Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Swimming In A Deserted Pool

by Bagus Errwynn


Waktu peristiwa ini terjadi, abang iparku menjabat komandan batalyon dari tentara di suatu negara (yang tak perlu kusebut nama negaranya). Asrama batalyon itu terletak di luar kota dan abangku tinggal di rumah dinas dalam kompleks asrama itu. Kalau hari libur aku sering menginap di rumah abang ipar atau kakakku itu. Mereka tidak dikaruniai anak sampai sekarang. Kadang-kadang kalau abang iparku pergi ke luar kota, kakakku harus ikut mendampingi suaminya sebagai isteri komandan batalyon. Tidak jarang mereka berangkat pada hari Sabtu atau Minggu karena acara atau upacara yang harus mereka hadiri dilaksanakan pada hari Senin berikutnya. Jika sudah demikan aku jadi sendirian di rumah besar itu bersama pembantu rumah tangga mereka. Untunglah di batalyon itu banyak perwira muda yang masih bujangan. Mereka umumnya baik dan ramah padaku, apalagi aku adik ipar komandan mereka. Salah seorang yang palimg menarik perhatianku adalah Bang Rizki. Ia adalah seorang komandan peleton berpangkat Letnan Dua dan mungkin belum terlalu lama tamat dari akademi militer. Bang Rizki orangnya ramah dan ganteng. Sebagai tentara, apalagi ia di kesatuan elit, tentulah dia termasuk perwira pilihan. Tidak heran jika tubuhnya sangat atletis dan berotot. Kulitnya putih dan kumis serta janggutnya yang dicukur rapih itu tampak membekas jelas. Orangnya cerdas dan gayanya nyata sekali terlihat tangkas!. Bang Rizki tinggal di Mess Perwira bersama sekitar 4 orang perwira lainnya. Di Mess Perwira ada 6 kamar. Jadi mereka bisa tinggal masing-masing satu kamar sendirian. Walaupun sebetulnya tiap kamar dimaksudkan untuk dua perwira. Dia memilih kamar paling depan. Kalau aku main ke Mess Perwira, Bang Rizki hampir selalu ada di rumah. Dia jarang ke luar asrama. Walaupun kalau Sabtu-Minggu penghuni mess itu boleh bergantian memakai mobil dinas untuk pesiar. Mobil dinas itu jarang terpakai, karena para perwira itu biasanya menggunakan mobil pribadi milik salah satu keluarga mereka atau menggunakan sepeda motor pribadi. Dua di antara perwira yang tinggal di Mess itu anak orang kaya (termasuk Bang Rizki). Tetapi mereka malu membawa mobil pribadinya ke asrama. Aku pernah tanya kenapa Bang Rizki sering di rumah, dia selalu mengatakan bahwa ia mau istirahat atau mau nonton TV saja. Kadang-kadang hari Minggu atau sabtu pagi Bang Rizki mengajak aku berenang ke pemandian yang terletak kira-kira 20 km dari asrama. Pemandian itu sepi karena letaknya terpencil. Biasanya hanya kami berdua saja yang memanfaatkan kolam renang itu. Bang Rizki senang memakai celana renang yang minim dan rendah. Sehingga aku bisa diam-diam mencuri pandang tubuh Bang Rizki sepuas-puasnya. Otot biseps dan trisepsnya ketat. Otot dadanya menonjol ke depan dengan dua puting susu yang juga ketat dan melenting. Otot perutnya juga ketat yang rata. Rambut ketiak dan bulu kakinya ada tapi hanya sedikit. Dadanya jantan tapi tak berambut. Sesudah berenang biasanya kami mandi di kamar bilas - telanjang bulat berdua. Di situ aku makin mengenal Bang Rizki luar-dalam. Kontolnya lumayan, disunat cukup ketat ("high and tight") dengan jembut sekedarnya. Karena sudah biasa dekat dengan Bang Rizki aku tidak terangsang melihat ketelanjangannya. Tapi terkadang, kalau melihat lengannya yang kekar aku malah suka berdebar-debar. Untunglah Bang Rizki sering di rumah, jadi aku punya teman, kalau tidak aku bisa suntuk sendirian. Aku lebih suka menemui Bang Rizki di Mess daripada dia yang datang ke rumah dinas komandan. Aku tahu tentu dia risih jika harus datang di rumah komandannya. Apalagi di Mess banyak mainan, ada meja pingpong, ada bola sodok, ada lapangan badminton, ada alat fitness, kartu, catur, halma, majalah dan banyak lagi. Di samping itu bagiku cukup menyenangkan ngobrol dengan perwira-perwira muda yang gagah-gagah itu. Tapi aku paling merasa cocok ngobrol dengan Bang Rizki karena wawasannya luas, apalagi di pernah tinggal di luar negeri ikut orang-tuanya. Bang Rizki jadi tentara karena benar-benar hobby militer. Sebetulnya orangtuanya ingin ia jadi sarjana atau mengambil profesi lain di luar militer. Tapi ia sendiri merasa tentara adalah panggilan jiwanya. Dia bersemangat sekali jika bercerita tentang kehidupan militer yang dia banggakan itu. Aku kagum akan prinsip hidupnya, kesungguhan dan keseriusannya, dan tentu pada kegantengan dan ke-kekaran tubuhnya. Makin dekat aku pada Bang Rizki makin kagum aku padanya. Orangnya correct, galant, ramah, entah apa lagi yang hebat-hebat. Aku bayangkan tentu kelak isterinya sangat