and accepted to join the Military Academy. Really, I got what I wanted : the enjoyable pain and happiness! Dapatkah anda bayangkan apabila anda sehari-hari dikelilingi oleh pria-pria ganteng yang wajahnya mirip Donny Kesuma (yang ganteng dan atletis), Anjasmara (yang ganteng),

The High School Next To The Military Academy

Those high school students who want to become a cadet in the military academy have to attend an orientation course which is quite (sexually) impressive. Waktu aku masih bertugas sebagai instruktur di akademi militer suatu negara (yang tak perlu kusebut namanya) ada kegiatan yang disebut Orientasi Pelajar. Kegiatan ini hanya bisa diikuti oleh murid laki-laki dari sekolah menengah

The Military Detention Centre

I never imagined that in this modern times a military detention centre still has a torture chamber. Aku memanggilnya Bang Jeffri karena dia kakak kelasku di Akademi Militer (tak perlu kusebut di negara mana). Kami hanya berbeda satu tahun dan aku sebetulnya cukup dekat dengan Bang Jeffri. Waktu masih jadi Taruna di Akademi Militer, Bang Jeffri termasuk Taruna Senior yang gemar

The Strange Policy In The Military Academy

The Military Academy has a strange policy of making circumcision obligatory to all of its cadets. Bagaimana sejarahnya hingga sunat (khitan atau sirkumsisi) merupakan kewajiban bagi semua Kadet atau Taruna Akademi Militer? Tidak jelas. Secara resmi dinyatakan bahwa kewajiban itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Taruna (yang kelak jadi Perwira), dan demi kesempurnaan

What Did Shellwynn Do To Johann?

How could Johann an army officer who possessed a black belt karate could not resist the sexual encounter of Shellwynn? Baik Shellwynn maupun Johann jika dilihat dari luar adalah lelaki normal. Keduanya menikah dan punya seorang anak. Penampilan dan profesi Shellwynn sangat berbeda dengan Johann. Wajah Shellwyn bernuansa Eropa, terutama karena warna kulitnya yang terang dan hidungnya

What Did They Do To Me In Captivity?

He was abducted not because of political reasons but for sexual reasons instead. His magnificent body had attracted the rebels to take him into captivity in order to take turns enjoying his big cock, ass, nipples and armpits. Abdul Rasyid, putera Aceh asli dari Blang Pidie adalah seorang mahasiswa di suatu fakultas di Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Dia bukan aktivis politik

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story