berbahagia punya suami seperti Bang Rizki. Tapi dia tidak pernah cerita tentang pacarnya atau tentang hubungannya dengan cewek-cewek. Aku sendiri tidak mau tanya-tanya masalah pribadi pada Bang Rizki. Kalau aku sedang menginap di rumah abang iparku, kadang-kadang Bang Rizki piket. Jika piket biasanya dia keliling asrama, patroli dengan mobil dinas, dia juga patroli ke daerah sekitar asrama dalam radius 5 km (dengan perubahan situasi negara, mungkin sekarang patroli seperti itu sudah tidak dilakukan lagi). Kadang-kadang aku ikut menemaninya. Maka aku berduaan saja dengan bang Rizki dalam mobil Jeep Toyota dinas itu. Tapi tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Pada suatu Minggu pagi aku pergi lagi berenang dengan Bang Rizki di pemandian. Karena hari masih pagi, pukul 07:30. Tempat itu betul-betul sepi. Kami melepaskan baju luar dan langsung masuk kolam. Biasanya Bang Rizki berenang sistematis sekali. Seperti orang mau bertanding. Aku biasanya ikut-ikutan, tapi ternyata cukup melelahkan. Sehingga aku harus sering-sering istirahat. Pagi itu aku merasa Bang Rizki agak pendiam, seperti menyimpan sesuatu perasaan. Setelah sekitar satu jam latihan, Bang Rizki mengajak pulang. Maka kami pun masuk ruang bilas, seperti biasa mandi berdua telanjang bulat. Tapi kali ini aku seperti melihat Bang Rizki yang lain. Begitu aku melepaskan celana renang langsung ia menerjang tubuhku. Dengan bernafsu aku didorong ke lantai kamar mandi. Lalu langsung menindihi aku dan menggosok-gosokkan dada dan perutnya yang kekar dan berotot serta dan kontolnya yang besar menegang ke bagian depan tubuhku yang terlentang dan telanjang bulat itu. Aku kaget dan salah tingkah. Baru aku mau mengingatkan dia dan menyebut "Bang Riz..", dia sudah terlanjur melumat bibirku dengan bernafsu, lalu wajahku, leherku, dadaku dijilati , puting susuku dikulum, terus kontolku di hisap-hisap sampai aku ngaceng. Ketika aku ngaceng dia menggosok-gosokkan lagi kontolnya kekontolku, main pedang-pedangan. Akhirnya kami jadinya bersamaan memancarkan air mani yang sejuk, ia ke perutku, aku ke daerah kemaluannya. Bang Rizki-ku seperti lupa diri, bahkan aku diperlakukan seperti benda mati yang dijadikan alat pemuas nafsunya. Kemudian dia membalikkan badanku dan mmebikin aku menungging dan lansung menyodomi aku. Aku menurut saja. Dalam batinku, aku berkata : "Silahkan Bang, teruskan Bang Rizki-ku, puaskanlah nafsumu, nimatilah tubuhku. Aku memang diciptakan untukmu!" Setelah dia orgasme kedua kali. Tiba-tiba dia seperti sadar dan kaget!. Aku ditariknya bangun, lalu dibimbing ke bawah shower, dia memandikan aku, menyabuni aku dan mengeringkan badanku dengan handuk. Seperti orang bengong dan melamun. Lalu kami berpakaian dan berjalan ke mobil. Setelah duduk di belakang setir mobil tiba-tiba Bang Rizki menunduk dan menangis tersedu-sedu dan berkata "Maafkan Abang Wynn, ampuni Abang Wynn, Abang khilaf Wynn" dia menangis lama sekali. Itulah pertama kali aku melihat Bang Rizki-ku yang aku kagumi bersikap menghinakan diri seperti itu! Aku yang baru "diperkosa" jadi kebingungan. Akhirnya, aku peluk dia aku usap-usap punggungnya yang ketat dan keras sambil menghibur dia, "Sudah Bang. Nggak apa-apa, Errwynn maafkan. Erwynn nggak marah sama Bang Rizki dan Errwynn tidak akan bilang pada siapa-siapa". Lalu dengan tersedu-sedu dia berkata lagi "Bunuh Abang, Wynn, bunuh Abang, tidak ada gunanya Abang hidup lagi". Aku peluk dia mesra sambil berkata, "Sudah Bang, nggak apa-apa, ini jadi rahasia kita berdua". Kemudian kuberi dia minum air yang sengaja kami bawa dalam mobil. Lalu kucium pipinya. Agar dia yakin bahwa aku betul-betul tidak marah. Kuminta dia pindah duduk, dan aku yang menyetir mobil. Sebetulnya aku tidak boleh menyetir mobil dinas militer, tapi daripada Bang Rizki bunuh diri, atau kami bedua celaka, aku nekat saja. Di perjalanan pulang kami berdiam diri saja dan Bang Rizki melamun terus. Sesampainya di Mess, Bang Rizki sempoyongan matanya merah. Untung tidak ada orang lain di Mess. Aku papah dia ke kamar dan aku baringkan dia di tempat tidurnya. Kemudian, aku bisikkan dengan mesra "Bang Rizki, Errwynn sayang sama Abang, Errwynn cinta sama Abang. Errwynn bahagia Abang mau berbuat pada Errwynn". Dia tampak mulai tenang, lalu menarik leherku dan mencium bibirku. Kami berpelukan lama sekali. Aku berlalu dan kembali ke rumah abangku, lalu cepat-cepat pulang ke rumah. Aku tidak pernah lagi menginap di rumah abang iparku. Kebetulan sebulan setelah peristiwa itu abang iparku pindah tugas. Aku tidak pernah mendengar tentang Bang Rizki lagi dan aku tidak tahu dimana Bang Rizki-ku sekarang.

###

17 Gay Erotic Stories from Bagus Errwynn

A Test Of The Endurance Towards Pain

Is it true that a soldier must be able to endure severe pain? So that the training must also include how to deal with pain? But the instructors create a torture that create pain like hell! Temanku Johann terpilih jadi Komandan Capratar. Karena memang dia punya banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan Capratar lain. Capratar atau Calon Prajurit Taruna adalah sebutan untuk Taruna

A Wonderful And Heavenly Time With Arief

To share the room with Arief in Australia was such an enjoyable and heavenly experience in my life. Sudah sejak lama aku tertarik kepada Arief (M. Arief S. Suditomo) seorang penyiar berita di TV. Tetapi, para pembaca yang terhormat perlu ingat bahwa ada ribuan penyiar bernama seperti itu. Jika ada persamaan dengan nama seseorang, tentulah itu semata-mata suatu kebetulan atau

Come Across A Celebrity

I have never imagined that one day I will be able to know him in person and much more to enjoy and to taste his body. Aku adalah seorang manajer gedung pencakar langit. Gedung itu milik suatu perusahaan besar yang bergerak di bidang property. Karena letaknya strategis dan rancangan serta lay out-nya menarik, gedung itu sering dijadikan tempat shooting untuk iklan, video clips maupun

Diperkosa Dua Orang Pelatih

Peristiwa ini terjadi waktu aku masih berusia 18 tahun. Ketika itu aku jadi Kadet (Taruna) di suatu akademi militer yang tak perlu kusebut di negara mana. Keinginanku jadi tentara semata-mata karena aku hobby dengan kegiatan di lapangan yang bersifat kemiliteran dan kelaki-lakian. Tidak ada latar belakang ekonomi, ambisi politik, ambisi kekuasaan ataupun terpikat baju seragamnya.

Hanya Karena Terlambat Melapor

Setiap hari Sabtu dan Minggu setiap Prajurit Dua (Prada) mendapat Izin Bermalam (IB) di luar asrama kesatuan. Prada di negaraku, umurnya rata-rata sekitar 18 - 20 tahun. Karena terbatasnya lapangan kerja di negaraku (tak perlu kusebut negara mana), banyak di antara Prada itu berpendidikan umum high school (sekolah menengah atas). Padahal sebetulnya persyaratannya cukup pendidikan umum

Jeffry My Best Friend

This is what happened during my cadet days in the Military Academy. Pengalaman ini aku alami sewaktu aku masih menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer di suatu negara yang tidak perlu aku sebutkan. Pada masa itu, sangat lazim bahwa kekejaman diterapkan kepada kami para Taruna. Apakah sekarang cara-cara sadis dalam pendidikan militer masih diterapkan di negara tersebut, aku tidak

Mess Perwira

Aku seorang tentara dari suatu negara. Di Malaysia disebut Tentara Darat Di-Raja atau Royal Army. Aku berpangkat Kapten dan menjabat sebagai perwira yang bertanggungjawab di bidang intelijen, penegakkan hukum militer dan disiplin. Komandanku berpangkat Letnan Kolonel dan dalam cerita ini akan aku sebut "Komandan" saja. Walaupun sebetulnya aku ingin sekali menyebutkan namanya, karena aku

My Father's Aide De Camps

Ayahku seorang perwira tinggi suatu angkatan yang tak perlu aku sebutkan di negara mana. Sebagai pejabat militer penting dengan pangkat berbintang-bintang dia didampingi seorang ajudan, namanya Jeffri berpangkat Letnan Satu. Ajudan dalam Bahasa Inggris disebut ADC atau Aide De Camps. Tugas ajudan adalah melancarkan pekerjaan dari pejabat yang didampingi termasuk mengatur waktu dan

My Terrible Experience as Cadet

The terrible thing to be a cadet is that the instructors or the senior cadets always have good reasons to punish, either for minor infractions or just for reasons they just make it up. Saat aku menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer, dampak psikologis dari perlakuan keras, kejam dan sadis terhadap Taruna nyaris tidak diperhitungkan. Apalagi masa Latihan Dasar Militer atau Masa

Swimming In A Deserted Pool

Waktu peristiwa ini terjadi, abang iparku menjabat komandan batalyon dari tentara di suatu negara (yang tak perlu kusebut nama negaranya). Asrama batalyon itu terletak di luar kota dan abangku tinggal di rumah dinas dalam kompleks asrama itu. Kalau hari libur aku sering menginap di rumah abang ipar atau kakakku itu. Mereka tidak dikaruniai anak sampai sekarang. Kadang-kadang kalau

Taken Hostage By Free Aceh Movement

It was just a good luck that being a serviceman I was freed unharmed by the Aceh Free Movement men after taken hostage for almost one month. But I had to serve the needs of these men. Kejadian ini bagaikan mimpi. Ketika itu aku menyamar sebagai "orang sipil" dengan mengubah potongan rambutku, cara berpakaian, cara bersikap bahkan cara bicara. Tugasku di bidang intelijen

The Enjoyable Pain And Happiness Of A Cadet

To be a Cadet of the Military Academi was my obsession as a teenage. I was very happy when I passed the test and accepted to join the Military Academy. Really, I got what I wanted : the enjoyable pain and happiness! Dapatkah anda bayangkan apabila anda sehari-hari dikelilingi oleh pria-pria ganteng yang wajahnya mirip Donny Kesuma (yang ganteng dan atletis), Anjasmara (yang ganteng),

The High School Next To The Military Academy

Those high school students who want to become a cadet in the military academy have to attend an orientation course which is quite (sexually) impressive. Waktu aku masih bertugas sebagai instruktur di akademi militer suatu negara (yang tak perlu kusebut namanya) ada kegiatan yang disebut Orientasi Pelajar. Kegiatan ini hanya bisa diikuti oleh murid laki-laki dari sekolah menengah

The Military Detention Centre

I never imagined that in this modern times a military detention centre still has a torture chamber. Aku memanggilnya Bang Jeffri karena dia kakak kelasku di Akademi Militer (tak perlu kusebut di negara mana). Kami hanya berbeda satu tahun dan aku sebetulnya cukup dekat dengan Bang Jeffri. Waktu masih jadi Taruna di Akademi Militer, Bang Jeffri termasuk Taruna Senior yang gemar

The Strange Policy In The Military Academy

The Military Academy has a strange policy of making circumcision obligatory to all of its cadets. Bagaimana sejarahnya hingga sunat (khitan atau sirkumsisi) merupakan kewajiban bagi semua Kadet atau Taruna Akademi Militer? Tidak jelas. Secara resmi dinyatakan bahwa kewajiban itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Taruna (yang kelak jadi Perwira), dan demi kesempurnaan

What Did Shellwynn Do To Johann?

How could Johann an army officer who possessed a black belt karate could not resist the sexual encounter of Shellwynn? Baik Shellwynn maupun Johann jika dilihat dari luar adalah lelaki normal. Keduanya menikah dan punya seorang anak. Penampilan dan profesi Shellwynn sangat berbeda dengan Johann. Wajah Shellwyn bernuansa Eropa, terutama karena warna kulitnya yang terang dan hidungnya

What Did They Do To Me In Captivity?

He was abducted not because of political reasons but for sexual reasons instead. His magnificent body had attracted the rebels to take him into captivity in order to take turns enjoying his big cock, ass, nipples and armpits. Abdul Rasyid, putera Aceh asli dari Blang Pidie adalah seorang mahasiswa di suatu fakultas di Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Dia bukan aktivis politik

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story